Chapter 1 : Manusia Terlemah

1217 Words
- Jepang, Prefektur Kanagawa - Tachibana Jun. Itu adalah nama pemuda yang sedang keluar dari minimarket. Dengan membawa satu kantung plastik berisi telur dan s**u, dirinya berjalan seolah ingin bergegas pulang ke rumah. Sinar matahari yang cukup terik dan keramaian di sekitar sana benar-benar membuat perasaannya tidak enak. “Ah… ramai sekali….” Jun terlihat seperti pemuda yang berumur 22 tahun. Dengan pakaiannya yang terlihat cukup lusuh itu, semua orang dapat mengetahui bahwa Jun bukanlah orang dengan latar belakang berada. Dia hanya hidup bersama sang ibu dan satu adik perempuannya di sebuah apartemen yang di tengah tenggat hutang. “Aku harus segera pulang….” Ketika Jun ingin berjalan pulang, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti ketika ratusan orang yang terkumpul di sana mulai bersorak ria. Waa! Waa! Jun yang kebingungan berusaha menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dan ketika dia melihat dari antara kerumunan, jauh di depan sana terdapat sekumpulan orang dengan perlengkapan perang layaknya ksatria dalam novel-novel fantasi. Pria gagah yang bersama dengan rekan-rekannya keluar dari dalam Gate monster dan membawa satu bangkai naga raksasa berukuran 10 kaki atau 3 meter lebih. Jun yang melihat laki-laki tersebut pun sudah tahu siapa orang itu. Dia adalah Mibuchi Alexander. Teman saat dirinya masih SMA, seorang blasteran dari ibu asal amerika dan ayah asal jepang dan memiliki Guild rank 1 di jepang, Virgorous. “Alex?!” Kedua mata Jun terbuka lebar seolah terkejut melihat hantu. Namun, tatapan mata itu bukanlah seperti orang yang ketakutan. Melainkan penuh dengan amarah yang di pendam layaknya api yang membara. Sedangkan Alex sendiri membalas sambutan ria dari orang banyak itu. “Hahaha! Terima kasih, terima kasih! Guild Virgorius baru saja menyelesaikan Gate merah. Ini semua berkat dukungan kalian kami bisa menjadi sekuat ini!” “Aku dan rekan-rekan guild ku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik demi melindungi kalian semua!” Ucapan dari Alex membuat orang banyak semakin bersorak ria. Para wanita yang tergila-gila dengannya berusaha untuk memanggil namanya dan mendapatkan perhatiannya. Di sisi lain, Jun berusaha menenangkan dirinya dan memalingkan pandangannya. Dia berjalan seolah berusaha untuk tidak terlibat dengan hal itu semua. Dan di kala dirinya sedang berjalan di tengah kerumunan, kedua mata Alex melihatnya dan sontak memanggilnya. “Jun?! Kau Jun bukan?!” Langkah kaki Jun sontak terhenti ketika Alex memanggil namanya. Begitu juga dengan sorakan ria orang banyak yang berhenti dan ikut melihat ke arah Jun. Seluruh tatapan mata tertuju kepadanya dan tekanan batin mulai menghantuinya. Tatapan mata ratusan orang yang ada di sana menyiratkan satu pertanyaan yang sama. “Siapa orang itu?!” Kecemburuan yang di rasakan oleh ratusan orang yang berusaha mendapatkan perhatian Alex, kini malah harus melihat seorang pemuda menyedihkan seperti Jun lah yang mendapatkan perhatiannya. Di sisi lain, Alex berjalan menghampiri Jun dengan senyuman ria. “Jun! Wah, sudah hampir dua tahun kita tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?!” tanya Alex “A-ah! A-aku baik-baik saja….” Sahut Jun dengan memalingkan pandangannya seolah sedang ketakutan Alex memukul pundaknya dengan pelan seolah teman dekat yang berusaha menenangkannya. “Syukurlah! Aku pikir setelah kejadian dua tahun yang lalu akan ada hal buruk terjadi padamu! Kelihatannya kau masih belum menyerah ya!” ucap Alex sembari tersenyum Di sisi lain, Jun masih menunduk seolah tak berani menatap Alex di matanya. Dan juga, tatapan ratusan orang di sekitar terasa betapa cemburu dan kesal melihat seorang hunter di guild rank satu berbicara dengan seorang pecundang sepertinya. Dan tiba-tiba saja, Alex yang sebelumnya tersenyum pun mulai mendekati Jun hingga berbisik di telinganya. “Hei, kenapa kau masih belum mati juga?” bisik Alex Dari kalimat itu sontak membuat tubuh Jun merinding ketakutan mendengar ucapan Alex. “Setelah semua hal itu, apa tidak ada satupun pikiran yang melintas di kepalamu untuk bunuh diri? Jika aku jadi kau, aku pasti sudah bunuh diri loh. Di tindas dengan mudah, di hina sesuka hati orang-orang, menyedihkan sekali!” “Zaman sudah berubah, Jun.. Kau telah menjadi ulat yang melata di tanah dan tidak akan bisa menggapai elang yang terbang tinggi di langit sepertiku” Ucapan teror dari Alex benar-benar membuat isi kepala Jun berubah hitam dan penuh ketakutan. Tubuhnya yang gemetar tak terkendali dan pikirannya melayang entah kemana hanya terbayang dengan ratusan teriakan orang yang menghinanya. Dengan sentuhan terakhir…. “Terimalah kenyataannya, Jun. Kau itu… LEMAH!” ucap Alex Kata-kata terakhir yang memukul Jun tepat di dalam batinnya itu membuat dia kehilangan tenaga dan terjatuh di tanah dengan wajah terkejut menatap Alex. BRUK! Kedua matanya melirik ke kiri dan ke kanan. Semua tatapan tertuju akan hal yang sama. Mereka melihat Jun dengan tatapan menyedihkan karena terjatuh di tengah-tengah dan berwajah ketakutan. “Apa-apaan dia?” “Ketakutan? Hunter yang memimpin guild nomor satu sedang berbicara padanya tahu!” “Dasar tidak sopan!” Apapun yang Jun lakukan, dia akan di nilai menyedihkan di mata masyarakat yang ada. Alex yang sebelumnya berbisik menjatuhkannya, memasang wajah palsu dan mengulurkan tangannya untuk membantunya. “Kau tak apa, Jun?!” tanya Alex Jun sangatlah kesal melihat aksi palsu dari Alex yang berpura-pura baik kepadanya. Namun, sebagai manusia normal yang tak memiliki kekuatan apapun, dia hanya bisa terdiam dan memendam amarahnya. Dan dirinya langsung beranjak bangkit berdiri dan berlari dari kerumunan itu secepat mungkin. Nafasnya yang terengah-engah seolah penuh dengan ketakutan. Pikirannya berubah menjadi hitam dan hanya bertujuan untuk lari secepat mungkin. Jun mengambil jalan pintas dengan memasuki sebuah gang kecil. Namun, dirinya yang terburu-buru pun tak melihat sekitarnya dengan jelas, dan berakhir menabrak seorang laki-laki. BRUAK!! “AGH!” Jun yang menabrak pun terjatuh hingga kepalanya terbentur. Dia berusaha untuk bangkit kembali sembari memegang kepalanya yang kesakitan. “Uuhh!” Saat Jun ingin membuka matanya, tiba-tiba saja kerah bajunya di tarik ke atas dan wajahnya di hantam oleh pukulan keras. BUG! “Argh!” erang Jun “Dasar b******k! Kau buta ya, hah?! Kalau jalan itu lihat-lihat tahu!” teriak laki-laki yang sebelumnya di tabraknya Jun yang membawa sekantung plastik penuh dengan s**u dan telur pun mengotori tubuh laki-laki tersebut dan membuatnya marah. Dua sekawannya yang berada di samping ikut memukul Jun dengan berbagai macam cara dan tiada ampun sama sekali. Duag... bug… bag… buag! “Argh! Ugh!” Tak bisa melawan balik karena kalah dalam jumlah dan kekuatan. Jun hanya bisa terkapar di atas tanah dengan tubuhnya yang babak belur sehabis di pukuli oleh sekumpulan laki-laki itu. Tak ada belas kasih yang di tunjukan dari kesalnya mereka. “Huh! Dasar sampah! Setidaknya kau bisa melawan balik kan?” “Ayo pergi!” “Cuih!” Air ludah yang di buang oleh salah satu lelaki itu terjatuh tepat di tubuhnya. Jun yang babak belur berusaha untuk bangkit berdiri, namun tubuhnya terus menerus menolah dan kembali terjatuh di tanah. BRUK! Perasaan kesal mulai mengambil alih tubuhnya. Jun membenci dirinya yang lemah pada saat ini. Tidak bisa melakukan apapun untuk melawan balik, dan hanya berdiam diri di tindas oleh orang lain. Kepalanya yang di putar ke samping, melihat satu butir telur yang tersisa dan tidak pecah karena benturan Jun bersama laki-laki sebelumnya. Dia meraih dan mengambil telur tersebut sebagai sisa terakhir yang dia butuhkan. Di gang kecil itu, dia merentangkan tubuhnya dan menutup matanya dengan lengannya. Air mata yang mewakilkan perasaannya yang campur aduk itu mengalir secara perlahan. “Sial! Kenapa… aku harus mengalami ini semua?!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD