bc

JEBAKAN CALON KAKAK IPAR

book_age18+
156
FOLLOW
1.7K
READ
HE
forced
drama
city
like
intro-logo
Blurb

Saat Felisha sedang merencanakan pernikahan dengan pria bernama Clay Sanjaya, dia tidak tahu bahwa malapetaka datang menjemputnya. Kevin yang merupakan kakak dari tunangannya justru dengan kejam memaksa dan membuat Felisha mengandung anaknya.

Ancaman demi ancaman Felisha dapatkan dari seorang Kevin Sanjaya, pria yang telah menodainya dengan paksa, hingga Felisha terpaksa menuruti segala keinginan pria itu termasuk menikah dan melahirkan anak untuknya.

Sayangnya cinta Felisha terlalu dalam untuk Clay, sehingga dia rela bermain api di belakang Kevin. Kevin bukan pria bodoh yang mudah dikelabui oleh Felisha, peringatan pun dia layangkan pada sang istri saat rumah tangganya goyah.

Demi mengembalikan keadaan, Kevin mulai menjauhi Felisha, bersikap dingin dan menjadi pria yang arogan, disitulah Felisha akhirnya mengerti satu hal bahwa cintanya hanya untuk Kevin, bukan Clay.

Namun, mampukah Felisha merubah sikap Kevin atau justru dia benar-benar membuat pria itu menjauh darinya?

chap-preview
Free preview
BAB 1. Pesta Pertunangan.
“Felisha, Clay! Selamat yah. Kami tunggu undangan pernikahan kalian,” ucap salah seorang sahabat kantor mereka. “Eh, Makasi yah. Sana makan dulu, acaranya buat anak-anak muda sampai pagi, santai aja.” Clay terlihat sangat bahagia begitu juga dengan Felisha. Semakin malam acara mereka semakin ramai dihadiri oleh teman-temannya. Bukan hanya teman-teman Clay, tetapi juga ada juga banyak temannya Kevin yang saat ini sedang meneguk minuman alkohol termahal. “Clay! Selamat atas pertunangan kamu, adikku! Sini dong, kita minum bareng,” panggil Kevin sambil tersenyum miring. “Kev! Aku nggak bisa minum banyak, nanti nggak ada yang ngantarin Felisha pulang,” kekeh Clay lalu mengambil satu sloki yang sudah dituang penuh minuman berwarna coklat oleh kakaknya. “Santai aja. Ada, banyak orang di sini yang bisa ngantar tunangan kamu pulang, ada aku juga kan. Masa, kamu nggak percaya sama aku, kakak kandungmu sendiri. Ayolah, dua bulan lagi, kamu bakal ngelangkahi aku nih. Jadi malam ini, kamu harus temani aku minum sampai pagi,” pinta Kevin sambil merangkul adiknya. Clay pun terbahak dan langsung dengan riang meneguk beberapa sloki minuman keras, lagi dan lagi. Hingga tepat pukul satu malam, dia sudah tidak sanggup berdiri lagi. Clay sudah mabuk berat, Kevin menyeringai saat melihat adiknya tidak sadarkan diri. Dia juga melihat Felisha yang masih asik berjoget di depan bersama teman-temannya. “Fel, itu Clay mabuk berat, nanti biar Clay diantar sama supir. Kamu, pulang sama aku aja.” Felisha tertawa melihat Clay yang sudah tergeletak tidak berdaya. “Iya, Bang. Clay ini, kalau sudah senang selalu nggak pernah ngukur kemampuannya. Tapi, Felisha pulangnya masih lama loh Bang Kev, mau nungguin Feli?” tanya calon adik iparnya ini. “Hem, nggak apa-apa. Abang, juga masih mau minum kok. Kamu, mau apa? Long island atau civas?” tanya Kevin bersiap memesankan minuman untuk Feli ke bartender yang merupakan temannya sendiri. “Long Island boleh deh, Bang. Biar malam tidurnya nyenyak,” kekeh Feli. “Okay!” Kevin lalu memesankan minuman tersebut sesuai pilihan Felisha. Sedangkan Felisha kembali asik berjoget dan tertawa riang gembira bersama para sahabatnya. “Gila kamu yah, punya calon suami seganteng itu, anak baik-baik, kaya pula. Uda gitu, dapat kakak ipar tampan dan macho abis, kenalin dong, Fel!” goda salah satu sahabatnya. Menanggapinya Feli hanya tertawa. “Kenapa kamu nggak sama abangnya aja?” tanya salah satu temannya yang lain. “Yah, aku cintanya sama adiknya. Lagian, Abang Kevin itu susah ditebak pikirannya. Nggak kayak Clay, yang seperti ilmu pasti. Nggak penuh dengan teka teki,” kikih Feli, lalu menerima segelas long island dari Kevin yang datang mengantar minuman tersebut lalu membopong Clay untuk dititipkan ke supir pribadinya. Entah kenapa, saat asik berjoget, Feli tiba-tiba saja merasa pusing dan meminta ijin kepada temannya untuk duduk di kursi sofa. Ia lalu bersandar dengan nafas yang tersengal, tubuhnya juga penuh keringat dingin. Pandangannya lantas menjadi kabur. “Fel, kamu kenapa?” “Abang Kevin?” panggil Felisha dengan mendesah dan wajahnya terlihat memerah. “Kita balik yah? Aku antarin,” ajak Kevin. “Iya, Bang. Kok panas yah, Bang?” tanya Feli masih memegang kepalanya dan mengibas-ngibaskan kedua tangan di lehernya. Kevin hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. Dia lalu membantu Feli untuk masuk ke dalam mobilnya. Felisha semakin kepanasan di dalam mobil walau pendingin ruangan sudah dinyalahkan. “Clay?” racau Feli sesekali memanggil nama tunangannya. “Ini Kevin, bukan Clay.” Kevin menyahut dan masuk ke dalam parkiran eksekutif pada sebuah gedung apartemen mewah yang ada di Jakarta Selatan. “Oh, Abang Kevin, hem … aku kepanasan, Bang,” racau Felisha mulai kehilangan kesadarannya dan akal sehatnya. Kevin tidak menghiraukannya dan segera menuntun Feli untuk naik ke lift, menuju ke Penthouse miliknya yang berada di paling atas Gedung mewah ini. Sesampai di dalamnya, barulah Kevin mulai bereaksi. “Kenapa, dulu kamu nolak aku, Fel? Padahal, kamu tau kan? Kalau aku lebih mapan dari adikku dan aku sudah suka sama kamu dari jaman kuliah. Kamu menolak aku tapi kamu malah pacaran sama adikku. Kamu, tau nggak rasanya itu, sangat menjengkelkan,” desis Kevin. Feli masih tidak sadar, yang dirasakan olehnya hanya pusing, kepalanya berputar dan hanya mendengar sedikit potongan-potongan suara Kevin. Sangking kepanasannya Feli langsung membuka gaun panjang dipakainya. “Malam ini, aku akan merebut kamu dari Clay, Feli. Aku, sudah cukup muak melihat Clay menyentuh bibir ini,” desis Kevin seraya melumat bibir Feli dengan rakus. “Aku juga kesal, setiap kali aku melihat dia memeluk tubuhmu, melingkarkan tangannya di pinggangmu, aku tidak suka!” kembali Kevin meluapkan emosinya dengan menyentuh seluruh tubuh Feli yang hampir polos. “Bang, jangan Bang,” lirih Feli sesaat mencegah tangan Kevin ketika kesadarannya hinggap walau sebentar. “Jangan, kamu bilang?! Kenapa, kamu nggak tunangan sama orang lain? Kenapa harus sama adik kandungku, hah?! Kamu sengaja, buat aku cemburu?! Kamu sengaja buat aku selalu nggak bisa move on, iya?!” Kevin yang dikuasai oleh sedikitnya minuman keras juga mulai kalap dan meluapkan emosinya tanpa terkontrol. Dengan tenaganya Kevin lantas mencengkeram kedua pergelangan tangan Felisha hanya dengan satu tangannya. “Malam ini juga kamu harus jadi milikku,” geram Kevin mulai gelap mata. Pandangannya telah diselimuti oleh kabut birahi yang tak tertahankan. Rencananya untuk memperkosa Felisha malam ini, berhasil dilaksanakannya. Sesekali Kevin mengeram saat merasakan sensasi bercinta dengan perlawanan yang tidak berarti baginya. Mata Kevin terbelalak, tidak menyangka jika wanita dalam kungkungannya ini belum pernah tersentuh. “Hentikan, Bang! Ini sakit! Jangan, Bang!” tangis Felisha lebih terdengar seperti racauan pilu di telinga Kevin. Tapi, Kevin sama sekali tidak menghiraukannya. Dia memang sudah berniat untuk menghamili Felisha. Entah berapa kali, Kevin menggauli Felisha malam itu. Hingga, saat pagi hari, Felisha mengerjabkan matanya, dia merasakan tubuhnya sakit semua apalagi pada bagian pinggang ke bawah. “Perih sekali, ssstt … Oh Tuhan,” lirih Felisha sambil memegang kepalanya yang masih berputar. Ia lalu melihat ke kiri dan ke kanan, tidak ada orang di sana. Lalu, Felisha membuka selimut dan mendapati tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Felisha terkejut, matanya terbelalak, buru-buru ia tutup kembali tubuhnya. Diliriknya seprai ranjang tersebut, ia melihat ada bercak darah yang cukup banyak. “Ya Tuhan! Apa yang terjadi semalam?” gumam Felisha menahan tangis. Lalu pintu kamar mandi terbuka lebar, terlihat seorang pria yang dikenalnya keluar dengan handuk terlilit di pinggangnya. “Apa yang terjadi?!” tanya Felisha panik. “APA YANG SUDAH TERJADI, BANG?!” teriak Felisha semakin panik. Berbarengan dengan suara ponselnya berdering, nama Clay tertera pada layar ponsel tersebut. Dengan tangan gemetar, Felisha menerima panggilan masuk tersebut. “Felisha?! Feli, kamu di mana? Dari tadi aku hubungi kamu, tapi kamu tidak menjawab. Kamu di mana biar aku jemput.” Suara Clay terdengar khawatir. “Aku di …”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.4K
bc

My Secret Little Wife

read
95.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook