bc

Dua Luka Satu Cinta

book_age18+
23
FOLLOW
1K
READ
possessive
contract marriage
arranged marriage
arrogant
spiritual
polygamy
wife
husband
friends
selfish
like
intro-logo
Blurb

‘’Dear calon suamiku, aku tak meminta untukmu dalam kesempurnaan. Aku hanya ingin kita menyempurnaan semua bersama-sama meski aku hanyalah surga kedua’’.

Soraya Aisyah Rihadatus Sholihaha –

‘’Dear Soraya, Aku tak pernah memintamu dalam menyempurnakanku. Aku hanya minta kau bersabar hingga waktu menguatkanmu tuk ada di sampingku’’.

Rif’an Aufa Fatahillah –

Aku , aku adalah seorang gadis sederhana yang berusaha menjadi yang terbaik. Hal terbaik yang hanya aku inginkan adalah memberi kebahagiaan untuk kedua orang tuaku. Selain itu aku memiliki impian untuk menjadi seorang istri yang baik untuk pria yang ku cintai.

Alih-alih aku dapat menuju pelaminan dengan cepat ternyata waktu berkehendak lain padaku. Dia lagi-lagi memilihkanku untuk menunggunya. Menunggunya dari studi s2 nya di kairo. Hal itu sangat membuatku terpukul tapi aku tak ingin menghalangi langkahnya untuk menggapai impiannya. Aku memilih melapsnya tuk pergi s2 karena dalam hatiku selalu yakin padanya jika cintaku dan dia akan bersatu seiring waktu yang tepat.

Tiga tahun aku menunggunya namun ia tak kunjung datang padaku. Aku sangat berharap dia untuk pulang tapi aku justru mendengar berita jika kau melanjutkan studimu lagi. Aku hanya bisa pasrah meski dalam hatiku kecewa. Aku kecewa karena usiaku yang semakin bertambah dan ayahandaku yang selalu memintaku untuk segera menikah. Ayahandaku terus sakit-sakitan karena mendengar perkataan tetanggaku yang selalu menjelekkanku.

Aku terus berdoa hingga pada akhirnya takdir itu datang padaku. Datang bukan untuk menjadikanku istri pertama melainkan surga kedua untuk suami sahabatku sendiri. Dan semua berawal dari permintaan sahabatku untuk menjadikanku istri kedua dari suaminya. Takdir yang memilihku untuk menjadi surga kedua dalam prahara rumah tanggaku dan sahabatku.

Apakah soraya mampu menghadapi semuanya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Waktu ke waktu semua berjalan dalam hal yang berbeda. Kehidupan selalu berjalan dengan waktu yang terus berputar. Lalu lalang manusia berjalan dengan berbagai jalan. Ada yang melalui jalan kiri, Ada yang melalui jalan kanan dan ada pula yang melalui jalan tengah. Semua jalan yang mereka lalui memiliki pilihan serta resiko tersendiri. Sebagaimana kau mengambil buah dari keranjang yang kau petik. Apa yang kau petik memiliki berbagai variasi. Ada yang begitu segar dan menggiurkan namun memiliki rasa yang tak seperti ekspektasimu. Ada yang warnanya tak begitu segar dan tak menggiurkan namun memiliki rasa yang jauh lebih baik dari ekspektasimu. Dan itulah hakikat dari kehidupan yang sesungguhnya. Memiliki rotasi yang berbeda dan lintang rotasi yang bermacam-macam. Ini adalah sebuah bentuk cerita tentang diriku, seorang gadis sederhana yang rela menjadi istri kedua dari suami sahabatnya. Semua berawal dari permintaan sang sahabatku yaitu Ria Santika Ratnagara. Ria adalah sahabatku saat ku tengah belajar di pondok pesantren. Aku telah lama tak bertemu dengannya hingga pada suatu ketika takdir mempertemukan kami berdua. Dan tentunya dengan takdir dan tanda tanya misteri. Jika saja ayahandaku tak mendengarkan perkataan para tetanggaku mungkin saja semua tak akan terjadi seperti halnya sekarang. Semua berawal dari suasana di pagi hari. Seperti biasa aku bersiap untuk pergi mengajar ke sekolah namun sebelum aku pergi, aku tak lupa untuk membantu ibuku untuk memasak, mempersiapkan bekal untuk kedua adikku dan membersihkan rumah. Ku peluk tubuh ibundaku dari belakang sembari memberi kecupan untuk ibundaku. ‘’Assalamualaikum Ibundaku. Selamat pagi ibundaku,’’ sapaku. ‘’Walaikumsalam Putri Bunda. Pagi juga, Nduk,’’ jawab Ibunda tersenyum padaku, dapat ku lihat binar lembut pada bola matanya saat menatapku. ‘’Aduh aduh senyum Bunda manis pisan atuh,” godaku seperti biasa. Rasanya jika tidak menggoda bunda, ada yang kurang dari hatiku. ‘’Hilih-hilih nduk bisa aja ya pagi-pagi gini menggumbulnya,” balas Ibunda yang sudah terbiasa mendengar gombalanku. ‘’Bunda, Bunda tau apa yang lebih manis dari madu?’’ tanyaku sekali lagi untuk kembali menggoda wanita yang sudah melahirkanku ke dunia ini. Bunda yang tengah asyik menggoreng ikan menoleh ke belakang ke arahku,  ‘’Memang apa yang lebih manis dari madu?’’ ‘’Cinta ayahanda pada bunda saat mengucap ijab qabul,” gombalku sembari tertawa cekikikan. ‘’Haduh kamu itu ya bisa aja.’’ Ibundaku tersipu malu saat ku menggombalinya. ‘’Pagi Bundaa! Pagi Kakak garang aum!” teriak kedua adikku yang bergelayut manja pada ibundaku. Sudah menjadi kebiasaan kedua adikku, mereka akan selalu mengejekku dan aku hanya bisa pasrah saja melihat tingkah mereka, sudah biasa. Sku yang asyik memasak menoleh ke belakang. Sebuah seringaian kuberikan pada kedua adiku sambil membawa spatula yang dibuatnya untuk masak. Aku mengarahkan spatulanya pada kedua adikku seraya tersenyum sangat manis. ‘’Tadi bilang apa kedua adik kakak yang cantik dan ganteng ini?’’ ujarku yang membuat kedua adiknya ketakutan dan bersembunyi di belakang ibunda. ‘’Eh tadi bukan aku lho kak yang bilang, itu si arya kak bukan Ayu,” balas Ayu yang menyalahkan kakak laki-lakinya. ‘’Eh buset lu yu! Lu tadi juga ikut-ikutan ngeledekin kak soraya kenapa cuma gua yang salah etdahhhh.’’ ‘’Wlekkk bodo amatt .” Ayu menjulurkan lidahnya ke arah kakak laki-lakinya tanpa takut. ‘’Sini luuu!’’ sentaknya lalu mengejar sang adik, mereka berlarian kecil mengitari dalam rumah. Ya, inilah suasana rumahku yang tenang, bahagia penuh dengan canda dan tawa dari kedua adik kecilku. Kedua adik kecilku yang selalu membuat gelak tawa di keluarga soraya. Dan hal inilah yang menjadi kebahagiaan tersendiri untuk diriku. Aku hanya berharap kepada Tuhan, semoga tidak ada yang bisa merenggut senyum dan kebahagiaan mereka. ‘’Sudah sudah kalian jangan bertengkar lagi. Cepat sarapan kemudian kakak antar. Ini bekal buat kamu dek Arya dan ini buat kamu, dek Ayu,’’ ujarku sembari memberikan bekal kepada mereka berdua masing-masing. ‘’Terima kasih kak!’’ Arya dan Ayu menerimanya dan memasukkan ke dalam tas mereka masing-masing. Setelah itu mereka melahap habis masakan yang sudah aku siapkan di atas meja. Aku sedikit tersenyum menatap mereka, bahagia rasanya melihat mereka. ‘’Aku udah selesai makan kak, Ayo berangkat anterin Ayu!’’ Ayu adekku berdiri dan mengamit lenganku tuk berangkat. ‘’Okey bentar ya kak Soraya ambil tas kakak dulu,’’ balasku sembari mengambil tasku di atas meja. Setelah mengambilnya ku selempangkan ke bahuku. Ayu adikku yang tak sabar untuk ku antar menarik tanganku. ‘’Ayo kak kita berangkat ...!’’ teriaknya terdengar sangat lantang. ‘’Iya dek bentar dan sabar ya ... kakak masih pake sepatu kakak atuh,’’ jawabku dengan lembut sembari menali tali sepatuku. Setelah selesai ku ikat tali sepatuku, ku berdiri dan merapikan pakaianku. Ibundaku menghampiriku, ia tersenyum manis padaku, ‘’Riha hati-hati di jalan ya, Nduk.’’ Ku anggukan kepalaku dan mencium telapak tangan ibundaku tuk bersalaman, ‘’Iya ibundaku.’’ ‘’Ayu gak disayang juga bunda hum,’’ ucap Ayu yang iri dengan perhatian bunda padaku. Setelah selesai ku kecup tangan ibundaku, ibundaku menarik tangan Ayu dan dipeluknya, ‘’Nduk iha putri bunda yang cantik sendiri sejagat raya. Belajar yang giat dan jangan bandel di sekolah ya?’’ ‘’Ih bundaaa, iha kan gak pernah bandel humm ...,” rengek ya dengan merengut kesal. Aku hanya terkekeh geli melihatnya. Ibundaku tertawa melihat adekku yang selalu merajuk padanya, ‘’Iya putri bunda memang tak pernah bandel tapi cuma nakal hahaha ....’’ ‘’Bunda ihh!’’ Ayu merengut karena gurauan bundaku. ‘’Udah ayo kita berangkat dek nanti kamu terlambat,’’ ucapku mengajak adikku untuk segera berangkat. ‘’Iya kak ayo. Dah bunda assalamu’alaikum.’’ ‘’Kami berangkat dulu bunda.’’  Bunda mengangguk pada kami dan melambaikan tangan pada kami berdua. Ku tutup pintu dan ketika ku balikkan badanku ku terkejut saat melihat kehadiran Dani berdiri di depan halaman rumahku. Ayu terbengong melihat seorang lelaki tampan, ‘’Kak Soraya ada pangeran tampan.’’ ‘’Dani!” ‘’Assalamu’alaikum Soraya,” sapa Dani tersenyum di hadapanku. ‘’Waalaikumsalam Dani, Kamu ada apa kemari pagi-pagi begini?’’ tanyaku dengan penasaran. ‘’Kak soraya dia siapa? Kakak kenal pangeran tampan ini?’’ tanya Ayu dengan suara berisiknya penasaran akan Dani. Aduh aku lupa jika ada ayu adekku disini. Hal seperti ini tak boleh diliat atau didengarkan Ayu. Gumamku dalam hati. Ceklek! Seseorang menutup pintu rumahku dan seseorang itu adalah Arya adek laki-lakiku yang baru saja keluar dari rumah. ‘’Dek Arya,’’ panggilku pada Arya. ‘’Eh kak Soraya dan ayu belum berangkat?’’ tanya Arya padaku sembari mendekat ke arahku. ‘’Bang arya liat ada pangeran ganteng huwaa ...,’’ sahut Ayu yang tak bisa menahan rasa kagumnya pada Dani. ‘’Hust dek gak baik kayak gitu di depan teman Kak Soraya!’’ peringat Arya menasihati Ayu. ‘’Ih Abang!’’ ‘’Dek Arya bisa antarkan ayu ke sekolah dulu gak hari ini saja?’’ pintaku pada adek laki-lakiku. ‘’Bisa Kak.’’ Arya dengan cepat menjawab. ‘’ayo Ayu kita berangkat.’’ Arya menarik tangan ayu tuk menjauh dari hadapanku dan dani ‘’Eh bang aku kan mau berangkat dengan kak Soraya ...!’’ teriak Ayu yang terus berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Arya. ‘’Diam dan nurut sama aku! Atau kamu tau apa akibatnya dek!’’ tegas Arya pada sang adik. ‘’Iya iya!?’’ Ayu tak bisa berkutik ketika Arya telah bersikap tegas padanya. Hal yang bisa ia lakukan adalah menurutinya sebelum kena akibatnya. ‘’Cepat naik ke motor!’’ perintah Arya pada Ayu. ‘’Iya biasa aja kalo merintah!’’ ‘’Buruan nanti gua telat lu gua gibeng!’’ kata Arya mengancam Ayu. ‘’Arya tak baik berkata seperti itu ke adek Ayu.’’ Soraya memberikan nasehat pada adek laki-lakinya agar tak berkata kasar pada Ayu. ‘’Iya iya kak. Maafin arya, ayo ayu lebih cepat dikit.’’ Arya meminta Ayu Adeknya untuk lebih cepat sedikit saat naik ke goncengan motornya. Ayu yang sedang berusaha naik di goncengan motor arya hanya bisa mendumal, ‘’Berisik banget lu bang!’’ ‘’Lelet ah lu mah dek.’’ ‘’Ini sampun abangku!’’ teriak Ayu tepat di depan telinga Arya. ‘’Argh Dek! Kenapa teriak di telinga gua sih hah?!’’ maki Arya pada Ayu, bisa-bisa menjadi tuli dia kalau Ayu terus berteriak di telinganya. ‘’Bodo amat! Ayo berangkat! Gak usah berisik.’’ ‘’Lu kalo bukan adek gua abis lu di tangan gua!’’ ‘’Arya! Ayu! Le dan nduk kalian jangan bertengkar dan cepat berangkat!’’ leraiku pada kedua adikku yang bertengkar di hadapanku dan Dani. ‘’Tapi kak Ayu yang salah bukan Arya!’’ Arya membela dirinya sendiri, tak terima disalahkan. ‘’Eh lu yah bang!! Ngapain lu nyalahin gua hah!?’’ sewot Ayu yang tak terima disalahkan oleh Arya. ‘’Sudah-sudah kalian jangan berdebat lagi atau kakak panggilin bunda mau?’’ ancamku. ‘’Enggak mauu!’’ jawab mereka berdua serempak. ‘’ Ya udah berangkat sekarang ya.’’ ‘’Iya kak, Lu pegangan dek atau gak miber nanti lu.’’ Perkataan Arya terdengar mengejek pada ayu. Brum.. Brum.. Ayu Belum sempat menjawab ejekan Arya, Arya sudah terlebih dahulu melajukan motornya dengan kencang. Hal itulah membuat Soraya geleng-geleng melihat tingkah kedua adiknya. Senyuman Soraya membuat Dani ikut terbawa tersenyum. Senyuman Soraya yang cantik nan manis membuat hati Dani bergetar dan tak sengaja melontarkan pujian pada Soraya, ‘’Masya Allah gusti, Bidadari surga memang ada ya. Sudah cantik, lembut juga seperti namanya’’ Soraya yang mendengar pujian langsung menoleh ke arah Dani, ‘’Eh Dani maafkan aku yang terlalu fokus sama kedua adikku tadi.’’ ‘’Tak apa Soraya ... aku bahagia melihatmu tersenyum seperti tadi. Sungguh seperti melihat seorang bidadari.’’ Dani yang tak sadar memberikan gombalan pada Soraya. ‘’Eh kamu berlebihan Dani hehe ....’’ ‘’Aku sungguh jujur Soraya,’’ ujar Dani. ‘’Jujur tentang apa atuh Dan?’’ tanyaku yang masih tak memahami perkataan Dani. ‘’Jujur jika hatiku sudah terlanjur mencintaimu Soraya Aisyah Rihadatus Sholihah.’’

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook