bc

Queen of Bullying

book_age16+
130
FOLLOW
1K
READ
revenge
family
second chance
humorous
heavy
evil
betrayal
coming of age
spiritual
affair
like
intro-logo
Blurb

Verra, gadis paling famous di sekolah. Siswi yang cantik, berasal dari keluarga kaya, dan selalu menjadi juara kelas serta juara olimpiade. Siapa yang menyangka? Kenakalan serta kejahilannya terhadap para murid, terutama pada murid beasiswa. Membuat ia dajuhi oleh semua orang di sekolah, bahkan dia mendapat julukan ‘Queen of Bullying’.

Namun, semuanya berubah. Setelah pria misterius itu datang dan mengatakan tentang hal penting yang bersangkutan dengan ayahnya. Gadis itu pun sudah tidak memperdulikan para murid yang sudah siap dibullynya, ia hanya sibuk mencri tahu rahasia sang ayah yang dibantu oleh Iqbal—kakaknya. Setelah semuanya terungkap, Verra hanya bisa pasrah, walaupun harus melihat Hidyah—ibu Verra—hancur dan terluka.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Gadis bernama Shirena Anastasia, atau kerap disapa Shiren sedang berjalan di koridor sekolah dengan kepala menunduk, karena di sepanjang koridor banyak siswa-siswi yang menatapnya dengan berbagai pandangan. Dua hari yang lalu gadis ini resmi menjadi siswi pindahan ke SMA favoritnya, di mana gadis itu berjuang mati-matian untuk mendapatkan beasiswa. Siswa dari sekolah mana pun bisa masuk secara cuma-cuma ke SMA Adhitama hanya dengan jalur beasiswa. "Eh, Lihat deh. Si Gadis miskin baru datang," ucap salah satu siswi yang awalnya tengah berbincang dengan ketiga sahabatnya. Mereka berempat langsung menatap dengan tajam ke arah objek di hadapan mereka dengan jarak sekitar dua meter. Objek yang awalnya menatap ke arah depan, kini kembali menundukkan kepala sambil terus melangkah menuju kelasnya. "Ckckck, enak banget ya lo, Gadis Miskin?" ujar seorang gadis yang mengenakan bandana berwarna biru muda. "Apa enaknya, Verra?" tanya siswi berkacamata merah dengan name tag Chacha Andara Putri.  "Enak dong. Dia masuk ke sini gratis, mentang-mentang pinter. Lah, gue yang encer aja otaknya, malah bayar sekolah di sini," jawab gadis berbandana biru muda itu yang bernama Briverra Anastazkya Adhitama.  Gadis manis dengan kacamata minus berwarna merah itu pun menatap heran ke arah Verra, lalu kembali bertanya, "Bayar? Emangnya lo masuk ke sini bayar, ya? Kan lo anaknya Om Sean, ngapain bayar coba?" Gadis ber-name tag Alice Septiana Nugraha itu menjitak kepala Chacha dengan sedikit keras, membuat gadis itu mengaduh kesakitan. Ketika Shiren berjalan tepat di depan Verra dan ketiga sahabatnya, tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh Verra dengan menarik kuat tali tas yang dikenakan Shiren hingga putus. "Yah ... talinya putus, gimana dong? Pasti nih tas satu-satunya, ya? Kan miskin, nggak ada uang buat beli," ucap Verra sambil menampilkan wajah melasnya, membuat gadis itu ditertawakan oleh ketiga sahabat Verra dan siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut. Shiren menatap ke arah tali tasnya yang telah putus oleh Verra. Rasanya gadis itu ingin menangis, tetapi tidak mungkin melakukannya di depan mereka. Bukannya prihatin, mereka malah tambah meledek dirinya. Dia hanya mempunyai satu buah tas dan sekarang malah rusak karena ulah kakak kelasnya itu. Apa yang harus dilakukannya? Tidak mungkin dia membeli tas baru kembali, bundanya tidak memiliki uang untuk membeli tas. Shiren mengalihkan pandangannya yang berkaca-kaca ke arah Verra. "Maaf, Kak. Salah aku apa, ya? Kenapa Kakak rusakin tas aku?" tanya Shiren dengan suara bergetar karena menahan tangis. Verra menaikkan sebelah alisnya. "Lo nanya gue?" Shiren menganggukkan kepala. "Mau tahu jawabannya?" tanya Verra kembali, sedangkan Shiren hanya diam tidak mampu mengeluarkan suaranya. "Karena gue nggak suka sama lo," jawab Verra dengan sinis. "Kenapa lo malah lihatin kita kayak begitu? Nantangin kita lo? Gue sih kagak takut," sarkas Ratu. "Nggak, Kak," sahut Shiren. Verra mengedikkan bahunya dengan tak acuh. "Ayo, girls. Kita pergi, lama-lama di deket dia, bisa buat kita ketularan miskin," ajak Verra pada ketiga sahabatnya. Tanpa mereka sadari, sepasang mata tajam tengah memperhatikan sedari tadi. *** Shiren mengembuskan napas pelan, kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas X Bahasa 1, tetapi saat akan berjalan mendekati pintu kelasnya tiba-tiba seorang siswa berkacamata menghampirinya dengan membawa sapu, kain pel, dan ember berisi air yang sudah dicampur pewangi, soklin lantai. "Kerjain!" titah siswa itu dengan tanpa perasaan. Shiren mengerutkan dahi dengan bingung sambil menatap ke arah barang yang dibawa siswa itu. "Hari ini bukan jadwal aku, Ar. Kenapa dari kemaren aku terus yang piket, Ar?" Siswa berkacamata dengan name tag Arvi itu membanting barang yang dipegangnya, sehingga ember itu menimpa kaki Shiren yang tertutup sepatu dengan keras dan air di dalamnya bukan hanya tumpah ke lantai, tetapi juga membasahi rok yang dikenakan Shiren. "Seharusnya lo sadar diri, b**o," sinis Arvi. "Lo sekolah di sini gratis kan? Tapi, di kelas ini nggak gratis, ngerti?" lanjut Arvi seraya berjalan meninggalkan Shiren yang menundukkan kepalanya sambil terisak pelan. Kamu harus kuat Shiren, batin gadis itu. Baru hari ketiga gadis itu menjadi bagian dari kelas X Bahasa 1, dia sudah sering diperintah oleh teman sekelasnya tidak terkecuali para kakak kelas. Kadang dia lelah dan ingin sekali menolaknya, tetapi apalah dayanya yang hanya seonggok makhluk tiada berpunya. Beberapa saat kemudian, Shiren sudah menyelesaikan pekerjaannya, yang mungkin menguras sedikit tenaga apalagi dia belum sarapan sedari pagi. Dia kemudian melangkah masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi paling belakang seorang diri. Teman-temannya tidak ada yang mau menemani, katanya ... takut tertular miskin.  "Woy, Upik Abu. Keluarin buku lo, cepetan, gue mau ngerjain tugas, nih," sarkas seorang gadis dengan wajah yang dipoles make up tebal.  "Buku apa, Nat?" tanya Shiren dengan bingung. Natalie menoyor keras kepala Shiren dengan kuat, lalu berujar, "b**o banget, sih, lo. Ya, buku tugas pelajaran hari ini!" ujar Natalie dengan sedikit lantang. "Dia kan emang b**o, Nat." Seorang siswa ber-name tag Angkara ikut menimpali dan juga menjitak kepala Shiren. Natalie mengalihkan pandangannya dari Shiren ke arah Angkara. "Iya, gue lupa. Udah, mana buku tugas hari ini." Natalie merebut buku tulis yang dipegang oleh Shiren. Sedangkan gadis itu hanya mampu mengembuskan napas pasrah. "Pelan-pelan, Nat. Nanti bukunya rusak, aku nggak punya uang buat belinya," ucap Shiren yang langsung mendapat pelototan dari beberapa temannya. "Bacot!" Shiren mengambil sebuah novel dari dalam tas, lalu membacanya. Dia tidak pernah membeli novel, tetapi seseorang yang memberikan secara gratis padanya. Shiren sangat berterima kasih pada wanita baik dan cantik itu. Flashback On Saat itu Dhiren sedang berada di Toko buku terkenal bernama Kairo books, dia datang bersama sahabatnya. Mereka ke sana bukan berniat membeli buku ataupun novel, karena tidak memiliki uang sepeser pun untuk membelinya. Kairo books dibangun menjadi tiga lantai. Lantai pertama untuk buku anak-anak, lantai dua untuk buku umum dan pendidikan, sedangkan lantai tiga khusus novel. Di ruangan khusus novel, terdapat banyak novel yang sengaja tidak disegel dan disimpan untuk para pengunjung yang ingin membacanya terlebih dulu. "Keyra, ini nggak apa-apa kan?" tanya Shiren yang berdiri di sebelah kiri gadis bernama Keyra sambil memegang sebuah novel. Gadis bernama Keyra menatap ke arah sahabatnya itu. "Gak apa-apa, Shiren. Abis baca, kita pulang," sahut Keyra. "Bener, ya?" tanya Shiren untuk memastikan, sedangkan Keyra hanya menganggukkan kepalanya. Shiren menatap ke sekeliling ruangan tersebut sambil berkata, "Bagus banget, ya. Novelnya juga bagus-bagus." "Ya, iyalah. Kalau nggak bagus, nggak mungkin banyak yang beli," sahut Keyra dengan ketus. "Iya, sih. Tapi ...."  Keyra memutar bola matanya dengan jengah, lalu menyela, "Udah, deh. Kita ke sini buat baca, bukan ngobrol," pungkas Keyra. "Aku pengen beli novel," gumam Shiren tiba-tiba, membuat Keyra menghentikan kegiatan membacanya. "Ngehayal terus, Ren. Kita mana punya uang buat belinya? Novelnya mahal-mahal. Ada yang murah, tapi bajakan kayak kamu." Keyra tertawa melihat wajah cemberut Shiren. "Ish, emangnya aku apaan sampe dibilang bajakan?"  "Eh, Key. Lihat, deh." Shiren menunjuk ke arah sebuah objek, membuat Keyra ikut memandang ke arah tersebut. "Apaan?" tanya Keyra. "Novel Accident Membawa Berkah sama La Tahzan Miss Lemot, karyanya Kak Day," papar Shiren dengan antusias. "Eh? Iya, bener." Keyra menghampiri Shiren yang sudah berada di dekat sebuah rak besar, letak novel tersebut.  Shiren menatap dengan sedih ke arah novel yang dipegangnya. "Yah ... novelnya mahal banget, Key. Padahal aku pengen banget novelnya. Mana nggak ada yang dibuka lagi, buat dibaca gituh," ujar Shiren dengan lirih. "Udah, Ren. Ya, mau gimana lagi? Kita nggak ada uang buat belinya. Kita baca yang ada aja dulu, nanti kita ke sini lagi. Siapa tahu tuh kedua novel udah dibuka," balas Keyra sambil mengedipkan sebelah matanya. "Ambil aja, nanti saya yang bayar," ucap sebuah suara seorang perempuan di belakang mereka. Shiren dan Keyra membalikkan badan, lalu melempar senyum sopan ke arah wanita dewasa yang sangat cantik menurut mereka. Keyra menatap ke arah sahabatnya yang malah terdiam sambil menatap kagum wanita cantik di hadapan mereka. "Shiren," panggil Keyra dengan berbisik. "Eh? Kenapa, Key?" tanya Shiren dengan tergagap, karena baru tersadar dari keterkejutannya. "Itu jawab ucapan Tante," desis Keyra. "Oh iya, nggak usah, Tante," ucap Shiren. "No problem, kalian berdua ambil aja novelnya." Wanita dewasa itu meminta Shiren dan Keyra mengambil novel. "Nggak usah, Tan. Kita nggak ada uang soalnya," tolak Shiren dengan lembut sambil cengengesan tidak jelas. Wanita itu tersenyum, lalu mengusap pipi Shiren dengan penuh kelembutan. "Ambil, Nak. Saya yang membayarnya!" tegas wanita itu. Shiren dan Keyra menatap tidak percaya ke arah wanita itu. "I-iya, Tan. Makasih banyak." "Ambil ini, apa cukup?" Shiren dan Keyra membelalakkan mata kala melihat wanita di hadapannya memberikan uang seratus ribuan sebanyak sepuluh lembar. Shiren mengangguk dengan ragu. "Cukup, Tan." "Oke, bye." Flashback off "Kamu kenapa melamun?!" tanya sebuah suara dengan lantang, membuat Shiren menatap ke asal suara dan terkejut saat melihat objek di hadapannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook