bc

Dalam Dekapan Takdir

book_age18+
detail_authorizedAUTHORIZED
1.3K
FOLLOW
5.3K
READ
gangster
drama
straight
male lead
realistic earth
crime
harem
poor to rich
like
intro-logo
Blurb

Pacarku tidur dengan ayahku. Karena gelap mata, aku memukuli ayahku hingga terluka parah …

Setelah dibebaskan dari penjara, aku baru tahu kalau pacarku yang dulu ternyata adalah seorang kupu-kupu malam. Sedangkan aku, tanpa sengaja aku sekarang terlibat dalam bisnis tersebut dan menjadi induk semang mereka.

Hal yang paling tabu dalam bisnis ini adalah terbawa perasaan. Apabila wanita yang terbawa perasaan, ia akan bersedia melakukan apapun secara cuma-cuma. Namun, apabila pria yang terbawa perasaan, ia akan bangkrut dan jatuh miskin.

Meski demikian, hal yang paling tabu justru merupakan hal yang paling sulit untuk dihindari …

chap-preview
Free preview
Bab 1 Bebas dari Penjara
Beberapa tahun yang lalu, aku berpacaran dengan seorang gadis. Di saat aku ingin bercinta dengannya, dia mengatakan padaku kalau dia baru akan menyerahkan dirinya seutuhnya setelah kami berdua menikah. Sayang, keesokan harinya, aku memergoki ayahku sedang menindih dan membelai-belai tubuh telanjangnya. Saat itu, aku yang sudah gelap mata langsung menarik tubuh ayahku dan menendang bagian bawahnya berulang kali sampai dia pingsan. Setelah itu, aku menatap pacarku itu dengan penuh amarah, tetapi dia hanya melihatku dengan sorot mata dingin, kemudian bangkit berdiri dan langsung pergi setelah memakai baju. Karena tendangan yang kulakukan pada tubuh bagian bawah ayahku, aku dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Selama 5 tahun itu, ibuku hanya pernah mengunjungiku satu kali. Ibu tidak menghiburku dan juga tidak menggunakan koneksi keluarganya untuk membantuku, bahkan dia juga tidak membatalkan gugatannya. Dia malah menampar wajahku dengan sekuat tenaga. Sejak saat itu, aku memutuskan hubungan dengan keluargaku. Pada saat aku dibebaskan dari penjara, usiaku sudah menginjak 21 tahun. Tidak ada satu pun kerabat yang datang menjemputku dan aku juga tidak pulang ke rumah. Aku pergi menumpang di rumah temanku, Indra. Selama 5 tahun ini, hanya dia yang selalu mengunjungiku setiap bulan. Namun, pada saat aku keluar dari penjara itulah, aku baru tahu apa pekerjaan Indra. Dia membawahi belasan wanita dan menyewa sebuah bangunan 3 lantai di dekat Mall Gandaria. Meskipun plang yang dipasang di bangunan tersebut bertuliskan ‘Pijat dan Refleksi’, tapi sebenarnya dia membuka rumah bordil. Pada hari aku dibebaskan dari penjara, kami minum bir banyak sekali dan membicarakan banyak hal. Indra memberitahuku bahwa Maria, gadis yang saat itu berpacaran denganku, adalah seorang p*****r yang berpura-pura menjadi seorang gadis baik-baik. Kemudian, ayahku menyewanya dan tanpa sengaja ketahuan olehku. Jika hal itu tidak terjadi, insiden waktu itu tidak akan terjadi dan aku juga tidak akan dipenjara selama 5 tahun. Ketika mendengar itu, aku merasakan kehampaan di dalam diriku. Selama 5 tahun ini, aku sama sekali tidak dapat melupakan Maria, tetapi ternyata dia adalah seorang p*****r. Aku telah melukai ayahku, hanya demi seorang p*****r. Aku meminum birku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Indra kemudian mengajakku untuk bekerja padanya. Dia berkata, “Sekarang adalah era di mana yang terkuatlah yang menang, jadi tidak mudah untuk berbisnis, entah apapun itu. Hanya mengontrol beberapa orang wanita saja sudah cukup bagiku untuk menghasilkan keuntungan. Aku juga tidak akan memaksa wanita dari keluarga baik-baik. Ini adalah bisnis yang dilakukan secara sukarela dan sama sekali tidak akan merusak hati nuranimu.” Selama 5 tahun di penjara, aku telah bertemu dengan banyak sekali orang jahat. Ditambah lagi, setelah mengetahui fakta sebenarnya tentang Maria, aku jadi memiliki kesan yang buruk terhadap wanita. Jadi, aku pun menyetujui tawaran Indra. Saat itu, Indra memberitahu banyak hal kepadaku. “Sekarang banyak sekali bisnis tersembunyi di bidang ini. Dulu. di abad 19, salon adalah rumah bordil dan semua tukang cukur pinggir jalan mempekerjakan pelacur.” “Namun, sekarang zaman sudah berbeda. Bisnis prostitusi di salon seperti itu hanya ditujukan untuk kalangan bawah. Pelanggan-pelanggannya adalah masyarakat kelas bawah. p*****r yang bekerja di sana juga sudah tua dan jelek. Mereka hanya memasang tarif 200 ribu rupiah per malam. Kemudian mereka juga masih harus membagi penghasilan tersebut dengan para wanita itu. Sisanya tidak akan cukup untuk membayar biaya sewa.” “Sekarang hanya dengan sedikit modal saja, kita sudah bisa membuka klub kecil. Dengan begini, usaha prostitusi-mu akan tersembunyi. Jika sampai ada razia, mereka hanya akan melihat orang-orang yang sedang pijat dan refleksi. Jika kamu menutupi bisnismu sebagai salon, kamu ‘kan tidak mungkin mengatakan kalau ada pelangganmu yang mencuci rambut kepalanya sekaligus rambut di bagian bawahnya?” Ludah Indra sampai bermuncratan saat mengatakannya. Suasana yang tadinya muram kembali ceria. Aku sampai tidak bisa menahan tawa karenanya. Dia berkata dengan serius, “Ada banyak bidang dalam bisnis ini, seperti klub milikku contohnya. Meskipun target pasarnya adalah kalangan bawah, tapi usaha tersebut dapat menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Para gadis binaanku juga mungkin akan memperkenalkan teman mereka atau membawa saudara perempuannya dan lain sebagainya. Datanglah ke tempat karaoke dan bar. Begitu melangkahkan kaki di sana, kamu akan melihat bahwa tempat-tempat tersebut tidak pernah kekurangan wanita. Kalau kamu ingin melihatnya dalam skala lebih besar, lihatlah klub, tempat karaoke, dan bar kelas atas! Asalkan ada pihak yang mendukung, setiap hari mereka bisa mendapatkan banyak uang. Ini adalah rahasia umum.” Aku merasa sedikit pusing karena kebanyakan minum. Indra mengatakan bahwa ketika aku sudah tidak mabuk, dia akan menceritakan kembali semuanya secara rinci dan akan mengantarku berkeliling demi membiasakan diri dengan lingkungan kerjaku besok. Setelah itu, Indra membawaku ke klub miliknya dan kemudian menyiapkan sebuah kamar di lantai 3 untukku. Dia mengatakan bahwa kamar tersebut adalah kamarnya dan tidak pernah digunakan oleh para wanita penghibur untuk melayani tamu, jadi kondisi kamar ini dipastikan bersih. Setelah berbicara demikian, dia tersenyum misterius dan menyuruhku untuk beristirahat dengan baik. Saat itu aku sama sekali tidak paham akan maksud perkataannya. Setelah Indra keluar dari kamar, aku bersiap-siap untuk tidur. Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara pintu kamarku dibuka. Awalnya, aku mengira kalau Indra yang melakukannya. Namun, satu sosok telanjang masuk ke dalam selimutku. Sosok itu adalah seorang wanita. Setelah dia masuk ke bawah selimutku, tangannya langsung membelai selangkanganku dan berbisik di telingaku dengan desahan. Meskipun saat itu aku sedang mabuk, aku dapat menebak kalau Indra yang telah merencanakan ini semua. Aku benci pria seperti ayahku, tapi begitu memikirkan Maria, kenangan buruk itu kembali muncul di hatiku. Aku pun langsung menerkam dan menindih tubuh wanita yang telanjang itu. Aku belum pernah menyentuh wanita sebelumnya, tetapi dia sangat terampil dan mendekapku dengan tubuhnya yang hangat. Malam itu, entah sudah berapa kali aku melakukan itu dengannya. Dia yang awalnya agresif dan penuh gairah, pada akhirnya hanya sanggup tergolek lemah di ranjang dengan napas terengah-engah. Setelahnya, aku masih meremas kedua payudaranya beberapa kali sebelum akhirnya jatuh tertidur. Keesokan harinya saat aku terbangun dari tidurku dan menggosok mataku. Begitu membuka mataku, aku malah melihat Indra yang sedang berdiri di dekat jendela dan merokok. Sambil tersenyum dia berkata, “Ternyata kamu hebat juga, ya! Chacha sampai-sampai tidak dapat bekerja hari ini karena kelelahan sampai meminta cuti!” Aku langsung sadar, Chacha yang dimaksud oleh Indra adalah wanita yang semalam. Ada sebuah perasaan yang tak dapat aku deskripsikan. Tak kusangka kalau orang yang pertama kali bercinta denganku adalah seorang p*****r. Aku telah memberikan malam pertamaku kepada seorang p*****r! Indra menepuk-nepuk bahuku. Dia menyuruhku untuk tidak berpikir terlalu banyak dan nanti malam, dia akan membawakan seorang wanita lagi untukku. Hari ini, agendanya adalah menambah wawasanku mengenai bisnis yang dilakukannya. Aku bangkit dari kasurku dan mandi. Kemudian setelah berpakaian, aku mengikuti Indra turun ke lantai bawah. Di lantai dua klub tersebut kira-kira ada belasan kamar dan beberapa gadis yang berdiri di depan pintunya. Ketika kami melewati mereka, para gadis itu langsung tersenyum dan menyapa Indra. Pria itu pun menepuk bahuku dan berkata, “Dia adalah temanku, Ray. Ke depannya, ketika aku sedang tidak ada, kalian semua harus mendengarkannya.” Para wanita itu memakai riasan tebal. Ketika aku melewati mereka, aku dapat mencium aroma parfum yang harum dan ada aroma lain yang tidak kuketahui. Bahkan beberapa dari gadis cantik itu tersenyum menggodaku dan mengatakan bahwa nanti malam mereka akan membersihkan kamar mereka dan akan menungguku untuk tidur dengan mereka. Harus kuakui bahwa meskipun para wanita ini adalah p*****r, mereka memiliki pesona yang tidak dapat ditolak oleh para pria. Namun aku tidak mengobrol dengan mereka karena aku benar-benar sangat malu. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, aku juga tidak pernah berkomunikasi dengan orang luar. Tidak lama kemudian, tibalah kami di lantai 1. Di sana, terdapat meja resepsionis dan ada seorang kasir wanita yang berdiri di sana. Di sebelah meja kasir ada sebuah sofa yang sedang diduduki oleh beberapa pria bertato. “Bos!” Para pria itu mengangguk dan menyapa Indra Indra hanya bergumam sekenanya sebelum membawaku keluar dari sana. Setelah berada di luar, Indra mengembuskan napas lega dan menanyakan bagaimana perasaanku. Aku pun menoleh untuk melihat bangunan tersebut yang memiliki plang di bagian atas pintunya yang bertuliskan ‘Redwood Spa Club’. Karena menurutku di kemudian hari aku akan memasuki bisnis ini, aku tidak bisa menolaknya. Jadi aku pun mengangguk. Indra terkekeh, tapi kemudian dia tiba-tiba menambahkan, “Oh ya, dalam bisnis ini ada sebuah larangan yang tidak boleh dilakukan, yaitu jangan meniduri gadismu sendiri. Chacha yang kemarin hanyalah pegawai paruh waktu. Dia hanya bekerja untukku selama satu bulan. Hari ini seharusnya adalah hari terakhirnya bekerja. Oleh karena itu, tadi malam aku menyuruhmu untuk mencoba tidur dengannya. Ternyata kamu membuatnya kelelahan sehingga hari ini tidak dapat masuk kerja. Padahal hari ini ada beberapa tamu yang sengaja datang untuk mencarinya. Pasti mereka semua kecewa.” Aku tertegun sejenak dan merasa sedikit kecewa. Semalam aku bahkan tidak melihat wajahnya dengan jelas, tapi aku sudah tidak dapat bertemu dengannya lagi. Indra melanjutkan, “Selain itu, jangan sekali-kali terbawa perasaan saat bersama mereka. Kalau kamu tidak berhati-hati, pada akhirnya mereka akan membunuhmu. p*****r itu kejam. Jadi, jangan anggap peringatanku ini sebagai lelucon.” Aku terdiam selama beberapa saat, kemudian aku bertanya pada Indra mengenai apa yang akan kami lakukan sekarang. Indra tertawa dan berkata, “Ada seorang bos yang ingin mengirimkan seorang gadis untuk bekerja di sini. Hari ini aku harus pergi untuk melihatnya dan membuat penawaran.” Aku terkejut dan kemudian bertanya pada Indra, “Bukankah kamu bilang padaku bahwa para gadis itu semuanya bekerja dengan sukarela? Untuk apa kamu membuat penawaran harga? Apakah kamu membeli gadis-gadis yang diculik?” Indra melambaikan tangannya dan berkata, “Bagaimana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Ada keluarga yang dalam kondisi sulit dan kebetulan mereka memiliki seorang anak perempuan. Kondisinya juga tidak bersih dan dia bersedia untuk bekerja dalam bisnis ini. Lagipula, mereka benar-benar kekurangan uang dan tidak sanggup menunggu sampai gadis itu menghasilkan uang, jadi aku memberikan penawaran kepada mereka. Aku akan memberikan gajinya selama periode waktu tertentu di awal. Jadi sampai masa tersebut habis, gadis itu tidak akan mendapatkan uang setiap dia melayani tamu.” Sama seperti yang Indra katakan, di dalam bisnis ini ada berbagai macam orang. Banyak orang yang memang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan simpati. Indra menyetir mobilnya ke arah kawasan Kota Tua. Di perjalanan, aku melihat pemandangan silih berganti dari kawasan pusat kota yang makmur ke kawasan Kota Tua yang kumuh. Pamer kemewahan beralih ke pertunjukan penuh sengsara. Hanya ada sedikit orang lalu lalang di sekitar pertokoan, sementara banyak toko yang tutup. Sepertinya, kawasan ini tinggal menunggu ajalnya, sebelum digusur oleh pemerintah. Mobil pun melalui jalanan Kota Tua dan berhenti di depan sebuah bangunan rumah nan bobrok.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Breaking the Headline

read
23.1K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.4K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
859.4K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
145.5K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.1K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
26.2K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook