bc

Misora

book_age16+
26
FOLLOW
1K
READ
revenge
family
HE
goodgirl
independent
inspirational
doctor
drama
campus
city
like
intro-logo
Blurb

Ayaka terkejut ketika seorang pasien yang tengah menunggu giliran di tempat praktiknya itu adalah seseorang dari masa lalunya yang kelam. Tante Dila, ia menyebutnya. Menurut pemeriksaan beberapa dokter, mengatakan bahwa Tante Dila terkena gangguan saraf, sehingga ia dirujuk kepada Ayaka, seorang dokter dengan gelar Sp.N terkenal di kota itu, untuk memperoleh diagnosis lebih lanjut.

Masih terbayang jelas di pelupuk mata Ayaka saat Tante Dila mengusirnya dari rumah yang dulu ditempatinya bersama kedua orang tua yang kini sudah tiada. Tante Dila yang seharusnya merawatnya dengan baik dan penuh kasih sayang setelah kedua orang tua Ayaka harus berpulang karena sebuah kecelakaan maut, malah menendangnya ke jalanan tanpa belas kasihan.

Tapi Ayaka berhasil bertahan dan memutar balik roda kehidupan. Akankah Ayaka menolong Tante Dila? Atau ia akan melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan padanya di masa silam?

---------------

Cover: Orisinal

Pembuat: Annisaa T.K

Gambar:

https://www.paxels.com/

Font:

Moontime by Canva

Open Sans by Canva

Josefin Sans Regular by Canva

chap-preview
Free preview
Kecelakaan Itu
Dua buah mobil polisi dan sebuah Mobil ambulan melaju dengan sangat cepat memecah lalu lintas yang padat sore itu, sepertinya sudah terjadi kecelakaan lalulintas hebat di sekitar Distrik Shinjuku. Beberapa kantor berita lokal melaporkan peristiwa itu, yang siarannya dapat disaksikan melalui layar besar yang biasa ditemukan di beberapa sudut kota. Kebetulan tengah menyiarkan warta berita petang. Asap mengepul hitam, membumbung tinggi ke angkasa. Beberapa kali percikan api masih menyambar mobil naas yang terbalik itu, namun sebagian besar sudah berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran kota yang langsung datang ke TKP kurang dari hitungan jam. Kejadian itu sempat mengundang kehebohan masa, mengingat Distrik Shinjuku dan sekitarnya merupakan tempat padat dan ramai, manusia tumpah ruah terutama di malam hari pada akhir pekan. Tak heran kecelakaan lalu lintas yang lazimnya sangat jarang terjadi itu menjadi pusat perhatian. Kobaran api yang berasal dari ledakan bahan bakar mobil tidak hanya melahap mobil tanpa sisa juga melahap sebagian bangunan lain yang kebetulan berdekatan dengan kendaraan itu, di antaranya pagar pembatas trotoar, papan petunjuk jalan, dan beberapa bangku yang kadang digunakan pejalan kaki untuk duduk. Seorang Kepala Polisi terlihat sangat sibuk mengolah tempat kejadian perkara, sementara anggotanya yang lain mengurusi lalu lintas yang tersendat. Kecelakaan itu menyebabkan kemacetan panjang, mungkin hingga ratusan meter, dan membuat lalu lintas mati paling tidak untuk satu hingga dua jam. “Periksa kemungkinan korban selamat!” perintah Inspektur Daisuke. “Laksanakan, Pak!” Beberapa anggota polisi mulai menyingkirkan puing-puing mobil yang terbakar, terdapat tiga jasad yang sudah menghitam dan sulit dikenali di dalamnya. Mereka terbakar hangus. “Lapor, Pak! Ditemukan tiga jasad di dalam mobil, diperkirakan berusia 30 sampai 40 tahun, jenis kelamin belum teridentifikasi!” “Baik, laporan diterima, langsung serahkan pada tim forensik untuk identifikasi lebih lanjut!” “Siap, laksanakan!” “Jika ada barang-barang pribadi korban yang selamat dan bisa membantu penyelidikan tolong diamankan juga!” “Siap!” Suasana hiruk pikuk sangat terasa, selain polisi tim medis pun mulai membawa korban luka-luka lain yang kebetulan terkena imbas kecelakaan tersebut, kerugian material belum bisa dipastikan secara jelas, namun korban jiwa seluruhnya berjumlah 3 orang yakni pengemudi dan penumpang mobil, sementara 10 lainnya luka ringan hingga sedang, mulai dari lecet-lecet hingga luka bakar, semuanya adalah pejalan kaki yang kebetulan sedang melintas saat kejadian naas itu. Kronologi kejadian diceritakan saksi mata yang kebetulan sangat dekat dengan TKP. Mereka berujar bahwa dari jalur kiri melintas sebuah Mobil mewah berwarna hitam berjenis sedan sementara dari arah belakang melaju dengan kecepatan tinggi sebuah mini bus, dan menabrak bagian belakang mobil Mercedes Benz tersebut dengan benturan yang sangat keras, hingga mobil di depannya itu terpental sejauh 100 meter ke arah utara, lalu menghantam pembatas jalan, menyeret pagar trotoar dan benda-benda di dekatnya, dan akhirnya meledak. Ledakan diduga disebabkan kebocoran tangki bahan bakar kendaraan, yang tersulut percikan api akibat gesekan besi dan aspal jalan. Setelah mobil diangkut sebagai barang bukti, berangsur suasana mulai tenang dan kondusif, para polisi dan petugas lainnya mulai sedikit demi sedikit meninggal tempat kejadian. Area itu pun dipasang garis polisi. “Isoide, kono kodomo o tasuketekudasai (tolong bantu anak ini cepat)!” Tiba-tiba seorang tim Rescue berteriak sambil mencoba memberikan pertolongan pertama pada seorang bocah perempuan usianya sekitar 7 tahun, yang tergeletak di atas rerumputan taman kota yang tak jauh dari tempat kecelakaan. Diduga anak perempuan itu salah satu korban dari kecelakaan lalu lintas yang baru terjadi. “Dia masih hidup?” tanya petugas Rescue yang bersamanya. “Ya, dia masih hidup!” jawab petugas yang menemukan anak tersebut sambil sekali lagi mengecek denyut nadi dan nafas anak yang ditemukannya. Anak itu pingsan, akibat benturan benda keras di bagian pelipis. “Cepat! Cepat! Bawa anak ini!” Petugas yang hampir saja pergi, putar balik dan menolong anak tersebut. Beberapa tim medis dengan gesit mengeluarkan peralatan untuk menolong jiwa anak tersebut dan memasukkannya ke dalam ambulan, setelah itu langsung melarikannya ke rumah sakit. *** Setelah beberapa hari pasca kecelakaan mengerikan itu Polisi merilis identitas para korban. Diketahui korban jiwa yang berada di dalam mobil mewah adalah satu keluarga berkebangsaan Indonesia, dan sorang sopir berkewarganegaraan Jepang. Menurut penelusuran jejak, saat kejadian terjadi mereka baru saja bertolak dari bandara internasional Narita menuju rumahnya di salah satu pemukiman kelas atas di Distrik Shinjuku, Tokyo. Mereka memakai penerbangan first class dari Changi Airport, dan tiba sekitar pukul 14.00 waktu Tokyo. Namun belum sampai tujuan, mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, karena ditabrak mini bus CRV dari arah belakang, diduga sopir yang ugal-ugalan. Ada dua orang dewasa dan satu anak kecil sebagai penumpang mobil naas tersebut, dua orang dewasa beserta sopir tewas di tempat. Sedangkan seorang anak lagi terpental sesaat sebelum mobil terbalik kemudian terseret sejauh 100 meter dan meledak. Anak malang itu bernama Ayaka. Ayaka adalah seorang anak perempuan cantik dari peranakan ayah berkebangsaan Indonesia dan ibu berkebangsaan Jepang. Paras ibunya benar-benar menurun padanya, tipikal wanita Jepang; berkulit putih, berambut lurus, serta memiliki bola mata hitam pekat. Ia lahir di Tokyo namun tumbuh dan besar di Jakarta. Jika kecelakaan mengerikan itu tidak terjadi, rencananya Ayaka dan keluarganya hendak merayakan ulang tahunnya yang ke-7. Ini juga pertama kalinya Ayaka menginjakkan kakinya di kampung halaman Sang Ibu. Suara mesin monitor detak jantung dan tekanan darah berbunyi dengan ketukan yang monoton. Ayaka belum sadarkan diri sejak kejadian itu dan sudah berjalan hampir satu minggu. Namun kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding saat pertama kali ditemukan tergeletak oleh petugas penyelamat. Keluarganya dari Jakarta sudah datang di Tokyo sejak semalam, dan baru tiba di rumah sakit tadi pagi. Kabar duka baru disampaikan menginjak hari ketiga setelah Polisi setempat mendapatkan keterangan akurat dari hasil penyelidikan dan menyamakan identitas korban dengan dokumen lainnya seperti dokumen perjalanan mereka. Mendengar kabar soal kecelakaan kakaknya itu membuat Dila sangat terpukul. Setelah mendapatkan informasinya, ia dan suaminya serta kakak pertamanya segera terbang untuk menjenguk keponakannya. Iksan, Dila dan suaminya, Edrik, berjalan dengan terburu-buru menyusuri lorong rumah sakit ditemani seorang petugas kepolisian yang menangani kecelakaan kerabatnya itu. Dengan menggunakan bahasa Jepang seadanya, Iksan mencoba berkomunikasi dengan petugas, meski kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris, karena keterbatasan kosakata yang dimiliki. Hanya Adnan, ayahnya Ayaka yang bisa berbahasa Jepang, keluarga lainnya tidak. Karena dengan istrinya Adan pun mereka menggunakan bahasa Indonesia, karena Aiko sudah sangat fasih berbahasa Indonesia. Ia sudah tinggal di Indonesia selama 10 tahun. “Oh jadi adik ipar Anda orang Jepang yang sudah lama tinggal di Indonesia?” tanya petugas itu saat mereka mengobrol menyusuri lorong rumah sakit. “Iya, adik saya menjalankan bisnis di Jakarta jadi istrinya dibawa tinggal di Jakarta, tapi sering juga ke Tokyo jika harus mengurusi bisnis di sini,” “Oh begitu rupanya,” “Ya, kebetulan kemarin itu mereka sengaja ke Tokyo untuk berlibur sekalian melihat rumah yang baru mereka beli di daerah Shinjuku,” “Sayang sekali, sekali lagi saya turut berduka cita atas musibah yang menimpa keluarga Anda,” “Terima kasih,” Mereka pun sudah berada di depan pintu kamar di mana Ayaka di rawat, tampak dokter dan seorang perawat sudah berada di dalam sedang mengecek keadaan anak malang itu. Tampak petugas polisi dan dokter sedang bercakap-cakap dalam bahasa Jepang, entah apa yang mereka bicarakan, intonasi suaranya terlalu cepat untuk diikuti, apa lagi untuk orang Indonesia yang tak fasih bahasa tersebut.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook