bc

Perawan Tua Dicintai Dua Duda

book_age18+
107
FOLLOW
1.6K
READ
HE
love after marriage
blue collar
bxg
lighthearted
bold
war
musclebear
widow/widower
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini cerita fiksi.Seorang perawan tua bernama Amira menulis sebuah novel dan ternyata dari kisah yang dibuatnya, ternyata ada sebuah keluarga yang kisahnya hampir sama dengan novel yang dia buat hingga dia jatuh hati pada Rendra lelaki yang menjadi kepala keluarga tersebut.Namun kisahnya tidak semulus seperti novel yang dia buat karena ada kisah cinta lain yang mencintainya sejak dulu yaitu Arbian kakak sepupunya yang mencintainya sejak remaja. Manakah yang Amira pilih, perjuangan Arbian dari dulu atau perjuangan Rendra lelaki yang baru dikenalnya? Kisah novel yang dibuat Amira ada di aplikasi fiso dengan judul PERAWAN TUA DIKEJAR DUDA

chap-preview
Free preview
Tentang Amira
Amira Purbasari Senjaya atau biasa dipanggil Amira, pernah menulis novel online dengan judul Per4wan Tua Dikejar Jodoh (Perwira) dan novel tersebut sudah tamat jalan ceritanya. Namun bagaimana jadinya ternyata kehaluan Amira yang dituangkannya ke dalam novel malah nyaris menjadi kenyataan? Amira bahkan tidak menyangka sama sekali. Di dalam kamar di atas kasur saat tengah malam, Amira membuka akun instagaramnya, membuka explore instagaram. Banyak foto-foto yang menarik perhatiannya, namun ada satu foto dari entah akun siapa yang membikin dia begitu tertarik. Bahkan Amira sendiri tidak kenal dan tidak memfollow akun tersebut. Dilihatnya secara seksama foto tersebut, hanya sebuah foto keluarga yang terdiri dari lima orang, tiga lelaki dan dua anak gadis. Sungguh foto tersebut membikin Amira bertambah penasaran setengah metong sama keluarga tersebut. Dilihat akun tersebut yang untungnya tidak digembok sama yang empunya akun. Melihat semua foto yang sampai dari pertama foto pertama kali diposting. "Oh, ibunya tidak ada toh. Pantasan foto mereka tidak ada ibunya," gumamnya sendiri. "Berarti bapaknya duda masih hot-hotnya dong. Masih krenyes artinya." Amira terus-terusan bicara sendiri dengan masih tetap memperhatikan semua foto. "Eit, tunggu dulu. Ini kok kisahnya nyaris sama dengan kisah yang ku buat, kisah Nia dan Haris. Kalau Haris waktu itu duda tiga anak, dua laki dan satu perempuan, sedangkan ini duda empat anak, dua laki dan dua perempuan. Haris duda sudah lama dan ini duda baru satu tahun. Namun kenapa kisahnya bisa nyaris sama begini sih?" Amira membaca semua komen di tiap postingan foto. "Ini pula dua anak lakinya juga taruna dan dua anak gadisnya masih sekolah, sama seperti Hasna." Amira melihat foto si duda krenyes, yang membikin Amira tanpa sadar tersenyum sendiri. "Ini duda umurnya berapa sih?" Pertanyaan Amira membikin Amira bertambah penasaran sama sosok duda krenyes ini. Menelusuri setiap postingan untuk menemukan jawabannya. "Oh, pasti usianya lima puluh tahun kurang, itu berarti letting sembilan puluh sekian dong?" Amira hanya sekedar menebak karena Amira sok tahu. "Hmmm, menarik juga ini duda, apa ku kejar saja gitu? Jadi seperti kenyataan kisahnya, ya walau bedanya kalau Nia dikejar Haris, nah ini aku ngejar ini duda." Tekad Amira sudah bulat akan mengejar duda belia itu, kenapa disebut belia? Karena masih baru. Amira hanya memberikan julukan asal saja buat sang duda krenyes. Amira jadi bingung sendiri mau ngasih julukan duda belia, duda krenyes atau duda legit? Semuanya terasa enak disebut bagi Amira. Langkah dimulai dengan mencari tahu nama duda belia nan krenyes kriuk kriuk. Amira memperhatikan setiap postingan anak duda belia. Foto keluarga dengan sang duda menggunakan seragam PDU, sedangkan dua anak laki-lakinya memakai seragam taruna dan dua anak gadisnya memakai kebaya. Itu foto sampai Amira zoom untuk tahu siapa namanya duda belia tersebut. "RENDRA, ternyata namanya Rendra. Nama anak lakinya Vijendra dan Gasendra, entah apa nama anak gadisnya. Kenapa ini anak tidak ngetag akun semua keluarganya sih? Kan sama saja nambah tugas buatku. Oke, baik kalau gitu kita telusuri siapa nama kepanjangannya ini duda, tapi terlebih dahulu kita telusuri media sosialnya, masa tidak punya medsos sih?" Amira melihat siapa yang difollow sama Vijendra, mencari nama Rendra dan ketemu. Begitu senangnya Amira sampai mencium layar hpnya berulang kali. "Ah, napa pula ini akun duda pakai digembok segala sih? Oke aku langsung follow sajalah, lebih cepat lebih baik bukan?" Amira menunggu semenit, dua menit sampai bermenit-menit requestan untuk follow akun duda belia belum juga di confirm sama yang punya akun. Terlihat Amira mulai putus asa karena masih belum di confirm juga hingga Amira ketiduran. Subuh Amira bangun langsung mengecek hpnya tapi tetap belum ada confirm juga. Mood Amira mulai tidak baik-baik saja. "Oke, aku tunggu sampai esok hari deh." Hingga keesokan harinya pun tetap saja, Rendra belum mengkonfirmasi akun milik Amira. "Aku tunggu sampai esok hari lagi deh" Sampai hari ketiga pun jawabannya sama, Amira tetap tidak pantang menyerah. "Aku harus salat istikharah, minta petunjuk sama Allah. Jika memang dia jodohku, supaya didekatkan, dia menerima permintaan follow akun pertemanan." Setiap hari Amira salat istikharah sampai hari ketujuh masih belum tanggapan juga. Amira menyerah? Tentu saja tidak. Tanpa banyak pikir lagi, Amira langsung mengirimkan dm atau direct message ke akun instagaramnya Rendra. [Assalamualaikum, hai salam kenal] dm dari Amira pun sama sekali tidak ada tanggapan dari Rendra. "Kenapa sih pakai digembok segala itu akun?" Gara-gara Rendra, mood Amira hancur-sehancurnya. Amira berharap yang tidak pasti. "Neng, tolong bikinin kopi. Ini kakakmu datang," ibunya Amira berteriak dari depan kamarnya. Dengan tidak ada semangat, Amira keluar dari kamarnya. Ada Arbian Zafar Senjaya Kakak sepupunya datang, bahkan duduk di kursi makan dengan santai. Sudah biasa anak dari Kakak Abahnya Amira main ke rumah. Bahkan sejak kecil mereka sering menginap di rumah, secara rumah mereka bersebelahan. Namun rumah orang tua sepupunya Amira yang sudah tiada sekarang ditinggali oleh adiknya Arbian yaitu Lavani. Arbian sendiri tinggal di kota sebelah, namun cukup sering Arbian main ke rumah uwaknya apalagi saat anaknya Arbian libur sekolah, sering Arbian menginap di rumah peninggalan orang tuanya dan anaknya sendiri menginap di rumah uwaknya. Dulu Arbian tinggal bersama dua adiknya di rumah peninggalan kedua orang tua mereka, mereka yatim piatu sejak kecil dan Abahnya Amira yang bertanggung jawab membesarkan tiga keponakannya hingga semuanya menikah. "Aa kagak bosen ke sini terus?" Walau nada Amira ketus pada kakaknya namun tetap membikinkan minuman buat Arbian. "Ya kagak bosen, Neng. Apalagi masakan Ambu enak banget. Memangnya neng bosen lihat Aa di sini?" "Au ah." Amira duduk di hadapan Arbian. Ambunya Amira sudah biasa melihat anak dan keponakannya saling ribut, bahkan sejak mereka kecil seperti itu. "Kenapa mukanya ditekuk gitu, Neng? Apa ada masalah?" Amira menggelengkan kepalanya dengan pelan. Amira duduk dengan berselonjor, menyenderkan punggungnya ke senderan kursi. Terlihat sangat jelas Amira sedang bad mood. "Cari jodoh atuh neng biar cerah dikit mukanya." "Malas, sudah tidak minat cari jodoh. Lagian Aa gagayaan pakai nyuruh neng cari jodoh, harusnya Aa sendiri yang cari jodoh." "Sama neng, Aa juga malas." Terlihat jelas sekali bahwa keduanya terlihat putus asa kalau bahas masalah percintaan apalagi jodoh. Ambu hanya menggelengkan kepalanya melihat keduanya yang terlihat tidak berminat cari jodoh. Yang satu duda ditinggal mati karena melahirkan anaknya dan satu lagi per4wan tua yang sudah tidak berminat mencari jodoh. "Aa nginap di rumah teh Lala?" Tanya Amira sambil menegakkan duduknya. "Sepertinya begitu, tapi Aa nunggu Adek pulang kuliah ke sini dulu." Adek adalah nama panggilan buat Zaina yang anak satu-satunya Arbian. "Memangnya kenapa dengan Adek?" "Ina katanya mau ngekost, capek pulang pergi naik mobil, tua di jalan katanya. Adek sudah dapat tempat kostnya, Adek minta Aa lihat tempat kostnya." Semuanya tertawa, memang Bandung itu sekarang macet di mana-mana. "Kenapa tidak tinggal di sini saja? Lagian di rumah ini cuma ada Abah, Ambu dan si Neng. Punya anak tunggal bikin ambu bosan melihatnya terus tiap hari," Ambu menyahut dari tempat duduknya di ruang keluarga. "Tidak usah, Ambu. Aa tidak ingin nyusahkan Abah dan Ambu lagi. Abah dan Ambu sudah ngurus Aa dan adik-adik sejak kecil, masa mau ngurus anak Aa lagi sih? Biar anak Aa mandiri." "A, anakmu itu gadis, anak tunggal seperti neng. Apa tidak sayang jika kamu lepas ngekost seorang diri? Pergaulan anak sekarang itu mengerikan. Abah dan Ambu tidak keberatan jika anakmu tinggal di sini, cucu Abah juga," Abah kali ini yang bicara di sebelah Ambu. "Tapi nanti Adek jadi tidak mandiri, Bah!" "Ya Ambu suruh Adek nyuci dan nyetrika baju sendiri, bersihkan kamar sendiri. Gitu saja kok repot," tutur Ambu. "Kita nanya anaknya dulu, Bah. Walau bagaimanapun Ina sudah dewasa, siapa tahu dia ingin punya privasi sendiri," ujar Amira. "Ya nanti Aa tanya sama anaknya langsung, maunya gimana." Selanjutnya Arbian menyesap kopi yang dibuatkan Amira. "Aa mau makan? Neng siapkan kalau Aa mau makan?" "Nanti dulu lah Neng." "Aa sudah gajian?" "Hum, kenapa?" "Makan bakso yuk!" "Gajimu itu lebih gede dari Aa, kenapa minta traktir Aa sih? Harusnya Aa yang minta traktir." "Apa salahnya sih minta traktir Kakak sendiri?" "Ya hayuk atuh, mau makan bakso di mana?" "Seperti biasa, A."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.4K
bc

My Secret Little Wife

read
95.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook