bc

Keputusan Sang Presiden Muda

book_age18+
205
FOLLOW
1K
READ
adventure
genius
ambitious
male lead
soldier
sniper
high-tech world
war
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Yahmar seorang pemuda berusia 25 tahun, yang tiba-tiba di minta untuk menggantikan posisi sang Ayah sebagai seorang Presiden terpilih, pada saat upacara pengangkatan Presiden. Sebenarnya saat itu Yahmar dan anggota Organisasi W.A.E –Organisasi yang sangat menentang pemerintahan Presiden– lainnya, sedang menjalankan misi untuk menggulingkan kepemimpinan sang Presiden. Saat semua hal itu terjadi di luar dugaan, pihak pimpinan Organisasi W.A.E pun memberikan perintah padanya untuk menerima jabatan Presiden tersebut.

Pada awalnya, Yahmar dan para anggota W.A.E yang bertugas bersamanya, hanya memiliki satu musuh yaitu orang-orang yang berada di bangku parlemen yang tidak menyetujui pengangkatan Yahmar sebagai Presiden. Tetapi saat sebuah kekacauan terjadi di acara pidato perdana sang Presiden muda itu, anggota W.A.E yang melindungi Yahmar mengetahui adanya sebuah kejanggalan dalam penyerangan tersebut. Mereka mendapati fakta yang mengejutkan, yang membuat mereka tidak lagi percaya pada Organisasi yang sudah membimbing mereka selama empat tahun ini.

Salah satu pimpinan Organisasi W.A.E telah berencana membunuh sang Presiden muda bersama dengan para anggota W.A.E yang tidak mereka kenali. Gantara dan anggota W.A.E yang memang berada di pihak Yahmar sejak awal pun, memilih untuk melindungi pemuda yang berstatus sebagai Presiden itu.

Kini musuh mereka bukan hanya berasal dari pihak pemerintah saja, tetapi musuh mereka pun berasal Organisasi yang mereka banggakan selama ini. Yahmar dan anggota timnya harus menghadapi dua musuh dari sisi yang saling bertentangan. Di saat yang bersamaan Ia harus mengalahkan para tikus berdasi itu di Pengadilan Konstitusi, dan harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam Organisasi W.A.E.

Bagaimana cara Yahmar dan tim nya untuk mengalahkan para pejabat negara yang picik di meja peradilan? Apa yang sebenarnya terjadi di dalam organisasi W.A.E? Mengapa organisasi itu justru ingin membunuh Yahmar?

chap-preview
Free preview
Prekuel - Misi Penggagalan Pengangkatan Presiden
“Jadi, saya mengajak kalian semua untuk…” DAR! Suara letupan itu berhasil membuat seluruh masyarakat yang sedang memperhatikan pidato dari Presiden baru mereka itu berteriak dan berlarian menyelamatkan diri. Sementara Yahmar yang baru saja berbicara segera menoleh ke arah bawah untuk melihat apa yang terjadi. “Tuan Presiden! Menyingkir!” James selaku orang yang bertugas melindungi Presiden muda itu segera berlari dan menarik Yahmar agar tidak berdiri terlalu dekat dengan altar tersebut. Beberapa Jam Sebelumnya. Pada hari pengangkatan Presiden Nabda, Tim organisasi W.A.E yang memiliki misi untuk mencegah pengangkatan itu terjadi pun sudah bersiap di posisi mereka masing-masing. Luis yang berjaga di depan gedung Etxe Zuria, melihat kedatangan rombongan dari Presiden Nabda. Presiden yang telah menjabat sebanyak tiga kali tersebut akan kembali di angkat untuk yang ke empat kalinya. Tentu saja Pihak W.A.E tidak bisa membiarkan hal tersebut terjadi, mereka akan menghentikan pengangkatan Presiden tersebut untuk merebut kekuasaan dari sang Presiden. Semua itu mereka lakukan bukan tanpa alasan, mereka melakukannya demi memperbaiki kerusakan yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Yang menyebabkan kesengsaraan bagi sebagian masyarakat, serta menghentikan perang yang muncul akibat penyerangan oleh pihak petahana terhadap organisasi W.A.E. W.A.E adalah Organisasi yang memiliki visi memperbaiki kualitas dunia yang rusak akibat ulah manusia. Organisasi ini di anggap musuh oleh pihak pemerintah, karena kehadirannya dapat membuat seluruh rencana busuk pemerintah terhambat. ‘Ternyata seperti ini gunanya staff Keamanan bagi Presiden di gedung Etxe Zuria ini?!’ Luis memperhatikan bagaimana sang Presiden sedang di kawal oleh orang-orang sepertinya yang memang di tugaskan untuk mengawal sang Presiden yang kini tengah berbincang bersama beberapa kepala staff pemerintahan seraya berjalan menuju ruang yang telah di khususkan untuknya beristirahat, mempersiapkan dirinya sebelum upacara pengangkatan di selenggarakan. Arial di beri tugas untuk berjaga di depan pintu ruang Kepresidenan bersama beberapa orang lainnya pun melihat kedatangan rombongan dari Presiden Nabda yang menghampiri mereka. Maka dengan cepat dan secara bersamaan Arial membukakan pintu itu untuk mereka. Seperti nama dari ruangan tersebut, hanya sang Presiden dan sang Ibu negara lah yang masuk ke dalam ruangan itu, sementara para anggota pemerintahan lainnya memiliki ruangan mereka masing-masing. Setelah sang Presiden masuk, pintu tersebut kembali tertutup dengan rapat. Yahmar yang di tugaskan menjaga ruangan sang Presiden pun telah berada di dalam ruangan Kepresidenan, bersama satu orang rekannya yang bukan dari organisasi W.A.E. Mereka berdua terdiam menghadap ke arah dalam ruangan, dengan sebuah senjata yang di berikan oleh pihak penyelenggara yang kini ada di tangannya untuk melindungi Presiden dari serangan apapun yang mungkin saja terjadi. Namun mereka semua tidak tahu jika sebenarnya Yahmar adalah orang yang akan melakukan penyerangan itu. Yahmar melirik dengan ujung matanya, ketika sang Presiden dan Ibu negara masuk ke dalam ruangan dan melewatinya begitu saja. Keduanya duduk di sofa di depan sana. Rasa rindu menyelimuti hati Yahmar saat ia melihat bagaimana kedua orang tuanya kini berada di hadapannya, duduk membelakanginya. Meski saat ini status dirinya adalah musuh dari orang tuanya sendiri. Namun rasa rindu itu tidak bisa membohongi hubungan asli mereka sebagai orangtua dan anak. Pasangan suami istri ini belum menyadari bahwa staff keamanan yang berada di samping pintu di belakang mereka itu adalah anak tunggal mereka, yang melarikan diri empat tahun yang lalu karena lebih memilih berada di dalam organisasi W.A.E dari pada berdiri bersama kebijakan partisan sang Ayah. Kebijakan yang bersifat memihak pada sang penguasa. “Apakah…”, “Tidak perlu membicarakannya lagi! Dia tidak akan datang kemari dan meminta maaf pada kita, dia sudah berada dalam organisasi tercintanya itu, jadi lupakan saja dia!” Yahmar terdiam saat dia mendengar perbincangan antara Ayah dan Ibunya yang membicarakan dirinya. Yahmar melirik pada temannya yang juga ternyata melirik padanya kebingungan dengan apa yang tengah di bicarakan oleh sang Presiden terpilih bersama dengan Istrinya. Yahmar melihat adanya sebuah peluang untuk dia menjalankan misinya, maka dengan cepat Yahmar menembakkan sebuah obat bius yang membuat rekan kerjanya tersebut jatuh tak sadarkan diri. Hal tersebut tentu saja membuat Presiden Nabda dan Istrinya terkejut, mereka berdiri melihat pada Yahmar yang menutupi wajahnya dengan topi hitam miliknya, sehingga kedua orang tuanya itu tidak dapat mengetahui siapa yang sedang mereka hadapi saat ini. Presiden Nabda dengan cekatan mengambil salah satu senjata yang terpajang bagaikan sebuah hiasan di tembok tersebut, yang sebenarnya adalah sebuah senjata asli yang masih bisa di gunakan untuk menembak seseorang. “Jangan bergerak!” Teriak Presiden Nabda pada Yahmar. Sedangkan sang Istri hanya berlindung di balik punggung suaminya yang dengan gagahnya menodongkan senapan itu. Keduanya tidak sadar bahwa orang asing yang menjadi staff keamanan di Etxe Zuria yang sedang mereka hadapi itu adalah anak mereka sendiri. Yahmar pun pada akhirnya melepaskan topi yang ia kenakan dan menatap pada kedua orang tuanya yang kini menatapnya dengan tidak percaya. Sepasang suami istri itu terkejut saat melihat kehadiran anak tunggal mereka di dalam ruangan tersebut, menyamar sebagai seorang staff Keamanan. “Y-yahmar?” Sang Ibu memanggilnya dengan tubuh yang menjadi lemas, ia sangat merindukan anaknya yang tidak kunjung pulang selama empat tahun belakangan ini. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” Berbeda dengan sang Ibu, Sang Ayah yang merupakan Presiden negara yang juga merupakan seorang lawan dari organisasinya itu menggeram, marah saat ia melihat kehadiran sang putra di acara pengangkatannya sebagai seorang Presiden. Meskipun itu adalah kedua orang tuanya, namun Yahmar tidak mengurungkan niatnya dan tidak melupakan misinya untuk mencegah upacara pengangkatan yang akan di laksanakan oleh sang Ayah yang akan menjabat menjadi presiden untuk ke empat kalinya. “Aku di sini untuk mencegah pengangkatanmu kembali!” Yahmar yang melihat sang Ayah masih menodongkan senjata padanya pun, ikut mengangkat senjata yang ada di tangannya. Kini ia menodongkan senjata itu pada Ayahnya, pada sang Presiden. Saat ini, di dalam ruangan itu terlihat seorang Ayah dan seorang anak yang saling menodongkan senjata mereka. Sementara perempuan yang memiliki status sebagai seorang Ibu dan sebagai seorang Istri di sana pun hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan yang sedih. “Yahmar!” Panggilan dari sang Ibu membuat Yahmar terdiam sejenak. Namun tidak membuatnya mengindahkan maupun menjawab panggilan tersebut, ia tetap menatap sang Presiden dengan sangat tajam. ‘Jangan terlalu keras pada Ayahmu, Yahmar… Bagaimanapun juga, dirinya tetaplah Ayahmu.’ Saat ia dan sang Ayah saling menodongkan senjata, tiba-tiba saja Yahmar teringat akan perkataan sang kekasih yang menyuruhnya untuk tetap menghormati sang Ayah apapun yang telah terjadi. Dan karena perkataan itu jugalah akhirnya Yahmar menurunkan senjata miliknya agar tidak kembali menodongkannya pada sang Ayah. Melihat sang putra yang menurunkan senjatanya, sang Presiden pun ikut melakukan hal yang sama dan terdiam. Ia menaruh kembali senjatanya ke atas meja yang ada di hadapan mereka. Istri dari sang Presiden, yang juga berstatus sebagai Ibu dari Yahmar pun berlari menghampiri Yahmar dan memeluknya tanpa rasa takut bila anaknya akan melukai dirinya. Yahmar yang sebenarnya merindukan pelukan tersebut hanya bisa terdiam ketika mendengar suara isak tangis sang Ibu yang sedang memeluknya. “Maafkan Mama, Yahmar! Maafkan Mama yang tidak bisa mendukung semua kemauanmu, dan tidak bisa melakukan hal yang terbaik untukmu sehingga pada akhirnya kau kecewa… Ku mohon kembalilah nak! Kembalilah anakku! Kita pulang bersama…” Ucapan yang di ucapkan oleh Ibunya yang menangis itu membuat hati Yahmar teriris-iris, ia tidak tega melihat sang Ibu yang memohon padanya seraya menangis. Namun Yahmar berusaha untuk tetap pada pendiriannya, dia tetap memiliki tekad untuk menghentikan pengangkatan sang Ayah dan menyudahi semua kesengsaraan para rakyat. Mengingat hal itu, Yahmar kembali melirik ke arah depan, menatap sang Ayah yang ternyata telah menundukan kepalanya di depan sana. Yahmar terkejut melihat hal tersebut karena seumur hidupnya, selama ia tinggal bersama sang Ayah, Yahmar tidak pernah melihat raut kesedihan seperti yang kini Ayahnya tunjukkan padanya. “Maafkan Ayah, Yahmar!” Ucapan yang keluar dari mulut sang Ayah tentu saja membuat Yahmar terkejut, ia tidak mempercayai jika kalimat tersebut keluar dari mulut sang Ayah yang selama ini selalu bersikap keras padanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.4K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.5K
bc

Aku Pewaris Keluarga Hartawan

read
145.9K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.0K
bc

Breaking the Headline

read
23.2K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.3K
bc

KEMBALINYA RATU MAFIA

read
11.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook