bc

D-DASH!

book_age16+
194
FOLLOW
1K
READ
student
drama
humorous
straight
others
school
slice of life
like
intro-logo
Blurb

Bercerita tentang Juna Asena (16tahun), pemuda yang memenangkan kejuaraan pencak silat nasional. Begitu dirinya memasuki SMA, ia tidak menyangka jika beberapa ekskul bela diri, juga ekskul pencak silat sudah mengajaknya untuk bergabung bersama klub mereka. Selain beberapa klub itu pun salah satu klub olah raga yang di ketuai Rio Abigail pun tertarik mengajak Juna bergabung bersama klubnya yaitu klub sepak takraw!

chap-preview
Free preview
Satu
-Prolog- Suara teriakan para pemain begitu terdengar menyatu dengan gemuruh suara dukungan dari para pendukung yang hadir menyemangati, begitu pun dengan keluarga ku yang sedang mendukungku dengan semangat di bangku penonton sana, padahal jelas-jelas aku belum bermain. Lagi aku menghembuskan nafasku dengan pelan, dengan memejamkan mata aku mulai berkonsentrasi memikirkan kata-kata yang selalu di katakan oleh kakek sebelum aku memulai pertandingan. Aku tidak tahu berapa lama aku berkonsentrasi hingga tiba-tiba saja nama ku sudah di panggil untuk segera ke atas arena, aku kembali menghembuskan nafas lalu bangun dengan mantap menuju ke arena. Seketika suara gemuruh dukungan menjadi hening, mereka menunggu kami segera memulai pertandingan. Hari terakhir babak final turnamen pencak silat nasional se Indonesia di laksanakan. Aku tersenyum kecil melihat lawan ku yang sudah sangat ku kenal, kami sudah cukup lama menjadi rival dalam dunia pencak silat. Tanda pertandingan pun di mulai. Pukulan demi pukulan, tendangan juga tangkisan mulai kami perlihatkan. Di awal permainan aku cukup kewalahan dengan serangan cepat yang di lancarkan oleh Nico, dan aku bisa dengan jelas melihat senyum miring mengejek di wajahnya. Apa dia sudah yakin merasa menang? Tidak ingin kalah aku pun mulai mengimbangi permainannya, kali ini aku yang tersenyum saat Nico mulai tidak bisa menerima serangan ku dengan pertahanannya, hingga satu serangan terakhir aku bisa mengalahkan Nico. Gemuruh dan teriakan penonton kembali terdengar apalagi teriakan dari keluarga ku, dan apa itu? Ibu menangis, ya ampun baginda ratu ku yang satu ini mudah sekali merasa terharu. -Prolog end- * "Junaaaaaa! Bangun!" Teriakan Mamah terdengar dengan jelas ke kamar ku, aku mengerang pelan seakan tidak rela jika hari sudah pagi. "Junaaaaa!!" Lagi, suara baginda ratu terdengar dengan sangat nyaring yang selalu aku yakini suaranya bisa terdengar hingga keluar rumah. "Iyaaa!" balas ku dengan sama teriaknya. Ah iya, hari ini hari pertama aku memasuki SMA. Jujur saja sejak semalam aku sudah gugup hingga tidur terlalu malam. Rasanya baru kemarin aku merasa senang memakai seragam putih biru, dan sekarang aku akan memulai kehidupan sebagai anak SMA. Aku yakin pasti lebih banyak kenangan yang bisa ku dapatkan nanti. "Junaaaaaa!" Oke, cukup dengan basa-basi, mari kita bersiap sebelum Mamah kembali berteriak. Aku tidak ingin kami di usir hanya karna suara cempreng Mamah mengganggu pagi cerah mereka. Setelah berpakaian rapih dan merasa -ekhem- tampan, aku pun melangkahkan kaki turun menuju ruang makan yang dimana Mamah juga Kak Ina sudah ada di saja. "Pagi." sapa ku dengan riang dan penuh dengan semangat pada mereka berdua. "Kamu tuh ya, harus berapa kali harus Mamah teriakin baru mau bangun hah?" Yak, sesi ngomel panjang kali lebar yang akan di bawakan oleh Mamah tercinta akan segera di mulai. "Kamu itu sudah masuk SMA, Jun. Mulai belajar dewasa lah. Kamu sudah harus bisa membagi waktu, kurang-kurangin main game mu itu." Aku mulai melahap nasi goreng buatan Mamah yang enaknya tiada dua, tentu saja masih sambil mendengarkan celotehan Mamah. "Kamu contoh tuh si Bagus, tiap Mamah belanja sayur di pak Ujang, Bagus lagi nyapu rumahnya. Nyapu loh, lah kamu masih molor." "Kan ada Kak Ina, Mah." "Tugas bersih-bersih rumah itu gak harus di kerjain sama Kakak mu aja, tapi kamu juga Papah harus bisa ikut bantu beresin rumah. Pekerjaan itu enggak cuma di kerjakan sama perempuan, kalian juga laki-laki harus bisa ngelakuin itu. Itu namanya skill basic." Aku terkekeh geli, "Iya iya, Juna janji Juna bakal bantuin Mamah sama Kak Ina beres-beres rumah." Tidak lama Kak Ina keluar dari dapur dengan membawa dua kotak bekal makanan, lalu memberikannya satu pada ku. "Nih bekal kamu, dek." "Kak, aku bukan anak kecil lagi loh." protes ku. "Hehehe, iya Kakak lupa kamu masuk SMA hari ini. Terlanjur Kakak bikinin, kamu bawa aja ya?" Aku pun mengangguk dan mengambil kotak berisi makanan tersebut lalu memasukannya ke dalam tas. Begitu menghabiskan sarapan aku segera mengambil tas yang terletak di kursi samping dan memakainya. "Mah, Juna berangkat dulu." pamit ku sambil mencium punggung tangan Mama dan kak Ina. "Enggak bareng Kakak aja dek?" tanya Kak Ina, aku menggeleng menolak ajakan Kak Ina. "Sekolah ku sama kampus Kakak kan berlawanan. Lagian lusa Ayah pulang kan? Nanti besok-besok Juna nebeng sama Ayah." "Ya sudah, kamu hati-hati ya." pesan Mamah sambil tersenyum lembut padaku. * Aku mengamati suasana sekeliling sekolah yang memiliki aura yang lebih berbeda saat aku masih duduk di bangku SMP. Aku kembali mendengarkan arahan dari beberapa guru juga senior dengan fokus, saat ini aku juga anak-anak baru lainnya sedang menerima arahan tentang sekolah ini. Mulai dari peraturan sekolah hingga kegiatan apa saja yang di langsungkan saat masa orientasi juga ketika pembelajaran di mulai nanti. Aku merasa bersyukur karena sekolah ini tidak memasukkan kegiatan yang aneh pada para siswa baru. Barang-barang 'nyeleneh' yang harus di bawa para siswa baru juga tidak terlalu sulit. Aku kembali melirik para senior yang berdiri di samping beberapa guru yang menjadi pembina selama kegiatan MOS di laksanakan. Entah perasaan ku saja atau beberapa senior pria ada yang terus melihat ke arah ku? Aku tahu senior itu bukan menatapku dengan pandangan aneh (kau tahu maksudku) hanya saja tetap saja aku merasa risih di lihat seperti itu, dan bukan hanya satu senior melainkan beberapa senior laki-laki yang salah duanya adalah yang baru saja memperkenalkan ekskul bela diri. "Sepertinya beberapa senior yang tadi memperhatikan mu." ucap teman baru ku yang duduk di samping kanan ku. "Kau juga menyadarinya? Kira-kira kenapa ya?" "Entah. Kau tidak mengenalnya?" tanyanya balik. Aku menggelengkan kepala ku sebagai jawaban dari pertanyaan Haikal. Kami pun kembali mendengarkan sambil sesekali mengobrol dengan suara kecil. "Kau sudah memilih ingin masuk ekskul apa?" "Belum, setelah ini aku ingin ke lapangan tengah, aku ingin melihat-lihat ekskul yang ada." aku menjawab sembari melihat brosur yang ada di tangan ku. "Benar juga, mereka membuka stand di lapangan tengah untuk mempromosikan klub mereka." "Bagaimana kalau kita pergi bersama saja?" tawar ku. "Tentu." jawab Haikal langsung. Setelah satu jam setengah yang sedikit membosankan akhirnya acara bimbingan itu selesai dan kami para siswa baru di perbolehkan untuk istirahat dan melihat-lihat stand klub yang berada di lapangan tengah. Seperti yang sudah kami sepakati, aku dan Haikal pun pergi menuju lapangan tengah yang tidak terlalu jauh dari ruangan kami tadi. Suasana ramai susah terlihat bahkan dari jauh sekali pun, begitu kami memasuki lapangan tengah, suasana ramai benar-benar terlihat. Teriakan demi teriakan ajakan bergabung saling silih berganti untuk mengundang siswa-siswi baru, ada yang hanya memberikan selembar brosur sampai yang memperlihatkan peragaan klub mereka. Cukup menyenangkan melihat-lihat stand klub seperti ini ternyata. Aku terjengit kaget saat senior laki-laki yang menatap ku selama acara tadi tiba-tiba datang menghampiri ku juga Haikal yang berdiri di samping ku sambil mengerutkan keningnya heran. Karena bukan hanya senior itu tetapi beberapa senior lainnya pun ikut menghampiri kami sehingga terlihat seperti sedang mengepung kami. "Juna Asena, bergabunglah bersama kami!" teriak mereka beraamaan. "Haaahh?!" *

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Anak Rahasia Suamiku

read
3.3K
bc

Perceraian Membawa Berkah

read
16.8K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
51.5K
bc

Marriage Aggreement

read
80.2K
bc

KUBUAT KAU MENGEMIS CINTAKU

read
59.9K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.5K
bc

Scandal Para Ipar

read
692.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook