bc

Pangeran Bukan Untuk Puteri

book_age16+
92
FOLLOW
1K
READ
reincarnation/transmigration
others
witch/wizard
royalty/noble
drama
straight
brilliant
male lead
magical world
war
like
intro-logo
Blurb

Masuk ke dunia game : ✓

Pembatalan pertunangan : ✓

Dunia sihir : ✓

Pertarungan melawan raja siluman : ✓

Tapi, bagaimana kalau tubuh yang kamu masuki adalah tubuh dari putera mahkota yang menjadi salah satu target cinta di otome game?

Kamu adalah pria paling tampan yang diidamkan oleh banyak wanita di kerajaan. Otakmu juga pandai dan memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Selain itu, masa depanmu cerah karena suatu saat nanti kamulah yang akan menjadi penerus Kaisar.

Tetapi, kamu harus berjuang untuk Puteri dari negeri sebelah, sang tokoh utama perempuan yang selalu saja mudah digoda dan bermesraan dengan pria lain. Lalu, kamu juga menjadi salah satu penyebab kebangkitan Sang Raja Siluman karena telah menyakiti hati tunanganmu. Dan terakhir, kalau gagal menghadapi Raja Siluman, kamu harus rela dicopot dari gelar putera mahkota karena kerajaan telah hancur. Apa kamu masih mau?

Tokoh utama pria kita sih, NO WAY!

“Apa yang kau bicarakan? Jelas kepentingan negara itu lebih penting bukan?” -Rafael-

“Tapi, Yang Mulia. Hamba sangat mencintai Yang Mulia.” -Arabella-

“Mari kita pulang.” -Hilda-

Kalau Sang Pangeran tidak berakhir bersama Sang Puteri, apa jadinya cerita ini?

chap-preview
Free preview
- ANNULMENT -
“Kita udah lama dekat. Jadi, ku pikir ga ada salahnya kalau kita jadian sekarang.” kata seorang gadis kepadaku. Gadis yang kini duduk di hadapanku adalah mahasiswi dari jurusan dan angkatan yang sama denganku. Dia cukup populer karena dia gadis yang ceria dan cantik. Dan saat ini karena dia bilang ingin mengatakan sesuatu, dia memanggilku ke bangku taman sebelah gedung administrasi fakultas. Tentu saja aku bingung apa maksudnya. Bukannya berkata ‘tolong jadianlah denganku!’, tapi ‘ga ada salahnya jadian’? Memangnya aku mau? Besar sekali rasa percaya dirinya kalau memang dia berpikir begitu. “Aku tahu kamu suka padaku. Karena itu, kamu selalu mau ngajarin aku.” alasannya. Aku mendengus lelah. Ada banyak orang lain yang memperhatikan kami, karena suaranya cukup keras untuk didengar. Dan sebagai pria baik-baik, jelas aku tidak mau mempermalukannya. “Begini, aku ngajarin kamu supaya pekerjaan kita lebih cepat. Gak ada alasan lain.” aku mengatakannya selirih mungkin. “Jadi, maaf…” lanjutku. Rintik-rintik air matanya mulai berjatuhan. Wajah penuh percaya dirinya kini luntur digantikan wajah kusut yang tidak bisa menyembunyikan rasa malu dan sedihnya. Aku hanya mengatakan yang sejujurnya dan sudah berhati-hati. Jadi, aku pikir kalimat yang kuucapkan tadi sudah menjadi pilihan terbaik sebagai cara menolaknya. Namun, sepertinya bagi gadis ini tidak seperti itu. Dia berdiri dan mengambil tasnya. Lalu, tangannya mengayun keras ke arahku untuk memukul wajahku. ‘Grep!’ Untungnya aku sudah terbiasa dengan yang seperti ini. Aku menangkap tangan itu sebelum benar-benar sampai di wajahku. “Lepasin, Rafael!” seru gadis itu. Aku bangun dari dudukku, lalu melepas tangan itu. Terlihat sekali amarah dari wajahnya sudah naik ke ubun-ubun. Dan berkat teriakan itu, mungkin aku sudah dianggap laki-laki jahat oleh sebagian orang yang memperhatikan kami. “Saya sudah bicara baik-baik sama kamu. Tapi, kamu malah mau mukul saya. Apa perlu saya bicara lebih keras supaya semua orang dengar?” Kalau aku tetap ada di sini, sepertinya suasana akan semakin buruk. Karena itu, aku pun mengambil tas, kemudian pergi meninggalkannya. Untuk tugas setelah ini, mungkin aku akan keluar kelompok supaya tidak berhubungan dengannya lagi. Kulangkahkan kakiku ke kantin kampus supaya bisa minum kopi dan berpikiran lebih jernih. Kebetulan beberapa temanku sudah ada di sana, maka aku pun melambaikan tangan pada mereka. “Sini, Fel!” seru Miko. Aku mendekat pada mereka, lalu menaruh tasku di bangku kosong di meja yang sudah terisi dengan tiga orang temanku ini. “Lo nolak Jennie, Fel?” tanya Dilan, temanku yang lain. Dahiku mengerut. Bagaimana bisa mereka sudah tahu? “Tadi gue liat di story punya temen. Katanya Jennie sampe mau mukul lo.” jelas Dilan. “Emang lo apain Jennie?” tanya temanku yang terakhir, Haris. “Cuma gue bilang seadanya aja, sih. Ntar gue cerita, deh. Gue pesen kopi dulu bentar.” ujarku. Setelah memesan kopi, aku pun kembali ke meja itu dan duduk. Mulai ku ceritakan duduk perkara yang baru saja terjadi dengan gadis bernama Jennie itu. Mereka bertiga manggut-manggut paham dan maklum. “Iya sih, dia aja yang lebay. Gue aja tadi ga begitu denger lo ngomong apaan. Ternyata cuma gitu.” tanggap Dilan. Yang lainnya pun beranggapan sama. Tak lama kemudian, kopi espresso pesananku datang beserta dua sachet gula aren. Setelah memasukkan satu sachet gula aren ke dalam kopi, aku mengaduk dengan sendok kecil dan mulai menyeruputnya. “Eh, dari pada begituan, kalian dah baca Hachinan Tensei yang baru?” Miko yang seorang otaku light novel mengalihkan pembicaraan. “Gue baru baca setengahnya. Belom sempet.” jawab Dilan. “Kalian suka banget ya cerita yang begitu? Apa namanya? Reinkarnasi isekai (dunia lain).” tanggap Haris. “Well, aku juga kadang baca sama nonton, sih. Lumayan menarik, kok. Adek gue, si Jihan sering banget nonton Bakarina. Lucu menurutku.” aku juga ikut menanggapi. “Oh, iya. Adek lo kan juga suka anime macam begitu ya. Malah belakangan nulis novel online yang temanya isekai dia.” kata Miko. “Ya kan, lo yang racunin tiap kali dateng ke rumah.” kataku setelah menyeruput kopi ku lagi. “Hehehe.” ringis Miko. Isekai alias Isegye atau dunia lain adalah tema cerita yang belakangan menjadi favorit belakangan ini. Tokoh utama biasanya akan mati dan lahir kembali ke dunia tersebut, atau karena sebuah ritual pemanggilan akhirnya terlempar ke dunia tersebut. Saking maraknya, banyak sekali variasi dari cerita ini. Mulai dari dipanggi ke dunia lain sebagai pahlawan berkekuatan super, reinkarnasi sebagai wanita jahat di dunia game, sampai bereinkarnasi sebagai slime di dunia sihir. Apa yang dicari terkait cerita isekai semua ada. Dan ku pikir tidak mungkin akan muncul yang lebih dahsyat lagi. “Oh, iya. Ini titipan adek lo.” Miko menyerahkan sebuah CD game bergambar banyak pria tampan dan seorang gadis cantik. Dari tulisan yang tertera di sana, game itu berjudul ‘Oh, My Beautiful Shilla’. Adikku belakangan memilih untuk titip pesanan onlinenya pada orang lain. Sepertinya karena beberapa bulan lalu dia dimarahi Mama karena terlalu sering membeli barang-barang yang tidak penting. Dan untungnya ada Miko yang memiliki hobi yang kurang lebih sama dengannya. Dengan begitu dia bisa beralasan kalau dia tidak beli, tapi pinjam pada Miko. Kubaca sinopsis bagian belakangnya yang tertulis dalam Bahasa Inggris dan Jepang. Tentu aku membaca Bahasa Inggrisnya saja, karena tidak bisa membaca huruf Jepang. Inti dari game visual novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Arabella yang memiliki kekuatan sihir cahaya yang besar. Dia bisa menyembuhkan luka, menumbuhkan tanaman mati, bahkan menjernihkan air sungai yang tercemar. Dengan kekuatannya itu, semua orang percaya bahwa dia adalah perempuan suci yang bisa menyelamatkan dunia dari serangan siluman yang mengancam dunia saat ini. Lalu, dia pun memulai perjalanan hidupnya sebagai gadis suci. Dia mengalami banyak halangan, namun berkat lima orang pria hebat di sampingnya semua bisa teratasi. Tergantung pilihan dari pemain, Arabella bisa mendapatkan akhir yang romantis dengan salah satu dari lima pria itu. Bahkan katanya ada juga ending harem yang artinya Arabella bisa memiliki lima pria itu sekaligus. “Hah? Klise amat ceritanya.” tanggapku. Miko mengangkat bahunya. “Entah, deh. Adek lo yang minta. Ini juga game keluaran tahun dua ribuan. awal Wajar aja lah.” jelasnya. “Well, buat bahan novelnya kali ya?” tebak Dilan. Kali ini aku yang mengangkat bahuku, karena tidak tahu. Saat perkuliahan selesai, aku segera pulang dan menyerahkan game itu pada adikku, Tia. Dengan semangat, dia menyambar game itu dari tanganku dan tanpa ba-bi-bu langsung dimainkannya di PC kamarku. “Kenapa gak main di komputermu sendiri sih, Dek?” tanyaku. “Karena monitornya Kakak lebih gede dan bagus lah.” jawabnya sambil membuka slot DVD di CPU. Aku sih tidak begitu masalah kalau dia mau pakai komputerku. Lagi pula aku juga punya laptop yang menurutku lebih praktis. Tapi, saking seringnya dia memakai komputerku dan beberapa game console yang ku punya, rasa-rasanya aku semakin tidak punya privasi. Tak berapa lama kemudian, tampilan game mulai muncul. Tia membesarkan tampilan itu hingga sebesar layar PC 32’ ku. Jadi, otomatis aku yang sedang mengerjakan tugas di kasur pun bisa melihatnya. “Kak, nama pangerannya sama kayak Kakak. Nyebelin ih!” serunya. “Rafael maksud kamu?” tanyaku. Beberapa teman dekatku memang memanggilku Afel, tetapi nama panjangku adalah Rafael Satya Pradana. “Iya. Mana tinggi badannya juga samaan 183 cm.” katanya lagi. “Wow! Ganteng dong.” tanggapku. “Iyewh~” Aku tak melihat wajahnya, tapi aku yakin Jihan menunjukkan wajah jijiknya karena kata-kataku barusan. Setelah itu Jihan melanjutkan permainannya. Beberapa kali dia mempercepat bagian yang menurutnya tidak begitu penting. Kadang dia juga memberi komentar seperti, “Elaaah! Arabella letoy amat daaah!” atau “Andreas ganteng banget, Ya Gustiiii!!” Selama memainkannya, dia hanya beristirahat hanya saat makan dan buang air saja. Aku juga sesekali saja memperhatikannya bermain game. Tetapi, kurang lebih aku tahu apa saja yang terjadi di dalamnya. Karena memang itu game yang ceritanya sangat mudah ditebak dan tanpa keterangan yang terlalu detail. Dari siang hingga pagi buta, tanpa tidur Tia menyelesaikan game itu. Dan begitu selesai, dia malah tidur di kamarku dan otomatis aku terusir. Sebelum keluar dari kamar, aku membaca catatan Tia. Sepertinya tujuannya memainkan game ini adalah memang untuk menulis novel online barunya. Dia menuliskan berbagai idenya di catatan, termasuk plot singkat dari ceritanya. Aku membacanya sekilas, dan kupikir itu cukup menarik. Apa lagi, pada catatannya tertulis bahwa sang pangeran tidak akan bersama Arabella, melainkan dengan seorang tokoh sampingan. Selain itu, sepertinya dia tidak terlalu suka dengan Arabella. Karena, di sini dia juga menulis bahwa Pangeran Rafael ingin berpisah dari Arabella dengan banyak alasan. Yah, aku yang hanya memperhatikannya saja bisa paham juga kenapa sang pangeran enggan bersama Arabella. Siapa juga yang masih mau bertahan dengan pasangan yang terima saja digombali dan didekati pria lain? “Nice, Rafael! Sebaiknya kamu memang pisah sama cewek kayak gitu.” gumamku. Kemudian aku keluar dari kamar. Aku memilih untuk tidur di kamar adikku karena kosong dan kasurnya cukup besar. Dalam beberapa menit, aku pun tertidur dengan lelap. Namun, satu hal yang tak pernah ku sangka terjadi. Saat kupikir aku sudah lelap tertidur, mataku justru terbuka dan melihat pemandangan yang tidak biasa namun familiar. “Ini kok mirip sama yang di game-nya Jihan?” gumamku. Hiruk pikuk suara orang-orang di sekelilingku memenuhi sebuah aula besar. Tatapan mereka pun tertuju padaku yang berdiri di tengah-tengahnya. “Yang Mulia.” Seorang gadis berambut merah jambu mengait lenganku dengan lengannya. Dia memanggilku dengan tatapan memelas dan penuh harap. Batinku berkata, “Siapa dia?”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.0K
bc

Time Travel Wedding

read
5.1K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.6K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.6K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
1.9K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook