bc

Kisah Tentang Ananta'S

book_age16+
121
FOLLOW
1K
READ
family
dominant
student
drama
sweet
bxg
campus
friendship
poor to rich
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Bagi semua orang di dunia ini, Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap dengan keberadaannya yang benar-benar nyata. Dengan sosoknya yang dapat dilihat, dipeluk dan dirindu. Dan kehilangan sosok Ibu selalu digambarkan sama dengan halnya kehilangan separuh jiwa yang dimiliki setiap manusia atau makhluk hidup beribu lainnya.

Itulah yang Nanta rasakan tatkala ia tidak pernah mengetahui sakit yang Ibu derita dan selalu menjadi rahasia semua orang bahkan keluarga. Hingga pada suatu sore di antara kebahagiaan dan kehangatan pesta istimewa, ia harus benar-benar merasakan duka paling dalam yang mencabik-cabik habis rongga di tubuhnya. Namun duka itu seakan tidak pernah berhenti tatkala semakin hari ia semakin melihat dan menyadari sikap aneh kakak tertuanya, tepat setelah aksi demo besar menolak pengesahan RKUHP dan Pelemahan UU KPK. Juga harus turut menyaksikan segala sandiwara yang Bapak mainkan tepat setelah kematian Ibu.

Akankah Nanta mampu bertahan dengan semua kepedihan yang terus-menerus menyerobot nadinya? Sementara di sisi lain ia harus benar-benar merelakan Laisa menjadi milik orang lain karena sebuah keadaan.

chap-preview
Free preview
KTA'S - Prolog
Sittin 'with my legs across your torso We are who we are when we're alone Baby, I'm ready, any minute we might fall Lately, I feel like my grip is gone But you got my all Lantunan lagu itu terdengar cukup mewakilkan perasaannya saat ini. Ditemani asap rokok mengepul ke udara, menyatu dengan aroma pekat dari kopi hitam yang masih utuh. Pelan-pelan Nanta menyesapnya, menikmati setiap titik pahit yang menyentuh sudut lidahnya. "Gimana, Brad? Udah beres?" Hans yang baru saja datang langsung melemparkan pertanyaannya. Nanta yang tengah terfokus pada lembaran kertas di tangannya mengangkat kepala. "Beres," jawabnya. "Ya udah, lo langsung kasih aja ke tim penyiar. Mereka udah nunggu di ruangan." Hans memerintah yang lantas diangguki oleh Nanta. Cowok itu beranjak dari duduknya, menyesap kopi panasnya sebelum berlalu. "Bang, jagain kopi ane, ya. Barangkali ada si Teddy, suka nyambat dia," candanya membuat Hans tergelak. "Yang ada malah gue yang ngabisin, Nan." Hans membalasnya. Nanta hanya terkekeh sebelum tubuhnya benar-benar menghilang dari balik pintu. "Hai." Tiffany yang baru saja muncul dari ruang sekre UKM seni rupa menyapa Nanta dengan senyuman manisnya. "Hai." Nanta spontan membalasnya. Berhenti sejenak untuk bersejajar dengan langkah Tiffany. "Mau ke ruang penyiar?" tanya Tiffany. "Yep." "Well, kayaknya udah siap, nih, buat jadi garda terdepan?" "Mau nggak mau, demi kita semua." "Oke sip, gue pun siap buat jaga lo semua dari barisan belakang. Advokat dari LBH pun udah siap." "Abis ini kamu ke mana, nih?" "Sekre BEM. Mau siap-siap nyiapin pasukan." Tiffany berbelok. Nanta menatapnya bangga. Terlebih Tiffany adalah gadis yang berani. Apalagi dalam hal menangani perkara demontrasi seperti ini. *** "Mari mengulang pelajaran untuk melanjutkan perjalanan." ~Ananta Sadewa~

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.4K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Head Over Heels

read
15.7K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook