bc

Takluknya Sang Tuan Muda

book_age18+
365
FOLLOW
5.1K
READ
dark
HE
heir/heiress
bxg
mystery
friends with benefits
surrender
like
intro-logo
Blurb

Full of mature content.

Area 21+

Luna, gadis malang yang akan dijual oleh ayah angkatnya namun beruntung dia berhasil kabur. Demi berlindung dari kejaran para orang suruhan mucikari, gadis itu berani mengubah penampilan secara total Atas saran pria paruh baya yang menemukannya terjebak dibagasi sang Tuan.

***

Pria itu menundukkan wajahnya, mengamati dengan cara yang tak biasa pada sosok asing yang tiba-tiba berada di rumahnya.

Jari telunjuk pria itu terulur, mengangkat wajah itu hingga manic keduanya bertemu.

Dalam sepersekian detik jantung Luna berdegup tak karuan. Ada rasa takut dan juga rasa kagum saat manicnya menatap sosok pria tampan yang ada dihadapannya kini namun rasa kagum itu langsung lenyap diterpa angin saat suara gaung kemarahan pria itu mengalun keras di depan wajahnya.

"Siapa yang mengijinkan orang cacat seperti dia berada di rumah ini, hah?!"

chap-preview
Free preview
1.Intro 21+
Ruang remang bercahayakan bulan yang masuk lewat kelambu yang tidak ditutup itu begitu panas oleh rintih kenikmatan yang mengalun dari dua insan yang tengah dimabuk hormon. Kedua insan itu saling mengejar kenikmatan masing-masing meskipun berulang kali sang wanita menjerit kesakitan akibat pukulan serta tamparan keras yang dilayangkan sang pria demi mencapai kepuasannya. "Alex..." suara itu sedikit bergetar disertai air mata yang tanpa sadar mengalir di ceruk madunya. "Kenapa kali ini kau menangis, hah?!" jemari kasar itu mencengkram wajah sang wanita, menekannya dengan kekuatan penuh hingga kuku-kukunya menusuk wajah halus tak berdaya yang ada didepannya itu, "Kau tahu bukan, saya tidak suka ada air mata yang menetes dengan cara menjijikkan seperti ini." pria itu mengeram marah. Alex sangat kesal saat lawan bermainnya bukannya mendesah nikmat tapi justru menangis menyedihkan. "Kau tahu aku menangis bukan karena kesakitan, Alex." Wanita itu bersuara rendah, "Aku menangis karena kenikmatan yang sedang kau berikan. Kau membuatku kewalahan." Wanita itu meraih tangan Alex yang mencengkram wajahnya, mengelusnya dengan lembut, "Gunakan tanganmu untuk hal yang lebih menyenangkan, Alex." "Jadi kejantanan saya yang sedang mengaduk-aduk tubuhmu dibawah sana itu kurang?" tawa pria itu mengalun. Pria itu mendekatkan wajahnya dan berbisik lirih, "Tidak kusangka seorang anak dari salah satu pengusaha berpengaruh bisa bersikap jalang seperti ini. Merengek dengan cara menyedihkan untuk bisa dipuaskan." "Yah. Engh!" pengakuan itu diiringi suara desah nikmat saat Alex menggerakkan tubuh bagian bawahnya yang bersemayam di lembah hangat sang jalang, "Aku akan bersikap sangat jalang hanya untukmu, Alex" Bibir berpoles lipstik merah darah itu terbuka, mengulurkan lidahnya dan menjilat jemari besar yang mencengkram wajahnya. "Masuki aku dengan kasar! Buat aku melayang dan tak tahu caranya untuk kembali menginjak bumi." "Kau yang memintanya, Gabriel!" senyum itu terbit dengan cara yang mengerikan dan tak lama kemudian suara jeritan kembali mengalun dari bibir wanita bernama Gabriel itu saat Alex dengan kasar membalik tubuh sintalnya dan menyatukan kembali pusat tubuh mereka tanpa aba-aba. "ACH!" Gabriel berteriak keras saat tangan besar Alex terulur dan memegangi lehernya dari belakang hingga wanita itu mendongak dengan tegang. "Kau suka diperlakukan kasar, bukan?!" suara Alex mengalun diiringi desah nafas beratnya. "Yah!" wanita itu tersenyum senang dan untuk membuktikan ucapannya, wanita itu menyambut dengan baik kerja keras Alex di bawah sana, mengencangkan otot-otot kewanitaan miliknya guna menyenangkan kejantanan Alex yang tertanam di pusat tubuhnya. "Jalang sialan!" tawa Alex mengalun keras, dia sangat senang atas reaksi yang diberikan Gabriel hingga membuat Alex semakin bersemangat menggempur wanita cantik itu. "Alex! Alex!" manic coklat madu Gabriel terbeliak, bibir merahnya terbuka lebar sambil menampilkan seulas senyum nikmat, "Nikmat, Alex! Hancurkan aku! Alex... Argh...!" deru nafasnya semakin keras, jantungnya berpacu semakin cepat saat akhir kenikmatan itu datang, meleleh dengan intensitas tinggi melalui intimnya yang berkedut. "Alex..." tubuh Gabriel melemah karena kenikmatan yang baru saja dia alami namun tidak dengan Alex, pria itu langsung memegangi perut rata Gabriel, memaksa wanita itu kembali tegak karena dia sama sekali belum keluar. "Alex, aku lelah..." "Tapi saya belum keluar, GABRIEL!" giginya bergemeletuk marah, "Ingat kau tidak punya hak untuk menolak setiap hal yang kita lakukan!" tangan Alex menarik surai indah Gabriel yang terurai dengan kuat hingga jerit kesakitan wanita itu mengalun keras. "Sakit, Alex! Kumohon hentikan!" Gabriel merasa kulit kepalanya sangat panas dan sangat perih "Alex!!!" "Kau harus bisa menahannya, Gabriel!" deru nafas pria itu semakin memburu seiring dengan kerasnya tumbukan dibawah sana dan tak lama kemudian Gabriel kembali mendesah keras, rasa lelah yang tadi dia rasakan kembali berpacu saat gesekan itu semakin keras. Suara desahnya yang menjijikan kembali mengalun, "Lebih keras lagi, Alex!" Tangan wanita itu terulur ke belakang, menyentuh bagian belakang b****g Alex seolah menyemangati pria itu untuk terus memasukkan kejantanannya kedalam intinya yang lapar. Suara erotis dari tumbukan kedua tubuh tak berpenutup itu menambah panas permainan. Nafas kasar mereka saling berkejaran ditengah peluh kenikmatan yang semakin intens. "Alex, aku akan keluar lagi!" manik wanita itu terpejam erat dan tubuh bagian bawahnya kembali bergetar hebat namun kenikmatan yang menderanya tidaklah sempurna karena Alex langsung mencabut miliknya begitu saja dan lebih memilih menuntaskannya dengan tangannya sendiri. Pria itu kemudian melepas pengaman yang menyelimuti kejantanannya, berjalan kearah kamar mandi dan membuang pengaman berisi benih miliknya kedalam toilet. Gabriel yang melihat apa yang dilakukan oleh Alex tidak berani berbicara banyak, wanita itu hanya mampu mengawasi setiap gerak Alex dari atas ranjang kini dia tiduri. "Cepatlah pergi! Saya yakin ayahmu sudah mencarimu sekarang." Pria yang tidak peduli dengan ketelanjangannya itu duduk di sofa, meraih cigarette yang ada diatas meja dan menyalakannya. Menghisap asap nikotin dari batang yang ada diantara jarinya itu sebelum akhirnya menghembuskan asapnya diudara. "Kau mengusirku?" bibir wanita itu cemberut sembari memasang wajah innocent, "Aku lelah setelah seluruh tenagaku dikuras habis karena permainan kita." "Apa yang membuat saya harus menahanmu disini?" Alex menatap Gabriel tanpa ekspresi. Terlihat sekali bahwa Alex sedang mengusirnya seperti yang sudah-sudah. "Baiklah, aku akan pergi. Tapi sebelum itu ijinkan aku membersihkan diri sebentar. Aku tidak mungkin pulang dengan bau persenggamaan kita." Gabriel bangkit dari atas ranjang, berjalan dengan tubuh telanjangnya yang menggoda sembari meremas buah mengkalnya yang menggantung menggiurkan, berharap Alex kembali tergoda dan menahannya pulang namun sayangnya yang namanya Alex sama sekali tidak bergeming, pria itu seolah larut dalam dunianya sendiri dan acuh pada Gabriel yang rela merendahkan dirinya serendah-rendahnya. "CK!" Gabriel menghentakkan kakinya kesal sebelum memasuki kamar mandi, menyalakan shower dan mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin sekaligus mendinginkan kepalanya yang mendidih atas sikap Alex yang tidak kunjung berubah. Gabriel selesai membersihkan tubuh dan memakai pakaiannya. Setelah memakai sepatu hak tingginya, wanita itu mendekatkan diri ke arah Alex. "Aku pulang sekarang." Gabriel merendahkan tubuhnya, menatap kedalam manic kelam Alex sembari mengulurkan jemarinya yang lembut untuk menyentuh pipi pria itu. "Jangan menyesal karena telah mengusirku." pandangan manicnya turun dan menatap bibir seksi milik Alex yang menggiurkan secara sadar Gabriel mendekatkan wajahnya, berniat menyatukan bibirnya dengan milik Alex namun secara spontan Alex menghempaskan jemari Gabriel dari wajahnya dan menerjang wanita itu hingga tubuhnya terbaring diatas lantai yang dingin dengan jemari besar Alex melingkari leher jenjangnya. "Apa yang akan kau lakukan, hah?!" wajah pria itu mengeras dengan rona merah padam. Wajah tampan pria selalu Gabriel puja itu kini tak ubahnya seperti iblis yang sedang murka, mengeluarkan taringnya dan siap menghancurkan apapun dalam sekejap mata. "Maafkan Aku, Alex." Gabriel berkata dengan suara tersendat pasalnya jalan nafasnya telah diblokir oleh jemari besar pria itu, Gabriel tidak bisa melawan karena jika dia melawan sedikit saja, Alex akan lepas kendali dan akan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi padanya, "Aku tidak berniat melanggar kesepakatan kita. Kamu salah paham." keringat dingin mengalir di sekujur tubuh Gabriel, dia sangat ketakutan sekarang ini. "Jangan pernah lewati batas yang telah kita sepakati, Gabriel!" gigi Alex bergemeletuk tajam sebelum akhirnya jemari pria itu lepas dari leher jenjang Gabriel. "Cepatlah pergi sebelum saya berubah pikiran dan melakukan sesuatu yang bisa membuatmu menyesal." Alex bangkit dari atas tubuh Gabriel dan wanita itu secepat kilat meraih tas miliknya yang berada diatas meja dan pergi dari ruangan itu, meninggalkan Alex seorang diri yang kini menghisap cerutunya sembari tertawa sumbang tanpa arah dan tanpa sebab. "b******k! Jalang itu sudah mulai berani bertingkah! Argh!" Teriaknya marah sembari meraih gelas berisi cairan berwarna pekat diatas meja dan melempar gelas itu hingga menghantam dinding dengan sempurna hingga cairan hitam pekat itu langsung tersebar di dinding berwarna putih. "b******k!" Jika orang yang membuatnya marah adalah orang biasa, tentu Alex bisa langsung melenyapkan orang itu tapi tidak dengan Gabriel, wanita jalang itu punya kekuasaan untuk melindungi dirinya. Tok!Tok!Tok! Pintu diketuk dari luar dan tak lama kemudian pintu terbuka dan menampilkan wajah Karim, pelayan yang menemaninya 24 jam tanpa henti. "Maafkan kelancangan saya, Tuan." wajah paruh baya itu menunduk dalam, menghindari kontak mata dengan sang tuan dan lebih lagi sangatlah tidak pantas dirinya menatap tubuh polos sang tuan yang kini tak berpenutup. "Ada apa?!" "Mereka sudah mendapatkan apa yang anda inginkan, Tuan." "Benarkah?" Wajah yang semula diliputi amarah itu perlahan berganti dan senyum mengerikan itu muncul tanpa disadari, "Kalau begitu saya akan pergi ke Maximilian. Saya sudah tidak sabar melihat seperti apa rupa gadis yang berhasil mereka dapatkan untuk saya."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
95.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook