bc

Escape

book_age18+
55
FOLLOW
1K
READ
murder
dark
others
mystery
city
office/work place
mpreg
assistant
like
intro-logo
Blurb

Apakah kau mengetahui sebuah rahasia yang disembunyikan oleh tetanggamu? Atau kah kau merasa ada yang aneh dari tetangga yang tidak pernah membalas sapaan mu meski kau berusaha untuk bersikap baik kepadanya?Aku mengetahuinya dan aku merasakannya. Sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan seumur hidupmu dan tidak pernah kau duga sebelumnya, yang menyeret dirimu ke dalam sebuah momen yang sangat menakutkan dan sangat menyakitkan, hingga mendatangkan sebuah rasa trauma yang mendalam! Yang bisa kuberi tahu padamu, berhati-hati lah dengan orang yang ada di sekitar mu!

chap-preview
Free preview
Bermain bersama Dewa Waktu
Aku tidak pernah menyangka jika hal buruk seperti ini terjadi kepada diriku. Ini bagaikan mimpi buruk ketika satu sosok monster tanpa hati membawa ku dan mengikat diriku di dalam kegelapan yang menakutkan, hanya untuk menyiksa diriku seperti tubuh tanpa nyawa, tidak … atau lebih buruk lagi dari itu. Dia memperlakukan diriku seperti sebuah boneka yang tak layak untuk di beri kasih sayang dan perhatian lagi. Ingin rasanya aku berteriak dengan kencang, meminta dan mengharapkan sebuah pertolongan yang akan datang kepada diriku saat ini. Namun, sepertinya berteriak dan menjerit berulang kali pun percuma saja … tak ada satu pun orang yang akan mendengarkannya, setidaknya itu lah yang diucapkan oleh monster itu kepadaku. Tik … tik … tik … Zhaaassh! Suara tetesan dan deras air hujan yang terdengar ketika hujan tiba, Syuhh~ Serta suara angin yang berembus pun terdengar di sekitaran sana. Namun, aku sama sekali tidak bisa melihat maupun merasakan keduanya, aku tidak bisa merasakan bukan berarti aku lumpuh, dan aku tidak bisa melihat bukan karena aku buta … namun, karena aku terkurung di dalam ruangan gelap ini, dengan rantai besar yang mengikat kedua kaki dan tanganku. Aku tidak bisa pergi ke mana pun yang aku mau, karena aku benar-benar di sekap di ruangan gelap itu, seorang diri … hanya kegelapan yang menemani ku dan juga tangisan ku yang menjadi penghibur, meski itu sama sekali tidak menghibur diriku. Tap … tap … tap … “Hh … hhh … hhh …” Pandanganku menoleh dengan cepat ke arah suara, deruan napas ku menjadi memburu tatkala suara langkah kaki terdengar berjalan menghampiri diriku saat ini. Ketakutan setengah mati, hingga tubuhku praktis bergetar karenanya, aku takut … sangat amat takut … aku takut bukan karena siapa yang akan datang saat ini, namun karena apa yang akan di lakukan oleh orang itu hari ini kepadaku? Itu lah yang membuat ku merasa takut. Ku tatap dengan perasaan takut, pintu jeruji yang menghalangi diriku untuk terbebas dari ruangan itu, berharap semoga ia tidak datang kepadaku, meski aku sangat yakin sepertinya harapan itu hanyalah harapan, semua menjadi sia-sia ketika lelaki bertubuh kurus, tinggi, dengan kulit pucat serta wajah yang datar nya itu berhenti tepat di depan pintu jeruji tersebut. Ku pandangi dirinya yang membuka pintu jeruji itu hingga menimbulkan suara yang nyaring dari besi yang sudah berkarat dan sedikit macet karena kekurangan oli,lelaki itu perlahan mendekati diriku, ia melangkah mendekati diriku tidak dengan tangan yang kosong saat itu, karena saat ini, ia berjalan dengan membawa sebongkah kayu di tangannya yang tentu saja membuat aku meyakini jika diriku saat ini tidak akan selamat, dan mati hari ini di tangannya. Namun, hatiku tidak rela untuk mati dengan mengenaskan, dan terutama di tangan lelaki yang sifatnya sudah melebihi dari sesosok monster. “A … aku mohonh … lepaskan aku, Mark!” ucap ku memohon untuk dibebaskan olehnya , mengharapkan belas kasih darinya, meski aku tahu jika lelaki tersebut tidak memilikinya. Tap … tap … tap … Lelaki itu perlahan berjalan semakin mendekati tubuhku yang terduduk di ruangan gelap itu, dan aku menjadi semakin ketakutan karenanya, ku geser sedikit demi sedikit tubuhku untuk menjauhi lelaki yang kini berjongkok di hadapanku. Kedua matanya menatapku seolah berusaha untuk membaca isi pikiranku, dan kemudian ia tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai dengan amat menyeramkan, lebih seram dari senyuman Bill Skarsgard yang berperan menjadi badut IT dan lebih gila dari senyuman Heath Ledger yang memerankan Joker. Dia bahkan bukan seorang aktor seperti kedua tokoh yang aku kenal itu. Dia nyata, teramat nyata … lelaki ini sangat menakutkan dan gila, yang tentu saja aku sendiri sangat ketakutan menghadapinya seperti sekarang ini. “Lepaskan? Apakah kau pikir aku bodoh … Sophia? Kau melihatnya, jadi aku tidak akan membiarkan mu lepas begitu saja!” jelas lelaki itu seraya mengusap pipi ku, meski pun ia melakukannya dengan lembut, namun aku bergetar hebat karena takut, “A .. aku mohon … aku berjanji tidak akan mengatakan dan melaporkan mu kepada polisi, Mark!” ucap ku memohon se-bisa ku, memberikan sebuah penawaran agar setidaknya ia mau melepaskan diriku dari tempat ini. Namun, dia menyeringai lagi di hadapanku. “Maafkan aku … tapi kau harus tetap berada di sini, dan itu lah yang harus tetap terjadi … kau akan selamanya berada di sini!” Bibir ku bergetar, dan aku menangis ketika mendengar ucapan Mark yang tidak akan pernah bisa aku bayangkan dan tidak akan pernah mau aku bayangkan! Ini terlalu menyeramkan, dan menyakitkan untukku. Aku ingin bebas, terbebas dari lelaki yang tidak aku kenali sebelumnya, dan membuat ku merasa jika hal yang telah terjadi saat ini, membuat diriku merasa menyesal karena telah melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengannya. Rasa penasaran ku kepada lelaki ini, yang pada akhirnya membuat diriku terjebak di tempat ini. Di sebuah ruang gelap, sendirian, dengan tubuh yang terasa sakit akibat ulah lelaki yang tadi baru saja berdiri dari hadapanku yang terduduk bersimpuh, dengan kedua tangan yang terikat oleh rantai di kanan dan kiri, sehingga mengunci seluruh pergerakan ku. Menguncinya hingga aku sama sekali tidak bisa membalas perlakuan nya, atau setidaknya kabur dari ruangan tersebut. Aku hanya bisa terus menangis, dan bahkan ketika lelaki yang aku kenal sebagai Mark kini berdiri dan memperlihatkan balok kayu yang sedari tadi ia genggam di tangannya kepadaku. Membuat ku tahu, jika balok kayu itu lah yang akan aku terima saat ini. Tak ada kata lain yang bisa aku lakukan selain kata pasrah … bahkan ketika ia mengayunkan balok itu ke arah ku, aku tidak bisa melakukan apa pun. Waktu terasa sangat lamban, seolah dewa waktu ingin mempermainkan diriku dan membuat ku dengan terpaksa merasakan perasaan yang sangat bercampur aduk, antara sedih, marah, takut, dan gelisah. Kegelisahan lah yang lebih besar dari pada perasaan yang lainnya, karena rasa itu menghadirkan sebuah tanda tanya yang hadir di dalam hatiku. ‘Akan kah aku mati setelah ini?’  itulah pertanyaan yang hadir kala itu. Tidak ada yang bisa aku lakukan, selain menerima apa yang akan aku rasakan, meski pun seperti itu, aku tetap merasa takut … sehingga aku praktis memejamkan kedua mataku, memilih untuk tidak melihat apa yang akan aku rasakan selanjutnya. … Clak … clak … clak …   ….  To Be Continue. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Devil Billionaire

read
94.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook