bc

Hasrat Istri simpanan

book_age18+
1.1K
FOLLOW
7.7K
READ
city
addiction
like
intro-logo
Blurb

Seorang Wanita bernama Sinta, harus di tukar dengan hutang-hutang Ayah-nya yang menumpuk, dengan cara menikah dengan seorang Rentenir sekaligus juragan tanah.Wanita berusia 20 tahun itu ketakutan, saat Ayahnya dengan kejam meminta nya untuk menikahi Juragan Broto, yang jelas-jelas usianya sangat terpaut jauh.Demi menghindari pernikahan itu, Sinta terpaksa kabur dan pergi ke Kota. Ia memilih kabur, dan menentang Orang Tuanya, dari pada harus menikah dengan Pria tua bangka.Namun ketika tiba di Kota, bukannya menyelamatkan diri dari Pria bangkotan, Sinta justru malah masuk ke sarang harimau.Hari-hari Sinta berubah drastis ketika dirinya pindah ke Kota.Baca cerita selanjutnya yuk....

chap-preview
Free preview
Pergi dari Rumah
Dua orang preman tengah mengobrak abrik sebuah rumah tua. Beberapa perabotannya telah berserakan " Heh, dimana kamu sembunyikan barang berharga mu yang lain? " Salah satu preman tersebut menarik kerah baju si pemilik rumah. " Ti..tidakk, saya sudah tidak punya apapun lagi. Bukannya semuanya sudah kalian bawa " Ujar pak Lukman, yang tak lain pemilik rumah yang tengah di obrak abrik tersebut. Pak Lukman tampak ketakutan, ia terpaksa harus berhutang pada seorang juragan tanah untuk membiayai pengobatan istrinya yang sedang sakit saat itu. Juragan tanah tersebut tak berbeda dari seorang rentenir yang mengambil banyak Bunga dari hutang tersebut, hingga beberapa barang berharga dirumahnya pun habis karena di bawa oleh anak buah juragan tanah. " Gimana nih bos? " Tanya salah satu preman pada si juragan tanah. Akibat keributan yang dibuat oleh Broto si juragan tanah, rumah pak Lukman menjadi pusat perhatian dan membuat di kerumuin banyak orang " Ada apa ini? " Sinta baru saja pulang bekerja dari pabrik. Ia segera berlari menuju rumah-nya karena melihat orang-orang berkerumun. " Bapakkk " Sinta segera berlari menghampiri Lukman yang terduduk di lantai. Lukman terlihat menyedihkan dengan kaos yang hampir sobek karena di tarik oleh anak buah Broto " Apa yang terjadi pak? " Tanya Sinta, cemas. Sinta mengira hutang bapaknya telah lunas karena tiap bulan, Sinta memberikan semua gajinya untuk membayar cicil hutang-hutang tersebut. " Heh cantik juga, " Gumam Broto dalam hati. Senyumnya menyeringai, terlihat jelas apa yang ada di pikirannya. " Heh dik, cepat bayar hutang bapakmu sekarang juga!!! " Suara anak buah Broto semakin keras, membuat para tetangga berbisik menggunjing keluarga tersebut. " Bukannya saya selalu bayar rutin, tiap bulan? Bagaimana bisa kalian memperlakukan kami begini? " Bentak Sinta tak terima, apalagi tiap bulan dirinya mengeluarkan uang untuk mencicil hutangnya. " Yang kau bayar tiap bulan itu Bunganya. Cepat bayar sekarang! " Sinta tak habis pikir " Dasar lintah darat!!! " Umpat Sinta. Ia cukup sabar selama ini. Kali ini mereka benar-benar keterlaluan karena membuat kegaduhan di rumahnya. " Apaa??? " Salah satu anak buah Broto hampir melayangkan tangannya ke wajah Sinta , namun Broto menghentikanny. " Sudah-sudah, mari kita bicarakan baik-baik " Tutur Broto dengan suara lirih. Suasana pun agak mereda, karena para tetangga juga sudah bubar ke rumahnya masing-masing. Mereka berlima kini duduk di ruang tamu. Istri pak Lukman serta adik bungsu Sinta hanya diam bersembunyi di dalam kamar. " Begini Lukman, saya akan anggap hutang kamu lunas gimana? " Ucap Broto dengan senyum seringainya. Hal itu membuat Lukman dan Sinta keheranan " A..aapa maksudnya juragan? " Tanya Lukman penuh penasaran. " Ya anggap saja hutangmu lunas, tapi ada syaratnya, hehe " Broto terus menyeringai, matanya bergantian menatap Sinta yang masih mengenakan seragam pabrik. Seragam kerja safitri sebuah kemeja berwarna putih dan rok span selutut. Tentu saja broto sangat tertarik melihat kemolekan tubuh Sinta. " Syarat apa itu gan? " Lukman terus bertanya. Ia juga takut dengan jawaban broto akan tidak masuk akal. " Baiklah, bagaimana kalau kamu nikahkan Putri mu denganku saja? Aku janji akan anggap hutangmu lunas " Broto dengan percaya diri menuturkan niatnya. Mendengar hal itu Sinta murka, ia mengepalkan tangannya " Menjijikan! " Gumamnya dalam hati tanpa bicara apapun. " Tapi juragan kan sudah menikah dan anak saya juga masih sangat muda it.. " " Tidak masalah Lukman, anakmu bisa menjadi istri ketiga ku " Broto memotong pembicaraan ma'il. " Maaf tapi anda lebih pantas menjadi bapak saya dari pada jadi suami saya " Akhirnya Sinta bersuara, ia sudah tak tahan lagi. " Benar gan, Sinta masih sangat muda " Tutur Lukman. " Ehm, namanya Sinta ya. Pikirkan baik-baik hutangmu Lukman, Kamu pilih lunas atau rumahmu jadi milikku " Ucap broto lalu berdiri dari kursi. " Baik, saya akan membujuk Sinta gan. Tapi hutang saya benar-benar lunas kan? " Sinta menggeleng tak percaya dengan apa yang diucapkan bapak-nya, ia lebih memilih menjual putrinya ke Juragan tanah tersebut. " Pak " Teriak Sinta, tak terima. " Bagus, minggu depan saya akan kemari lagi untuk melamar Sinta, " Senyum broto melebar mendengar jawaban dari Lukman. Broto lalu pergi meninggalkan kediaman ma'il. " Sinta, kamu harus mau menikah dengan juragan broto. Ini semua demi keluarga kita " Lukman membujuk Sinta setelah kepergian broto. " Nggak! Aku ngga mau pak, dia itu lebih pantes jadi bapakku pak, aku ngga mau!!! " Sinta menangis terisak, ia tak mampu membayangkan masa depannya jika harus menikah dengan Broto. " Bapak ngga mau tau! Memangnya uang 100 juta dari mana untuk melunasi hutang kita, hah??? " Lukman tak mau berpusing-pusing lagi. Di dalam kamar ibunya pun menangis mendengar pertengkaran suami dan putrinya. " Bapak jahatt!!! " Sinta menangis lalu pergi ke kamarnya. Setelah kejadian itu, Sinta mengurung diri di kamar selama 3 hari. Ia bahkan tak makan apapun. Rupanya diam-diam Sinta berhubungan dengan temannya yang ada di Ibukota, ia menceritakan kejadian menyedihkan pada temannya tersebut. Pada pukul 4 subuh, Sinta diam-diam pergi dari rumah dengan membawa ransel berisi pakaiannya. Sinta pergi ke terminal dan menunggu selama 1 jam keberangkatan bus. Tiga hari kemudian, Sinta di Antar ke tempat kerja barunya oleh Dina, yang tak lain adalah teman SD Sinta. Rupanya, Dina sama-sama berasal dari kampung yang sama dengan Sinta " Sin, nggak apa-apakan kalau jadi pembantu? " Tanya Dina, karena dirinya juga bekerja sebagai pembantu di Jakarta. " Ngga apa-apa Din, makasih ya. Lebih baik aku jadi babu daripada harus nikah sama orang tua itu " Sinta terlihat masih kesal dengan kejadian itu. Selama 3hari, Sinta menginap di rumah majikan Dina, sambil mencari lowongam kerja. Dengan bantuan Dina, akhirnya ia menemukan pekerjaan meskipun hanya sebagai pembantu. " Selamat pagi Bu Laura, ini Sinta teman saya dari kampung. Dia yang akan bekerja disini Bu " Ucap Dina memperkenalkan Sinta, pada calon majikannya. Sejenak Laura menatap intens Sinta dari atas sampai bawah. Wajahnya yang lugu dan polos membuat Laura merasa puas " Sepertinya dia ngga neko-neko " Gumamnya dalam hati " Baiklah, Nama saya Laura. Saya harus panggil kamu apa? " Tanya Laura, wanita cantik pekerja keras dan terlihat sangat berwibawa. " Panggil saja Sinta, nyonya " Sahut Sinta malu-malu. Pertama kalinya Sinta bekerja sebagai pembantu. Laura mengangguk pelan " Berapa umurmu Sin? " Tanya Laura. " 20tahun bu " Setelah memperkenalkan diri, Laura segera mengantar Sinta ke Kamar yang sudah di siapkan. Sementara itu, Dina pun sudah kembali ke tempat kerjanya. Malam pertama tidur di rumah orang lain lagi , Sinta mengambil handuknya untuk membasuh tubuhnya. Semenjak datang ke Ibukota, Sinta selalu pergi mandi sebelum tidur. Cuacanya lebih panas dari kampung halamannya " Yah, Airnya kok mati " Gumam Sinta memencet kran yang tak keluar airnya. " Duh, mana udah lepas baju lagi " Gumam Sinta. Siang tadi ia sempat berkeliling rumah bersama Laurq, ia teringat ada kamar mandi tepat di bawah kamar Sinta " Apa aku mandi di bawah aja ya, toh ini udah malem " Gumam Sinta membuka handel pintu kamarnya. Dirinya berjalan pelan, mengendap-endap sambil matanya memerhatikan sekitar, pasalnya Sinta hanya mengenakan handuk saja ditubuhnya. " Syukurlah ngga ada orang " Sinta dengan tenang masuk ke Kamar mandi yang berada tepat di bawah tangga kamarnya. Perlahan Sinta mengguyur tubuhnya di bawah shower, rasanya menyegarkan setelah seharian merasakan panasnya ibukota. Sinta mandi dengan santai di Kamar mandi tamu, apalagi waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah pasti majikannya telah terlelap. Sinta menggulung rambutnya dengan handuk kecil, lalu berjalan santai keluar dari kamar mandi. Ia menaiki tangga hanya dengan berbalut handuk saja dengan santai. Siapa sangka , dari kejauhan dengan cahaya lampu redup seorang pria tengah mengucek-ucek matanya " Apa aku salah liat? " Gumamnya bermonolog. Dia adalah Ivan, suami dari Laura. Ivana Prayoga baru saja pulang dari kantor, ia ke belakang berencana untuk mengambil air putih di dapur namun siapa sangka, Ivan malah melihat sesuatu yanh seharusnya tak dilihat. " Siapa wanita itu? Sexi sekali? Apa itu Laura, kenapa dia kesana? " Ivan kembali bemonolog, lalu tak lupa ia meneguk air putih yang sudah diambil tadi. Ivan kembali ke Kamar dan melihat keberadaan Laura yang sudah tidur lelap. " Tika tidur? Lalu siapa wanita tadi? " Ivan terus bertanya-tanya, dirinya tak tau soal pembantu barunya. Ivan melepas kemejanya dan pergi ke Kamar mandi, namun Air kamar mandinya mati. Terpaksa Ivan harus turun ke bawah untuk mandi, Rupanya saluran air Kamar mandi bagian lantai atas tersumbat, hingga membuat air tak keluar. Ivanl lalu turun ke kamar mandi bawah dengan bertelanjang d**a, tak disangka saat masuk ke kamar mandi ia di kejutkan dengan tubuh sintal yang sedang memungut ikat rambut di kamar mandi. " Siapa kamu? " Tanya Ivan, ia menatap lengkat gadis cantik yang ada di hadapannya itu. Sinta hanya mengenakan Daster katun polos berwarna putih. " Sa..saaya... saya pembantu baru disini " Sahutnya gagap, ia memejamkan matanya melihat Ivan bertelanjang d**a dan hanya mengenakan celananya. " Hah? " Ivan menelan salivanya saat melihat dua gundukan yang terlihat. Rupanya Sinta tak mengenakan Bra, kebiasaannya saat tidur adalah tak mengenakan dalaman. " Sejak kapan Laura mengganti pembantu? Ah aku lupa, bi ipah kan nggak kembali setelah pulang kampung. Tapi kenapa se seksi inii sih??? " Gumam Ivan dalam hatinya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal... " Sudahlah, aku mau mandi " Tak banyak kata Ivan segera masuk ke kamar mandi, ia menyadari bahwa miliknya di bawah sana telah mengeras akibat melihat dua gundukan milik Sinta. " Duh, ngga beres nih " Gumamnya di bawah guyuran shower. Pagi harinya... " Sin, kenalkan dia suami saya. Namanya Ivan " Ucap Laura di ruang makan. .. Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Revenge

read
15.8K
bc

BELENGGU

read
64.6K
bc

The CEO's Little Wife

read
627.4K
bc

After That Night

read
8.5K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.6K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K
bc

Pak Bos Gila Jadi Jodohku

read
70.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook