bc

A Stranger's Soul

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
HE
time-travel
lighthearted
lies
like
intro-logo
Blurb

Dia dijuluki wanita jahat di Kerajaan Domisio. Amber Lucio, anak perempuan satu-satunya dari keluarga Duke Lucio. Amber yang sedari kecil dimanja, tumbuh menjadi sosok yang egois, sombong dan arogan. Apa pun yang diinginkannya, maka di saat itu juga dia harus mendapatkannya. Itupun berlaku dengan percintaannya, di mana Amber menginginkan Lucius Domisio, sang putra mahkota kerajaan menjadi miliknya.

Namun, perasaan tak bisa dipaksakan. Apalagi Lucio sudah memiliki wanita idaman lain yang sifatnya bertolak belakang dengan Amber. Wanita itu putri dari keluarga Duke Williams bernama Emily Williams.

Karena tak mau kalah saing dengan Emily, Amber melakukan segala macam cara. Sampai akhirnya Amber malah dijatuhi hukuman mati, dan seluruh keluarganya pun mendapatkan hukuman yang sama dengannya.

Namun, keajaiban terjadi pada saat eksekusi tersebut. Amber diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya. Dia mengulang waktu ke-5 tahun sebelum terjadinya eksekusi tersebut.

Hanya saja, jiwa Amber telah digantikan oleh jiwa orang lain. Jiwa seorang wanita dari abad 21. Dan wanita itu tahu persis bagaimana takdir Amber yang akan berakhir di panggung kematian. Maka dari itu, wanita yang berasal dari abad 21 memilih menghindari hal-hal yang akan mencelakainya, termasuk Lucius dan Emily. Serta memilih seorang Duke muda menjadi tunangannya.

"Aku ingin bertunangan denganmu, Duke muda Blackolw," kata Amber tanpa basa-basi pada Duke termuda di kerajaan Domisio.

chap-preview
Free preview
Prolog
“Apa Anda memiliki keinginan terakhir sebelum hukuman gantung ini dilaksanakan, Lady Lucio?” Suara rendah dan berat milik seorang lelaki bertopeng menyentak wanita yang tengah menunduk di hadapan tali simpul di depannya. Dia mengerjap, tetapi tidak mengangkat kepala, ataupun menoleh ke arah lelaki bertopeng itu. “Apa Anda memiliki keinginan terakhir, Lady?” Lelaki bertopeng itu mengulang pertanyaannya. Kali ini dengan suara yang lebih keras. Sampai-sampai, menarik perhatian semua orang yang sedang menonton. Dan hal tersebut menyebabkan orang-orang itu menatap tajam wanita yang sebentar lagi akan diesekusi. “Apa Saya pernu mengatakannya? Apa Anda yakin bisa mengabulkan permintaan saya?” respon wanita itu, tanpa mengangkat kepala. “Tergantung permintaannya.” “Tergantung permintaan saya? Bagaimana kalau saya menginginkan kebebasan? Apakah Anda bisa mengabulkannya?” Wanita itu tersenyum sinis, lalu menggelengkan kepala. “Jika hal itu bisa Anda kabulkan, maka Anda akan dianggap pengkhianat. Apakah Anda ingin dicap sebagai pengkhianat, sementara pekerjaan Anda saat ini adalah seorang eksekutor?” Hening. Tidak ada tanggapan dari lelaki bertopeng itu, tetapi bisik-bisik dari orang-orang yang menonton, terdengar seperti dengungan lebah. Bising. Tentunya sedang mencemooh wanita itu. Sementara wanita itu, masih tetap menunduk dan tersenyum sinis. Namun, saat ada suara lelaki lain yang begitu familier di telinganya, tiba-tiba saja, dia mendongak. Menatap lelaki itu yang sudah berada di hadapannya. “Akhirnya Anda datang juga, Yang Mulia. Saya yakin, Anda akan segera membebaskan saya. Karena saya tidak bersalan, dan pastinya Anda tidak akan pernah percaya dengan apa yang dituduhkan pada saya, bukan?” kata wanita itu, penuh harap. Seolah-olah, kehadiran lelaki itu adalah harapan terakhir dia agar bisa selamat dari hukuman gantung yang sudah di depan mata. Namun, bukannya mengiakan, lelaki itu malah tersenyum sinis yang lama-kelamaan senyumannya makin lebar dan akhirnya suara tawa kencangnya pecah saat itu juga. Yang menyebabkan wanita itu tampak kaget dengan ekspresi tak percayanya. “Kamu pikir, saya datang ke sini untuk membebaskanmu? Mimpi! Aku ke sini karena ingin melihatmu mati di tiang gantungan itu!” katanya, setelah lelaki itu berhenti tertawa. “Ka—kamu … kamu bukannya— “Hentikan omong kosongmu!” potong lelaki itu, dengan suara tinggi. Lalu, dia menoleh ke arah lelaki bertopeng di sebelah wanita itu. “Lakukan eksekusinya sekarang!” Sesaat, lelaki bertopeng itu hanya diam, tetapi tak lama setelahnya dia mengangguk patuh. “Baik, Yang Mulia, saya akan melaksanannya,” kata lelaki bertopeng itu yang kemudian mengalihkan pandangannya ke arah wanita tadi. “Lady Amber Lucio, putri dari keluarga Duke Lucio. Dengan titah kaisar, maka Anda dan seluruh keluarga Anda akan segera dijatuhi hukuman gantung.” Dia mengumumkan hukuman tersebut. “Ini tidak adil. Saya atau pun keluarga saya tidak pernah melakukan apa pun yang ditudituduhkan itu!” Wanita itu berteriak, kali ini sambil menatap lelaki bertopeng, lalu mengalihkannya pada lelaki di depannya yang dia kira akan menyelamatkannya. “Kenapa kamu mengatakan itu? Atau kamu ingin berkata kalau Lady Emily yang berbohong dengan insiden keracunan itu?” celetuk lelaki di hadapannya, dengan ekspresi marah. “Mungkin saja dia hanya pura-pura keracunan agar aku bisa mendapat hukuman!” sahut wanita itu, yang masih dengan suara tingginya. “Tutup mulutmu, wanita jahat! Memangnya siapa yang akan percaya dengan omonganmu itu, hah?! Pastinya tidak ada!” bentak lelaki itu, yang makin terlihat marah. “Hei, kamu! Segera lakukan eksekusinya sekarang!” teriaknya, yang langsung berbalik badan menjauhi wanita itu menujuk ke tempatnya semula. Di mana di tempat itu ada wanita berambut pirang yang sedang menunggunya. Dan wanita itu tak lain adalah korban dari wanita yang akan dieksekusi, sekaligus tunangannya saat ini. Lagi-lagi, lelaki bertopeng itu hanya bisa mematuhi apa yang dikatakan lelaki yang bergelar putra mahkota di kerajaan Domisio itu dalam diam. Dan dia pun menarik wanita yang sebentar lagi akan dia habisi. Menempetkannya di atas papan pijakan. Sementara tali simpul itu dimasukannya ke dalam kepala wanita itu sampai berada di leher jenjangnya. Sesaat, lelaki bertopeng itu menatap lekat kedua manik hazel wanita itu, tetapi itu hanya sebentar. Sebab tak lama setelahnya, dia mengalihkannya ke arah lain sambil membisikkan sebuah doa yang hanya bisa didengar olehnya sendiri dan tentunya wanita itu. “Semoga kamu tidak merasakan rasa sakit ketika kematian menghampirimu, Lady. Dan saya berdoa, semoga Tuhan mengabulkan apa yang menjadi keinginan terakhirmu,” bisik lelaki bertopeng itu. Sementara itu, wanita bernama Amber langsung menghentikan teriakannya. Kemudian, tiba-tiba menoleh ke arah lelaki bertopeng. Di saat itulah Amber baru menyadari bahwa lelaki bertopeng itu memiliki iris mata berwarna merah terang. Warna mata yang sangat langka ditemui di kerajaan domisio. Dan satu-satunya keluarga bangsawan yang memiliki warna itu hanyalah satu keluarga penguasa dari wilayah utara. Deg! mendadak, jantung Amber seperti berhenti berdetak. Setelah dia tahu siapa sosok lelaki di balik topeng yang bertugas menjadi algojonya. Namun, sebelum dia akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba, papan pijakannya ditendang oleh lelaki bertopeng itu. Yang menyebabkan tali simpul itu langsung menjerat lehernya. Mengantungnya dengan kaki yang terus mencari pijakan. Akan tetapi, karena tidak ada lagi benda yang bisa dipijaknya, tubuhnya pun perlahan-lahan mulai melemas. Dan pada akhirnya, Amber jatuh dalam kegelapan dan kehampaan tiada akhir. *** Sementara di tempat lain, seorang wanita muda berusia 23 tahun tampak duduk di meja makan. Dan entah sudah berapa kali, dia menoleh ke arah jam yang saat itu sudah menunjukkan pukul 11 malam lebih beberapa menit. Dari raut wajahnya terlihat sangat jelas jika dia sedang gelisah. Lalu tiba-tiba, dia berdiri dari tempat duduknya. Berjalan ke arah tempat mantel, syal dan menutup telinganya yang sedang tergantung. Mengambilnya. “Aku akan menyusulnya ke kantor. Mudah-mudahan, tidak terjadi apa-apa padanya,” gumam wanita itu, yang buru-buru memakai mantel, syal, sarung tangan, serta penutup telingannya. Lalu, dia berlari ke luar rumah. Padahal malam itu, sedang terjadi badai salju. Dengan temperature suhu di bawah 0 derajat. Yang menyebabkan salju menumpuk sangat tebal. “Apa dia masih di kantor, atau dia dalam perjalanan pulang?” gumamnya lagi, yang terus berjalan ke jalan yang sering dilewati kendaraan. Namun, saat dia sudah berada di jalan, tak satu pun ada kendaraan. Mungkin karena sekarang sedang terjadi badai, sehingga orang-orang memilih menghentikan aktivitas mereka. “Lebih baik aku jalan kaki saja, toh hanya memakan waktu lima belas menit jika melewati jalan pintas,” katanya lagi. Lalu, dia berjalan cepat dengan kedua tangannya dimasukan ke dalam saku mantelnya. Setelah 15 menit kemudian, wanita itu pun sampai di sebuah gedung perkantoran. Gedung itu adalah perusahaan milik keluarganya, yang dialihkan pada kekasihnya. Karena itulah, meskipun dia sudah tidak bekerja di perusahaan itu lagi, dia tetap bisa keluar masuk tanpa harus melewati pemeriksaan petugas keamanan. Akan tetapi, malam itu dia diperlakukan tidak seperti biasanya. Dua petugas keamanan yang baru dia lihat, tiba-tiba menghentikannya. Dan menanyakan apa tujuannya datang ke perusahaan itu di tengah malam, di saat semua orang sedang merayakan sebuah perayaan. “Hah, kalian mengatakan apa?” tanya wanita itu yang merasa kebingungan. Setelah mendengar sesuatu yang tidak diketahuinya. “Saya tanya, apa tujuan Anda datang ke sini, di saat semua orang sedang merayakan hari jadi perusahaan Kingdom yang kedua tahun,” sahut salah seorang petugas tagas. “Perusahaan Kingdom? Kalian pasti salah, ini perusahan keluarga saya, dan saya adalah ahli warisnya, Amelia Stone,” sangkal wanita yang menyebut namanya Amelia. Mendengar apa yang dikatakan Amelia, kedua petugas keamanan itu malah tertawa keras, lalu menggelengkan kepalanya. “Kalau Anda yang memiliki perusahaan ini, maka saya adalah suami anda, yang juga adalah pemiliknya,” sahutnya, yang kembali tertawa mengejek. “Kurang ajar! Saya harus bertemu dengan Sam! Saya akan mengadukan kalian agar segera dipecat dari sini!” Bukannya merasa takut dengan ancaman Amelia, kedua petugas keamanan itu malah makin tertawa keras. “Sam? Maksud Anda, Pak Samuel Will? Mana mungkin Beliau mau mendengarkan wanita gelandangan seperti Anda. Memangnya ada hubungan apa Anda dengannya, di saat tunangannya jauh lebih cantik dan anggun. Jangan mimpi, deh!” kata salah satu petugas keamanan yang satunya. Deg! “Maksud kalian apa? Tunangan? Siapa— Namun, sebelum Amelian menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba dari arah dalam seseorang keluar. Dan orang yang keluar itu adalah seseorang yang sangat dikenalnya. “Lily! Hei, aku di sini! Tolong kamu panggilkan Sam un— Lagi-lagi, sebelum Amelia menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba dari belakang Lily, wanita yang dilihatnya tadi, seorang lelaki muncul. Tak hanya muncul saja, tetapi lelaki itu pun merangkul pinggang Lily dengan mesra. Amelia yang melihatnya, tentu saja merasa kebingungan, tetapi karena dia mendengar pembicaraan kedua petugas keamanan di depannya yang mengatakan mereka adalah pasangan yang sangat cocok, maka di saat itulah dia tersadar. Jika yang dibicarakan petugas keamanan itu adalah Sam dan Lily, kekasih dan sahabatnya. “Ini tidak mungkin. Sam dan Lily, tidak akan mengkhianatiku, kan?” gumamnya, masih tidak percaya. Namun kemudian, dia melihat Sam dan Lily sedang berciuman. Di saat itulah dia baru percaya bahwa kedua orang itu telah mengkhianatinya. Amelia berbalik. Berjalan dengan lunglai menuju jalan yang tadi dilewatinya. Tentunya dengan pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya. Sampai, dia berhenti di atas jembatan. “Apa salahku, sampai mereka tega melakukan itu padaku?! Aku sudah berusaha bersikap baik, penurut, dan apa pun yang aku miliki, pasti aku bagikan juga padanya, tapi kenapa dia berselingkuh? Dan kenapa harus dengan Lily, sahabatku?! Astaga! Jika Tuhan memang ada, maka aku ingin meminta satu hal saja. Jadikan aku jahat saja, Tuhan, agar tidak ada orang menjahatiku. Tapi, apakah itu mungkin? Apakah Tuhan itu memang ada? Kurasa tidak! Kalau pun ada, lebih baik aku tidak berharap lebih pada-NYA.” Amelia meringis, menahan sakit sambil memanjat pagar jembatan dan berdiri di sana. Membentangkan kedua tangannya sambil menatap ke bawah yang gelap. Lalu, dia bernyanyi. “Selamat ulang tahun … selamat ulang tahun … selamat ulang tahun untukku. Selamat ulang tahun.” Setelah bernyanyi seperti itu, Amelia pun menjatuhkan dirinya ke dasar sungai untuk mengakhiri hidupnya, tepat di saat jam menunjukkan pukul 12 malam. Di mana saat itu kalender telah berubah menjadi tanggal 1 Desember tahun 2023. Hari ulang tahunnya yang ke-24 tahun. Yang seharusnya dirayakan dengan kekasihnya, Sam, serta sahabatnya, Lily. Tetapi karena dia mengetahui kenyataan orang-orang yang sangat dipercayainya telah berkhianat, maka dia memilih mengakhiri hidupnya sendiri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook