Chapter 1

1340 Words
Sementara itu di sebuah gedung apartemen yang elit, Aldrick tampak tergesa-gesa melucuti satu persatu pakaian perempuan dihadapannya. Setibanya ia di gedung ini dan sesaat pintu unit di depannya terbuka melihat wajah Caca sontak membuat Al hilang akal. Diciumnya panas bibir wanita-nya itu digiringnya masuk sementara pakaian mereka sudah berserakan di lantai. Beberapa minggu belakangan ini mereka berdua disibukkan dengan pasien di rumah sakit. Membuat Al sangat merindukan Caca. Meski perempuan itu bukan tipe kekasih yang gemar bermanja-manja mungkin difaktorkan Caca adalah anak sulung yang tidak bisa bermanja-manja. Tetap saja Al merasa bersalah karena tidak bisa menghabiskna waktu sesering biasanya. “Wait, kamu gak mau makan dulu?” Bibir Al yang sedang bermain di leher Caca berhenti. Lelaki itu mendongak singkat dan bisa ditemukannya Caca yang tengah menatapnya datar. Al terkekeh geli, hanya wanita seperti Caca lah yang tidak terlihat merona sama sekali ketika sedang bermesraan seperti ini. Tapi entah kenapa walaupun Caca minim ekspresi saat itu. Al tidak pernah meraukan perasaan Caca padanya. “Aduh sayang, aku lenih mau makan kamu.” Caca tampak mengerjap satu kali. Dan menurut Al itu terlihat menggemaskan sekali. Tidak bisa menahannya lebih lama, Al menggendong Caca dan dibawanya kedalam kamar. Cumbuan mereka berlanjut , bibir Al menyusuri setiap jengkal tubuh Caca yang selalu menjadi candu untuknya dan mereka terus menyentuh sama lain. Al pun langsung mempersatukan tubuh mereka dan desahan Caca benar-benar menjadi satu hal yang membuat Al rindu suara ini setengah mati. Tiba-tiba Al tersenyum mengingat bahwa hubungan mereka tidak diketahui oleh sahabat-sahabat mereka, apalagi saat tadi dirumah sakit Davin mengajak dirinya ke café untuk ngopi-ngopi santai bersama yang lain dan dia menolak mengatakan lelah dan ingin pulang cepat. Al tidak berbohong dia memang benar-benar ingin pulang karena bagi Al, Caca adalah rumahnya. Tubuh mereka bergerak bersama dan saling merasakan panas tubuh masing-masing. AL kembali meraih bibir Caca dan melumatnya cepat. Lidah keduanya saling membelai dan untuk kesekian kalinya kamar itu menjadi saksi betapa Al sangat memuja Caca. Sejak pertama kali melihat Caca bertugas dirumah sakit dan mengetahui bahwa Caca adalah kakak dari sahabatnya dia bahagia karena dia sangat mengagumi perempuan itu dan dia rela mengejar-ngejar cinta perempuan itu walaupun diluar sana banyak yang mau menjadi kekasihnya. Puncak kenikmatan itu AL dapatkan tepat beberpaa menit setelah Caca mencapai batasnya. Al menggeser tubuhnya yang berada diatas dan pindah tepat di sebelah perempuan itu. Dipeluknya dari belakang tubuh kekasihnya itu dengan nafas yang masih bersahut-sahutan. Senyum Al terbit tanpa sadar. Sisi liarnya memang hanya diperuntukkan untuk perempuan yang ada dipelukannya ini. Karena Caca jugalah yang pertama kali menghidupkannya. “Al” “Hmm” “Ada yang mau aku bicarakan” “Tentang?” “Benar orang tua kamu udah datang bertemu dengan daddy?” Al bisa merasakan bagaimana Caca mengenggam tangannya yang sedang melingkar memeluk perutnya. Penuh rasa kasih sayang , Al paling takut kehilangan wanita nya ini , jika ada yang bertanya apa hal yang paling ditakuti oleh Al pasti dijawab oleh pria tampan ini ya dia ketakutan kehilangan Caca. Dulu saja sebelum ia mendapatkan wanita-nya ia harus melakukan semua cara untuk menaklukan wanita pujaannya itu termasuk menaruh obat di dalam minuman Caca dan menjadikan wanita-nya miliknya serta membuat Caca putus dari pacar nya yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Hal gampang memang untuk seorang Al melakukan hal licik itu asal dia bisa mendapatkan miliknya karena sejak dia bertemu Caca, Caca sudah diklam hanya milik Al seorang. Dan jangan panggil Aldrich Geo Wijaya kalau tidak bisa memiliki apa yang ia inginkan termasuk seorang Caca. Dan untungnya semua berjalan lancar ayahnya Rheino Daniel Wijaya mengenal Christian Jamie Dornan Dad nya Caca, dan Ayahnya telah membantu dirinya untuk melamar langsung Caca kepada Daddy Christian. Sejak kejadian Al mengambil masa depan Caca disana lah dia bertekad untuk bertanggung jawab kepada Caca dan meyakini Caca bahwa dia tidak akan meninggalkan wanita itu. Buktinya sampai sekarang mereka menjalani hubungan mereka dan mereka tinggal bersama di apartemen Al yang sudah diberikan kepada Caca. Dan hubungan mereka lancar tidak ada yang mengetahui hubungan mereka selain Noah sahabat sekaligus sepupu Caca. “Iya Sayang, kemarin ayah datang bertemu dengan Dad Christian untuk membicara pertunangan sekaligus pernikahan kita! Kamu tidak apa-apakan?” Caca menggelengkan kepalanya , ia masih didalam pelukan hangat Al memeluk pria itu. Drtt drtt.. Bunyi ponsel Caca menggema dikamar itu sontak membuat Caca melepaskan pelukannya dan memanjangkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang kebetulan berada di atas nakas di sebelah Al. Wanita itu melihat nama sepupunya itu tertera di ponselnya , ia menoleh kearah Al menaruh jari telunjuk dimulutnya dan memberi kode untuk diam. “Hallo Noah..” “Kak Ca , Lo dimana? Gue cariin lo kemana-mana” “Gue udah pulang dari tadi loh! Kan jadwal gue udah selesai!” “Balik lo cepat kak, gawat Dokter baru bikin ulah di poli lo! Gak ada dokter senior yang jaga lagi jam segini!” “Kok, gue sih Noah? Kan lo wakil nya Mom ya kenapa gak lo suruh siapa yang urus hal itu!” “Gak ada, gak ada cepatan loh kesini gue tahu pasti loh lagi ena-ena sama Al kan karena tadi dia izin gak ikut ngumpul bareng kami!” “Ish, mana ada ena-ena sembarangan kalau ngomong gak pernah di filter!” “Gak usah bohong, aku tahu gimana Al kalau udah ketemu ma Kak Caca , mesumnya keluar! Ya udah cepatan ke rumah sakit ya ditunggu” Caca memutuskan panggilannya dengan adik sepupunya yang rese itu. Emang adik sepupunya itu gak ada akhlak dan gak ada brain nya menganggu jadwal istarahatnya. Yang sedari tadi Al mendengar percakapan Caca dan Noah yang ia yakini pasti sahabatnya itu menyuruh Caca balik kerumah sakit dan menganggu waktunya karena bisa dilihat dari wajah masam nya Caca. “Al” “Hmm” “Maaf , aku harus balik kerumah sakit lagi! Kamu gak apa-apa kan aku tinggal sendiri di apartemen?” Tanya Caca sembari memundurkan kepalanya yang bersandar di d**a Al dan mendongak. “Emang ya sepupu kamu itu selalu saja ganggu waktu kita berdua, pasti selalu bawa jabatan untuk suruh-suruh kamu!” “Jadi gimana? Disana ada dokter baru bikin ulah karena gak ada dokter senior yang jaga , aku harus kesana sekarang!” “Menurut kamu? Aku bisa apa kalau wakil direktur rumah sakit udah turun tangan dan langsung menelepon kamu. Tapi ingat aku yang antar kamu dan jemput kamu” “Thank you” “Untuk?” “Karena udah ngizinin aku balik kerumah sakit!” “Cuma itu aja?” “Memangnya kamu mau apa lagi?-.” Ucapan Caca berhenti saat Al kembali membungkam bibirnya dengan ciuman penuh tuntutan. Alhasil, Selma satu menit mereka habiskan untuk kembali berciuman. “Ya udah aku mau bersih-bersih dulu, kamu jangan lupa makan dulu ya. Aku tadi udah nyiapkan makanan di atas meja makan tadi tapi kamu keburu nafsuan sama aku jadi lupa makan kan!” terang Caca sembari beranjak dari kasur dan masuk ke kamar mandi meninggalkan Al yang masih duduk di kasur. *** Sekarang mereka berada di basement parkiran rumah sakit, seperti perkataan Al tadi bahwa ia akan mengantar Caca kerumah sakit dan menunggu wanita itu selesai bertugas setelah ia pikir –pikir dari pada ia bolak balik untuk menjemput Caca mendingan ia menunggu nya saja. Disaat Al sedang asyik memagut bibir Caca yang ingin keluar dari mobil. Kaca mobil Al diketuk dari luar dan sudah diketahui pelakunya adalah orang sirik yang gak punya pacar siapa lagi kalau bukan Direktur St. Elizabeth Hospital, memang dasar kampret nih bocah. Dan Al menurunkan kacanya melihat pelaku utamanya dengan tampang sok tegas. “Kak Ca, kenapa gak turun dari tadi? Cepatan naik keatas pakai acara kiss-kiss an lagi ma tuh bocah! Ampun dah kak cepatan!” ucap Noah membuka pintu mobil menarik tangan Caca keluar dari mobil Al. Al yang melihat tangan Caca ditarik oleh sahabatnya itu pun ikut keluar dari mobilnya dan berlari kearah pintu kemudi dan menyambar tangan wanita-nya itu dari genggaman Noah. “Apa lagi sih Al, gue mau bawa Kakak gue ke atas biar dia urus dokter-dokter baru itu!” “Gue gak suka ya lo pakai tarik-tarik tangan Caca. Kalau sampai tangan Caca merah habis loh ma gue!” ungkap Al meberikan kepalan tangannya kepada Noah. Caca memutar bola matanya malas selalu saja begini kalau kedua pria dihadapannya ini bertemu, “Sudah-sudah kalian ini kayak bocah aja! Ya udah aku keatas aja sekarang dan kalian awas ya kalau berantem pas aku tinggalin!” ancam Caca yang ingin pergi dari sana Sebelum Caca beranjak dari sana ,Al menarik tangan Caca dan memeluk Caca dan memagut bibir Caca pelan tak peduli disana ada Noah sahabat gesrek nya. “Oh God, emang nih orang gak lihat tempat kalau mau ngapa-ngapain!” Caca melepaskan pelukan dan pagutannya, ia tersenyum dan meninggalkan kedua sahabat itu untuk masuk kedalam rumah sakit.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD