bc

My Perfectionist Teacher

book_age18+
675
FOLLOW
4.4K
READ
possessive
age gap
fated
badgirl
tomboy
drama
comedy
female lead
highschool
teacher
like
intro-logo
Blurb

"Rapihin seragam kamu!" titah Arghandi pada salah seorang siswi.

"Ini udah rapi, Pak. Mau serapi apa lagi?" tanya Valisa gemas pada gurunya itu.

Arghandi mendekat, membuat Valisa langsung memundurkan langkahnya.

"Bapak mau apa?" tanya Valisa bingung.

"Benerin dasi kamu, dasi kamu miring. Lain kali kalo mau pake dasi yang bener, jangan berantakan gini." Setelah membenarkan dasi Valisa yang katanya miring, Arghandi pergi meninggalkan Valisa yang melongo dengan kelakuan gurunya.

"Pak, Bapak waras 'kan, Pak?" tanya Valisa langsung membuat Arghandi berbalik kemudian menatap Valisa tajam.

"Enggak jadi deh, Pak! Bye, saya kabur dulu!" teriak Valisa meninggalkan Arghandi.

chap-preview
Free preview
Prolog
Seorang siswi tengah celingukan mencari-cari keberadaan satpam sekolah, ia datang terlambat lagi hari ini karena kebanyakan begadang. Bukan sekali dua kali sebenarnya gadis itu terlambat, melainkan sangat sering sekali. Bahkan kedatangannya yang tepat waktu itu bisa dihitung dengan jari saking jarangnya. Gadis bernama lengkap Valisa Anggun Triniyo itu langsung menaiki tembok belakang sekolahnya, ia tadi sudah memastikan kalau tidak ada satpam yang berjaga. Gadis yang biasanya disapa Valisa itu tersenyum lega ketika berhasil memanjat tembok, dengan satu kali loncatan, Valisa sudah menginjakkan kakinya ke tanah. "Berhasil!" pekiknya tertahan sambil mengepalkan tangannya ke atas langit. Valisa berjalan mengendap-endap menyusuri koridor kelas, ia akan bersembunyi jika ada beberapa guru yang lewat. Bisa bahaya kalau sampai ia tertangkap, Valisa tidak mau dihukum dengan membersihkan toilet sekolah lagi. Hal itu sangatlah menjijikkan bagi Valisa dan Valisa tidak mau mengulangi hal itu lagi. Lebih baik ia disuruh mengepel seluruh lantai sekolah daripada membersihkan toilet sekolah yang kotor dan baunya minta ampun itu. Sedangkan di tempat lain, ada seorang guru pria yang usianya masih tergolong muda. Guru muda itu bernama lengkap Arghandi Pradianata, seorang guru yang dikenal begitu disiplin dan perfeksionis. Guru muda berusia dua puluh lima tahun yang biasanya di sapa Arghandi itu tengah menertibkan siswa-siswi yang tidak menaati peraturan. Siswa-siswi itu tengah membersihkan halaman sekolah dengan dirinya yang mengawasi. Hingga tiba-tiba saja tatapan Arghandi menatap ke arah seorang siswi yang tengah mengendap-endap seperti seorang maling, pelan-pelan Arghandi berjalan mendekati gadis itu. Sepertinya gadis itu sadar akan keberadaan Arghandi, terbukti tiba-tiba saja gadis itu membalikkan tubuhnya dan tersentak kaget ketika melihat keberadaan sang guru yang terkenal perfeksionis itu. "Rapihin seragam kamu!" titah Arghandi pada salah seorang siswi. "Ini udah rapi, Pak. Mau serapi apa lagi?" tanya Valisa gemas pada gurunya itu. Arghandi mendekat, membuat Valisa langsung memundurkan langkahnya. "Bapak mau apa?" tanya Valisa bingung. "Benerin dasi kamu, dasi kamu miring. Lain kali kalo mau pake dasi yang bener, jangan berantakan gini." Setelah membenarkan dasi Valisa yang katanya miring, Arghandi pergi meninggalkan Valisa yang melongo dengan kelakuan gurunya. "Pak, Bapak waras 'kan, Pak?" tanya Valisa langsung membuat Arghandi berbalik kemudian menatap Valisa tajam. "Enggak jadi deh, Pak! Bye, saya kabur dulu!" teriak Valisa meninggalkan Arghandi. "Hei, mau ke mana kamu!?" teriak Arghandi yang sadar kalau ternyata siswi yang tadi ia bantu membenarkan seragamnya itu ternyata terlambat datang. "Pak! Jangan ikutin saya, saya telat nanti kalau Bapak terus-terusan ngejar saya!" teriak Valisa menatap ke arah belakang, tepatnya ke arah Arghandi sambil terus berlari menghidrasi kejaran gurunya itu. "Kamu itu memang sudah telat, berhenti atau hukuman akan saya tambah!?" ancam Arghandi membuat Valisa refleks menghentikan langkahnya. BRUKKK "A-aduh!" Arghandi yang tidak bisa menghentikan larinya pun menabrak Valisa yang tiba-tiba berhenti membuat keduanya terjatuh di atas lantai keramik dengan posisi yang sama sekali tidak enak dilihat. Arghandi terlihat tengah menindih Valisa. "Bapak, sakit tahu, Pak!" teriak Valisa kesal dan dengan kurang ajar, gadis itu mendorong Arghandi agar menjauh dari tubuhnya. "S-salah kamu sendiri, berhenti mendadak seperti itu," balas Arghandi sambil berdiri. "Kalau aja Bapak enggak ngancem saya, mana mungkin saya tiba-tiba berhenti. Udah ah, Pak. Saya pamit duluan, ya, Pak? Saya ada ulangan hari ini." Valisa dengan sopannya menyalami tangan Arghandi kemudian bergegas pergi meninggalkan gurunya yang tengah tercengang itu. Valisa berbohong mengenai kalau hari ini ia ada ulangan, nyatanya kelasnya hari ini sama sekali tidak sedang ulangan. Ia hanya membual agar bisa terlepas dari guru perfeksionis yang kejam itu. *** Ayok tap love dulu sebelum dilanjut ya, follow akun author jg jgn lupa❤️

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook