bc

MY KING - DESTINY

book_age16+
287
FOLLOW
1.8K
READ
powerful
king
queen
heir/heiress
sweet
bxg
magical world
another world
superpower
special ability
like
intro-logo
Blurb

Juan Terrel Mackinnley ditakdirkan untuk berpasangan dengan seorang wanita yang merupakan pilihan leluhurnya. Wanita tersebut hanya ada satu-satunya di dunia—yaitu yang bisa membalas telepatinya. Perburuannya mencari wanita tersebut sampai ke Bumi dan dia harus menemukan wanita—yang dia tidak tahu sama sekali rupa dan bentuknya seperti apa—di antara jutaan perempuan yang ada di Bumi.

Sementara Ruby Naraya Zephania menganggap Juan adalah orang gila yang hanya mengaku-aku sebagai calon suaminya. Walau dia sendiri kebingungan ketika dia bisa berkomunikasi dengan pria tersebut tanpa harus bicara.

Bagaimana Juan harus meyakinkan Ruby dan membuatnya percaya bahwa mereka memang benar ditakdirkan bersama dan berpasangan?

chap-preview
Free preview
KETIKA
CHAPTER 1 - KETIKA KETIKA di dunia ini hanya ada dua tempat berpijak, yaitu Bumi dan Langit. Di Bumi ada sebuah negara bernama Nebrash dan di Langit ada negeri bernama Cxarvbunza Kingdom. Dan ketika sebuah takdir sudah digariskan untuk seorang Juan Terrel Mackinnley yang hanya bisa menikah dengan seorang gadis yang bisa menjawab telepatinya. Yang mana semua gadis di Cxarvbunza tidak ada satu pun yang bisa mendengar suara telepatinya. Saat itulah dia memutuskan untuk mencari calon istrinya itu ke Nebrash yang ada di Bumi. Keluarga Mackinnley memiliki tempat di Bumi sebagai rumah persinggahan dan orang-orang kepercayaan yang menjalankan sebuah perusahaan di bidang teknologi—Mackinnley System Coorporation. Dan ketika Juan menginjakkan kakinya di Bumi untuk pertama kalinya. Si pembaca pikiran ini menyuarakan telepatinya sepanjang perjalanannya ke Mackinnley System Coorp Building, yaitu perusahaan keluarganya yang ada di Nebrash Country, Bumi. Sebetulnya dia tidak harus menggunakan mobil untuk mencapai gedung tersebut. Juan bisa berlari secepat cahaya dan  mencapai gedung yang dituju hanya dalam hitungan detik. Namun, dia dilarang menggunakan kekuatannya tersebut selama di Bumi selama tidak diperlukan. Juan pergi ke Bumi tidak sendirian, dia ditemani oleh Dimitri—sebagai penasihatnya yang memiliki kemampuan menenangkan suasana dan Odiv—pengawal pribadinya yang memiliki kemampuan berlari secepat cahaya dan mencium jejak layaknya seekor anjing pelacak. Kendaraan yang dikemudikan Odiv berhenti di depan sebuah gedung berstruktur baja setinggi 511 meter. Gedung Mackinnley ini juga dilapisi lebih dari 2500 lembar kaca prismatik yang menambah kemewahan gedung ini. Dimitri turun lebih dulu dan membukakan pintu belakang untuk Juan. Lalu pria itu keluar sembari memperbaiki kerah jasnya yang tidak terlihat berantakan sama sekali. Gerald, pria kepercayan keluarga Mackinnley menyambut langsung kedatangan satu-satunya pewaris tahta Cxarvbunza Kingdom itu—di depan lobi gedungnya. Aura yang terpancar dari Juan memang berbeda, seolah sudah diatur secara otomatis, tubuh Gerald sedikit membungkuk ketika Juan melewatinya begitu saja. “Selamat datang Yang—eh—Tuan Juan Terrel,” sapanya gugup. Pria yang disapanya tidak menjawab, dia tetap berjalan lurus masuk ke dalam lobi sambil mendengarkan beberapa pikiran orang yang dilewatinya. Sombong sekali ternyata si pangeran ini, batin Gerald protes. Juan tentu saja mendengarnya, tapi dia tidak menggubrisnya. Dia memilih tidak membuang waktu untuk itu dan tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu mencari seorang wanita yang bisa menjawab telepatinya. Siapa pria tampan itu? Katanya dia adalah bos baru di perusahaan ini. Seandainya suamiku seperti pria itu, aku rela setiap jam ada di bawahnya. Semua pikiran tersebut membuatnya geleng-geleng kepala. Tapi lagi-lagi Juan tidak memedulikannya. Gerald mengajaknya naik ke dalam lift khusus dan dengan antusias menceritakan perkembangan perusahaan di bawah pimpinannya. Kemudian pria itu menggiring Juan menuju sebuah ruangan yang memang sudah dipersiapkan untuk calon pemimpin yang baru—yaitu dirinya sendiri. Tentu saja ini hanya kamuflase saja—karena tujuannya bukan bekerja, melainkan mencari calon permaisurinya. Mata birunya yang terang membelalak ketika Gerald membuka pintu ruangannya dan menunjukkan dengan bangga hasil kerjanya tersebut kepada Juan. Terlalu banyak warna dalam ruangan itu dan itu membuat mata Juan sakit. Krem pada gorden, warna hijau pastel pada sofa, abu-abu dan hitam pada meja dan kursi kerja. Yang benar saja! Gerutunya. Semoga Yang Mulia Juan menyukai desainnya, batin Gerald. Juan menggelengkan kepalanya. Dengan perpaduan warna berantakan seperti ini dia berharap kalau Juan akan menyukainya. Semua orang yang kutanya menyukai perpaduan warna ini, aku yakin Yang Mulia juga akan menyukainya. Suara Gerald menggema lagi di kepala Juan. Seharusnya dia bisa bertanya padaku warna kesukaan Yang Mulia. Dimitri bergumam dalam hati. Ia menghela napasnya sedikit kesal seraya berbalik arah menuju pintu keluar, "Dimitri! Kau tahu apa yang harus kau lakukan!” katanya. Dimitri menjawab dengan cepat, “Tentu, Yang Mulia Juan,” sahutnya seraya sedikit merunduk. Gerald kebingungan dengan reaksi Juan yang seolah tidak suka dengan ruangannya sehingga memilih untuk keluar lagi. Padahal menurutku ruangan ini sudah sangat sempurna, batinnya. Sempurna apanya! Sembur Juan dalam hati. Juan kembali tidak memedulikan ekspresi Gerald yang bingung sekaligus panik. Beruntung Dimitri berada di dekatnya tadi, karena bisa saja tadi Juan langsung memporak-porandakan ruangan tersebut karena ketidaksukaannya. Aura Dimitri dapat meredam amarahnya seketika itu juga. Dimitri bicara pada Gerald dengan serius dan pria itu tercengang mendengar permintaan Dimitri untuk mengganti desain dan warna ruangan yang sedianya akan digunakan Juan sebagai ruangannya sementara di kantor ini. Gerald tidak akan kaget jika dia memiliki waktu untuk mengganti ruangan tersebut, tapi Dimitri hanya menyebutkan waktu tiga puluh menit untuk mengubahnya. Gila apa Pangeran itu! Semena-mena saja! Umpat Gerald dalam hati. Juan menarik napasnya dalam-dalam untuk mengontrol emosinya. Dia berada di luar ruangan, tapi Juan bisa mendengar dengan jelas suara hati Gerald dalam kepalanya. Pria itu berdecak sambil memutar tubuhnya ingin kembali ke dalam ruangan. Ketika Dimitri merasakan hawa panas Juan, dia meninggalkan Gerald dan menghampiri Juan. “Mari kita mencari udara segar Yang Mulia, sementara Gerald mengurus kantor Yang Mulia yang baru,” ujar Dimitri. “Bukankah seharusnya kau latihan untuk mengubah panggilanmu itu, Dimitri?” Dimitri menelan ludahnya, “Maafkan saya Tuan Juan,” ralatnya. Gerald sudah memerintahkan seluruh staf yang berkompeten untuk menghubungi pihak desain interior dan secepatnya mengubah ruangan Juan tersebut. Tapi mana mungkin semua dilakukan dalam waktu 30 menit?! Keluhnya lagi. Juan memanggil Odiv untuk mendekat dan memerintahkan pria itu untuk menanyakan di mana ruangan selanjutnya untuk dia kunjungi. Dengan cepat Odiv melaksanakan perintah pangerannya itu dan mendekat pada Gerald—yang sedang sibuk menelepon dan mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Gerald mengatakan akan memperkenalkan Juan sebagai CEO perusahaan ini kepada jajaran Direksi dan Pemegang Saham. Dalam tiga menit Gerald berhasil menyampaikan keinginan Juan yang tadi disampaikan oleh Dimitri kepadanya. Lalu dia menghampiri Juan lagi dan mengatakan akan mengantarnya ke ruangan meeting di lantai atas. Bertemu beberapa wanita yang di kantor itu dan mendengar isi kepalanya membuat Juan memutuskan untuk mengunci keahliannya dalam membaca pikiran. Lagi pula dia hanya perlu mendengarkan jawaban dari telepatinya, itu saja. Ternyata misinya dalam rangka mencari pasangannya—yang tidak biasa ini—bukanlah hal yang mudah. Hallo, apa ada yang bisa mendengarku? Juan menggunakan telepatinya. Akan tetapi tidak ada suara siapa pun yang merespon pertanyaannya. Apakah ada di antara kalian yang bisa mendengarku? Juan mencoba bertanya lagi lewat telepatinya ketika dia melewati beberapa pegawai wanita. Namun, tetap saja sunyi, tidak ada jawaban atau reaksi apa pun dari setiap wanita yang dilihatnya itu. Kalau saja Juan membuka kunci pikirannya, mungkin dia bisa mendengar suara-suara dalam hati dari para wanita yang melihatnya tadi. Apa benar itu CEO baru kita? Dia pria paling tampan yang pernah kulihat. Makin semangat kerja kalau punya bos seperti ini. Dia pasti butuh asisten pribadi, aku akan dengan senang hati mengajukan diri. Ya ampun, malaikat dari mana ini? Ya Tuhan, aku baru tahu ada makhluk sesempurna itu. Mereka berjalan menuju ke lift. Gerald melirik jam yang melingkar di tangannya, dalam waktu dua puluh menit lagi, dia memang menjadwalkan semua Direksi untuk ke ruang meeting. Ting! Pintu lift terbuka dan Gerald membiarkan Juan masuk lebih dulu ke dalam kotak besi yang dingin tersebut. Kemudian Gerald menekan tombol angka lima puluh tujuh dan lift-nya bergerak naik dengan cepat. Ting! Odiv dan Dimitri keluar lebih dulu, setelah itu baru Calon Raja mereka keluar diikuti oleh Gerald di belakangnya. Izinkan saya dan Odiv berjaga di luar ruangan, Yang Mulia. Pria bermata biru itu mengangguk setuju ke arah Dimitri. Juan baru saja akan melangkahkan kakinya lagi menuju ke ruangan yang ditunjuk Gerald, tapi langkahnya seketika berhenti saat seseorang menabrak tubuhnya dengan sangat keras. Dimitri dan Odiv menoleh dengan cepat dan bergerak cepat untuk menyingkirkan seseorang itu dari hadapan Juan. Tapi pria itu melarangnya sehingga membuat Dimitri dan Odiv hanya berdiri membeku memperhatikan adegan di depannya. Gerald pun sempat terdiam sesaat, tapi ketika dia mengenali orang yang menabrak Juan itu, dia bergerak ke arahnya dan membantunya berdiri. Seeorang itu adalah wanita mungil bermata hijau jamrud yang sangat cantik. Ekspresinya panik dan cemas ketika dia melihat Juan yang menatapnya sedingin es di kutub utara. Wanita itu memeluk dokumennya yang berantakan sambil mendumal dalam hati. Aku pikir tadi itu aku menabrak tembok, ternyata orang. Keras sekali, batinnya. Juan mengerutkan alisnya penasaran dengan isi kepala gadis yang menabraknya barusan. Dia membuka kunci pikirannya dan bisa mendengar apa yang ada dalam hati gadis di depannya. “Maaf,” desahnya. Wanita berkulit cerah itu menghela napasnya sambil memeluk erat semua dokumen di dad@nya. Matanya yang hijau sekarang mengarah pada Gerald, “Terima kasih,  Gerald,” sapanya sambil menganggukkan kepalanya sedikit. Kemudian mata indah itu beralih ke Juan, pria yang menghalagi jalannya tadi. Gerald tersenyum sambil membalas anggukan kepalanya. Ck, bukannya minta maaf juga, malah melihatku seperti itu! Apa kamu bisa mendengar suaraku? Juan bertanya dalam hati. Mata hijau wanita itu membulat mendengar suara yang tiba-tiba saja bergema dalam kepalanya. Kelopak matanya mengerjap panik sambil mengamati semua orang yang ada di sekitarnya, dia memastikan tidak ada satu pun dari orang-orang di sekelilingnya yang mengajukan pertanyaan barusan. Lalu manik matanya bergerak-gerak mengedar ke sekelilingnya, bahkan ke langit-langit ruangan. Dahinya berkerut kebingungan. Siapa yang bicara barusan? Jantung Juan berdegup keras melihat reaksi wanita di depannya dan isi kepala wanita itu. Ini adalah reaksi yang dia tunggu-tunggu setelah sekian lama dia mencari calon permaisurinya. Dan ekspresi ini juga yang diharapkan. Karena wajahnya yang kebingungan itu berarti menunjukkan bahwa dia mendengar suara telepati Juan. Aku bertanya lebih dulu padamu, kau bisa mendengarku! Siapa namamu? Juan melakukan tes kedua. Reaksi yang sama ditunjukkan wanita di depan Juan dengan ekspresi lebih panik. Matanya mengedar sekali lagi ke penjuru ruangan dan bergidik setelah menyadari tidak ada siapa pun yang berbicara padanya. Wanita itu pergi tergesa-gesa setelah memberikan gestur berpamitan. Semoga  Mr. Daniel tidak menahanku lama-lama. Siapa  Daniel? Dan apakah aku tidak berniat menjawab pertanyaanku? Tubuh mungil itu membeku di depan pintu sambil menoleh lagi ke belakang dan kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar dan ke atap. Dia memukul dahinya sendiri sebelum membuka pintu ruangannya. Issh sumpah, ini pasti karena aku kurang tidur tadi malam. Juan semakin yakin bahwa wanita itu adalah calon istrinya. Dia menyeringai dalam hati dan tersenyum puas. Wanita bertubuh mungil dengan mata jamrud itu sepertinya sangat cocok untuk menjadi Ratu Cxarvbunza. Juan tidak melepaskan pandangannya pada wanita itu, sampai dia hilang di balik pintu. “Gerald, siapa dia?” Lalu Juan mengarahkan matanya pada Gerald. “Huh? Wanita tadi—dia Ruby Yang Mul—maksud saya Mr. Juan, dia asisten pribadi Mr. Daniel, salah satu Direksi kita.” Juan mengembuskan napasnya pelan, “Mulai saat ini, dia tidak lagi menjadi asisten Daniel. Wanita itu akan menjadi asisten pribadiku,” titahnya tegas sambil berjalan masuk ke dalam ruang pertemuan. Huh? Lagi-lagi sikap arogannya yang sangat menyebalkan. Dia pikir Daniel akan setuju Ruby menjadi asistennya? Batin Gerald mendumal. Gerald mengerjapkan matanya berkali-kali, dia memandang ke arah Odiv dan Dimitri memohon pertolongan. Tapi dia sadar bahwa perintah itu tidak terbantahkan ketika Odiv dan Dimitri menaikkan bahunya bersamaan. Ketika Juan menyadari reaksi wanita itu terhadap telepatinya, saat itu juga dia berpikir tidak akan melepaskan matanya dari wanita bermata hijau itu. Ketika wanita itu menjadi kebingungan atau merasa dirinya berhalusinasi itulah reaksi yang diinginkan dan tugas berikutnya adalah meyakinkan wanita itu bahwa dia adalah calon istrinya sekaligus calon permaisuri Cxarvbunza. Seandainya Dimitri dan Odiv mengetahui siapa wanita itu, pastilah mereka berdua juga akan mengerti kenapa Juan menginginkan wanita itu untuk menjadi asisten pribadinya mulai detik itu juga. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.4K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook