TAKDIR

2227 Words
CHAPTER 2 - TAKDIR TAKDIR mempertemukan Juan dan calon istrinya lebih cepat dari dugaannya. Ternyata wanita yang dicarinya selama ini adalah karyawan di perusahaan keluarganya. Tentu saja ini mempermudah semuanya bagi Juan. Dia tinggal memperkenalkan dirinya kepada wanita itu sebagai calon suaminya dan membawanya ke Cxarvbunza untuk menikahi wanita itu dan memenuhi takdirnya sebagai calon pewaris tunggal Cxarvbunza Kingdom. Dia masih memperhatikan wanita yang dia ketahui bernama Ruby itu dari tempat duduknya. Wanita itu duduk di sebelah pria necis dengan rambut klimis mengkilat yang Juan ketahui bernama Daniel. Dan dia tidak tahan dengan isi kepala Daniel yang kotor kala melihat Ruby. Jari Juan mengetuk meja tanpa suara ketika Daniel memperhatikan tengkuk Ruby di saat wanita itu sedang memberitahu sesuatu padanya. Tanpa ada yang tahu, Juan menjatuhkan sebuah benda di atas kepala Daniel dan membuat pria itu meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya dan membuat kehebohan soal benda yang jatuh di atas kepalanya itu. Sementara peserta yang lainnya tidak melihat benda apa pun yang sekiranya bisa jatuh dari langit-langit ruangan itu. “Apa itu tadi?!” rengek Daniel sambil memegang kepalanya. Tapi tiba-tiba saja mata Ruby membelalak melihat pelipis atasannya itu mengalir cairan berwarna merah seperti darah. “Ya Tuhan! Anda berdarah  Mr. Daniel!” jeritnya sambil buru-buru mencari tissue dan memberikannya pada Daniel. “Bawa dia ke dokter Gerald,” perintah Juan, “tapi biarkan Ruby tetap di sini.” “Baik,  Mr. Juan.” Lalu Gerald memerintahkan salah satu stafnya untuk membawa Daniel ke klinik untuk mengobati lukanya—yang dia sendiri heran kenapa tiba-tiba Daniel bisa mendapatkan luka itu. Walau selama kehebohan itu Daniel terus merepet bahwa ada sebuah benda dari atas yang jatuh di atas kepalanya baru saja. “Anda akan diperiksa di klinik Daniel…,” ujar Gerald dan mau tidak mau Daniel menurutinya. Ruby bermaksud untuk menemani bosnya itu dengan mengikutinya, tapi Gerarld melarangnya pergi karean Juan sudah memerintahkannya seperti itu. “Tapi Mr. Daniel membutuhkan saya Mr. Gerald, saya kan asisten pribadinya,” kata Ruby memberi alasan untuk dirinya mengikuti Daniel. “Mulai saat ini kamu bukan lagi asistennya…,” ujar Gerald dengan berat hati. “Gerald benar. Mulai detik ini kamu adalah asisten saya,” sambar Juan. Huh? Siapa dia?? Gerald segera kembali pada posisinya, masih berdiri. Lalu dia mengumumkan bahwa pria yang tampan dan penuh kharisma yang ada di sebelahnya itu adalah CEO Mackinnley System Coorporation yang baru. “Mr. JUAN TERREL MACKINNLEY!” Juan berdiri diikuti suara tepuk tangan meriah seluruh peserta pertemuan tersebut. Berbagai pertanyaan memang muncul di benak para direksi dan pemegang saham yang melihatnya sebelum Gerald memperkenalkan namanya. Namun, pertanyaan mereka terjawab ketika mendengar namanya disebutkan dan nama belakangnya cukup untuk membungkam mereka semua dan menerima Juan sebagai CEO mereka. Ck. Jadi CEO karena punya nama keluarganya sama. Tidak ada yang hebat sama sekali. Hanya suara ini yang menjadi perhatian Juan. Ruby menganggapnya tidak hebat sama sekali. Pernyataannya sungguh melukai harga dirinya. Apa kamu bilang? Ruby tersentak ketika mendengar suara dalam kepalanya yang begitu jelas. Kelapanya menoleh ke sana ke mari mencari apakah ada orang lain yang bicara dengannya atau ada orang lain yang juga mendengar suara yang sama dengan yang dia dengar? Tidak ada. Dan dia semakin bingung. Rambut Ruby yang berwarna cokelat keemasan itu diikat menjadi satu, tapi beberapa helainya seperti sengaja dibiarkan menjuntai di samping pipinya—rambutnya bergoyang ketika dia menggerakkan kepalanya itu ke kanan dan ke kiri. Hal itu menarik perhatian Juan dan tidak melepaskan pandangannya dari Ruby. Jadi CEO pasti karena dia bagian keluarga dari perusahaan ini, bukan karena kemampuannya memimpin. Sepertinya dia akan jadi bos yang arogan. Belum apa-apa sudah main sabotase asisten orang. Lagi-lagi Juan geram mendengar suara Ruby yang menggema dalam kepalanya. Ingin rasanya dia membalas lagi suara Ruby dan membuat wanita itu semakin kebingungan.  Juan lalu menyampaikan beberapa patah kata dalam hal perkenalan dirinya sebagai CEO baru di perusahaannya tersebut. Dia mengajak semua pihak yang terlibat untuk bisa bekerja sama dengannya demi kemajuan perusahaan di bawah pimpinannya yang hanya bersifat sementara itu. Hanya Ruby yang terdengar berdecak dalam hati merespon sambutan Juan. Ck, duh pidatonya terlalu bertele-tele, seharusnya ini sudah waktunya istirahat makan siang. Dan aku juga janjian dengan Anthony. Ruby mengeluarkan ponsel dari kantong celananya secara diam-diam. Lalu dia menulis pesan yang ditujukan untuk Anthony. Sepertinya aku akan terlambat, masih meeting perkenalan CEO baru. Ruby menekan tombol send dengan perasaan yang resah dan gelisah karena tidak ingin Anthony menunggu lama dirinya. Kakinya bergerak naik turun tidak bisa diam berharap acara perkenalan ini cepat selesai. Juan menghela napas panjang sambil mengarahkan tatapan tajamnya ke arah wanita bermata hijau yang sedang sibuk menunggu jawaban pesannya itu. Kau tidak akan kuizinkan pergi ke mana pun! Perintah tegas itu sangat jelas didengar oleh Ruby dalam kepalanya, hanya saja dia tidak tahu siapa yang sudah memerintahkan hal itu padanya. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Tidak ada yang melihat ke arahnya selain CEO baru itu, tapi pria itupun tidak menunjukkan kalau dia sedang bicara padanya. Ekspresinya kembali cemas dan kebingungan. Apa kau mencari suaraku Ruby? Mata Ruby membesar-dia syok di saat suara itu ternyata mengenal namanya, berarti jelas-jelas suara itu memang bicara padanya. Dia menggelengkan kepalanya berulang kali. Ish apa sih?! Kenapa dari tadi aku mendengar suara-suara aneh yang begitu jelas ya? Intinya kau tidak boleh keluar dari ruangan ini tanpa izinku! Ekspresi Ruby semakin panik, karena dia menutup kedua telinga dengan tangannya. Ya Tuhan! Apa ada hantu posesif di ruangan ini? “Saya rasa acara perkenalannya sudah cukup dan saya minta semua segera meninggalkan ruangan ini kecuali Ruby.” Juan memberi perintahnya dengan santai sambil menaikkan kedua kakinya ke atas meja dan melipat kedua tangannya di d**a. Semua mata memandang ke arah Ruby dengan tatapan prihatin, sebaliknya Ruby malah kebingungan. Apa salahku? Ponsel Ruby bergetar dalam genggamannya, sepertinya Anthony sudah membalas pesannya. Dan tanpa memedulikan belasan pasang mata yang memandang ke arahnya dia mengintip jawaban Anthony. Aku akan menunggumu, Ruby. Tidak sadar senyum lebar mengembang di wajah Ruby. My Anthony. Siapa Antony? Huh? Ruby menghela napas panjang. Dia memijat kepalanya sendiri, Sepertinya aku kebanyakan minum kopi tadi malam sampai berhalusinasi panjang seperti ini. Kau bukan sedang berhalusinasi! Ya ampun, bisa diam tidak sih?! Juan membesarkan matanya ke arah wanita yang sedang menunduk dan lacak rambutnya karena frustasi itu. Lalu dia melihat ke arah pintu di mana ada Dimitri sedang berdiri di sana. Dia bertanya dalam hati tentang apa yang terjadi. Juan menggerakkan bola matanya dan itu membuat Dimitri sedikit merunduk lalu berjalan cepat untuk mendekatinya. Calon penguasa Cxarvbunza itu membisikkan sesuatu pada Dimitri yang membuat pria itu menunjukkan ekspresi terkejut tapi kegirangan. Namun, dia harus menjaga image di depan orang lain, sehingga dia harus menahan diri untuk loncat lebih tinggi. Sedangkan Ruby yang masih duduk bergeming di tempatnya melihat ke arah Juan dan Dimitri dengan tatapan penuh tanda tanya. “Apa saya sudah boleh pergi??” Dirinya memberanikan diri untuk bertanya. “TIDAK.” Juan menjawab dengan tegas sambil berdiri. Dimitri menelan ludahnya dan berjalan kembali keluar ruangan sambil bergumam dalam hati. Sepertinya Miss Ruby kebingungan Yang Mulia…. Ruby berdiri dan menangkupkan kedua tangan di depan dad@nya. “Kalau ini perkara tabrakan tadi, saya minta maaf Mr. Juan. Tapi tolong izinkan saya menggunakan waktu istirahat saya untuk makan siang lebih dulu sebelum melanjutkan pekerjaan…,” pintanya. Juan menyipitkan matanya ke arah Ruby, “Kamu mau makan apa?” tanyanya. “Huh?” “Kamu mau makan siang kan?” “I-iya.” “Kita makan siang di sini, Dimitri akan membawakan makan siang kita ke sini,” kata Juan. “Apa??” Ck, apa-apaan sih ni CEO! Ini kan waktunya pekerja untuk istirahat. “Makan siang kan bukan pekerjaan,” jawab Juan. “Huh?” Kenapa dia seolah menjawab pertanyaanku dalam hati? “Eh, tapi… bukan begitu Mr. Juan. Saya sudah ada janji bersama rekan saya yang lain, bahwa kami akan makan siang bersama.” “Pacar?” “Huh?” Duh… pacar bukan ya? “I-iya pacar saya sudah menunggu….” “Biar saja.” “Huh?” Gila ni orang! Juan menghela napasnya sambil menarik tempat duduk di depan Ruby. “Apa yang terjadi kalau pacarmu dibiarkan menunggu? Dia akan marah, lalu meninggalkanmu dan kalian putus?” Kening Ruby berkerut memandang bos barunya, “Sebetulnya dia bukan orang yang pemarah….” Karena Anthony adalah pria paling pengertian yang pernah aku kenal. Lagi pula dia juga bukan pacarku, jadi mana mungkin putus? Juan terkekeh pendek tanpa sengaja. Hatinya makin senang mengetahui wanita ini masih sendiri atau sepertinya wanita ini punya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Juan mengangguk, “Itu bagus.” “Tapi saya juga perlu melihat keadaan Mr. Daniel, dia tadi terluka.” “Tidak perlu. Dia bukan lagi urusanmu.” Giliran Ruby yang menghela napasnya panjang. “Saya tidak mengerti kenapa Anda harus membajak saya untuk menjadi asisten Anda, Mr. Juan. Banyak wanita di luar sana yang belum memiliki pekerjaan dan ingin bekerja di perusahaan ini…,” lontar Ruby memberanikan diri. “Saya tidak butuh yang lain.” Ruby berdecak dalam hati saking kesalnya. “Apa yang terjadi jika saya menolak menjadi asisten Anda Mr. Juan?” Mata Juan membesar. Biasanya tidak ada wanita yang menolak untuk berdekatan dengannya. Tapi wanita ini dari tadi hanya memikirkan soal Anthony saja. Seperti apa sih laki-laki bernama Anthony itu? Batinnya bertanya serius. “Menurutmu apa yang bisa terjadi, Ruby?” “Anda akan memecat saya?” Juan mengangguk sambil mengusap dagunya yang membelah. Akan tetapi setelah itu dia menggeleng. “Tidak hanya kamu, semua asisten yang ada di sini akan saya pecat, termasuk Daniel…,” tandasnya tenang. Nah kan. CEO gila! Mana ada aku menolak bekerja dengannya tapi dia malah memecat semua orang di perusahaan ini! Ya Tuhan dosa apa saya sehingga harus mempunyai bos arogan seperti ini. Ruby mengeluh dalam hati dan mengutuk dirinya sendiri karena takdir yang membawanya kepada CEO baru ini. Sepertinya kehidupan sialku dimulai ketika aku menabraknya tadi. Ruby! Ya Tuhan, sekarang hantu itu benar-benar sok akrab denganku! Kumohon jangan ganggu aku terus! Tolong pergi! Hussh-hussh! Juan mendengus sambil memperhatikan Ruby yang memejamkan matanya, Aku bukan hantu! Karena itulah kita perlu bicara! Ruby membuka matanya dan mendapati mata biru Juan yang terfokus padanya. “Maaf sepertinya saya sedang tidak sehat Mr. Juan. Saya terus berhalusinasi mendengar suara-suara aneh dari tadi….” “Dimitri…,” panggil Juan dengan suara sedang. Padahal Dimitri sedang ada di luar ruangan, tapi pria itu langsung masuk ketika Juan selesai menyebut namanya. Ruby merasa sedikit aneh dengan hal tersebut. Apa Dimitri mendengar suara Juan yang pelan tadi? Batinnya bertanya. “Belikan vitamin untuk Miss Ruby. Apa makanannya sudah dipesan?” tanya Juan. “Sudah Yang—ehm Mr. Juan. Sebentar lagi makanannya akan datang,” jawab Dimitri. Ya ampun, sepertinya dia benar-benar akan menahanku di sini. Ya dan kamu tidak akan pergi kepada Anthony itu! Ruby menggeleng pelan sambil memijat pelipisnya. Dia berakting seakan-akan kepalanya pusing. Sedikit meringis dan mengeluh, “Duuh kepalaku….” Juan menyodorkan botol air mineral yang memang disediakan di meja tersebut. “Minum ini,” perintahnya. “Kepala saya agak pusing Mr. Juan. Sepertinya saya harus izin pulang.” Si Pangeran Cxarvbunza itu tersenyum miring sambil mengangguk. “Oke… saya antar.” Huh? Mata Ruby makin bulat. Sumpah ni CEO! Tidak ada pekerjaan atau bagaimana sih? Ada karyawan pusing saja masak mau diantar pulang?? Ini tidak benar! Itu tindakan yang seharusnya! Tidak usah ikut campur! Ruby menjawab halusinasinya sendiri seperti orang gila. “Tidak perlu Mr. Juan. Saya tahu Anda pasti banyak pekerjaan dan sangat sibuk. Saya bisa pulang naik taksi atau minta pacar saya menjemput,” kilah Ruby. Pacar dari mana? Aku bilang tidak usah ikut campur! Ya Tuhan aku benar-benar bisa gila kalau berada di sini terus. Pintu terbuka dan sebuah kereta penuh makanan di dorong oleh seorang staf diikuti Dimitri di belakangnya. Juan dan Ruby sama-sama melihat ke arah tersebut. “Aku akan mengantarmu setelah kita makan,” ujarnya penuh ketegasan. Ruby mendengus dengan lemah. Dia pasrah dengan takdir yang datang padanya hari ini. Dia mengintip ponselnya dan diam-diam mengirim pesan lagi pada Anthony untuk memberitahu bahwa dia tidak bisa datang menemui Anthony siang ini. CEO ini pasti hatinya terbuat dari baja sedingin es di kutub utara, beku dan tidak peka. Tidak juga merasa kasihan melihat ada seorang wanita yang sedang meringis kesakitan. Benar-benar tidak punya perasaan. Bukankah kamu hanya sedang berpura-pura sakit? Eergh! Hantu posesif! Bisa diam tidak!? Siapa Anthony?? Ruby mengabaikan suara dalam kepalanya. Dia mau berpikir waras dengan pura-pura tidak mendengar suara-suara aneh yang menggema di kepalanya itu. Kalau dipikir-pikir hantu ini pasti seorang laki-laki karena suara yang dia dengar memang suara pria. Dia memejamkan matanya dan menarik napas dalam dan panjang. Aku harus benar-benar mengurangi kopi dan begadang. Apa dia kekasih tak sampai-mu? Sumpah, ini hantu kepo banget. Lalu ketika Ruby membuka mata, sinar kehijauan itu memancar dari matanya, menembus ke dalam jantung Juan dan menghangatkan. Dia ingin menyentuh mata indah itu. Apa kau tidak akan menjawabku? Ruby diam sejenak sambil menatap Juan. Pria itu tidak menggerakkan bibirnya, jadi sudah pasti bukan dia yang berbicara padanya. Apa sebaiknya aku memeriksakan diri ke psikiater atau klinik THT saja? Karena sepertinya ada yang salah dengan pendengaranku. Huh? Juan tidak menyangka jika TAKDIR sudah membawanya kepada wanita yang kelihatannya tidak mudah ditaklukan ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD