PROLOG

690 Words
“Bunga, sampai kapan kau seperti ini terus? Tidakkah kau ingin sadar dan bisa melihat dunia lagi? Aku mau kau segera sadar dan bisa memberikanku keturunan lagi!” keluh Daffin di ruang ICU dimana tempat Bunga Cempaka atau Astari dirawat Setelah berucap demikian, mendadak jemari tangan Bunga Cempaka bergerak-gerak. Mulai menandakan ada respon dari wanita yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit “Bunga, apakah kau mau sadar? Katakan padaku jika kau mau sadar!” tanya Daffin yang terbelalak sambil meraih tangan sang wanita simpanan lalu menggenggamnya. Tak ada respon lagi dari Bunga. Kedua matanya tetap dalam keadaan terpejam. Daffin mendengkus, kemudian meletakkan tangan kanan Bunga kembali ke atas ranjang. Namun ketika tangan Bunga diletakkan, mendadak ada kata yang terucap dari mulut wanita berdarah Jawa Tengah itu. Tiba-tiba ia mengigau sendiri. Kalimat yang terucap adalah …. “Pak Raka, tolong aku …” lirih Bunga yang langsung membuat Daffin serasa meledak hingga keningnya berkerut dalam. Pria keji itu geram sembari mengepalkan sebelah tangannya. Berengsek! Yang disebut malah pria lain. Kenapa bukan aku yang dipanggil atau setidaknya anak kami yang sudah gugur? Astari Rahayu atau Bunga Cempaka, saat kau sudah sadar nanti aku pastikan kau akan membayar ini semua dengan tubuhmu. Aku akan membuatmu mengandung anakku lagi. Itu harus tetap terjadi sampai kapan pun! Daffin berceletuk kesal dalam hati. Setelah mendengar ucapan Bunga, Daffin bergegas keluar dari ruang ICU untuk memanggil perawat beserta dokter yang menangani wanita yang berbaring tak berdaya itu. “Suster, katakan pada dokter yang menangani pasien Astari agar segera memeriksanya. Ada respon dengan tangannya yang sudah bergerak-gerak. Selain itu, dia sudah mulai memanggil nama seseorang. Tolong dicek kondisinya sekarang,” pinta Daffin yang diangguki oleh perawat wanita yang berjaga. “Baik, Tuan. Saya akan melihat kondisi pasien dulu. Dokter sebentar lagi akan datang dari kunjungan pada kamar pasien. Selagi menunggu kedatangan dokter, saya cek kondisi pasien dulu,” ujar sang perawat. “Iya, tolong segera, ya! Hubungi saya jika ada hal yang terjadi pada pasien. Sekarang saya harus pergi dulu karena ada keperluan penting,” pinta Daffin yang dipatuhi oleh perawat. Selanjutnya Daffin pun pergi meninggalkan rumah sakit dengan rasa sebal. Pria itu sudah harus merelakan kepergian Ahtissa selaku wanita yang diincarnya selama ini bersama sang suami yakni Adrian Hadiningrat. Ahtissa dan Adrian baru saja menikah. Kini sepasang suami istri itu sedang melakukan perjalanan bulan madu ke Jepang. Ia tetap tak mampu membuat wanita yang pernah menjadi obsesinya tersebut guna dijadikan sebagai istri kedua. Kini ditambah dengan Bunga yang hampir mau sadar, tetapi malah teringat dengan pria lain. Daffin jadi frustasi dan ingin melampiaskan kemarahan dengan hal lain. Sementara itu beralih pada sebuah bandara yang menjadi lalu lintas penerbangan negara-negara lain, tampak seorang wanita beserta sang putri baru saja menginjakkan kaki di Jakarta. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari Amsterdam, Belanda, wanita bernama Shania Sofyan itu pulang kembali ke Indonesia. Sengaja pulang mendadak ke negara asalnya sesuai dengan permintaan sang ayah mertua yakni Rusli Gunandra. Terlintas omongan antara mertua dan menantu saat itu via sambungan telepon lintas negara. “Shania, sudah waktunya kau dan Anggia pulang ke Surabaya. Liburan sekolah cucuku sudah semakin dekat, kan?” tanya Rusli. “Iya, Pa, kurang sekitar seminggu lagi dia harus kembali sekolah,” jawab Shania. Rusli berdecak. “Ya sudah, tunggu apa lagi. Cepatlah pulang! Kutunggu kedatangan kalian di akhir pekan. Aku sudah kangen dengan cucu pertamaku.” Shania mengangguk setuju. “Iya, Pa, Nia dan Gia akan segera pulang. Nia akan bilang pada suami dulu ya.” Rusli langsung melarang. “Nggak usah, jangan bilang! Kau kasih dia kejutan saja. Kulihat belakangan ini sibuk kerja. Biarkan dia sadar jika di tengah kesibukannya ada istri dan anak yang harus ada di dekatnya.” “Oh iya, Pa. Baiklah kalau begitu. Nia akan urus segala keperluan agar bisa cepat pulang,” ucap Shania. “Oke. Kami tunggu kepulangan kalian,” pungkas Rusli. Hal itulah yang membuat Shania beserta sang anak pulang ke Indonesia lebih cepat tanpa sepengetahuan sang suami yakni Daffin Gunandra. Bagaimana jadinya jika sampai pria yang tak cukup dengan satu wanita itu jika tahu istrinya telah kembali? Apakah ia tetap bisa menyembunyikan wanita simpanannya lebih lama?

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD