ONE- MARRIAGE PROPOSAL.

2202 Words
ONE- MARRIAGE PROPOSAL. Satu tahun kemudian. MOONLIGHT sedang berjalan-jalan di tengah kota New York setelah mengunjungi saudara kembarnya, Mosha. Satu tahun sudah mereka dipisahkan oleh jeruji besi yang mustahil ditembus oleh keduanya. Ini kali ke sekian Moonlight menyempatkan diri untuk mengunjungi kota itu hanya untuk melihat apakah Mosha baik-baik saja atau tidak. Setiap kunjungan ke kota yang penuh dengan kenangan itu selalu mengingatkan Moonlight akan Bright. Tidak pernah sekalipun bayangan akan pria itu tidak terlintas di benaknya, dan Moonlight cepat-cepat menyingkirkan semua yang berkaitan dengan pria itu sebelum air matanya tumpah di tengah jalan yang saat itu sedang dipenuhi turis. Tinggal satu langkah lagi sebelum Mosha dibebaskan. Dengan uang jaminan yang sudah ia kumpulkan selama satu tahun ini, Moonlight optimis bisa membawa Mosha keluar dari penjara. Sejak pria itu mendekam di balik jeruji besi hidup Moonlight menjadi tidak tenang. Setiap malam, ia selalu memikirkan apakah Mosha makan dan tidur dengan benar, apakah hari ini ia disiksa oleh tahanan lain atau apakah sipir memperlakukannya dengan baik atau sebaliknya. Belum lagi tekanan yang datang dari dirinya sendiri yang hingga detik ini belum bisa move on dari Brighton. Sungguh sial! Semakin hari tubuhnya semakin kurus memikirkan semua masalah hidup yang menimpanya. Tulang pipinya semakin menonjol dan Moonlight tampak jauh lebih tua dari usianya. Namun tidak ada yang bisa dilakukan oleh Moonlight selain bertahan, bangkit dan menguatkan dirinya sendiri. Hidupnya saat ini lebih dari sekedar tentang dirinya saja. Ada sosok kecil yang berambut pirang yang membutuhkan kehadirannya, ada Mosha yang menggantungkan hidup dari Moonlight dan ada kedua orangtuanya yang harus kembali bekerja setelah Mosha masuk penjara. Berkat mereka semua ia berhasil melewati semua ini. Moonlight yakin setelah Mosha keluar dari penjara ia kehidupannya akan kembali seperti semula meski tanpa Brighton. Moonlight ingin menikmati semangkuk penuh es krim dengan berbagai varian rasa. Ia melihat kedai es krim yang hanya terletak beberapa blok dari tempatnya sekarang. Sebelum pergi ke kedai tersebut, Moonlight ingin membeli beberapa potong baju untuk malaikat kecil yang sebentar lagi akan berusia satu tahun. Seluruh anggota keluarganya berencana merayakan ulang tahun makhluk kecil itu besok, tepat di akhir pekan dengan tema Prinsess Disney. Ia masuk ke sebuah toko pakaian yang menyediakan perlengkapan bayi dan beruntung menemukan baju yang cocok untuk gadis kecilnya. Satu jam berlalu dengan cepat, Midnight berhasil mendapatkan semua yang dia butuhkan. Dua potong gaun merah muda dan biru, lima piyama dan dua pasang sepatu karena gadis kecil itu sudah bisa berjalan. Dia membutuhkan lebih banyak sepatu dari yang pernah dipikirkan oleh Moonlight. Setelah mendapatkan semua yang dia butuhkan, Moonlight bergegas menuju kedai es krim tersebut. Ia tidak sabar menikmati beberapa potong kue dan semangkuk es krim dengan taburan permen di atasnya. Sejak pindah ke rumah barunya, Moonlight nyaris tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Seluruh waktunya habis untuk bekerja dan mencari cara agar Mosha bisa segera keluar dari penjara. Untuk sekali ini, Moonlight ingin memberi penghargaan kepada dirinya sendiri. “You did really well, Moon.” Gumamnya pada diri sendiri. Sialnya, saat hampir mencapai kedai es krim, Moonlight justru melihat sebuah mobil melaju kencang menuju seorang gadis tidak bersalah yang berdiri di trotoar. Pengemudi mobil tersebut terlihat jelas mengincar gadis yang kini berdiri sendiri setelah laki-laki yang bersamanya kembali ke mobil. Jarak mobil dan gadis itu semakin dekat dan sepertinya korban tidak melihat apa yang akan menimpanya. Tanpa berpikir panjang, Moonlight berlari mengampiri gadis itu dan berusaha mendorongnya sebelum mobil menabrak gadis tak bersalah itu. Ia melihat seorang laki-laki tua ikut berlari bersamanya. Hal terakhir yang Moonlight ingat adalah kakek tua itu menjadi orang pertama yang tertabrak mobil sementara dia dan sang gadis nyaris bisa menghindari tabrakan. Meski begitu, Moonlight tidak yakin dengan keadaannya sendiri. Tubuhnya luruh ke tanah disertai sakit luar biasa di bagian kepalanya. Lalu, semua menjadi gelap gulita. Hal terakhir yang masih bisa ia rasakan adalah genggaman erat dari gadis yang berusaha dia selamatkan. Moonlight berharap gadis itu baik-baik saja. ** Hal pertama yang ingin dilakukan Bright setelah menyerahkan Elliot pada kakaknya adalah menyelamatkan Midnight. Apa pun yang telah wanita itu lakukan di masa lalu pada Brady, tidak menyurutkan niatnya untuk memastikan bagaimana kondisi Midnight. Namun, alih-alih memperhatikan kekasih Brady, Bright justru terpaku pada sosok wanita yang kini terbaring lemah di atas aspal dengan mata terpejam. Bright masih mengenali siapa wanita itu meskipun satu tahun berlalu tanpa pernah melihat sosok itu. “Moonlight.” Bibirnya yang kelu mengucapkan nama wanita itu dengan berat. “Midnight!” Tak jauh darinya, Brady berseru kala melihat kekasihnya terbaring tak berdaya dengan darah di bawah tubuh kedua wanita itu. “Mid, bangunlah!” Brady mengalihkan pandangan pada tangan Midnight yag terlihat memegang tangan Moonlight. Brady mengangkat wajah, menatap Bright tidak percaya. “Dia…” Bright hanya bisa mengangguk lemah. Tanpa ia sadari air matanya tumpah begitu saja. Itu juga yang terjadi pada Brady. Pria itu pasti hancur melihat kondisi kekasihnya. Menurut penuturan Brian dan Brandon, saat ini Midnight tengah mengandung buah hati mereka. Lennon muncul dan berjongkok tak jauh dari Brady. “Aku sudah memanggil ambulans. Sebaiknya kita menunggu tim medis untuk menangani para korban.” Pria itu memandang Midnight dan Moonlight secara bergantian. Lennon memejamkan mata rapat-rapat lalu membukanya sembari mendesah pelan. “Kebetulan ada rumah sakit tak jauh dari sini. Sebentar lagi mungkin tim medis sampai.” Tak mengindahkan perkataan Lennon, Bright mengambil tangan Moonlight dan menggenggamnya erat. Ada begitu banyak hal yang ingin ia ungkapkan pada wanita itu. Salah satunya adalah ia ingin Moonlight bertahan. Meski pernah dikecewakan oleh Moonlight, jauh dari lubuk hatinya Bright masih menciantai wanita itu. Itulah alasan kenapa sampai detik ini Bright masih sendiri. “Kau tidak boleh mati sekarang, Moon.” Bright membawa tangan Moonlight ke mulut lalu mengecupnya. “Kumohon, bertahanlah!” Tak lama setelah itu, akhirnya tim medis datang untuk menyelamatkan para korban. Midnight dibawa ke salah satu ambulan, Brady ikut bersamanya. Bright memilih untuk menemani Moonlight karena sepertinya wanita itu datang sendirian dan Lennon mengawal laki-laki tua yang menyelamatkan mereka berdua. Orang-orang kepercayaan Lennon telah lebih dulu mengurus Si b******k Elliot, membawanya ke kantor polisi. Bright memastikan kalau Elliot akan mendapatkan balasan setimpal atas apa yang dia perbuat pada Midnight dan Moonlight hari ini. Hanya dibutuhkan waktu selama lima menit untuk mencapai rumah sakit. Begitu mereka sampai, tenaga kesehatan bergegas menghampiri ambulan yang membawa para korban dan memindahkannya ke instalasi gawat darurat. Bright ikut mendorong brankar yang ditempati oleh Moonlight. Namun ia terpaksa berhenti di depan pintu karena petugas melarangnya masuk. “Mohon tunggu di sini, Sir.” Ucap seorang suster yang memakai seragam rumah sakit. Bright hanya bisa pasrah. Ia tidak bisa ikut masuk dan melihat bagaimana kondisi Moonlight. Bright memandangi pintu yang menjulang tinggi di hadapannya. Berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkan Moonlight. Ia menoleh ke samping dan menemukan Brady sedang menyeka air mata di pipinya dengan punggung tangan. Setelah membulatkan tekad, ia menghampiri sang kakak dan merangkul bahunya. Bright ingin Brady tahu kalau dia tidak sendirian. Ia ingin meminta maaf atas apa yang dilakukannya pada Midnight di masa lalu. Seharusnya dia tidak berbuat seperti itu pada Midnight. Seharusnya Bright tidak menyangkut pautkan masa lalunya dengan Moonlight dan menganggap semua wanita sama seperti mantan kekasihnya. Semua ini sepenuhnya salahnya. ** “Maaf aku terlambat.” Bright memulai saat mereka berdua berhasil duduk di kursi tunggu tepat di ruang instalasi gawat darurat. “Aku berharap bisa berkumpul dengan kalian semua di rumah Bruce. Brady, aku minta maaf atas apa yang kulakukan pada Midnight. Kurasa sikapku keterlalu, tidak seharusnya-“ “Kau sama sekali tidak berhutang permintaan maaf padaku.” Potong Brady sembari bersandar di kursinya. Ia menatap langit-langit, seolah tengah membayangkan sesuatu. “Kau berhutang permintaan maaf pada Midnight. Aku tidak tahu kenapa waktu itu kau melakukannya, tapi dia memintaku untuk tidak marah padamu.” Kenyataan itu menghantam telak d**a Bright. Bagaimana bisa? Setelah apa yang dia lakukan pada Midnight, wanita itu sama sekali tidak tersinggung? “Midnight memintamu untuk tidak marah padaku?” ulang Brady setengan tidak percaya. Sang kakak menurunkan pandangan lalu menolah pada Bright. “Benar. Itu yang dia katakan sejak pertama kali aku menemuinya. Jadi, bisakah kau menjelaskan padaku kenapa kau mengusir Midnight saat itu?” Sebenarnya Bright sudah merancang kebohongan untuk mengelabuhi kakaknya, tapi berhubung Midnight berbaik hati untuk tidak marah ia tidak akan memakai kebohongan untuk menjawab pertanyaan Brady. “Saat itu aku berpikir dialah penyebab kau mengalami kecelakaan. Dia memilih percaya pada Elliot dan membuatmu seperti itu.” “Midnight memang memilih percaya pada Elliot, dia hanya tidak tahu kebenarannya. Semua itu salahku. Seandainya sejak awal aku tidak menjebaknya mungkin Elliot tidak punya alasan untuk membawa Midnight malam itu.” Netra Brady menyorot pintu ruang instalasi gawat darurat. “Setelah mengetahui apa yang kau perbuat, jujur saja aku sangat marah padamu.” Bright mengeluh dalam. “Aku benar-benar minta maaf, Brady. Aku sama sekali tidak tahu kalau dia tulus padamu.” Brady menepuk bahu Bright pelan. “Bright, aku tahu kau pernah dikecewakan oleh seseorang, tapi bukan berarti semua wanita sama seperti mantan kekasihmu. Aku bukan ingin membela Midnight, hingga detik ini aku pun tidak yakin apakah dia mencintaiku atau tidak. Satu hal yang pasti, aku mencintainya dan aku akan memperjuangkan Midnight. Bahkan, jika saat itu Mom tidak datang untuk mengatakan kebenarannya, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk mencari Midnight. Aku mungkin tidak akan bisa hidup tanpanya. Semoga kau bisa mengambil pelajaran dari kisahku.” Selama sesaat Bright hanya bisa merenungkan kata-kata Brady. Ia memang tidak menganggap semua wanita sama, tapi apa yang telah dilakukan oleh Midnight pada Brady dianggapnya sebagai kesalahan yang cukup fatal. Saat itu Bright hanya tidak mau Brady merasakan apa yang dia rasakan. Dikhianati oleh orang yang sangat dia cintai adalah sesuatu yang mustahil dilupakan oleh Bright. Sialnya, hari ini ia dipertemukan oleh Si Pengkhianat itu. Brady berdeham untuk menarik perhatian Bright. “Kalau kau merasa keberatan menunggu dia di sini, sebaiknya kau pulang dan tenangkan dirimu. Aku akan mengurus sisanya.” “Aku melihatnya berlari menghampiri Midnight. Kurasa dia dan kakek tua itu tahu Elliot mengarahkan mobilnya kepada Midnight. Mereka berdua mencoba menyelamatkan Midnight dari tabrakan.” Bright kembali teringat dengan wajah pucat pasi Moonlight. Melihat gadis itu tak sadarkan diri dengan berlumur darah rupanya jauh lebih menyakitkan di banding melihat Moonlight bersama pria lain. “Benarkah?” tanya Brady tidak percaya. “Kau melihatnya?” Bright mengangguk. “Sekilas, tapi aku yakin mereka berdua telah melihat Elliot dari jauh.” “Kalau begitu aku berhutang nyawa padanya.” Brady mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya. “Aku akan menghubungi Lennon dan meminta dia datang kemari untuk mengurus Moonlight dan kakek itu. Jadi kau bisa pulang sekarang.” Bright menimbang dalam benaknya, apa yang sebaiknya dia lakukan untuk menghadapi situasi saat ini. Hatinya mengatakan untuk segera meninggalkan rumah sakit sebelum bertemu dengan Moonlight tetapi mulutnya justru berkata, “Jangan!” dengan suara yang lantang. Satu kata itu cukup membuat Brady terkejut. Ia yang sudah setengah berdiri terpaksa kembali ke kursinya. “Jangan?” “Ma-maksudku jangan ganggu Lennon. Mungkin saat ini dia masih sibuk dengan urusan lain. Elliot atau mungkin kakek tua yang tewas di lokasi kejadian.” “Dia bisa menyuruh orang untuk menanganinya. Elliot saat ini sudah aman di kantor polisi. Dia tidak akan bisa kabur, tapi kau tidak bisa terus berada di sini.” Kali ini Brady benar-benar bangkit dari duduknya. “Setelah dokter selesai memeriksa Midnight, aku mungkin tidak aka punya cukup waktu untuk mengurus Moonlight.” Brady menitikkan air matanya lagi. “Semoga mereka berdua baik-baik saja.” Sama seperti Brady, Bright pun nyaris menitikkan air mata. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Midnight dan Moonlight. Apalagi saat ini Midnight tengah mengandung anak Brady. Pasti sulit bagi Brady menghadapi semua ini. Sebelum Brady menyentub layar di ponselnya, Bright menghentikan gerakan sang kakak dengan menyebut nama pria itu. “Brady,” Dengan kesabaran extra, Brady mengangkat wajahnya. “Ya?” “Kudengar Midnight hamil.” Pria itu kembali menitikkan air matanya. “Ya.” kali ini dia tidak menghapus air mata yang jatuh dari sudut matanya. “Dia sedang mengandung anak kami. Selama kami berpisah, baik Midnight maupun aku tidak mengetahui kalau dia sedang mengandung.” Brady lalu mengarahkan pandangan pada pintu di hadapan mereka. “Sekarang aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka.” Melihat kakaknya hancur seperti sekarang, Bright tidak bisa menahan diri. Ia memeluk Brady erat seperti yang selalu dilakukan Brady saat mereka masih kecil. Bright tidak akan pernah melupakan jasa-jasa Brady di kehidupan dan karirnya. “Mereka akan baik-baik saja, Brady. Kita harus percaya itu.” “Aku takut terjadi sesuatu dengan Midnight. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri hal itu terjadi. Aku tidak peduli dengan anak kami, aku hanya ingin Midnight tetap hidup.” “Kau sangat mencintainya, ya?” tanya Bright dengan air mata menggenang di pelupuknya. “Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya.” “Kau tahu,” Brady mengurai pelukan sang adik. “Aku bahkan berencana melamarnya malam ini.” Fakta itu jelas mengejutkan Bright. Satu tahun yang lalu, di saat dia berencana untuk melamar Moonlight, Bright justru harus menerima pemgkhianatan wanita itu. Kini, hal yang sama terjadi pada Brady. Bedanya kekasih Brady tidak mengkhianatinya tetapi mereka sama-sama mengalami malam yang sangat sulit. Lamaran mereka tidak berjalan sesuai rencana. Dan jika terjadi sesuatu dengan Midnight, itu artinya…      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD