bc

ABIMANYU

book_age16+
287
FOLLOW
1.1K
READ
love-triangle
family
sweet
campus
friendship
classmates
friends
shy
like
intro-logo
Blurb

Aku tetap akan mencintaimu, Kinan, meski kau tak pernah menganggapku ada. Aku akan tetap menunggu walaupun tidak pernah mudah, apalagi yang ditunggu tak pernah tau. Aku tak pernah memasalahkan dirimu yang lebih menyukai sahabatku ketimbang aku, Kinan. Bagiku yang terpenting adalah kebahagiaanmu meski itu bukan bersamaku. Aku berharap esok kau tertawa entah dengan siapa pun dan itu membuatku lega. Aku juga berdoa agar kau segera menemukan kebahagiaanmu bersama dia walaupun itu membuat hatiku terguyur hujan tak henti-hentinya. Asal kau bahagia maka hatiku melepasmu dengan ikhlas.

Dari Abimanyu yang selalu mencintaimu, Kinanti.

chap-preview
Free preview
A 1 - Si pengertian
“Selamat pagi wahai para sahabatku, bagaimana tidur kalian tadi malam? Apakah bisa memimpikan sosok Abimanyu sangat tampan ini? Aku rasa iya! Lihatlah wajah-wajah kusa mini seperti tidak mandi saja kalian,” ejek Abimanyu dengan menunjuk wajah Kinan, Gendhis, dan juga Jatmika. Ketiga sahabatnya tersebut hanya menatapnya geram lalu diam tak menjawab sapaan Abimanyu.   “Ada apa gerangan sih kawan? Bawa santai aja kali,” lanjut Abimanyu dengan terkekeh pelan.   Gendhis menatapnya sengit lalu menjawab, “Lo tadi pagi sarapan apa sih, Manyu? Pagi-pagi udah ngoceh aja lo kek burung cucak rowo. Emang lo lupa kalau hari ini ada kuis dari Pak Kumis?? Udah belajar lo, Nyu?”   “Mohon maaf ya Mbak Gendhis, tidak mungkin seorang Abimanyu yang seganteng ini belum belajar. Setiap hari ke kampus kan berarti udah belajar, belajar itu hanya untuk kaum lemah. Sebagai kaum jantan jelas sekali tidak perlu belajar, cukup mengingat materinya yang pernah disampaikan Pak Kumis. Udah nggak usah belajar nanti bisa-bisa jawabnya, kalau nggak bisa tanya ke Manyu,” ucap Abimanyu dengan mengedipkan mata sebelahnya. Ia duduk diantara Gendhis dan Jatmika, lalu merangkul laki-laki yang dari tadi diam saja tersebut.   “Ngomong dong, Mik, masa dari tadi cuma diem aja sih. Nggak ngilu tuh gigi dempetan terus, sekali-kali lah ikut ketawa gitu biar wajah lo nggak kaku amat. Contoh nih si Gendhis wajahnya ceria terus. Asal lo tau, Mik, wajah bahagia terus itu bukan berarti dia bahagia terus. Justru orang yang setiap hari bahagia kek Gendhis malah banyak masalah, ya nggak, Ndhis?” Gendhis memukul lengan Abimanyu keras sampai si empu tangan mengadu kesakitan.   “Lo kalau ngomong jangan asal betul gitu dong, Nyu, ntar kalau orang lain denger gimana? Bisa malu gue ntar,” jawab Gendhis dengan tertawa.   “Jatmika kalau sama Kinan tuh emang pas mereka berdua, sama-sama kulkas. Ayo dong kalian tuh buka suara, ngomong apa gitu terus di bahas bareng-bareng. Gue pengen kalian berdua tuh bisa berwajah ceria meski tidak berbicara dengan kita, wajahnya sama-sama suram banget. Ayo bisa yok, besok wajahnya jadi berseri-seri bahagia. Biar materi kuliah nanti nggak takut masuk otak kalian berdua,” celetuk Abimanyu yang disahut tawaan oleh Gendhis.   “Irit ngomong, Manyu, biar pita suara tetap terjaga keasliannya. Mending kalian berdua aja yang ngomong, kita sebagai pendengar. Cuma kalian doang yang bisa bikin topik pembicaraan,” ucap Kinanti dengan menatap Abimanyu dan Gendhis yang berada di sampingnya.   “Dari kita sahabatan pas masih SD sampai sekarang kalau dihitung kalian nyumbangin suara itu cuma sekitar dua puluh persen doang, selebihnya nih gue sama Manyu. Kalian emang nggak pengen ngomong apa gitu? Nggak papa tuh mulut diem mulu? Kasihan loh gue tuh sebenarnya sama kalian berdua, masa cuma ngangguk, geleng, dengerin kita ngobrol terus udah diam lagi. Sekali-kali lah ikutan ngobrol, cerita tentang nabi-nabi juga nggak papa. Gue sama si Manyu bakal dengerin kok,” sahut Gendhis dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.   “Eh nanti materinya yang mana sih Pak Kumis? Tuh dosen kadang penuh kejutan banget manusianya, tiba-tiba ngasih kuis yang belum pernah beliau kasih ke kita. Itu lupa apa emang disengaja ya? Kalau disengaja emang kebangetan banget mau nyiksa kita,” tanya Abimanyu dengan membuka tas ransel hitamnya.   “Katanya belajar hanya untuk kamu lemah, Nyu? Kenapa tuh tangan buka-buka tas? Katanya sebagai kaum jantan nggak perlu belajar, udah lupa sama ucapan sendiri, Nyu? Baru aja beberapa menit yang lalu, masa udah lupa sih? Malu atuh sama ucapan sendiri, Nyu,” ejek Gendhis dengan terkekeh. Abimanyu mengapit kepala perempuan itu diketiaknya, mereka tertawa bersama melihat dua manusia yang selalu saja adu mulut itu. Kinan dan Jatmika hanya sebagai penonton dan pendengar, namun bila mereka ada masalah Abimanyu dan Gendhis siap menjadi pendengar sekaligus penghibur yang baik.   ###   Matahari mulai meninggi dan udara semakin panas, ke empat anak tersebut baru saja menyelesaikan jam kuliahnya. Entah kemana yang mereka tuju kali ini, mereka membutuhkan sesuatu yang dapat mengembalikan mood secara cepat. Dosennya itu memang tidak pernah main-main soal kuis hari ini, terbukti si Abimanyu yang masih cemberut karena soal-soal yang Pak Kumis berikan hampir semua belum pernah diberikan materinya sebelumnya. Abimanyu sendiri adalah mahasiswa kesayangan para dosen, selain ia mudah menerima semua materi ternyata ia juga memiliki komunikasi yang baik dengan para dosen. Sifatnya yang mudah bergaul dengan siapa pun itu membuatnya menjadi dekat dengan para dosen, ia selalu bisa membuat nyaman siapa pun yang berbicara dengannya.   “Mau kemana kita kawan? Otak panas, cuaca panas, keknya cocok kalau kita cari yang adem-adem deh? Setuju nggak? Mika, kafe mana yang cocok ini?” tanya Abimanyu dengan memegang helm hitam fullface miliknya. Kebetulan hari ini ia pergi ke kampus naik motor, sengaja tak membawa mobilnya.   “Gue tau tempat enak nih kalau kalian mau, menunya juga enak-enak dan ada varian rasa es krim yang unik di sana. Mau kesana aja?” Abimanyu menganguk lalu memakai helmnya.   “Terus gue sama Kinan gimana? Kita nggak bawa mobil tadi, gue tadi dianter sopir terus si Kinan gue jemput. Kalian nggak bawa helm gitu ya?” tanya Gendhis. Abimanyu mengambil helm yang berada di bagasi motornya, ia selalu membawa helm du ajika sewaktu-waktu sahabatnya tersebut tidak ada yeng menjemput atau pun ingin pergi ke suatu tempat bersama. Helm itu Abimanyu berikan pada Kinanti yang berada di depan motornya.   “Mik, lo sama si Gendhis ya. Gue sama Kinan,” ucap Abimanyu yang diangguki kepala oleh Jatmika.   Gendhis menerima helm dari Jatmika, ia sebenarnya tak begitu suka dengan jok motor laki-laki itu yang memang pas-pasan. Namun daripada tidak ikut ia nurut saja dengan mereka, tangannya memegang pinggang Jatmika karena takut terjatuh dari motor vespa tersebut.   Kinanti memang lebih nyaman jika beroncengan dengan Abimanyu daripada dengan Jatmika, ia bisa membuka obrolan dengan laki-laki itu jika hanya berdua seperti ini. Dan laki-laki itu memang mengerti jika Kinan ingin cerita empat mata dengannya tanpa ada pihak ketiga maupun ke empat.   “Gue duluan ya, lo buntuti dari belakang.” Abimanyu mengangguk lalu menggas tipi-tipis motor maticnya tersebut. Kinan memeluknya dari belakang lalu menaruh dagunya di pundak laki-laki itu, Abimanyu tak dapat menyembunyikan senyumannya dibalik helmnya. Ia seakan ingin memperlambat waktu jika berduaan seperti ini bersama Kinanti.   “Nyu, kenapa ya gue nggak bisa nyaman sama Jatmika? Padahal gue sayang sama dia, tapi gue nggak bisa nyaman kalau berada di dekat dia? Apa karena gue salah tingkah duluan ya kalau dideketin dia duluan?” bisik Kinanti yang masih bisa ia dengar dengan jelas di telinga.   “Lo kenapa bisa sayang sama dia sedangkan lo sendiri nggak nyaman sama dia, Nan? Harusnya kalau lo sayang sama dia berarti lo udah nyaman banget sama dia,” jawab Abimanyu.   Kinanti menggelengkan kepalanya lalu semakin memeluk Abimanyu erat, jika ada orang yang kenal mereka pasti akan mengira jika mereka berdua adalah pasangan kekasih.   “Gue emang sayang sama dia, tapi nggak nyaman kalau boncengan begini, Nyu. Gue lebih nyaman sama lo daripada sama Mika,” lirih Kinanti.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook