PART 3

1035 Words
Freya mulai sibuk dengan aktivitasnya di restoran dan Adrian juga sibuk dengan urusannya dirumah sakit. Mereka berdua seakan akan menghindar untuk saling bertemu lama. Tapi sampai hari ini baik Mami atau Papi Mertuanya menganggap hal wajar karena mereka berdua memang sedang sibuk. Apalagi restoran Freya memang baru juga perintisannya jadi dia sedang sibuk sibuknya. Restoran yang diberi nama Freya Restaurant sesuai dengan Namanya. Walau demikian sarapan pagi dan juga keperluan Adrian enggak pernah lupa disiapkannya. Mereka selalu makan bersama karena baik Kakek dan juga Orang Tua Adrian selalu begitu setiap pagi. Agar keluarga selalu kompak, demikian kata kakek. Kakeknya Adrian sangat ramah sekali. Freya merasa seperti melihat Kakeknya lagi. "Ian … nanti malam pulang dari rumah sakit kamu ajak istri kamu makan malam ya." Sambil meletakkan cangkir tehnya kakek mulai berbicara dengan memanggil nama kesayangan Adrian. "kamu dan Freya kan belum bulan madu jadi ajak Istri kamu jalan jalan atau makan-makan begitu," ucap kakek ramah itu sambil tersenyum yang hanya dibalas anggukan Adrian. "Nanti malam aku tunggu kamu di restoran temanku, nanti aku kirim alamatnya," ucap Adrian pada Freya. Begitu manisnya ia kalau patuh begitu pada kakek. Batin Freya terkekeh sehingga muncul senyuman mengejek di bibir Freya pada Adrian yang hanya dibalas pelototan dari adrian. "Hari ini kamu yang antar Freya ke tempat kerjanya." lanjut Kakek lagi seperti memerintah. Freya terbatuk hampir saja tehnya tumpah. "Enggak usah kek, biar saya naik mobil sendiri saja, kasihan MAS! adrian kalau harus jemput lagi" ujar freya sambil menekan kata mas. Najong juga manggil anak kecil ini mas batinnya terkekeh. "Sudahlah cantik … biar sama mas mu, ya walau dia usianya lebih muda kan tetap harus dipanggil mas, kan suami kamu," ucap Mami mertuanya sambil terkekeh merasa janggal saat freya memanggil adrian dengan panggilan mas yang ditekan. Setelah selesai makan Adrian segera pamit pada orang tuanya dan juga kakek, Freya yang belum selesai makan buru buru mengikuti Adrian setelah berpamitan pada mertua dan juga kakek tentu saja sambil membawa rotinya yang belum habis dimakannya. Najong ni anak batin freya kesal. Freya segera masuk ke mobil Adrian. Duduk di sebelah Adrian dengan manis dan mulai makan rotinya lagi. Tak peduli dengan tatapan Adrian yang menyebalkan. "Aku tunggu kamu direstoran,aku gak mau jemput kamu,toh kamu bisa pergi sendiri," ucap Adrian ketus. "Iya aku paham,nanti kamu kirim saja alamatnya aku usahakan datang," ucap freya dengan mulut masih terisi roti. Mereka berdua bisu tak ada yang mau mulai bicara, sampai tiba di restoran milik Freya. Freya membuka pintu mobil hendak turun. "Jangan lupa, aku tidak suka menunggu," ucap Adrian lagi yang hanya dibalas anggukan freya setelah itu segera dia masuk ke restoran. Sampai sore restoran ramai sekali. Freya sampai turun tangan. Kesan ramah dan friendly membuat siapa saja betah untuk datang lagi. Tentu saja ditambah masakannya yang memang enak. Malah bisa request sesuai selera dan akan dimasakkan oleh chef khusus. Entah darimana freya dapat ide demikian. karena dia pikir terkadang ada pelanggan yang ingin dimasakkan sesuai dengan keinginan dan kesukaan mereka. Dan tentu saja paket spesial itu banyak yang suka walau harus merogoh kocek agak dalam sedikit. "Mia …" panggil Freya pada asistennya Mia segera menghampiri Freya. "Ada yang bisa saya bantu bu ?" tanya mia saat sudah dekat "Pukul tujuh malam nanti saya ada makan malam di luar sama suami saya," ucap freya sambil sedikit terkekeh karena kata suami masih asing buatnya. "Kamu bereskan semua ya, " ucap Freya lagi meneruskan ucapannya yang dibalas anggukan Mia paham. Diluar mendung menggantung, dari kemarin panas sekali. Dari sore sebenarnya sudah gelap tetapi belum turun hujan juga setelah musim kemarau beberapa waktu lalu. Freya masih menunggu sopir restoran yang masih mengantar pesanan makanan. Hujan mulai turun, rintik-rintik lalu bertambah dan akhirnya deras. Freya keluar restoran berdiri di depan restorannya. Tercium bau tanah yang dibasahi hujan, Freya tersenyum senang menikmatinya. Tiba tiba kesenangannya terusik rupanya ada pesan masuk dari adrian. Isinya kalau dia sudah menunggu dan kalau Freya tidak segera datang ia akan pergi. Adrian juga mengirim alamat Restoran tempat mereka makan. Freya enggan membalasnya. Tidak berapa lama supir yang biasa mengantar delivery datang dan Freya langsung minta tolong diantar ke Alamat yang sudah dikirimkan Adrian. Freya tiba di Restoran yang Adrian maksud. Dia kaget mengetahui restoran yang dipilih Adrian. Tahu gitu makannya di restoranku saja toh sama saja batin Freya kesal rupanya restoran yang dimaksud adrian adalah milik keluarga Tara temannya waktu SMA dulu. Ingat pada Tara membuatnya kesal. Nona sombong yang selalu saja mencari gara-gara dengannya. Puncaknya adalah ketika ada cowok baru pindahan di kelas mereka bernama Galih. Suasana permusuhan menjadi tambah membara. Galih yang tampan ternyata menyukai Freya. Tara yang tak suka dikalahkan menggunakan cara licik menjebak Freya seakan akan Freya selingkuh sehingga Galih meninggalkannya yang berujung jadian dengan Tara. Dengan malas Freya masuk ke dalam Restoran. Disana sudah duduk dengan menyebalkan Adrian suami sandiwaranya. Freya segera berjalan menghampirinya. "Kamu sangat terlambat," ucap Adrian dengan ketus begitu Freya sudah ada di hadapannya. "Ya sudah enggak usaha makan saja," balas Freya tak kalah kesal. Adrian segera memerintahkan freya duduk. Freya duduk dengan terpaksa. Memandang Adrian dengan wajah tidak bahagia. Karena jengah freya membuang mukanya. "Dasar bocah tengik … najong banget sih aku nikah sama dia", gumam freya pelan. "Aku masih bisa dengar," ucap Adrian. "Kalau tidak dimata matai Kakek aku tidak akan mau makan malam denganmu," ucap Adrian lagi yang membuat Freya segera mengedarkan pandangannya mencari-cari siapa tahu ada sosok Kakek yang sedang memata-matai mereka. "Kamu cari siapa,?" Tanya Adrian heran. "Cari kakek, kata kamu kakek memata-matai kita," ucap Freya dengan polosnya. Bukannya menjawab Adrian malah memegang wajah Freya. "Jangan banyak tanya, orang yang memata-matai kita ada disini dan kamu tidak perlu tahu. Kalau saja Kakek tidak melakukan ini aku enggak ingin makan denganmu," ucap Adrian dengan senyum manis yang dibuat-buat. Adrian Tahu saat ini supir pribadi Kakek sedang memata matai mereka dan tentu saja dia akan mengirim foto mereka juga maka ia berpura-pura manis agar kakek tidak bertanya macam-macam. "Kamu pesan apa ?" tanya Adrian sambil melepaskan tangannya dari wajah Freya. " Aku pesan minum saja, lagi enggak mood makan," ucap Freya pelan karena memang saat ini ia sedang tidak mood makan apalagi restoran yang dipilih Adrian membuat nafsu makannya langsung hilang. Setelah pesanan datang mereka berdua makan dan minum dalam diam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD