Bab 3 : Buaya lepas

2015 Words
*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Pada saat i itu tepat pergantian tahun baru Masehi tahun 2021 yang memiliki harapan banyak bagi semua orang, antara lain adalah pandemi yang melanda setahun belakangan segera selesai. Salah satu dari banyak nya orang yang berharap pandemi selesai adalah Kemala atau yang sering dipanggil dengan Mala. Ia sudah rindu kehidupan kampus yang sangat menyenangkan, berlari menaiki tangga sampai lantai lima, mengejar-ngejar dosen demi sebuah nilai, dan melihat para mahasiswa penjilat yang memasang wajah cari perhatian dosen demi sebuah nilai. Sudah setahun Kemala berada di rumah menjadi babu rumah tangga, bangun pagi cuci piring, ngepel, cuci kain. Sore harinya masak, cuci piring, dan kegiatan ini terulang secara terus menerus dan hampir setiap hari ia lakukan. Lelah dan bosan rasanya harus mendengarkan Omelan demi Omelan dari nyonya besar yang menjadi tersangka utama dalam pekerjaan membabu nya, siapa lagi jika bukan Baginda ratu nyai Roro emak. Istri dari ayahnya dan ibu dari adik-adik nya. Seorang wanita yang telah berjasa untuk mengandung, melahirkan lalu merawatnya juga sampai saat ini, meskipun kata orang ikhlas, namun dibalik kata ikhlas ketika marah nanti akan selalu diungkit-ungkit oleh si baginda ratu di rumah. Kemala yang saat ini tengah berkejar-kejaran dengan dunia halunya harus diganggu dengan suara teriakan si emak yang memekakkan telinga. "MALA... ANAK GADIS APA KAMU, JAM SEPULUH PAGI UDAH REBAHAN AJA!" "ANAK GADIS BAPAK SAMSIR LAH, MAK. MASA ANAK GADIS JIN." Balas Kemala yang membuat emaknya langsung ngamuk melemparkan sapu ke arah dirinya yang sedang asyik kejar target menulis. "Mak, Mala lagi nulis loh ini biar dapet duit buat beli bakso." "Cangkemu, nulis kayak gitu gayanya mau dapat duit. Entah nulis apa pun kau." Sontak ucapan emaknya membuat senyum Mala yang tadinya merekah langsung surut berganti dengan wajah sendu namun segera ia kondisikan. Sudah terlalu sering dijengkali dan di anggap remeh seperti ini, ia jadi merasa biasa saja meski ada rasa tersentil di dalam hatinya. "Lihat aja nanti kalau aku bisa jadi penulis dengan penghasilan jutaan, mamak minta apa pun gak akan Mala kasih." Emak Mala bukannya tersindir malah semakin tertawa dengan riang seolah apa yang disampaikan anaknya merupakan sesuatu yang menggembirakan. "Dah lah, banyak kali cakapmu. Itu masak dulu nasi, udah habis." "Mak, kan ada Ika, kenapa harus Mala coba?" "Gak udah banyak protes, ngalah sama adek." Mau tidak mau ia harus merelakan idenya terbengkalai lantaran harus memasak nasi terlebih dahulu. Ia meratapi nasibnya yang selalu saja terhalang jika sedang memiliki ide yang banyak, cita-cita nya untuk menjadi seorang penulis sebentar lagi akan terwujud, karena enam bulan yang lalu ia mendapatkan tawaran seorang editor untuk bergabung di sebuah perusahaan menulis yang cukup memiliki nama yang tenar. Dan baru awal tahun ini ia pada akhirnya memberanikan diri menghubungi editor itu kembali, lantaran sejak enam bulan lalu tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan hobby menulisnya. Setelah menanak nasi, Mala kembali masuk ke dalam kamar dan melanjutkan kegiatan nya menulis serta mengisi data yang diperlukan editor nya. Berhubung hari ini editor libur, maka ia dipandu oleh asisten editor yang sangat membantunya. Beberapa menit setelah mendaftar kan novelnya ke dalam perusahaan, ia dimasukkannya di dalam sebuah grup yang katanya merupakan kumpulan para penulis hebat yang telah bergabung terlebih dahulu. Dengan semangat Kemala menyapa para penghuni grup satu persatu, hingga ia menyadari jika penghuni grup itu ternyata di d******i perempuan, hanya ada beberapa laki-laki yang Mala tebak tidak sampai sepuluh orang jumlahnya Salah satu penulis laki-laki yang menarik perhatiannya adalah Adi. Penulis yang telah bergabung beberapa bulan sebelum dirinya. Yang selalu aktif dan senang menggoda para gadis di grup yang membuat Kemala membatin untuk menghindari spesies buaya sss seperti Adi. "Halo, assalamualaikum... Kenalkan nama saya Mala, asal dari Medan. Salam kenal kakak sekalian." Mala mengirim pesan salam perkenalan itu setelah setengah hari memantau grup dan pada akhirnya berani mengirim sebuah pesan pada saat malam hari. +628127654**** Waalaikumsalam, halo salam kenal Mala. +628136598**** Waalaikumsalam halo Mala, kenalin aku Adi. Mata Kemala melotot kaget melihat chat perkenalannya di respon oleh Adi si buaya grup dengan ketat ketir ia hanya membalas seadanya saja lantaran ada banyak orang yang ternyata sangat humble dengan anak baru seperti dirinya ini. Ia memilih menepi karena belum bisa beradaptasi dengan orang-orang di dalam grup yang sedang seru mengobrol kan sesuatu. Dirinya hanya rebahan sembari sesekali memantau beberapa grup yang ia masuki. Hingga terlintas ide untuk menepis kesepian nya ia memilih mengedit sebuah video quotes yang ia sendiri sebagai pengisi suaranya. Yah, selain menulis, Mala juga bisa mengedit video quotes yang ia sendiri sebagai pengisi suaranya. Ia asyik tenggelam di dalam dunianya, tanpa memperdulikan grup yang ramai entah membahas apa. Hanya ada beberapa penulis yang memang ia kenal sebelum masuk di dalam grup, dan hanya itu lah yang menjadi teman berbalas pesannya. Beberapa menit kemudian, videonya telah jadi dan siap di update di status w******p dan **. Setelah selesai dengan urusannya, ia baru membuka grup yang jumlah pesannya sukses membuat ia terkejut bukan main. "Njir, baru ditinggal 7 menit doang udah seribu pesan? Ini hp kentang aku alamat umurnya gak bakal lama nih kalau gini terus." Kemala langsung terjun bebas tanpa membaca satu persatu isi pesan, ia langsung membuka pesan terakhir yang sialnya berisi gombalan mau buaya sss nya grup. Karena rasa penasaran nya meningkat. Ia membaca chat itu dan menemukan fakta jika grup ini sudah menjadi ajang berbucin ria. "Kayaknya enak kalau dapat doi sesama penulis gini yah? Tapi kalau modelan kek Adi mah makan hati Mulu, kerjaan nya nge gombal anak gadis orang." Baru saja Mala mengatakan itu, ia malah menerima sebuah pesan dari seseorang tang sedari tadi ia gosipi bersama hati dan otaknya, sontak ia langsung terperanjat kaget bahkan sampai menutup ponselnya merasa heran sekaligus ngeri ketika salah satu buaya grup lepas dari pawangnya. Dengan memberanikan diri, ia membuka pesan yang ternyata di luar dugaannya. Ia pikir si buaya akan menggodanya seperti yang dilakukan di grup, ternyata hanya rasa kepedean nya yang tinggi saja. ++628136598**** Suaranya bagus, nama Ig nya apa? Kemala mengernyitkan dahinya ketika Adi si buaya grup malah menanyakan akun ** nya, jangan-jangan hanya mau modus saja ini. Tapi terlepas dari itu, ia merasa senang juga suaranya dibilang bagus. "Bagus dari mana? Orang cempreng gitu. Nama Instagramnya @kemala_20." +628136598**** Hmm merendah untuk meroket. Otw liat. Kemala tersenyum geli ketika niat nya yang merendah untuk meroket ketahuan, lagian suara nya emang bagus, kata dirinya sendiri sih heheheh... "Hahaha... Suka-suka Abang ajalah. Kalau buaya susah soalnya kalah." +628136598**** Loh, buaya dari mana nya? Kemala terkekeh pelan ketika melihat emot yang ada di pesan milik Adi. Emoticon monyet yang menutup kedua matanya dengan dua tangan. "Yah buaya lah, semua digoda." Kemala sedikit khawatir pasalnya nomor Adi terlihat sedang mengetik sangat lama, sepertinya berisi chat yang panjang lebar. Dengan ketar-ketir Kemala yang memiliki sifat over thingking berlebihan hanya bisa berdoa agar Adi si buaya grup tidak marah atau pun mengatakan dirinya anak baru sok asik. Hingga ketika ponselnya berdering tanda pesan masuk, ia dengan segera langsung meraih ponsel miliknya. +628136598**** Udah mau tobat, gimana kalau Mala mau jadi pawangnya gak papa. Lah si anjir. Malah kena goda kan. Sepertinya Adi ini spesies S3 per buaya an kan yah, jarinya lemes banget ini goda anak gadis orang. "Mon maaf, Mala gak tertarik jadi pawang buaya Amazon." Balas Kemala dengan senyum manis di bibirnya. Ia merasa Adi ini teman chat yang cukup seru sebenarnya. Akan tetapi sifat buaya ini membuat Kemala harus ekstra hati-hati untuk tidak terjerumus ke dalam lubang buaya. +628136598**** Tertarik lah, biar tobat aku. Kemala tertawa dengan keras membaca sederet kalimat yang membuat perutnya terasa sangat tergelitik. "Buaya kayak Abang mana mungkin mau tobat, imposible." Kemala kembali tertawa geli, bahkan ia sudah diteriaki emaknya karena tawanya yang mengganggu acara nobar antara si emak dan adiknya Ika. Ponsel milik Kemala kembali bergetar dengan cepat ia langsung membuka room chat miliknya dengan Adi yang sudah ia beri nama dengan sebutan buaya sss. Buaya Amazon Serius, bakal tobat kalau Mala mau jadi pawangnya. "Yaudah, sini mana proposalnya. Jangan asal ngomong aja." Balas Kemala iseng. Tidak mungkin di jaman sekarang masih ada orang yang percaya akan proposal-proposalan perkenalan. Paling nanti si Adi hanya bercanda doang. Buaya Amazon Serius yah? Besok aku kirim, mana email kamu? Kemala yang membaca itu masih tidak yakin, ia dengan cepat mengirim kan alamat email nya yang sering ia gunakan untuk pekerjaan maupun urusan perkuliahan. "Ini email-nya, kemala21234@gmail.com." Kemala memilih mematikan sambungan data nya dan memilih memejamkan matanya untuk menyelam ke lautan mimpi dengan pulau kapuk berada di antaranya. Ia tidak memperdulikan jika di seberang sana si buaya sss tengah sibuk merangkai kata dalam sebuah proposal perkenalan diri. *** Keesokan harinya, Kemala di kejutkan dengan chat sapaan dari nama kontak buaya sss. Bahkan Kemala berulang kali mengecek ponselnya guna memastikan jika yang mengirim pesan itu adalah buaya nya grup. Apa jangan-jangan beneran ini lepas dari pawangnya? Buaya sss Pagi, La. "Pagi juga, Bang." Balas Kemala yang ternyata malah centang satu, tanpa memperdulikan chat itu lagi, Kemala memilih membereskan rumah sebelum emaknya bangun dan mengguncang kampungnya di pagi hari ini dengan suara teriakan yang membahana. Ia kembali membabu layaknya seperti hari-hari sebelumnya, kegiatan yang selalu ia lakukan dan ini merupakan sebuah p********n karena ia sama sekali tidak digaji. "Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja!" Nyanyi Kemala cukup kuat sehingga emaknya yang tengah tertidur terbangun dengan rambut diacak-acakan dan wajah semrawut menatap tajam Kemala yang setiap pagi selalu bernyanyi dengan lagu yang sama, seolah sudah menjadi kewajiban bagi anak gadis nya itu. "Suara mu itu loh gak apik-apik banget, kok yah pede teriak-teriak nyanyi gak jelas, lagunya itu-itu aja lagi." Kemala bukannya tersinggung malah tertawa dan semakin kuat bernyanyi dengan nyanyian yang entah kenapa membuatnya merasa bersemangat ketika menjadi babu tanpa digaji, alias babu gratisan. Semoga saja nanti ibu mertuanya bukan jenis ibu mertua yang tidak terima jika ka digaji oleh suaminya. Kan repot, masa iya dirinya harus jadi babu gratisan lagi, harus naik pangkat dong. "Mamak ku ada satu, tingkahnya kayak ratu, kerjanya nindas babu, wajahnya kayak hantu." Nyanyi Kemala yang ditanggapi emaknya dengan lemparan centong nasi. "Lihat mamak ku, dia sedang marah. Hidungnya merah, mata lebih parah. Sebagai anak, aku hanya pasrah, wahai mamak ku awas cepat tua." Brak! Sepatu berhak yang ia miliki terlempar begitu saja hampir mengenai kepalanya. Untung refleks nya bagus sehingga tidak harus terkena lemparan jahat dari emaknya. "Satu satu emak aku galak, dua-dua emak aku garang, tiga-tiga emak aku seram, satu dua tiga mamakku darah tinggi." Kemala semakin menjadi mengganggu ibunya, tidak puas rasanya jika sehari saja tidak membuat sang ibu darah tinggi dan tensinya naik. Apalagi di pagi hari seperti ini. Mungkin ia akan sangat rugi jika tidak membuat si emak berteriak marah. "Mala, sekali lagi nyanyi gak nggenah, tak keplak endasmu yah." Peringat emak yang dibalas kekehan. Bukannya merasa takut, Kemala tidak menghiraukan sama sekali ucapan ibunya ia terus menerus menyanyikan lagu yang sama sampai pekerjaannya selesai. Ia masuk ke dalam kamar dan mengecek ponselnya mana tau ada pulsa nyasar masuk, dengan cepat ia menghidupkan data, dan Tara!!!! notifikasi tidak berhenti terus bergulir menampilkan ribuan chat masuk, ia bahkan sudah ketar-ketir takut jika ponsel kentangnya tidak kuat menerima kenyataan yang pada akhirnya memutuskan untuk menyerah dan say good bye Terbukti dengan kursor ponsel yang tidak bergerak ketika ia hendak menggulir kan chat dari bawah ke atas. Mencoba bersabar, Kemala menunggu hingga ponselnya kembali normal dari keadaannya yang tertekan. hingga ketika dia menscroll chat, sebuah pesan dari Adi membuat jantungnya terpompa dengan cepat, ia bahkan takut jika jantungnya mengalami bocor halus lantaran mendapatkan pesan dari Adi, si buaya sss. Buaya sss. kemala21234@g*******m, ini beneran email kamu kan? "Iya, Bang. itu beneran email Mala." balas Mala dengan hati dan jantungnya yang kedubrakan di dalam sana. Buaya sss Yaudah, udah aku kirim yah. kamu cek gih. What the hell! apa yang sudah dikirim ke email nya? apa mungkin ini buaya beneran ngirim proposal yang ia minta kemarin malam? hah? serius? Dengan terburu-buru Kemala membuka email-nya yang sialnya malah nge-lag yang entah karena faktor jaringan atau ponselnya yang ikut gemetar seperti pemiliknya. "Ya Allah. Ini beneran dikasih proposal? proposal ta'aruf gak sih? atau beda? ini gimana balasnya njir, duh bingung woy." Dan kehebohan Kemala semakin bertambah ketika ia membuka isi file yang bernamakan Proposal Diri
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD