BBS 2

799 Words
Rani Rahayu perempuan yang biasa disapa Rani itu mengikuti langkah majikan barunya memasuki rumah mewah itu. "Siapa namamu tadi?" tanya Marta mama Reno. "Rani nyonya" sahut Rani. "Jadi Rani mulai sekarang kamu akan bekerja dirumah ini merawat cucu saya, usianya baru satu minggu" ucap Marta. "Baik nyonya" ucap Rani menggangguk. "Ayo ikut akan saya tunjukkan kamar cucu saya" ucap Marta sambil melangkah menuju kamar atas. Rani mengikuti langkah kaki nyonya besarnya menuju kamar majikan kecilnya yang berada tepat disamping kamar Reno. Sebuah kamar khas anak perempuan dengan nuansa warna baby pink Rani masuki dan terlihat diatas tempat tidur kecil itu seorang bayi cantik tertidur pulas. "Nah ini dia cucu saya, namanya Nayshila" ucap Marta sambil mengusap pipi chubby cucunya. "Cantik sekali" puji Rani. "Ya... secantik ibunya" ucap Marta. "Maaf nyonya kalau saya sedikit lancang bertanya, ibunya kemana?" tanya Rani. "Ibunya Nayshila meninggal saat melahirkannya" ucap Marta sambil menatap iba cucunya. "Oh maaf" ucap Rani sungkan. "Tidak apa, oh ya Ran kamarmu ada dilantai bawah, nanti minta tunjukkan sama bibi" ucap Marta. "Baik nyonya" angguk Rani. Setelah mengenalkan Rani pada beberapa art dirumah itu Marta segera meninggalkan rumah anaknya tersebut. Sementara itu Rani mulai membaur pada beberapa art yang ada disana. "Ada yang bisa saya bantu bi mumpung nona kecil masih tidur" ucap Rani. "Ah tidak usah Ran, tugasmu disini hanya menjaga dan mengasuh majikan kecil kita" ucap bi Sumi, kepala art dirumah mewah itu. "Tapi bi saya bingung mau mengerjakan apa sementara nona kecil belum bangun, masa saya cuma santai-santai doang, makan gaji buta dong saya" ucap Rani. "Gaji buta dari mana? orang disini kamu kerjanya mengurus bayi. Udah... duduk dulu, paling sebentar lagi bangun si nona kecil" ucap bi Sumi. Pintu utama terbuka terlihat disana seorang pria tampan memasuki rumah mewah itu dan Rani sempat terdiam di tempatnya saat melihat pria tersebut. "Kamu yang akan mengasuh putri saya?" tanya Reno dingin, ia menatap seragam yang dikenakan Rani. "Oh iya benar, perkenalkan nama saya Rani tuan" Rani baru menyadari pria dihadapannya tersebut adalah majikannya. "Hm" Reno hanya bergumam dan segera menuju lantai atas tepatnya ke kamar sang putri. Reno tersenyum saat melihat bayi mungilnya yang masih memejamkan mata, terlihat si kecil tersebut masih tertidur dengan lelapnya. "Daddy pulang sayang" ucap Reno pelan setelah mengecup pipi Nayshila, tak ada pergerakan dan Reno pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya. --- Reno duduk seorang diri di ruang makan, ia menghadapi beberapa menu makanan yang tersaji di atas meja, dan seketika ia menatap kursi yang biasanya diduduki Maya mendiang istrinya. Air mata menggenang dipelupuk mata Reno begitu ia teringat akan Maya, kenangan-kenangan manis yang mereka lukiskan masih teringat jelas dalam ingatan duda tampan itu. "Sepi rasanya" gumam Reno. "Kata nyonya besar tuan Reno dilarang terus bersedih, kasian nyonya Maya tuan, beliau pasti juga gak akan senang saat tuan terus meratapi kepergiannya" ucap bi Sumi. "Saya tidak meratapinya bi, saya hanya merasa semuanya terlalu cepat. Beberapa hari yang lalu dia masih disini menemani saya makan, tapi sekarang? rasanya saya masih tidak percaya dia telah pergi meninggalkan saya" ucap Reno. "Itulah kematian tuan, tidak ada yang tau kapan datangnya dan kita yang ditinggalkan harus ikhlas" ucap bi Sumi. "Bibi benar" gumam Reno. Usai makan malam Reno menuju kamar putrinya yang saat ini tengah bersama Mila, Reno berdiri didepan pintu melihat begitu cekatannya Rani dalam melayani putrinya. "Harusnya itu kamu sayang, bukan perempuan lain" ucap batin Reno. "Oh tuan, kenapa berdiri disitu" ucap Rani. Reno tak menjawab ucapan pengasuh putrinya itu, namun ia berjalan masuk dan menghampiri putrinya yang sudah membuka mata. "Anak daddy sudah bangun rupanya, haus sayang??" Reno tersenyum dan mengajak sang putri bicara tanpa peduli keberadaan Rani disana. "Ini susunya tuan" Rani memberikan botol dot kecil yang kemudian disambut Reno. Pria tampan itu menggendong putrinya dan memberikan dot kecil yang berisi s**u. "Bisa tinggalkan saya dan Nayshila" ucap Reno sambil menatap dingin Rani. "Oh baik tuan" ucap Rani yang kemudian segera keluar dari kamar itu. --- Kabar mengenai kepengasuhan Nayshila terdengar juga oleh Arini adik sepupu Maya mendiang istri Rani, ia menyambangi rumah itu dan tanpa permisi memasuki kamar bayi itu. "Jadi lo pengasuh itu" ucap Arini begitu melihat pengasuh cantik itu yang dengan cekatan mengganti pakaian Nayshila. "Iya benar saya yang mengasuh nona Nayshila. Maaf... mba ini siapa?" ucap Rani, ia membawa Nayshila ke dalam gendongannya. "Lo tanya gue siapa? lo gak kenal gue?" omel Arini kesal. "Ya mana saya tau mba, mba nya belum nemperkenalkan diri" ucap Rani. "Oh berani lo ya jawab gue" ucap Arini lagi. "Ya saya jawablah mba, mbakan tanya. Jadi mba ini siapa?" tanya Rani lagi. "Gue Arini... gue calon ibunya bayi yang lo gendong itu" ucap Arini. "Oh maaf mba, saya gak tau" ucap Rani. Dan tanpa sepengetahuan Arini Rani menatap penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Oh jadi yang cungkring dan berdada rata begini tipenya tuan Reno. Eh tapi kok cepat banget tuan Reno cari calon ibu buat anaknya, bukannya istrinya baru meninggal" ucap batin Rani. ♥♥♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD