Prolog

587 Words
Hari ini Nino dipaksa mamanya untuk bertemu dengan seseorang yang katanya adalah calon istrinya, sejujurnya Nino sama sekali tidak pernah setuju karena Nino belum siap menikah. Namun, jika Mama Nana sudah bertindak, maka apa yang tidak akan bisa wanita paruh baya itu lakukan? Dengan sekali perkataannya, maka semua orang rumah akan menurut. Termasuk papa serta kedua putra semata wayangnya itu, seperti halnya Nino. Ia pun sama seperti Rusma, dari dulu tidak pernah bisa melawan permintaan kedua orangtuanya. Dulu, Nino sempat mengejek kalau Rusma mau-mau saja dijodohkan dengan Asri oleh mamanya, nyatanya sekarang ia seperti senjata makan tuan. Sepertinya nanti dirinya yang akan diejek habis-habisan oleh kakaknya itu. Nino berharap semoga saja calon istri pilihannya itu normal-normal saja, Nino tidak ingin punya istri kelewat polos seperti istri kakaknya itu. Karena itu akan sangat merepotkan dirinya, kalau bisa sih Nino ingin punya istri yang bisa bersikap dewasa dengan umur mereka yang hampir sepantaran. Agar kepolosan serta kepusingan itu bisa dihindari, iya harapan Nino memang seperti itu. Namun, ketika ia melihat sosok gadis yang sepertinya itu merupakan calon istrinya, harapan Nino pupus sudah. Tidak, gadis di hadapannya ini tidak seperti kakak iparnya yang polos, tetapi lebih dari itu sepertinya sikapnya jauh lebih parah dari orang polos sekalipun. "Lo Nino 'kan, Om? Kenalin, gue Sistaya calon istri lo," ucap gadis itu sambil menyodorkan tangannya pada Nino. Nino hanya melirik tangan gadis yang mengenalkan dirinya bernama Sistaya itu tanpa berniat membalas jabatan tangan itu, Sistaya yang melihat itu memaksa tangan Nino agar berjabatan tangan dengannya. Nino sempat kaget karena tenaga Sistaya itu begitu kuat sekali, bahkan tenaganya hampir menyamai laki-laki. "Ayo, duduk, Om." Nino yang masih mengenakan stelan jas lengkapnya itu ragu-ragu duduk di depan Sistaya yang sudah duduk, gadis di hadapannya ini duduk seperti seorang pria. Sama sekali tak ada anggun ataupun sopan-sopannya, jadi ini gadis yang akan dijodohkan mamanya padanya? Ini lebih parah dari kakak iparnya! "Kayaknya harus ada sesi perkenalan yang lebih dalam lagi, oke, biar gue yang mulai duluan. Nama gue Sistaya, gue anak pertama dari dua bersaudara, gue punya adik laki-laki yang sangat lembek namanya Rega. Umur gue sekarang masih sembilan belas tahun. Gue sekarang masih kuliah di jurusan teknik otomotif di universitas ternama yang ada di kota ini, hobi gue karate, selain karate gue juga suka tinju sama benda-benda yang berhubungan dengan mesin. Gue menerima perjodohan ini karena enggak mau mama sampai ngelarang hobi gue," ucap gadis bernama Sistaya itu memperkenalkan dirinya seperti kenalan dengan temannya. Mendengar perkenalan diri gadis di hadapannya membuat Nino menelan ludahnya, demi apapun di depannya ini bukan seorang gadis, tetapi seorang pria. Kalau bisa Nino harus membatalkan perjodohan mereka saat ini juga karena Nino tidak yakin nyawanya akan selamat jika berhasil menikahi gadis seram seperti Sistaya ini. "Om? Kenapa? Kok lo malah bengong?" tanya Sistaya bengong. "Euhm, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Dari awal saya sama sekali tidak pernah tertarik dengan perjodohan konyol yang orangtua kita rencanakan," ucap Nino sok dewasa. "Ya udah, Om coba aja batalin ini. Gue enggak mau ikut campur, ya, Om. Kalau gitu gue tunggu kabar baiknya, moga aja perjodohan ini bisa lo batalin, Om. Soalnya gue juga enggak mau punya suami lembek kayak Om, bye, Om!" Sebelum pergi, Sistaya sempatkan menepuk pundak Nino cukup kencang. "Sialan tuh bocah ingusan, ngatain gue lembek!" maki Nino kesal pada Sistaya yang sudah hilang dari pandangannya. *** Yuk, bantu tap love yuk. Kalau bisa sampai 500 love biar author bisa segera ajuin kontrak cerita ini dan tanpa banyak nunggu lama lagi akan author lanjut ini ceritanya ❤️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD