Deviation CEO Bagian Satu

951 Words
Di sebuah cafe dipinggiran kota Italia, seorang barista sedang membuatkan pesanan secangkir kopi latte untuk pembeli, lalu menaruhnya di atas nampan dan diantarkan oleh waiter pada pembeli yang sudah menunggu. Gadis itu tiba-tiba tercekat, saat melihat seorang pria besar yang tak lain adalah mantan kekasihnya sedang berdiri diluar cafe seraya tersenyum jahat padanya. Triing... Terdengar suara lonceng diatas pintu cafe yang menandakan ada pembeli masuk. Seorang pria berkemeja navy dengan bagian lengan dilipat hingga sikut dan celana jeans hitam berjalan menghampiri. "Satu espresso dengan tambahan gula!" pesan pria itu, tetapi tak dihiraukan oleh sang barista. Ia lantas mengetuk meja kasir dihadapannya hingga membuat gadis dihadapannya itu tersadar dan membuatkan pesanannya. "Mohon maaf tuan, bisa anda ulangi pesanannya?" "Satu espresso dengan tambahan gula," ulangnya kemudian berbalik ke belakang dan melihat apa yang sedari tadi dilihat barista itu. Hanya menunggu waktu beberapa saat, pesanan miliknya selesai. Pria itu menaruh uangnya di atas meja kasir seraya pergi meninggalkan cafe tersebut. Mobil Lamborghini Veneno berwarna hitam miliknya terparkir tepat di tepi jalanan kota Italia yang mulai terlihat lengang. Ia menyebrangi jalan lalu menekan smartkey miliknya hingga pintu mobil sportnya terbuka. Pria itu adalah seorang CEO muda yang terkenal karena pintarannya dalam berbisnis dan juga seorang ketua mafia yang paling di segani di Italia, Sean Elias. Sean masuk kedalam mobilnya dan bersiap untuk melajukan mobilnya. Namun, tiba-tiba matanya terhenti tepat pada sosok pria berjas maroon yang sedang berjalan menghampiri si pria besar dan wanita barista itu. Sean menaruh cup espressonya di atas dashboard dan memperhatikan kejadian di hadapannya. Pria yang Sean lihat adalah Axelo, pria yang telah membunuh kedua orang tuanya dengan suatu virus yang disuntikkan ke dalam tubuh. Ketua mafia berdarah dingin Red Devil sekaligus pemilik laboratorium BrainLab, Axelo De Forc. *** "Apa yang kau lakukan disini?" tanya gadis itu sesaat setelah dirinya berhasil menarik pria berbadan besar itu. Pria itu mendengkus sebal seraya menatap mencemooh pada gadis dihadapannya. "Mana uangku gadis bodoh?" tanyanya. "Uang apa? aku tidak memiliki hutang apapun padamu. Hubungan kita bahkan sudah berakhir," tekannya. Pria itu mendekat dan mencengkeram pakaian gadis dihadapannya. "Gara-gara kau menolak tidur dengan Axelo, aku harus membayar semua kekalahanku di meja kasino," sahut Pria itu. "Jeremy, kau tahu sendiri, aku sangat menjaga kehormatanku. Bahkan kekasihku sendiri pun tak dapat  menyentuhnya. Dan kau menyuruhku tidur dengan pria tua itu? jangan bercanda!! Sangat jelas aku menolaknya," tukas wanita itu. "Kau tak usah berlagak suci, Sera. Kau sama saja dengan para wanita jalang lainnya di luaran sana," hina Jeremy. Seketika Sera terdiam mendengar perkataan mantan kekasihnya itu. Air mata mulai membasahi matanya, dan sedetik kemudian airmata itu terjatuh diatas wajah cantiknya. Seorang pria berkepala pelontos datang menghampiri dari belakang Jeremy dan membuat pria itu berdiri tak berkutik ditempatnya. "Tuan Axelo, ada apa anda kemari?" tanya Jeremy yang tak berani menatap wajah pria itu. Axelo hanya tersenyum tipis lalu menghampiri Sera yang menatap bingung pada pria pelontoa itu. "Jadi ... gadis ini yang kau tawarkan padaku, Jeremy?" tanya Axelo seraya mengusap lengan Sera menggoda. Jeremy mengangguk.  "Kau menolak tidur bersamaku?" tanya Axelo pada Sera. Gadis itu mengangguk dengan cepat. "Ya, karena aku tak ingin siapapun menyentuhku," sahut Sera. "Lalu, bagaimana jika dengan uang? Aku akan memberikan sebanyak mungkin uang yang kau minta asal kau mau ikut denganku?" tawar Axelo. Tiba-tiba, seorang pria datang dan menarik pergelangan tangan Sera dengan cepat hingga membuat Jeremy dan Axelo menoleh pada pria tersebut. "Dia wanitaku! Jika kalian ada urusan dengannya, maka kalian harus berurusan denganku juga," ujar pria itu. Sera hanya menatap bingung ke arahnya, sedangkan Jeremy bergerak maju untuk mengambil Sera kembali karena urusannya dengan mantan kekasihnya itu belum selesai. Belum sempat Jeremy meraih pergelangan tangan Sera yang lain, Sean sudah menarik gadis itu ke belakang tubuhnya seraya menatap tajam pada Jeremy. "Sera!! Kau masih memiliki hutang padaku, ingat itu?" tekan Jeremy. "Aku tidak merasa memiliki hutang apapun padamu Jeremy," sahut Sera. "Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana uang pengobatan ibumu yang sudah meninggal itu? Kau melupakannya?" tanya Jeremy lagi. Seketika Sera terkesiap dengan apa yang dikatakan Jeremy. Dahulu pria itu yang menawarkan diri membantu membiayai pengobatan ibunya, tetapi nyatanya kini, dia menagih semua uang yang sudah ia keluarkan untuk pengobatan itu. Sera menatap tak percaya pada Jeremy. "Bukankah kau yang menawarkan diri untuk membiayai semuanya? kenapa kau malah meminta uangmu kembali?" "Ya ... karena aku tahu kau bisa dimanfaatkan oleh ku suatu saat nanti. Seperti sekarang ini. Maka dari itu, segera kembalikan uangku jika kau tak ingin ikut dengan tuan Axelo," sahut Jeremy. Axelo hanya tersenyum penuh kemenangan seraya menatap Sean dengan tajam. "Berapa hutang yang harus dibayar wanitaku?" tanya Sean tiba-tiba. "Lima ratus ribu dollar berikut bunganya," jawab Jeremy. Sean merogoh dompet dalam saku celananya dan mengeluarkan sebuah cek lalu menyodorkannya. "Dia wanitaku, jangan pernah mengganggu wanitaku lagi," ujar Sean seraya menarik Sera menuju mobilnya. Gadis itu hanya mengikuti dan tak menolak. Ia masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Sean membukakan pintu sisi penumpang untuk Sera masuk, tetapi Gadis itu menghentikan langkahnya dan terdiam. "Apa kau tau siapa Axelo? Masuklah, aku hanya ingin menyelamatkanmu," Bisik Sean dari belakang. Sera memejamkan matanya sesaat lalu menuruti apa yang pria itu perintahkan dan masuk ke dalam mobil. Sean menutup pintu mobilnya dan berlari kecil menuju pintu pengemudi. Ia menatap sekilas pada Axelo dan Jeremy yang sedang memperhatikan ke arahnya lalu bergegas masuk ke dalam. Pria itu segera menancap gas dan melaju cepat meninggalkan tempat itu. Axelo tersenyum sinis melihat kepergian mobil Sean. "Sean ... apa yang kau ingin kan dariku?" gumam Axelo lebih pada dirinya sendiri. Jeremy yang mendengar apa yang baru saja Axelo katanya membelalakkan matanya. "Sean? Apa dia Sean Elias dari Elias Grup?" tanyanya dengan nada terkejut. Axelo hanya mengangguk pelan. "Dan dia ketua mafia Black Eagle," lanjutnya. *** 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD