Nona Billioner?

1186 Words
"Eeehm milikmu nikmat!" Suara itu sangat jelas terdengar dari bibir laki-laki yang tengah menaungi tubuh wanitanya. Mereka sama-sama tanpa busana dan sama-sama bermandikan peluh dan keringat yang tercipta dari aksi panas mereka. "Kau bermain sangat liar Sayang, milikmu begitu keras dan kuat. Aku menyukai gayamu. Kau begitu perkasa dan pandai membuat lawan main mu mendesah hebat. Aku suka. Aku suka gaya bercinta mu!" Balasnya. Suara itu berasal dari seorang perempuan yang tengah berbaring di atas ranjang yang sama dengan ranjang yang Amora tidur tapi Amora tidak bisa melihat dengan jelas siapa wanita itu. Ruangan itu terlihat gelap, namun Amora bisa melihat dengan sangat jelas siapa laki-laki yang tengah menggagahi tubuh wanita itu. Amora berusaha menggerakkan tangannya ke atas, berusaha menjangkau sang laki-laki, tapi entah kenapa Amora tidak bisa menjangkau tubuh laki-laki itu. Tangannya seolah tidak bisa bergerak, bahkan untuk sekedar mengeluarkan suara pun Amora kesulitan. "Jadi kau benar-benar serius dengan kekasihmu itu?" Tanya wanita itu lagi tapi laki-laki itu langsung menggeleng dengan menyunggingkan senyum. "Enggak lah. Aku gak begitu serius dengannya. Buktinya aku gak pernah membawanya ke atas ranjang!" Jawab sang laki-laki dan entah kenapa Amora merasa ingin berteriak sekarang. "Lalu kenapa kau masih bertahan dengannya?" Tanya sang wanita itu lagi, dan perlahan Amora mengingat siapa pemilik suara itu, meski begitu Amora tetap tidak bisa menyimpulkan apakah itu benar atau tidak. "Aku gak bertahan sama dia, tapi dia saja yang masih bertahan denganku." Jawab laki-laki itu lagi sambil terkekeh. "Oh dia benar-benar wanita yang bodoh!" Sarkas wanita itu lagi tapi laki-laki itu yang tidak lain adalah Brian malah kembali tertawa. "Ya. Begitulah dia." Jawab Brian lagi. "Ini adalah percintaan kita yang terakhir, Sayang. Karena mulai besok, aku sudah tidak lagi disini, dan entah kapan lagi kita akan bertemu, tapi aku berharap kau tidak akan menolak ku nanti saat aku mulai bosan dengan Nona billionaire itu." Sambung Brian dan wanita itu terlihat mengangguk dengan gaya yang begitu menggoda. "Oke, Sayang. Tapi sebelum kau benar-benar menjadi milik wanita itu, tolong puaskan aku sampai aku tidak akan bisa melupakanmu seumur hidupku!" Balas wanita itu dengan sangat intens dan mereka kembali bergumul dalam pusaran kenikmatan. Amora menjerit dengan rasa sakit hatinya saat lagi-lagi dia melihat dengan sangat jelas laki-laki yang sangat dia cintai itu justru bergumul dengan wanita lain di atas ranjangnya sendiri, namun jeritannya justru tertahan dalam tenggorokannya dan menit berikutnya suara Amora akhirnya keluar dengan begitu nyaring , tapi bersamaan dengan itu Amora menyadari jika itu hanya mimpi. Hanya mimpi. Mimpi melihat laki-laki yang sangat dia cintai tengah bercinta dengan wanita lain. Nafas Amora terasa lelah , berhembus dengan begitu cepat . Amora menghapus keringat di sekujur wajah dan lehernya, lalu meraih air minum di sisi nakas sebelah tempat tidurnya. Mimpi seperti ini sudah beberapa kali Amora dapatkan, tapi Amora pilih mengabaikannya, mengingat jika itu hanya mimpi, bunga tidur, tanpa Amora sadari jika mimpi kadang bisa menjadi isyarat jika sesuatu yang tidak baik akan segera terjadi. Amora melirik jam weker di sebelah ranjangnya, jam sudah menunjukan angka delapan lagi, kemudian Amora meraih ponselnya mengirim pesan pada nomor ponsel kekasihnya sebelum Amora beranjak dari atas tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan diri, lalu berganti pakaian. Kembali Amora meraih ponselnya , dan melihat pesan yang sebelumnya dia kirim pada sang kekasih, namun pesan itu tetap hanya centang satu abu-abu, sama seperti pesan dia yang sedari beberapa minggu lalu, belum di terima apalagi di baca. Oh rasanya Amora sudah sangat muak sekarang, pikirannya benar-benar sangat kalut karena lagi-lagi dia harus kembali menelan pil pahit jika nomor kontak Brian masih saja tidak aktif. "Kemana dia? Sudah satu bulan dia tidak datang menemui ku, dia juga tidak bisa dihubungi!" Gumam Amora sambil menatap layar ponselnya. Kembali menghubungi Brian lewat panggilan telepon tapi lagi-lagi panggilannya tidak tersambung, hanya suara operator yang terdengar menyapa di seberang telpon. Mencari ke apartemen laki-laki itu pun Amora sudah lakukan, tapi dia tidak juga menemukan keberadaan Brian, laki-laki yang delapan bulan ini menjadi kekasihnya, meskipun hubungan mereka dirahasiakan dari publik, karena Brian yang tidak ingin siapapun tahu hubungan mereka , mengingat jika Brian adalah seorang model papan atas yang tengah naik daun, sementara Amora hanya seorang asisten desainer, dan tentunya itu di luar dari siapa sebenarnya seorang Amora Agustino Herlambang. "Amor. Bagaimana? Apa kau jadi pulang?" Tanya Christian, laki-laki yang berprofesi sebagai seorang desainer papan atas yang semua desain dan merek dia berharga sangat fantastis. Amora mengangguk, sambil menghela nafas dengan sangat kasar sebelum akhirnya dia bangkit dari duduknya dan meraih koper yang sudah dari tadi siap untuk dia bawa. "Mr. Chris. Aku boleh minta tolong!" Seru Amora dan Christian langsung mengangguk dari berdirinya. "Tolong katakan pada Brian jika aku kembali ke Indonesia. Aku harus menghadiri pesta pernikahan sepupuku. Dan aku tidak bisa untuk tidak hadir, karena aku dan sepupuku itu sudah seperti saudara." Ucap Amora dan Christian langsung mengangguk, karena dia memang tau semua tentang Amora, juga keluarga gadis itu. Ibunya adalah customer setia di butik miliknya, wanita itu juga pernah menjadi investor terbesar di bisnisnya, dan sungguh Christin menyayangkan jika putri seorang Kiray Agustin rela menjadi seorang asisten desainer hanya karena ingin hidup mandiri, padahal kedua orang tuanya merupakan bilioner yang sangat disegani. Disaat kebanyakan para wanita kaya akan menghabis hidupnya dengan bersenang dan , tidur enak, dan hanya cukup bersantai, lain cerita dengan Amora Agustino Herlambang. "Oke, oke." Jawab Christin. "Oh Amor, sungguh aku menyayangkan jika kau harus terperangkap karena cintamu pada seorang Brian. Kau cantik, baik, pekerjaan keras, mandiri dan nilai plusnya kau adalah anak perempuan satu-satunya dari seorang Kiray Agustin. Tidak sepantasnya kau mengharap laki-laki b******k seperti Brian. Kau berhak mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari Brian." Ucap Christin tapi cuma dalam hati, dia tidak ingin mengatakan hal itu secara langsung pada Amora karena takut melukai perasaan gadis itu, akan tetapi sebisa mungkin Christin berusaha membongkar kebusukan dan ke b******k kan seorang Brian Dominic di hadapan Amora, tapi sampai saat ini dia juga masih belum bisa menunjukan sifat asli laki-laki itu, Brian pada gadis kesayangannya "See u boss!" Seru Amora saat benar-benar meninggalkan tempat Christin dan naik di salah satu mobil pribadi Christin dengan seorang sopir yang akan mengantarnya ke bandara. Meskipun Amora adalah anak seorang billioner, orang tuanya juga memiliki pesawat pribadi yang bisa dia gunakan bolak-balik dari Indonesia ke Paris atau dari Paris ke Indonesia, nyatanya Amora pilih menaiki pesawat domestik, dengan kelas ekonomi premium, karena saat itu hanya kelas itu yang tersedia. Amora baru sampai di bandara , namun suara Public Announcement Officer sudah terdengar dan meminta para penumpang untuk segera masuk ke pesawat karena lima menit lagi pesawat itu akan lepas landas. Amora berjalan lebih cepat menuju pintu keberangkatan, dan harus mengumpat sambil menahan rasa ingin muntah nya saat melihat sepasang kekasih yang tengah melakukan salam perpisahan dengan berciuman tepat di depan pintu keberangkatan. Mereka berciuman sangat intens, sang wanita sampai harus melingkari pinggang laki-lakinya dengan sebelah kaki dan bibir yang pastinya saling bertautan, bahkan tangan laki-laki itu sampai ikut meremas b****g semok wanita itu. Oh itu benar-benar sangat menjijikkan. “Oh fu ck.” Umpat Amora dengan perasaan mual bercampur jijik tapi dua orang itu terus saja melakukan hal kotor dan menjijikkan itu di sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD