‘’Dear calon suamiku, aku tak meminta untukmu dalam kesempurnaan. Aku hanya ingin kita menyempurnaan semua bersama-sama meski aku hanyalah surga kedua’’.
Soraya Aisyah Rihadatus Sholihaha –
‘’Dear Soraya, Aku tak pernah memintamu dalam menyempurnakanku. Aku hanya minta kau bersabar hingga waktu menguatkanmu tuk ada di sampingku’’.
Rif’an Aufa Fatahillah –
Aku , aku adalah seorang gadis sederhana yang berusaha menjadi yang terbaik. Hal terbaik yang hanya aku inginkan adalah memberi kebahagiaan untuk kedua orang tuaku. Selain itu aku memiliki impian untuk menjadi seorang istri yang baik untuk pria yang ku cintai.
Alih-alih aku dapat menuju pelaminan dengan cepat ternyata waktu berkehendak lain padaku. Dia lagi-lagi memilihkanku untuk menunggunya. Menunggunya dari studi s2 nya di kairo. Hal itu sangat membuatku terpukul tapi aku tak ingin menghalangi langkahnya untuk menggapai impiannya. Aku memilih melapsnya tuk pergi s2 karena dalam hatiku selalu yakin padanya jika cintaku dan dia akan bersatu seiring waktu yang tepat.
Tiga tahun aku menunggunya namun ia tak kunjung datang padaku. Aku sangat berharap dia untuk pulang tapi aku justru mendengar berita jika kau melanjutkan studimu lagi. Aku hanya bisa pasrah meski dalam hatiku kecewa. Aku kecewa karena usiaku yang semakin bertambah dan ayahandaku yang selalu memintaku untuk segera menikah. Ayahandaku terus sakit-sakitan karena mendengar perkataan tetanggaku yang selalu menjelekkanku.
Aku terus berdoa hingga pada akhirnya takdir itu datang padaku. Datang bukan untuk menjadikanku istri pertama melainkan surga kedua untuk suami sahabatku sendiri. Dan semua berawal dari permintaan sahabatku untuk menjadikanku istri kedua dari suaminya. Takdir yang memilihku untuk menjadi surga kedua dalam prahara rumah tanggaku dan sahabatku.
Apakah soraya mampu menghadapi semuanya?