Pagi itu, Alex bangun dari tidur nyenyak nya. Alex bangkit lalu menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang setelah meregangkan otot-otot nya. Sosok dingin dan arogan yang selalu memegang kendali dalam urusan ranjang harus takluk dan menjadi b***k, dalam permainan si p*****r baru bernama Shaylenna. Alex tidak memungkiri itu. karena sungguh, kecantikan wajah dan kemolekan tubuhnya Shaylenna, akan membuat siapa pun benar-benar takluk dan tersihir oleh pesonanya.
Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka. Dan sosok wanita cantik yang tadi malam dia gagahi itu, keluar dari sana hanya menggunakan handuk pendek dengan rambut basah tergerai. Wanita dengan identitas baru bernama Shaylenna itu tersenyum tipis, sambil melangkah sensual.
"Selamat pagi, Tuan. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” ucapnya sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya.
Shaylenna mendekati Alex yang sedang duduk diranjang. Alex dibuat bungkam melihat perubahan gadis itu. Gadis pemalu dan lugu itu, kini sudah 100% terlihat seperti ... w*************a. Ya. memang itulah gelar yang akan disandang Shaylenna mulai sekarang.
"Morning to, Flower!” jawabnya dingin sambil memijat ringan tengkuknya.
"Sst, ingat-ingatlah Tuan. Flower sudah mati. Yang berdiri di hadapanmu sekarang, adalah wanita bernama Shaylenna. Bukankah kau sendiri yang memberiku nama Shaylenna?” koreksi Shaylenna sambil mendekatkan wajahnya dekat dengan Alex.
Shaylenna mengecup pipi Alex lembut dan bertempo lama. Gadis yang sudah sepenuhnya mengubah dirinya itu, menjadi sosok Shaylenna si calon idola ranjang yang benar-benar bertingkah seperti penggoda ulung.
"Oh ya! Aku lupa. Kau Shaylenna.”
Shaylenna tersenyum tipis. Dia berhasil menggoda pria yang dinginnya keterlaluan itu. “Tuan, di mana kamarku? Dan aku tidak memiliki baju 1 helai pun disini,” 7 katanya sambil menatap Alex yang masih terduduk malas diranjang.
"Semuanya sudah ku atur. Asistenku, Madam Alice akan datang sebentar lagi,” jawab Alex, lalu bangkit dan menghampiri Shaylenna yang refleks mundur sehingga kakinya terbentur meja di belakangnya. Alex pun tak bisa menyembunyikan senyum tipisnya.
"Shaylenna kau bilang? Kenapa malu dan takut begitu?” kata Alex sambil menarik pinggang Shaylenna ... merapat pada tubuhnya.
"Aku hanya belum terbiasa,” jawab Shaylenna sedikit kikuk, membuang jauh sifat gugupnya. Senjata makan tuan. Niat hati ingin menggoda Alex, malah dia yang dibuat kikuk oleh makhluk yang tercipta sempurna itu.
Alex mengamati wajah merona gadis di depanya. Bibirnya menjadi titik fokusnya. Bibir yang kecil dan lebih tebal di bagian bawah dengan warna merah alami yang menggoda. Alex tak tahan untuk tak mengecupnya walaupun sekilas, tapi Shaylenna malah membalasnya lebih.
"Bagaimana Tuan? Morning Kiss ku tadi sudah membuatmu yakin jika aku Shaylenna Hm?” tanyanya sensual sambil mengecupi rahang Alex dan mengusapi perut six pack yang telanjang itu dengan berani.
"Ya, kau Shaylenna. Sekarang minggir. Aku mau mandi.”
Sialan kau Flower. Aku tidak pernah menginginkan wanita mana pun lebih dulu kecuali itu dirimu. Kesal Alex membatin.
Setelah Alex pergi, entah kenapa bayang-bayang sang Ayah yang terbaring mengenaskan di rumah sakit, membuat sosok Flower tiba-tiba muncul dan membuat bulir air matanya jatuh begitu saja. Flower duduk bersandar di tepi ranjang sambil memeluk lututnya dan menangis terisak.
Ayah ... kau harus sembuh. Aku melakukan semua ini untukmu. Aku tidak peduli dengan hidupku dan masa depanku. Aku hanya ingin bisa kembali melihat senyum ayah yang membuatku tegar dalam menghadapi semua cobaan ini. ayah, untukku. kumohon berjuanglah untuk sembuh , Aku sangat menyayangimu.
Alex yang sudah keluar dari kamar mandi, hanya bisa tertegun melihat wanita yang akan menjadi gudang uangnya itu kembali terlihat rapuh dan lemah seperti semalam.
"Kau masih mengakui jika dirimu Shaylenna?” kata Alex sambil bersedekap d**a. Menatap Shaylenna sambil tersenyum miring, mengejek.
"Biarkan aku menangisi Flower untuk yang terakhir kalinya,” ucapnya penuh keyakinan. Mengingat Flower yang terkubur di dalam dirinya, menambah luka tersendiri untuknya. Jika saja, Flower lebih berani dan tidak mudah mempercayai kakaknya Jane. Mungkin hidupnya tak akan berakhir malang seperti ini.
"Terserah padamu! Yang terpenting buatku, lakukan tugasmu dengan baik. Jadilah IDOLA RANJANG di klub ku. Kini kau gudang uangku, untuk melunasi semua hutang-hutangmu itu!” tegas Alex kembali ke sifat iblisnya. Dingin dan sinis.
Alex pun pergi, meninggalkan Flower sendiri dengan kerapuhannya.
Nasib gadis malang itu benar-benar menyedihkan. Di usianya yang masih muda, dia harus terlilit hutang yang sangat banyak. Dan sekarang, dia harus menjadi seorang jalang untuk melunasi hutangnya pada pria yang sudah membelinya, dan tidak ada seorang pun akan ada yang menolongnya.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Seorang wanita setengah baya sekitar 40 tahun dengan tampilan elegan dan glamor menghampiri Shaylenna.
“Kau Shaylenna?” tanya wanita itu.
"Ya madam,” jawab Flower sambil menyeka air matanya.
"Madam Alice. Panggil aku Madam Alice Sayang,” ucapnya mengoreksi sambil mendekat dan mengelus rambut Flower lembut. Flower hanya diam dengan sisa tangisnya yang tergugu.
Muda, cantik dan anggun. Aku yakin keinginan Tuan akan tercapai.
"Madam, boleh aku memelukmu? Aku sangat rindu ibuku.”
madam Alice tertegun. Tak terasa matanya berkaca-kaca oleh permintaan sederhana itu.
"Tentu, Sayang! Kau boleh memelukku kapan pun kau mau.”
Akhirnya, madam Alice menarik Flower ke dalam pelukannya. “Siapa kau sebenarnya, Sayang?” tanya madam Alice sambil mengusap lembut punggungnya.
"Aku Flower. Tapi keadaan memaksaku menjadi Shaylenna,” tuturnya jujur. Flower merasa, madam Alice orang yang tepat untuk mengetahui rahasianya. Dia yakin, madam Alice tidak akan membocorkan identitasnya pada siapa pun. Pelukannya juga, membuatnya merasa seperti memiliki ibu—lagi.
"Apa maksudmu Sayang, aku tidak mengerti?”
"Hidupku sudah berubah. Aku bukan lagi gadis bernama Flower yang bisa menikmati kehidupannya walaupun sulit. Kini, aku wanita bernama Shaylenna. Hidupku, duniaku akan berakhir disini, dalam kubangan dunia hitam ini.”
"Tenanglah Sayang. Aku akan selalu ada untukmu. Kau harus kuat, takdir tidak sedang berpihak pada kita. Kita adalah orang-orang terpilih yang menjalani semua ini karna keterpaksaan. Hidup yang kita jalani sangatlah keras. Yakinlah, semuanya akan indah pada waktunya, ya?”
Flower hanya mengangguk. Kembali gerak matanya menatap madam Alice. “Bolehkah aku memanggilmu, Mommy?” tanya Flower, “ dan tidur sekamar dengan mu?” lanjutnya.
"Tentu sayang. Kau boleh memanggilku sesukamu, dan jangan lupa. Aku yang bertanggung jawab atasmu. Tuan juga sudah memberiku syarat-syarat khusus untukmu!” kata madam Alice.
"Terima kasih, Mom. Aku bahagia. Rasanya aku memiliki seorang ibu lagi,” Flower tersenyum lebar. Tapi mengingat perkataan Madam Alice tadi, alisnya sedikit menukik, “Maksud perkataan Mommy tadi apa? Syarat apa?” lanjutnya tak mengerti.
"Nanti Mommy jelaskan dikamar. Sekarang kita ke kamar. Kau harus memakai baju agar tidak masuk angin,” kata madam Alice.
Cup! “ Aku sayang padamu Mom. Selama ini, hanya kau satu-satunya orang yang peduli padaku,” kata Flower setelah mengecup pipi wanita setengah baya itu, dan wanita itu hanya membalasnya dengan tersenyum.
Apakah punya seorang putri akan sebahagia ini? Lirih madam Alice dalam hati sambil memandangi lekat-lekat wajah Flower yang cantik.
Mereka pun keluar dan menuju kamar madam Alice yang akan menjadi kamar sekaligus tempat tinggal Flower mulai saat ini.
Begitu Flower sampai, pandangannya menjelajahi kamar yang agak besar dengan 1 ranjang Queen size nya dan meja rias yang penuh dengan peralatan make up. Ada lemari pakaian berukuran besar dengan 2 pintu yang berdiri kokoh di dekat meja rias.
“Ini pakaian untukmu Flow,” ucap Madam Alice sambil memberikan gaun berwarna merah menyala dan berukuran minim.
"Mom, panggil aku Shaylenna! Flower tidak mungkin memakainya!” kata gadis yang sudah menjadi sosok Shaylenna seutuhnya itu sambil terkekeh dan mengambil baju itu dari tangan madam Alice.
"Kau sangat menakjubkan sayang. Aku mengerti, dan aku salut padamu! “
Madam Alice, adalah wanita yang memiliki kuasa atas para wanita yang dijual di klub itu. Tentunya setelah mendapat kepercayaan penuh dari tuannya, Alex. Dia sudah bekerja di sana selama 20 tahun, sejak usianya masih 20 tahun. Dan sayangnya, nasibnya juga sama seperti Shaylenna, dijual oleh orang terdekatnya.
Peraturan di klub itu sangat ketat. Para pelanggan tak bisa seenaknya mengajak para jalang di sana untuk One Night Stand di luar. Sudah ada kamar khusus yang tersedia, dan itu pun beragam fasilitasnya, sesuai dengan tarif p********n tentunya.
Tak sembarang orang bisa memakai jasa para wanita p*****r di sana, jika tidak ber uang atau hanya kalangan bawah saja. Bisa dikatakan hanya kalangan billionaire saja yang akan mampu membeli jalang-jalang di sana. Klub itu memasang tarif yang mahal, tapi meskipun begitu, klub itu tetap menjadi nomor 1 dan terkenal di kota itu.
Madam Alice tertegun melihat penampilan Shaylenna yang boleh di bilang nakal dan menggoda itu. Gaun yang diberikannya, melekat erat di tubuhnya yang tidak terlalu berisi. Pas pada porsinya tersendiri.
Shaylenna melangkah pelan menghampiri Madam Alice yang terdiam melihatnya. "Bagaimana, Mom?” tanya Shaylenna sambil bersedekap d**a.
"Kau terlihat sangat nakal, sexi dan menggoda Sayang!” jawab madam Alice, membuat ke 2 perempuan itu, tertawa.
"Mom, sekarang kau harus merubah ku secara total! “ ucap Shaylenna sambil duduk di meja rias.
"Baiklah. Apa yang kau mau, Shaylenna ku yang nakal?”
"Ubah aku sepenuhnya. Buang cerminan Flower dalam diriku sampai-sampai orang tidak akan mengenaliku lagi. Buat penampilanku menjadi Shaylenna yang akan menjerat semua pria karena tak tahan dengan pesona kebinalannya. Karena mulai sekarang, hanya Shaylenna yang akan hidup dan Flower sudah mati! “ ucapnya sambil memandang dirinya di cermin.
Madam Alice, hanya mengangguk dan menepuk pundaknya pelan. "Baik Shaylenna. Kita lihat. Perubahan macam apa yang bisa aku perbuat untuk mu yang baru ini, sayang ....”
Madam Alice mulai melakukan tugasnya. Dia melakukan perubahan untuk semuanya. Semua orang pasti takjub melihatnya dan akan bertanya, siapa sosok yang menggoda itu?
"Sayang, aku pastikan kau akan benar-benar menjadi IDOLA di klub ini!” kata madam Alice sambil memberikan polesan - polesan lembut dikulit wajah Flower yang biasa natural tanpa make up.
"Tentu, Non. Lihat saja, semua pria akan takluk di bawahku,” jawab Shaylenna sambil memainkan anak rambutnya.
"Wow! Apa malam ini kau sudah siap, Sayang?” madam Alice kembali menguji mental seorang Shaylenna didepanya sembari menyisir rambut Shaylenna yang sudah dia rombak total itu.
Shaylenna menatap pantulan dirinya dicermin. Perubahan dirinya terlihat sangat signifikan. Jika Flower adalah seorang gadis polos dengan rambut hitam panjang, wajah tanpa make up dan kemeja kebesarannya, maka lain halnya dengan Shaylenna. Mereka dua sosok yang sangat berbeda. Dari penampilannya saja, sudah terlihat jika Shaylenna adalah jenis w*************a.
Shaylenna meremas telapak tangannya yang berkeringat. "Emm ... kalau boleh jujur, sebenarnya aku takut. Selama ini, aku tidak pernah berdekatan dengan pria mana pun, tidak ada yang pernah menyentuhku. Hanya tuan Alex saja dan itu pun hanya tadi malam.”
Madam Alice tersenyum renyah, kemudian memeluk erat tubuh Flower dari belakang.
“Sayang, seandainya aku mampu dan punya banyak uang. Aku akan melepaskanmu dari sini. Tapi, semua ini berada di luar kuasaku,” ucap madam Alice lembut. Gadis itu membuat sisi keibuan nya terketuk, “ Apa yang membuatmu bisa berakhir ada disini? Aku tau, kau adalah gadis baik-baik.” lanjutnya.
"Kau bisa menceritakan semuanya padaku. Kau menganggapku ibu ‘kan? Jadi berikan aku sedikit beban dalam hidupmu yang sangat keras ini, Sayang.” imbuhnya dan Shaylenna mulai terisak.
Shaylenna menggeleng pelan. "Aku tidak ingin, orang baik sepertimu mendengar kisah hidupku yang pahit ini,“ ucapnya.
"Ceritakan saja sayang, aku akan mendengarkan. Apa pun itu .... “
Shaylenna menghela nafasnya kasar. Mata berairnya terpejam beberapa kali sehingga butiran bening itu jatuh tanpa disadarinya. Untuk saat ini, dia belum bisa untuk menceritakan semua beban hidupnya. Hal itu akan lebih memperdalam luka dan sakit hatinya. Dia akan kembali rapuh, dan bagaimana dia akan menjadi Shaylenna jika bayangan akan ayah dan sosok Flower dalam dirinya kembali terbayang dan ingin kembali menguasainya?
Tidak! Untuk saat ini. Biarlah hanya dia dan tuhan yang tau.
"Mom, maafkan aku. Aku belum bisa untuk menceritakan semua itu. Aku butuh waktu. Terus mengingatnya, akan membuatku kembali rapuh,” ujar Shaylenna, sambil memegang tangan hangat yang masih memeluknya itu.
"Baiklah, Sayang. Kapan pun kau mau bercerita, aku akan selalu ada untukmu. Kau tidak perlu sedih atau takut. Yakinlah, semua yang kau lakukan, akan membawa hidupmu menuju kebahagiaan. Percayalah, Tuhan itu selalu ada untuk orang-orang baik dan lemah seperti kita,” kata madam Alice sambil mengecup puncak kepalanya.
"Baiklah sayang, sekarang sudah waktunya. Kau siap?” tanya madam Alice dan Shaylenna hanya menunduk tanpa menjawab, "tidak apa, jika malam ini kau belum siap. Kau bisa melakukannya besok,” lanjutnya.
"Tidak Mom. Menunda waktu tidak baik untukku. Because My Time Is Money!” jawabnya sambil tersenyum lebar.
"Baiklah Sayang. Jika kau sudah yakin, mari kita mulai hidup barumu, Shaylenna!” kata Madam Alice, melepaskan pelukannya dan menggenggam erat tangan Shaylenna.
***
Hari sudah malam. Madam Alice dan Shaylenna, keluar dari kamar dan menuju ruangan khusus, tempat para pelanggan akan menentukan pilihan wanita yang akan memberinya kepuasan malam itu.
Dan inilah awal hidup Shaylenna. Di mulai dari sebuah klub, dan entah akan berakhir di mana.
Takdir yang akan menentukan semua itu untuknya.