bc

Demon Identity

book_age16+
41
FOLLOW
1K
READ
fated
drama
daemon
male lead
magical world
rebirth/reborn
school
multiple personality
classmates
selfish
like
intro-logo
Blurb

Mengemban tugas sebagai ketua dari geng motor besar bukanlah hal mudah, apalagi statusnya yang masih seorang pelajar membuat pemuda yang kerap disapa Alandra itu harus benar-benar bijak dalam membagi waktu.

Ditambah kisah percintaannya yang rumit karena tak mendapat restu dari wanita pertama dalam hidupnya, membuat Alandra benar-benar tak tahu harus melakukan apa.

Hingga hadirnya orang baru diantara dia dan gadisnya, membuat hubungan percintaan dan geng motor yang dipimpin olehnya itu semakin rumit tak karuan.

Munculnya satu demi satu fakta tak terduga membuat Alandra bimbang harus memilih siapa diantara Mama, gadisnya, atau orang baru tersebut.

Akankah Alandra bisa mengambil keputusan dengan bijak tanpa merugikan satu orang pun?

Atau ia memilih untuk lari dari segala kenyataan yang ada dan membuat pihak terkait kecewa?

chap-preview
Free preview
1. STONE dan Anggotanya
STONE Siapa yang tak mengenal nama tersebut? Sebuah komunitas geng motor kelas atas yang diketuai ALANDRA NICHOLE DEMON tersebut sudah dibentuk sekitar 5 tahun lalu oleh Kakaknya. Pada saat itu ia masih duduk di bangku SD saat sang Kakak membuat geng tersebut. Awalnya Landra hanya tertarik dengan komunitas Mobil Sport dan kebetulan dia sangat suka sekali membaca dari tabloid yang ada dirumah. Bahkan ia sering mengobrol dengan Mamanya perihal komunitas tersebut "Ma, Landra kalau sudah SMA boleh kan masuk komunitas itu?" tanya Landra pada saat SD. Sang Mama yang biasa disapa Zelin tersebut menaikkan sebelah alisnya, "untuk apa kamu masuk komunitas begitu? Mau pamer harta?" Jujur saja Zelin tak setuju jika putranya tersebut bergabung hanya untuk sekedar pamer. Percayalah diatas langit masih ada langit yang lain. Landra berdecak sebal. "Landra tuh pengen balapan pake mobil, Mama. Aku lihat di TV keren balapan sampe slepet-slepet gitu." jelas Landra sambil memperagakan menyetir mobil dengan posisi miring. Alvaro yang baru saja bergabung menimpali. "Masih kecil udah bahas balapan, Papa doain gak gede-gede kamu." Sejujurnya Alvaro tak pernah melarang keinginan keenam anaknya selagi itu tak dipakai untuk kesombongan. Landra kecil mendelik. "Papa kenapa doain aku kecil terus. Kalau aku gak gede, kapan aku punya pacar!" tukas Landra tak terima. Alcan yang sedari tadi mendengar percakapan pun terbahak-bahak, "halah tuyul. Hobby nggak pake baju aja sok pengen punya pacar." Landra mendecih sinis. "Biarin, yang penting cewek Landra besok cantik." ujar Landra sambil menjulurkan lidah. Alcan yang melihat Landra terlalu percaya diri pun bergidik ngeri "Dasar anakan tuyul." gumam Alcan sambil mengelus d**a. Bruk! Sebuah tabloid melayang tepat di wajah Alcan membuat sang empu kaget. Saat menoleh, pelaku hanya duduk menyilangkan kakinya dengan memainkan kuku cantiknya. Siapa lagi kalau bukan Nyonya Alvaro? "Apa?" tanya Zelin dengan melotot. Alcan meringis dan berlalu pergi. Setelah Alcan pergi, Landra sedikit merenungi ketika teringat sesuatu. Tunggu aku 4 tahun lagi, STONE *** Seorang gadis dengan seragam sekolahnya tengah menaiki sepeda kesayangannya. Gadis ini sebenarnya cantik, hanya saja dandanannya yang membuatnya terlihat cupu. Setiap harinya sebelum berangkat sekolah, gadis ini berkeliling dulu untuk loper koran. "Dek, korannya 2," panggil seorang Bapak-bapak dengan seragam kantornya. Gadis tersebut menepikan sepedanya kemudian mengambilkan pesanan pelanggannya. "Iya, Pak." Setelah mendapatkan korannya, pembeli itu menyerahkan uang berwarna merah 1 lembar dan menyerahkan ke gadis tersebut "Pak maaf, koran ini harga satuannya cuma 3000. Meskipun saya dagang sampai siang, tetap nggak ada kembaliannya," ucap gadis tersebut tak enak hati. Pembeli tersebut tersenyum. "Ambil saja, anggap rezeki." Gadis tersebut berbinar. "Terima kasih, Pak. Semoga rezeki Bapak lancar." Bapak tersebut mengangguk dan berlalu menuju mobil. Setelah selesai, gadis tersebut melanjutkan perjalanannya ke DIS. Sekitar 10 menit gadis tersebut telah sampai ke halaman DIS. Gadis itu bersyukur bisa masuk ke sekolah bertaraf internasional yang pasti biayanya sangat mahal. Ketika sedang melamun ia tak menyadari ada seseorang yang lewat didepannya. Kring... Bruk! *** Pagi ini Landra seperti biasanya berangkat bersama dengan sang Adik, Alun. Mereka berdua menikmati perjalanan tanpa adanya kebut-kebutan. Di mobil sport mewah tersebut, mereka sedikit bersenda gurau karena memang sangat dekat bahkan bisa disebut Couple goals. Tak lama mobil sport Landra memasuki pekarangan DIS. Segera Landra memarkirkan nya ke area parkir menyatu dengan murid lainnya. Setelah selesai memarkir, Landra keluar dengan kacamata hitamnya yang bertengger indah di hidung mancungnya. Landra berjalan beriringan dengan Alun menuju ke pinggir parkiran menghampiri anak gengnya Kring... Belum sempat Landra menoleh tiba-tiba saja ... Bruk! Sebuah sepeda menimpa badannya dan Landra terjatuh terlentang dengan seorang gadis dihadapannya. Murid-murid yang melihat itu kaget dan tercengang termasuk anak STONE yang berada disana. Tak ayal mereka tertawa ngakak melihat ketuanya terjatuh dilantai. Landra memegang punggungnya dan refleks mendorong gadis tersebut agar menjauh. "Heh, lo udah punya mata lebih dari 2 masih aja kurang!" Gadis tersebut menepuk seragamnya yang kotor karena terjatuh. "Kamu tuh, makanya jangan pake kacamata hitam. Aku kira tadi tukang pijit lagi ada praktek disekolah. Jawaban dari gadis tersebut membuat Landra melotot, "Heh, akhlak lo dimana ngatain gue yang ganteng gini sebagai tukang pijit!!!" Sombong Landra sambil menyugar rambutnya. Riel sedari tadi terbahak-bahak saat melihat ketuanya tersungkur. "Nominasi jatuh tak elite 2020 didapatkan oleh..." Ucapan itu sengaja digantung karena ingin mendengar jawaban dari murid di sekolahnya. "ALANDRA NICHOLE!!!" jawab mereka yang menonton serempak. Alun yang melihat kejadian tersebut didepan mata hanya dapat menahan tawanya. Landra menatap mereka semua dingin kemudian menyeringai. "Nanti siang latihan, skill." Setelah mengucapkan itu, Landra segera menarik pergelangan tangan Alun dan meninggalkan gerombolan absurd tersebut. "WOI TANGGUNG JAWAB!!; GARA-GARA KAMU SERAGAM KU KOTOR!!!!" teriak gadis tersebut saat Landra meninggalkannya. Landra yang mendengarnya hanya mencibir, "Nyenyenye." "Nggak boleh gitu, Kak Landra," peringat Alun menatap tajam Kakaknya. "Kamu kok nggak bela Kakak sih!" ucap Landra dengan kesal. Alun menggeleng, "Kakak juga salah, nyebrang nggak lihat. Kakak nggak tahu siapa gadis itu?" Landra mengedikkan bahu, "Nggak tau dan nggak mau tahu." *** Saat ini Landra sedang mendengarkan Pak Budi menjelaskan tentang zat kimia radiatif. Ia tak terlalu menyukai pelajaran tersebut karena menurutnya sangat rumit. Lebih rumit daripada menaklukkan cewek. Sedari tadi Landra hanya menguap dengan mata setengah terpejam. "ALANDRA KAMU MENDENGARKAN SAYA TIDAK!!!" teriak Pak Budi dari depan kelas. Landra yang memejamkan mata pun tersentak, "Apa, Pak?" "Jangan tidur kamu!" peringat Pak Budi. Landra hanya bergumam. "Woi Landra," panggil Riel sambil menepuk bahu Landra. Landra menatap malas sahabatnya tersebut, ia masih dongkol karena kejadian tadi pagi. "Yaelah ngambekan lo Lan, gue cuma bercanda tadi pagi," jelas Riel dengan mengayunkan lengan Landra. "Diem dah gue ini ngantuk!" ketus Landra menyentak tangan Riel. "Ihhh ... Landra ..." rengek Riel membuat Landra mendelik jijik. "ALANDRA ... GABRIEL ... KALIAN BERDUA KENAPA MALAH BERCANDA???" teriak Pak Budi lagi menggelegar. Landra memejamkan mata dengan mengusap telinganya yang berdengung karena teriakan guru aneh tersebut. "Bukan saya Pak, Riel ganggu saya daritadi," jelas Landra tak terima disalahkan. "KALIAN BERDUA KELUAR!!!!" teriak Pak Budi murka. Dengan senang hati Landra berdiri menuju hadapan Pak Budi. "Xiexie, Pak." Pemuda itu menunduk seperti memperagakan gaya khas orang Jepang. "Loh kalian bertiga mau kemana?" heran Pak Budi saat melihat Ardo, Rio, dan Kenan ikut berdiri. "Sahabat kami keluar, kami juga keluar," ucap Rio dingin dan keluar kelas. Selepas lima anak kucing tersebut menghilang, Pak Budi memijit keningnya. "Ada yang mau keluar lagi?" Sontak seluruh murid dikelas tersebut berlari keluar kelas. "HEH KALIAN MAU KEMANA?" teriak Pak Budi dengan mendelik meskipun tak ada yang menjawab. "Astaga kelas apa ini, lebih baik saya jadi buah-buahan aja. Pusing ngurus mereka semua," gumam Pak Budi menatap sendu kelasnya yang kosong. Diluar kelas, kelima mostwanted tersebut sedang beriringan. "Eh Lan, lo jangan macem-macem sama cewek yang tadi nabrak lo," ucap Riel dengan sedikit bergidik. Landra merengut tak suka. "Emang kenapa? Yang salah kan dia." "Kemarin gue baca novel, tentang fake nerd gitu ..." ucap Riel menggantung. "Lalu?" tanya Ardo tak sabaran. "Cerita fake nerd itu, cewek yang dandan culun biasanya dia tuh ketua mafia. Kebanyakan cewek gitu jadi bahan bully disekolahnya. Lo bisa bayangin kalau dia ketua mafia dan lo berurusan sama dia. Gue gak mau ya mati muda karena dicincang sama tuh cewek," jelas Riel dengan merinding. Plak! Sebuah tangan mendarat di kepala Riel dengan mulus, pelakunya adalah Rio yang sedari tadi jengah mendengar ocehan tak berfaedah dari sahabatnya. "i***t, itu cuma novel. Kalau pemikiran lo kayak gitu, lama-lama gue tenggelemin kedalem sumur lo." ucap Rio datar. "Tau deh, otak lo kayaknya beneran ketinggalan waktu di club kemarin. Makanya jangan kebanyakan nonton dugong, akhirnya kebanyakan halu hidup lo," timpal Kenan sebal dengan otak setengah dari temannya. "Teganya..teganya..teganya kau menistakanku," ucap Riel mendramatisir. Plak! Plak! Plak! Plak! Empat pukulan mendarat sempurna di kepala Riel "Setan lo semua! Woi, kepala gue entar kalau otaknya rusak gimana!!" umpat Riel dengan menyolot. "Bodo amat." "Mampus." "Nggak peduli." Jawaban keempat sahabatnya membuat Riel semakin mengumpat. *** Dikelas X IPA 2 kelas Alun berada saat ini sedang freeclass. Semua murid dikelas tersebut sedang bergosip ria. "Eh, bagus nih fashion nya baru aja di posting di sosmed Teh Anggun," ucap Jesslyn dengan menunjukkan postingan salah satu desainer ternama. Teh Anggun adalah desainer kelas dunia yang hanya menyediakan satu buah disetiap baju yang ia hasilkan atau bisa dibilang limited edition. Tring Notifikasi di HP Jesslyn membuat semua atensi menghadapnya "Hiks ... .kenapa kayak gini ..." Jesslyn menangis membuat mereka menoleh. "Heh, kenapa lo?" tanya Grace saat melihat Jesslyn menangis tersedu-sedu. "I—ini dress punya Teh Anggun yang tadi udah di checkout orang. Padahal mau gue pake buat ultah gue minggu depan," jelas Jesslyn menatap miris layar di ponselnya. Alun menghampiri meja Jesslyn dan menepuk bahu sahabatnya tersebut. Gadis itu berujar dengan nada yang berpura-pura sedih. "Sabar ya, bukan jodoh lo tuh dress." Jesslyn menatap sinis sahabatnya, "Brengsekk lo, Lun. Pasti lo yang udah checkout tuh dress kan? Kebiasaan anjir!!!" Alun memeletkan lidah, "Limited edition coy, mau gue pake buat gaya sama cari mangsa." "ALUN JAHAT!!!" teriak Jesslyn dengan menangis histeris. Celine yang sedari tadi jengah langsung memulai tugasnya Srek! "Mmmppph!!!" Seakan tak bersalah, Celine menepuk tangannya. "Kalau gini kan tentram hidup gue." Grace mengelap sudut matanya yang berair karena tertawa melihat Jesslyn yang mulutnya dilakban oleh Celine karena ia tak suka keributan. Sedangkan Alun sibuk dengan Ponselnya merekam kelakuan sahabatnya. "Pagi anak-anak," ucap salah satu guru. "Pagi, Bu," jawab mereka serempak. "Saya akan memperkenalkan teman baru di kelas ini. Silahkan kamu masuk." Alun dan para sahabatnya yang sedari tadi bercanda pun menatap lurus kedepan. "Perkenalkan diri kamu," perintah guru tersebut. Gadis tersebut sedikit canggung saat semua atensi menghadap kearahnya. "Perkenalkan, nama saya Estrella Agnesia Dewi. Kalian bisa panggil saya Agnes. Saya pindahan dari Bandung." "Ada yang mau bertanya?" tanya guru tersebut. Kok cupu sih Gue kira tadi cantik Harapan musnah waktu yang dateng burik "Sudah tenang semua, Agnes kamu duduk dibelakang Aluna. Aluna, tolong angkat tangan kamu." Dengan ogah-ogah an Alun tetap mengangkat tangannya. Bukan karena ia sombong, melainkan dia sedang lelah. Gadis bernama Agnes tersebut duduk dibelakang bersama dengan seorang cowok culun. Alun yang hampir terlelap pun gagal karena Grace yang menepuk bahunya. "Woi Lun, elah molor aja kerjaan lo." Alun berdecak sebal karena tidurnya terganggu, "Apa sih? Gue ini ngantuk!" "Itu anak baru mau kenalan sama kita semua," ucap Grace malas menanggapi ocehan Alun. Alun mengangkat sebelah alisnya. "Mana?" "t***l, orangnya dibelakang lo,” timpal Jesslyn emosi dengan Alun yang sedari tadi seperti orang linglung. Dengan terpaksa Alun memutar badannya menghadap belakang. Terlihat gadis dengan gaya sederhana dan culun yang ada didepan matanya, "Hai cupu, kenalin gue Alun." Ucapnya dengan menjulurkan tangan. Dengan ragu anak baru tersebut membalas jabatan tangan Alun. "A-aku Agnes." Mata Alun menatap gadis dengan nama Agnes tersebut dengan menyelidik. Melihat tatapan Alun, Agnes memberanikan diri bertanya. "K-kenapa ya, Alun?" tanya Agnes ketakutan. "Lo beneran cupu? Apa nyamar karena ada misi?" tanya Alun seperti orang b**o. "Hah?" beo Agnes tak paham. "Lo nerd lagi nyamar ya? Dan sebenernya lo itu ketua mafia?" tambah Grace menambahkan maksud dari Alun. "Ye, si b**o daridulu g****k nggak tuntas malah nambah," sungut Celine melihat kegoblokan sahabatnya. "Nggak ada yang salah kan pertanyaan gue sama Grace?" tanya Alun dengan wajah polosnya. "Kamu kenapa tanya gitu?" tanya Agnes tak paham. "Dari novel yang gue baca sih," jawab Grace santai. Agnes mulai mengerti arah pembicaraan mereka, "Tapi di novel. Meskipun mereka nyamar, tetep aja naik mobil sport mewah yang diparkir ditempat khusus kan?" Tak ada yang salah dari ucapan Agnes. "Lah emang lo naek apa dah?" tanya Jesslyn kepo. "Aku naek sepeda ontel, tuh di parkiran," jawab Agnes membuat mereka mengangguk. "Kenapa? Apa orang miskin sepertiku nggak pantes disekolah ini?" Mereka kompak menggeleng. "Nggak sih, gue cuma takut aja kalau ternyata lo mafia. Gue udah nyaman jadi anak geng motor daripada main senjata." jawab Alun polos membuat Celine emosi "b**o ALUNARA!!!" ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook