Sandiwara Bodoh

1038 Words
Mendadak Jasmine merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dirinya tak pernah membayangkan jika melihat Michelle yang berusaha untuk memeluk suaminya terlalu menyakitkan baginya. Ingin rasanya Jasmine berlari sejauh mungkin, dia tak tahan harus menyaksikan kedekatan Ken dengan mantan istrinya. Meskipun semua itu hanyalah sandiwara saja, berbohong jika Jasmine mengatakan hatinya tak terluka sama sekali. "Sebaiknya kamu istirahat, Michelle. Jangan sampai kamu kelelahan karena terlalu lama berdiri." Perkataan Kendrick terdengar seperti sebuah perhatian yang sangat berarti. Padahal dia hanya ingin mantan istrinya itu segera melepaskan diri dalam pelukannya. "Apakah kamu tak merindukan aku, Ken?" tanya Michelle dalam suara rengekan manja yang berusaha untuk menarik perhatian suaminya. Sebuah pertanyaan yang terasa sangat sulit untuk Kendrick. Dia memandang istrinya seolah ingin meminta ijin agar dirinya kembali melanjutkan sandiwara yang sedang dimainkannya. Untung saja Jasmine langsung mengerti sebuah isyarat yang baru saja dikirimkan oleh suaminya itu. "Aku juga merindukanmu, Michelle." Meskipun Kendrick mengucapkan kalimat itu, pandangan matanya tak lepas dari sosok perempuan yang sejak tadi harus menyaksikan sandiwara yang baru saja dimainkannya. Kendrick menuntun mantan istrinya untuk berbaring di atas ranjang rumah sakit. Perempuan itu pun tak menolak ataupun berontak pada seorang lelaki yang diyakini masih sebagai suaminya. "Mengapa kamu membawa guru musik Al ke sini, Ken?" protes Michelle saat menyadari keberadaan Jasmine di ruangan itu. "Itu ... karena .... " Kendrick tentunya sangat bingung menjawab pertanyaan itu. Terlebih, dia tak ingin menyakiti hati seorang perempuan yang baru saja dinikahinya. Melihat kebimbangan dan juga kegelisahan dari suaminya, Jasmine berjalan pelan mendekati ranjang tempat Michelle terbaring. Dia mencoba untuk tersenyum senatural mungkin pada mantan istri dari suaminya itu. "Kebetulan Kendrick sedang mengantarkan saya pulang saat Nyonya Sophia menghubunginya." Jasmine pada akhirnya harus mengatakan sebuah kebohongan untuk menyelamatkan suaminya. Dia tak ingin Kendrick berada dalam kesulitan karena masalah itu. Sebuah jawaban yang sangat melegakan bagi Kendrick, ingin rasanya dia memeluk Jasmine dan menciumnya hingga puas. Namun sayang, bangunnya Michelle dari tidur panjangnya telah merusak segalanya. Dia harus memainkan sebuah sandiwara yang tak ingin dilakoninya. Kendrick sudah merasa sangat tidak tahan berada di ruangan itu. Ingin rasanya dia menghilang saat itu juga. Tak peduli dengan mantan istrinya yang akan meraung ataupun mengamuk seperti seorang manusia yang telah kehilangan akal sehatnya. "Kamu istirahat saja, Michelle. Biar Mama Sophia yang berjaga di sini. Aku harus menemani Al yang sedang di rumah sendirian." Kendrick mengatakan hal itu agar dia segera bisa pergi dari sana. Rasanya tak tega saat melihat Jasmine yang seolah telah kehilangan kebahagiaan yang seharusnya dirasakannya. "Berjanjilah kamu akan menemaniku untuk sarapan, Ken." Michelle kembali merengek seperti seorang anak kecil yang memohon perhatian. Perempuan itu benar-benar bersikap sangat manja kepada mantan suaminya. Lagi-lagi Kendrick harus memberikan sebuah jawaban yang mungkin saja akan mengecewakan istrinya. Terlalu berat baginya untuk melakoni sandiwara bodoh yang sedang diperankannya itu. "Aku akan ke sini setelah mengurus kebutuhan Al. Tak mungkin aku tega membiarkan anak kita sendirian tanpa ada yang menemani," balas Kendrick pada perempuan yang berusaha untuk terus menahannya di sana. "Biarkan saja Jasmine juga mengurus Al. Kita bisa memberikannya gaji tambahan untuk menjadi pengasuh anak kita." Michelle mencoba menjadikan Jasmine sebagai seorang pengasuh bagi anaknya. Yang dia ingat hanya Jasmine yang menjadi guru musik untuk Al. Ingin rasanya Kendrick mengumpati mantan istrinya itu. Dia tak terima saat Michelle menyebut Jasmine sebagai pengasuh Al. Jelas-jelas Jasmine adalah istrinya yang sah. Namun Kendrick sama sekali tak bisa mengelak ataupun menyangga ucapan perempuan itu. "Beristirahatlah. Aku harus pergi sekarang." Tak ingin berlama-lama menghadapi kegilaan Michelle, Kendrick bergegas keluar dari sana disusul oleh Jasmine di belakangnya. Akhirnya Kendrick bisa bernafas lega berada di sisi seorang perempuan yang sangat dicintainya. Rasanya sungguh sangat memuakkan berada di satu ruangan dengan mantan istrinya itu. "Maafkan aku, Mine. Rasanya sangat tak rela jika kamu harus menyaksikan kegilaan Michelle kepadaku," sesal Kendrick pada istrinya. "Sudahlah, Ken. Kita jalani saja dulu, semoga Michelle segera mendapatkan ingatannya. Kita tak perlu melakukan sandiwara yang terlalu menyakitkan untuk kita." Jasmine mengungkapkan sesuatu yang tersimpan di dalam hatinya. Rasanya sangat menyesakkan melihat Kendrick harus bersama dengan mantan istrinya. Pasangan itu akhirnya kembali ke hotel di mana mereka menginap. Pihak keluarga Kendrick sudah menyiapkan sebuah kamar hotel untuk pasangan pengantin baru. Bahkan mereka juga telah membawa Al agar Kendrick dan juga Jasmine bisa melewati malam pertama tanpa ada gangguan apapun. Sampai di hotel, Jasmine langsung membersihkan dirinya setelah seharian melewati acara padat yang sangat melelahkan. Di sisi lain, Kendrick merasa sangat gelisah menantikan malam-malam mendebarkan bersama istri barunya. Kendrick merasa jika malam itu bukan hanya Jasmine yang akan merasakan malam pertama, dia merasa seakan menghadapi malam pertama juga baginya. "Mine! Buka pintunya, aku juga ingin segera mandi. Rasanya aku sudah tidak tahan," teriak Kendrick di depan kamar mandi. Tak berselang lama, Jasmine membuka pintu kamar mandi. Perempuan itu hanya melilitkan handuk untuk menutupi tubuhnya. Bukan karena sengaja, dia lupa membawa pakaiannya saat masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan yang ada hanya sebuah handuk yang sudah melilit di tubuhnya yang cukup menggugah hasrat. "Apakah kamu sedang menggodaku, Mine?" Tanpa dugaan, Kendrick langsung memeluk istrinya dan menciumi telinga lalu turun ke leher. Kendrick bisa merasakan aroma segar dan juga menggoda dari sabun mandi. Rasanya benar-benar membangkitkan sesuatu yang tak mungkin bisa dikendalikannya. "Bagaimana kamu berpikir jika aku sedang menggoda, Ken? Jika aku memang berniat menggoda, lebih baik aku tak memakai apapun saat keluar dari kamar mandi," balas Jasmine telak. Dalam hati, Jasmine ingin sekali menertawakan Kendrick yang tampak menahan malu. Namun dia mencoba menahan dirinya agar Kendrick tak merasa sedang dipermalukan. Kendrick langsung terdiam lalu bergegas ke kamar mandi. Entah mengapa, dia merasa sangat malu berhadapan langsung dengan istrinya. Rasanya sangat mendebarkan dan juga membangkitkan sisi lain dari dalam dirinya. Rasanya sangat bersemangat saat akan melewati ritual malam pertama bersama seorang perempuan yang sangat dicintainya. Kendrick sudah menantikan momen itu sejak mereka memutuskan untuk menjalin hubungan serius. Beberapa kali dia pernah merayu Jasmine agar tergoda untuk melakukannya sebelum menikah. Perempuan itu selalu saja berhasil mengelak dan menolaknya. Di atas ranjang besar yang sudah dihiasi dengan kelopak mawar yang begitu indah, Jasmine duduk sembari menatap layar ponsel miliknya. Rasanya sudah sangat tidak sabar untuk menunggu Ken yang sejak tadi belum keluar dari kamar mandi.Mendadak Jasmine merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dirinya tak pernah membayangkan jika melihat Michelle yang berusaha untuk memeluk suaminya terlalu menyakitkan baginya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD