1. Pertemuan antara Istri dan Wanita Simpanan

1922 Words
Mobil Lexus milik Haikal menyusuri jalanan kota Surabaya untuk hendak mengajak sang wanita pujaan hati makan siang bersama di jam istirahat kantor. Sepanjang perjalanan melirik ke arah Yasmin sambil mengelus-elus punggung tangannya. Tampak kebahagiaan di mata Haikal. Kebahagiaan yang susah dirasakan bersama Alicia di Jakarta. Alicia yang merupakan anak kedua dari keluarga Atmaja yang tersohor di Jakarta, terlihat menyilaukan. Sebagai putri keluarga konglomerat Jakarta, sejak kecil tak pernah hidup susah. Selalu menjadi putri kesayangan keluarga Atmaja di samping sang kakak, Arthur Atmaja. Ketika terlibat perjodohan dengan Haikal itu juga aslinya karena permintaan wanita keturunan bangsawan itu sendiri. Terlintas bayangan di masa lalu saat Haikal dan Alicia merupakan teman satu angkatan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 70 Jakarta yang terletak di Bulungan, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan yang termasuk sekolah negeri unggulan di DKI Jakarta. Alicia mengagumi Haikal sejak sekolah. Tergolong laki-laki cerdas, tampan, dan berprestasi. Selalu jadi laki-laki idaman para gadis, bahkan artis ibukota yang bersekolah di sana. “Haikal itu cakep banget, kan? Tipe cewek idaman tuh cowok yang kayak gimana ya? Lic, bukannya kau suka sama dia?” tanya Anggun selaku sahabat dari Alicia. Alicia mendesah. “Aku nggak tahu tipe cewek seperti apa yang diinginkan oleh Haikal. Tapi suatu saat aku bisa mendapatkannya. Aku yakin jika Haikal bisa jadi suamiku kelak,” jawab Alicia mantap sambil menatap tajam ke arah Haikal yang tengah bermain basket saat jam olahraga. Anggun menganga. “Wow, kenapa kau bisa yakin begini? Apa alasannya?” Alicia berbalik menatap Anggun. “Kau tahu kan pengaruh keluargaku seperti apa di negara ini. Berkuasa, kaya raya, dan terpandang. Sejak kecil sudah dididik oleh orang tuaku untuk mendapatkan segala sesuatu harus sampai ke akarnya. Apalagi kau tahu kan jika keluargaku itu dihormati. Bisa mengangkat keluarga Haikal juga kalau punya menantu sepertiku. Betul tidak?” “Kau benar juga sih. Ya sudah, aku dukung. Kejar cintamu itu sampai Haikal jatuh ke tanganmu, Miss Ambitious!” “Tunggu saja saat itu tiba,” sahut Alicia sambil tersenyum tipis. Akibat kisah cinta remaja yang dirasakan Alicia pada Haikal, membuat wanita itu menginginkannya untuk dijadikan calon suami. Orang tuanya yang tahu hal ini dan selalu menuruti keinginan sang anak pun setuju. Apalagi Haikal adalah sosok yang cerdas dan pekerja keras. Berasal dari keluarga cukup mapan dan baik-baik juga meski tidak sekaya keluarga Atmaja. Ketika lulus SMA, Alicia dan Haikal terpaksa harus terpisah sementara akibat kampus mereka yang berbeda. Haikal berkuliah hingga jenjang S2 di Universitas Indonesia, sedangkan Alicia harus berkuliah di Stanford University, Amerika Serikat sesuai permintaan kedua orang tuanya yang berharap putri bungsu mereka bergelar Master di sana. Usai lulus di kampus mereka masing-masing, Alicia yang masih memendam rasa pada Haikal mengutarakan keinginannya untuk dijodohkan dengan Haikal Syarif yang setelah lulus kuliah bekerja di salah satu bank asing yang ada di Indonesia sebagai Pimpinan Cabang atau Branch Manager. “Mau ya, Kal, Ummi sama Abi jodohkan kamu dengan Alicia Atmaja? Dia gadis istimewa, Kal. Selama kami berkenalan, dia baik dan ramah. Cocok buat jadi istrimu. Apalagi jika kau menjadi menantu keluarga Atmaja, bisa mengangkat derajat keluarga kita,” pinta Salamah selaku ibunda dari Haikal. Haikal mendesah. “Sebenarnya Haikal kurang dekat dengan Alicia. Dia lebih banyak diam, tapi karena Haikal percaya jika setiap keputusan dari Ummi dan Abi adalah yang terbaik. Haikal menurut saja dan semoga memang kita berdua berjodoh.” “Aamiin, kau siapkan tanggal baik untuk melamar Alicia ya, Ummi senang akhirnya anak Ummi sudah mau meminang wanita pilihan Ummi dan Abi. Ummi jadi tenang jika suatu saat nanti ketika nyawa Ummi diambil oleh Yang Maha Kuasa, kau sudah menikah dan bahagia bersama istri serta anak-anakmu kelak,” ucap Salamah yang memang tengah mengidap penyakit kanker getah bening. Usai terjadi pernikahan antara Haikal dan Alicia, keluarga Atmaja yang kaya raya pun tak tinggal diam mengenai penyakit Salamah yang parah itu. Alicia mengupayakan keselamatan dan kesehatan sang ibu mertua hingga berobat ke luar negeri berulang kali. Mengobati penyakit mematikan yang diderita oleh Salamah sampai ke beberapa rumah sakit terbaik di dunia agar wanita paruh baya itu bisa selamat dan sembuh total. Tentu saja Alicia harus merogoh kocek yang cukup dalam demi pengobatan sang ibu mertua. Atas segala upaya yang dilakukan oleh menantu kesayangan keluarga Syarif yaitu Alicia, Salamah berhasil sembuh dari penyakit kanker ganas yang dideritanya. Wanita itu berangsur membaik dan sembuh berkat Alicia hingga punya hutang budi pada menantunya itu. Sejak saat itu Haikal tunduk pada sang istri meski rasa cinta untuk wanita itu tak kunjung hadir di hatinya. Apalagi ditambah dengan buah hati yang tak juga hadir di rumah tangga mereka berdua, membuat Haikal merasa kesepian. Haikal Syarif susah mencintai Alicia Atmaja seperti mencintai Ayana Yasmin. Yasmin hadir di saat ia membutuhkan semacam angin surga bagi kehidupan rumah tangganya yang terkesan monoton. Kehidupan rumah tangga yang menurut sang suami selalu ada campur tangan keluarga istrinya. Bahkan berulang kali meminta Haikal untuk bekerja di perusahaan terkemuka milik keluarga Atmaja saja dengan jabatan lebih tinggi daripada harus bekerja di bank asing. “Kenapa Haikal selalu nggak mau disuruh kerja di perusahaan kita? Padahal dia bisa jadi Direktur Keuangan di sana daripada di kantornya itu yang masih menyuruhnya untuk jadi Pimpinan Cabang saja. Apa jangan-jangan karena tak mau kerjasama dengan Arthur sampai menolak?” tanya Adam Atmaja selaku ayah dari Alicia dan Arthur. “Papi kayak nggak tahu suamiku saja. Dia nggak mau diberi jabatan secara cuma-cuma. Gengsilah, Pi. Sebentar lagi juga ada penggantian jabatan direksi di sana. Suamiku dapat referensi dari pimpinan tertinggi. Dia mengharapkan jabatan itu,” jawab Alicia saat Haikal belum menjalani mutasi di Surabaya. Sebenarnya mutasi tersebut juga salah satu langkah yang harus ditempuh Haikal untuk naik jabatan menjadi direksi. “Ya sudah, terserah menantuku saja. Tapi jika dia berubah pikiran, perusahaan kita selalu menerima Haikal untuk kerja di sana,” ucap Adam. Bayangan itu sekilas hadir di benak Alicia yang kini telah menginjakkan kaki di Surabaya guna bertemu dengan suami dan wanita simpanannya. Wanita itu bergegas menuju mobil yang menjemputnya di bandara. Mobil mewah berserta sopir milik salah satu perusahaan keluarga Atmaja yang ada di Surabaya. “Kita mau berangkat kemana, Nyonya?” tanya sang sopir ketika Alicia sudah memasuki mobil. “Ke perkantoran Bukit Darmo Boulevard yang ada di Surabaya Barat. Kantor suamiku ada di sana. Aku harap kita bisa cepat sampai di sana,” sahut Alicia yang terkesan dingin saat berada di Surabaya. Masih tak menyangka jika pria yang dicintainya itu berkhianat di kota ini. “Baik, Nyonya. Tapi ini saat jam makan siang. Apa Nyonya tidak makan siang terlebih dahulu?” tanya sopir tersebut yang memberi penawaran pada Alicia. Alicia menggeleng. “Aku nggak selera makan sebelum bertemu suamiku. Tolong, antarkan aku ke kantornya sekarang!” tegas wanita itu angkuh yang diangguki oleh sang sopir. Sepanjang perjalanan, Alicia mencengkeram erat ponsel miliknya yang berisi beberapa foto Haikal dan Yasmin yang berhasil dipotret oleh detektif suruhan wanita itu. Beberapa foto sepasang kekasih yang dimabuk asmara tersebut yang menunjukkan saat Haikal mencium mesra Yasmin di dalam mobil. Apalagi pria itu termasuk pria posesif dan menuntut agar ciumannya dibalas dengan indah oleh Yasmin. Melihat foto yang menunjukkan kemesraan dari Haikal dan Yasmin tersebut membuat Alicia hampir meledak. Wanita itu geram setengah mati melihat sang suami mencumbu wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya. Pikiran Alicia jadi melayang-layang tak karuan bahkan tak sanggup membayangkan jika Haikal menyentuh tubuh wanita simpanannya itu. Meski sebenarnya hingga saat ini Haikal masih menjaga kehormatan Yasmin. Belum pernah menyentuh wanita itu, meski ia beberapa kali datang ke apartemennya. Terlintas pembicaraan mereka berdua saat itu. Ketika Yasmin dan Haikal baru saja pulang kerja lalu mampir di apartemen milik Haikal yang ada di kawasan Surabaya Barat juga. Setelah Haikal mengecup lembut bibir Yasmin, pria itu berbisik di telinga sang wanita. “Boleh nggak, aku meminta lebih dari ini, Sayang? Merasakan kehangatan darimu. Merasakan desiran darah yang mengalir sangat cepat ketika kita melakukannya dengan cinta,” tanya Haikal seraya menatap sayang pada Yasmin. Yasmin berdeham. “Hm ... belum waktunya, Mas. Aku siap jika kau sudah menikahiku. Aku akan melaksanakan kewajibanku sebagai istri jika kita berdua sudah menikah nanti,” jawab wanita itu mantap. Haikal langsung merengkuh tubuh Yasmin untuk didekap sambil mengecup puncak kepalanya. “Baiklah, Sayang, aku hargai itu. Aku akan menunggumu sampai kamu siap nanti. Izinkan aku memelukmu seperti ini. Aku selalu merasa nyaman dan bahagia bersamamu.” Yasmin mengangguk. “Iya, Mas. Aku juga dan berharap kita segera menikah.” Haikal hanya bisa mengamini, meski dalam hati merasa tertekan dengan kata ‘menikah' karena sebenarnya ia sudah menikah dan memiliki seorang istri di Jakarta. Merasa frustasi tentang ini. Dilanda kegalauan dalam menentukan sikap nanti apakah ia akan menikahi Yasmin dan menjadikannya sebagai istri kedua atau ia akan menceraikan Alicia agar bisa menjadikan Yasmin sebagai istri satu-satunya. Namun, pria itu masih belum memikirkan bagaimana reaksi Yasmin jika tahu ia tengah menjalin hubungan sepasang kekasih dengan suami orang? Yasmin pasti akan syok berat jika tahu hal ini. Beralih pada Haikal dan Yasmin yang telah menyelesaikan makan siang mereka berdua di restoran langganan sang Branch Manager yang ada di jalan HR.Muhammad dan lokasinya tak jauh dari kantor. Menikmati makan siang berdua tanpa diganggu itu dengan menu favorit Haikal yaitu Gurami Bakar, cah kangkung, dan es jeruk itu. “Makan siangnya kan sudah nih, Mas. Ayo, kita kembali ke kantor,” ajak Yasmin yang dibalas Haikal sambil geleng-geleng kepala. “Nggak mau. Masih ingin berduaan sama kamu di sini. Lebih menyenangkan daripada harus kembali ke kantor terus disambut tumpukan pekerjaan yang belum selesai,” tolak Haikal. Yasmin terkekeh. “Mas Haikal bisa saja. Namanya juga kerja kan begitu. Memang Mas Haikal stress ya?” “Iya, stress ini. Stress dengan target yang dihibahkan untuk Pimpinan Cabang sepertiku. Apalagi ditambah dengan kamu yang mau pulang kampung ke rumah orang tuamu di desa. Jadi semakin stress,” jawab Haikal. “Sabar. Dengar-dengar kan sebentar lagi mau diangkat jadi direksi. Jadi bisa bernapas lega karena target marketing nggak sebanyak saat jadi Branch Manager seperti ini. Iya, aku kan cuma Sabtu dan Minggu saja mau pulang ke Batu. Senin juga ketemu Mas Haikal lagi,” sanggah Yasmin. Haikal mendesah. “Iya sih, tapi itu artinya aku akan jauh darimu waktu aku jadi direksi. Lokasi kerjanya di Jakarta. Berat untukku,” balas Haikal yang melanjutkan ucapannya lagi. “Menunggumu hari Senin bikin kangen. Tapi nggak apa-apa aku akan sering telepon kamu nanti.” Yasmin mengembangkan senyum sambil bersuara. “Nggak apa-apa, Mas. Kita berjauhan dulu saat kau sudah jadi direksi. Aku akan tetap menunggumu sampai kau melamarku.” Kalimat yang terlontar dari mulut Yasmin seolah-olah menusuk jantung Haikal yang berdetak sangat kencang. Yasmin yang masih belum tahu status pria itu sebenarnya, bisa tenang sedangkan Haikal serasa mau pingsan setiap kali mendengar kalimat seperti itu. Pria itu jelas tertekan batinnya. Terjepit di antara istri dan wanita simpanannya. Tanpa mau memikirkan hal yang menyesakkan itu lebih lanjut, Haikal segera menarik tangan Yasmin untuk mengajaknya kembali ke kantor. Ia segera melajukan mobil dan sampai sepuluh menit kemudian. Sesampainya di kantor cabang Bank Swiss, Haikal dan Yasmin yang tengah berjalan sejajar, seketika berhenti di tempat saat menyaksikan sosok wanita menawan dan berkelas menyambut kedatangan mereka berdua dengan tatapan tajam. Tatapan membunuh dari seorang Alicia Atmaja yang mengarah pada Yasmin. Tanpa berlama-lama lagi, wanita itu menarik tangan Yasmin dan menamparnya cukup keras di kantor. “DASAR, WANITA JALANG!!!” pekik Alicia geram yang seperti hendak mau menyiksa Yasmin di kantor saat itu juga. Membuat Yasmin, Haikal, dan orang-orang yang ada di sana terkejut dengan sikap wanita kaya itu. Terutama Haikal yang syok berat saat tahu istrinya mendadak hadir di sana sebagai pertemuan antara istri dan wanita simpanan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD