Mencoba Mendengarkan Kembali

1427 Words
~~Mencoba mendengarkan kembali.~~ "Hai ... Sayang, dari mana saja ? Kakak sudah lama menunggumu, kenapa handphone mu mati?" aku tersenyum kecil mendengar pertanyaan kakaku itu. "Maaf kak, aku dari gereja dan HP ku habis batre." "Oo baiklah." Kak El memasangkan sabuk pengaman kepadaku dan mulai melajukan mobil menyusuri jalanan jakarta yang mulai terlihat memadat. "Kamu mulai suka ke gereja lagi ya?" Terselip nada bahagia dalam suara kakakku itu. "Iya," jawabku. Saat ingat gereja aku ingat lafaz tadi, gimana ya kalimatnya. Otakku berfikir keras mengingat kalimat tadi Al ... Hu ... Ak ... Huh ... Sebal sekali rasanya aku ingin mendengar suara tadi lagi, sungguh itu suara luar biasa. "Tadi aku dapat keajaiban di gereja," kataku mulai bercerita pada kak El. "Oh ... Ya? Keajaiban apa?" "Emm saat aku memejamkan mata aku mendengar suara indah, merdu, dan mampu menggetarkan jiwa. Tapi anehnya aku gak tau itu apa dan darimana asalnya, bahkan aku lupa kalimatnya." "Wah benarkah? Mungkin itu panggilan bunda maria," balas kak El dengan senyum dan mengacak acak rambutku. "Tidak, bukan, itu berbeda kak. Aku sering membaca kitab kita dan tidak ada bahasa seperti itu. Suara itu, mengandung banyak hal. Seperti doa, pujian, keindahan, panggilan dan kebesaran, sungguh bila saja suaranya gak samar aku akan berlari mengejar suara itu. Karena suara itu seperti panggilan untukku," jelasku panjang lebar. "Lalu kata apa itu princess? Kakak gak tau apa itu, setau kakak gak ada kalimat yang mengandung pengertian seperti itu," balas kak El santai sambil terus memperhatikan jalanan yang mulai macet. "Entahlah." jawabku dan mulai melihat ke jendela. Lalu aku melihat bangunan yang kata jess tadi sebuah masjid "Kak El, lihat bangunan itu namanya masjid Istiqlal, tempat beribadahnya umat islam dan simbol betapa indonesia dan islam mempunyai toleransi tinggi." kataku mejelaskan. "Ohh wow, bagus jadi nama bangunan itu masjid Istiqlal,"kata kak El menanggapi perkataanku. "Iya bagus kan aku pengen masuk sana," kataku dengan mata berbinar. "Tidak boleh princess, kita berbeda keyakinan dengan mereka, setau kakak para lelaki muslim tidak melihat perempuan, mereka akan memalingkan mukanya bila bertemu perempuan di jalanan, kakak pernah menjumpainya di kairo dulu." "Kenapa?," tanyaku penasaran "Entahlah, sudahlah kita langsung pulang ya sayang, ini sudah mau hampir sore, mama pasti udah nunggu lama di rumah." "Iya." jawabku lesu. Sungguh aku penasaran tentang suara itu, aku ingin mendengar lagi - lagi dan lagi. Aku ingin berlari menemui suara itu aku inginkan ketenangan suara itu aku ingin mengenal sesuatu yang di agungkan oleh suara itu. ~~~ Setelah sampai di rumah, mama sudah menunggu ku dan menyambut kami dengan senyuman. "Selamat datang princess mama." kata mama sambil memeluk dan mencium ke dua pipiku. "Ayo masuk, mandi setelah itu kita makan bersama ya," kata mama dengan nada bahagia "Iya ma," jawabku dan langsung melesat menuju kamar seperti biasa ada lima pelayan yang mengiringi. "Nona anda ingin sabun wangi apa kali ini," tanya pelayan itu "Bunga melati." jawabku singkat dan mereka langsung memulai ritual mandiku kali ini. Setelah selesai mandi aku langsung duduk di kursi dan para pelayan itu mulai melayaniku ibaratkan Putri. Hmm aku sudah terbiasa dengan keadaan ini sejak bayi mungkin. Tapi tetap saja aku tak merasa tenang dan bahagia. Rasanya ada yang kurang. Setelah selesai aku langsung turun dan makan bersama. "Bagaimana dengan sekolah barumu princess?" tanya papa, kami memang terbiasa bicara hal kecil saat makan. "Baik pa, aku suka dan lebih suka lagi ada gerejanya." "Wahh gadis kecilku mulai ke gereja lagi ya," kata ayah senang. "Iya," jawabku pelan "Iya pa, aku tadi menunggu Rie lama, dia mulai ke gereja lagi sekarang." "Wahh itu bagus sayang," kata mama bahagia "Besok kamu akan ke sana lagi kan princess." Papa bertanya padaku. Seketika sekelebat pikiran memenuhi ku. Iya aku akan ke gereja lagi aku ingin mendengar suara itu di pagi hari benar saat pagi hari pasti belum ada suara dan aku yakin suara itu akan terdengar lagi. "Iya," jawabku bersemangat dan tersenyum. Semua keluargaku tersenyum mendengar nada semangatku. ~~~ Pagi pagi sekali jam 06:05 aku sudah siap tentu saja dengan hancurnya Alarm dan pecahnya layar Hpku karena Alarm nya menyala paling keras aku bisa bangun. "Wah ... Princess kita sudah siap." kata mama takjub "Hehehe aku mau ke gereja." kataku semangat "Wah semangat sekali anak mama." mama tersenyum lalu mencubit pipiku gemas. "Princess, sudah bangun kakak belum pakai dasi," kak El berkata dengan senyuman. "Iya El, adikmu ini mau ke gereja," mama mendahuluiku "Wahh ... princess itu bagus sayang," timpal suara dari belakangku, suara papa tepatnya. Aku hanya tersenyum, dulu aku sering ke gereja karena ingin mencari ketenangan, aku menghafal membaca dan memepelajari dengan sungguh–sungguh tapi sama saja. Hatiku gersang aku tidak mendapatkan apapun. Entahlah rasanya hampa Sebenarnya itu bukan alasan utama, keluargaku memang pemuja sejati tuhan yesus. Nenek ku bahkan di anggap orang suci karena sering sekali berada di gereja. Mungkin kerena itulah aku sudah menghafal kitab dan selalu berada di gereja sejak kecil. Aku senang waktu keluargaku bersama dan begitu menyayangiku tapi ada bagian dimana hatiku menginginkan ketenangan dan kebahagiian lebih. Itulah yang ku cari dan kemarin suara itu, seperti panggilan untukku. "Ya sudah ayo sarapan." kata mama memimbingku ke meja makan. Segala jenis hidangan di depanku entahlah terasa salah buatku. Selalu seperti ini setiap pagi ada begitu banyak hidangan dan bila tidak habis mama akan membuangnya. Karena pelayan ada makanan khusus. Hal seperti ini terasa menganjal di hatiku. Selesai sarapan aku pergi berpamitan berangkat sekolah. Pagi ini cuaca dingin sekali. "Masih sepi sekali princess dan kamu udah mau ke gereja?" tanya kakak Aku menjawab pertanyaan kakakku itu dengan anggukan mantap karena ingin mendengar suara kemarin tekat ku dalam hati "Emm kamu masih penasaran ya." tanya kakaku. Aku menoleh sedikit terkejut bagaimana bisa kakak bisa membaca pikiranku. Kak El menoleh dan tersenyum, tangannya terulur mengacak rambut coklat tuaku. "Aku kakakmu sayang, tentu kakak tau apa yang ada di hatimu." Aku menunduk dan diam. "Tak apa princess, kakak gak marah kok." Aku hanya membalas kata kak El dengan senyuman. Setelah sampai ke gereja aku langsung masuk ke dalam dengan kakak yang berdoa sekalian. Aku mulai memejamkan mataku lalu mulai fokus ke suara yang ku dengar. Hening... Lama aku menunggu tapi hanya hening aku enggan rasanya menyerah ku tarik nafasku dan mencoba mendengarkan suara itu lagi.. Tapi lagi lagi hening. Tanpa sadar air mataku menetes... "Princess ada apa hmm, kenapa menangis?" tanya kaka El khawatir. "Aku tidak bisa mendengarnya kak, aku tidak bisa mendengar nya." air mata ku mulai mengalir dengan deras. "Hei ... Tak apa, nanti kau akan mendengarnya lagi." kata Kak El dengan senyuman lalu mulai memelukku. Aku mulai menangis di bahu kak El. Entahlah kenapa hatiku sedih sekali saat tak bisa mendengar suara itu, tampak seperti seseorang, sesuatu tak mengizinkanku mendengarkan suara itu seperti ada batas yang jelas. Aku ingin mendengarnya lagi... "Tak apa sayang, besok kita ke sini lebih pagi ya, akan kita coba dengarkan lagi." kata kak El membujukku. Aku mengganguk, kak El mulai menghapus air mata yang mengalir di pipiku. "Iya." jawabku lemah lalu berlalu dari gereja. Kecewa sekali rasanya. ~~~ Saat di sekolahpun aku masih memikirkan tentang suara itu. Pertanyaan terbesar di kepalaku apa aku tak pantas mendengarkan suara itu lagi ? Apa aku kurang baik? Aku ingin mendengarkannya. "Rie, coba kau ulangi hukum newton III." "Hukum III: Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau aksi berbalas-balasan dari dua tubuh, satu dengan yang lainnya selalu setara, dan diarahkan pada bagian sebaliknya." jawabku dengan suara yang santai. "Baguslah, setidaknya kau memperhatikan penjelasanku dan tidak melamun." Hmm sebenarnya aku memang melamun, tapi aku memang terlahir dengan IQ tinggi jadi nya itu mudah untukku. Bagaimana caranya aku bisa mendengar kalimat itu lagi ???. ~~~ Hari Hari berikutnya pun sama, aku selalu mendatangi gereja memejamkan mata lalu memfokuskan pikiran pada suara yang mungkin terdengar tapi hasilnya nihil. Berhari hari selalu seperti itu hampir seminggu. Aku tetap semangat dan berusaha k*****a seluruh kitab mulai ku hafal tapi tak ada yang berbeda tetap hampa dan kosong... Sama seperti hari ini, sudah sejam aku menunggu tapi hasilnya sama dan akhirnya aku akan menangis di bahu kak El yang menunggu di luar. "Kenapa kak? Kenapa aku gak bisa denger lagi? Kenapa aku gak di beri kesempatan buat denger lagi?" air mataku meleh seketika. Kak El hanya memelukku erat seolah mencoba menenangkan. "Sudahlah princess, kalau Tuhan menghendaki kau akan mendengernya lagi, jangan menangis ya. Kakak gak suka liat air mata kamu." Aku mengangguk lalu ke kelas. Baiklah, mungkin itu hanya terjadi sekali. Semoga Akan ku terdengar lagi di lain waktu. "Bunda maria.. Aku ingin mendengar suara itu ku mohon beri aku kesempatan." Selalu doa yang sama aku ucapkan bila aku mau tidur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD