bc

TITIK MERAH

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
others
drama
tragedy
sweet
humorous
heavy
serious
scary
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Rina Brata, adalah seorang gadis cantik dan kaya raya. Pernikahan impiannya bersama pria tampan Arjuna harus pupus seketika karena kematiannya yang begitu tragis.

Prayoga dan Brata membuat perjanjian bisnis keluarga, tanpa di ketahui oleh Rina dan Seno abang kedua Arjuna. Membuat pernikahan mereka menjadi hancur di luar kendali mereka dari pernikahan yang harmonis.

Rina kehilangan Seno sekaligus Papi tercintanya. Hingga membuat hatinya hancur seketika. Seno menghilang dari Australi, bersama Satria... dalam waktu yang panjang Rina dapat menemukan Seno di Pisa Italy.

Jessy, Aldo, dan Sisi dapat membantu Rina dalam pencariannya di italy. Menyelesaikan secara hukum perjanjian keluarga mereka, tapi tidak untuk hubungan Rina dan Seno. Apakah keluarga mereka akan bahagia.? tanpa Papi bersama mereka.

Hingga Rina lebih memilih terus merintis kariernya dengan dukungan Aldo, Jessy dan Sisi sahabatnya.

Semua berubah di dalam kehidupan Rina, dalam memperjuangkan hubungan pernikahannya bersama Seno Prayoga, tanpa ada perjanjian khusus untuk hubungan mereka.

True Love

chap-preview
Free preview
Awal Bertemu
Kepergian Arjuna membuat raut wajah Rina tampak tak seceria dulu, ditambah seharian bekerja di kantor, mengurus kliennya. “Pulang Mba,?” Tanya office girl yang selesai membereskan ruangan Rina yang berantakan dari tadi siang. “Iya bu…. Saya lelah.” Sahut Rina sambil menatap ke luar gedung. Begitu padat suasana Kota Jakarta. Macet… apalagi time pulang kantor. “Mba Rin, besok kita meeting yah jam 9 pagi dengan team Investor dari Thailand.” Rina terkejut dengar suara Bram ternyata dari tadi ada di belakang. Bram secretaris Rina yang sudah menemani hari - hari Rina selama tiga tahun ke belakang. Rina bekerja sebagai Desaign Interior di satu perusahaan asing Jakarta. Rina memiliki jam kerja yang terkadang tak menentu padatnya. Hingga Rina lupa akan hatinya. Rina kehilangan sosok Arjuna saat Arjuna memutuskan sebagai abdi Negara.Kepergian Arjuna yang tiba tiba membuat semua terasa berhenti berdetak. Tanpa ada firasat. *** “Sayang…. Aku berangkat besok ke Rusia.” Jelas Arjuna dalam telpon. “Han…. Pliiis… I’m buzy… I call you back letter… ok.” Rina menutup telefon tanpa mau mendengar Arjuna yang dari tadi berharap bertemu. “( Kebiasaan )” gerutu Arjuna. Arjuna sangat memahami jadwal calon istrinya yang sudah beberapa tahun menemani harinya. Mereka bertemu saat pertemuan di sebuah acara pernikahan Sisi dan Irham. Irham adalah teman Kuliah Arjuna waktu di Bandung, Universitas Pasundan. Sementara Sisi Kuliah di Unpad dan Rina di Itenas. Sisi dan Irham bertemu di sebuah perjodohan keluarga, ada Perjanjian Bisnis antara dua keluarga. Keluarga Rina sangat mengenal keluarga Sisi. Sisi dan Rina berasal dari keluarga serba ada. Mereka selalu di fasilitasi dengan kemewahan. “Si… kamu kuliah sampai jam berapa.?” Rina mencoba menghibur Sisi. “Ntar gw info yah Rin… Gua lagi nggak mood. Pengen cepet cepet pulang.” Wajah Sisi terlihat lemas. Rina hanya tersenyum sambil mengelus pipi sahabatnya. Walau kuliah mereka di tempat yang berbeda, tapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk bersama. “Riiiin…. Loe sama Sisi ya..?” Aldo mengejutkan Rina. “Aldo… sejak kapan loe di sini…?” Gerutu Rina. “Dari mobil kalian datang sayang…” Sahut Aldo sambil memegang rambut depannya yang nggak mau di potong, katanya biar mirip oppa. “Gue udh denger pembicaraan keluarga Sisi, Rin.” Tunduk Aldo. “Do… setau gue kalian kan memang nggak bisa bersama.” Aldo hanya bisa melihat wajah Rina pagi ini terlihat lebih manis. “Sory do… gue ada class… bye…” Rina berlari kecil meninggalkan Aldo sendiri. “Riiiiin… gue butuh loe…” Aldo memohon, tanpa di acuhkan oleh Rina. “( Sedih amat hidup gue )”. Aldo menggerutu, sambil menendang aqua dela kosong, “mmmm…. Maaf bu…” teriak Aldo sambil membungkuk. Sambil menelpon nomor Rina dari tadi di rijek, Aldo akhirnya d kejutkan oleh Dosen Pembimbingnya. “Kapan akan kamu berikan kepada saya tugas akhir kamu Aldo.?” “Oya Pak… bentar lagi pak….” Aldo hanya tertunduk sambil berlalu. Dosen Pembimbing melihat Aldo berlalu. Aldo merasa berpisah dari Sisi adalah akal - akalan Sisi saja, Rina tau semua tentang Sisi, dan Aldo tak terima di perlakukan seperti ini. “Riiiin…” Aldo menarik tangan Rina. Rina yang merasa tangannya kesakitan berusaha berontak. “Sakit do…” Rina berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Aldo. “Kenapa lagi do..?” “Sisi…” Rina menatap mata Aldo dengan penuh rasa iba. Aldo yang biasanya ceria, saat ini tiba tiba menjadi pria yang super nyebelin. Bertanya sampai detail tentang Sisi, Aldo nggak bisa menerima kenyataan jika Sisi sudah di jodohkan dengan Irham karena urusan kekeluargaan yang nggak fear menurut Aldo. “Kenapa Sisi nerima gue Rin.?” Tanya aldo menggebu gebu. “Mana gue tau.” Jawab Rina ketus. Wajah Aldo yang oriental Cina Manado membuat mata Rina tak berkedip menatap Aldo. Aldo memang tampan dari Keluarga terpandang. Bisnis nenek moyangnya udah ada dari dia belum lahir. Tinggal di Bandung di kawasan Elite, dengan penuh kemewahan. Sebenarnya Rina sangat mengagumi Aldo, cepat menyelesaikan kuliah. Arsitek dalam waktu 3 tahun. Wooooow… luar biasa. Tak berapa lama ngobrol dengan Aldo, hp Rina bergetar… “Gue di depan.” “ok” Melihat Rina bergegas pergi, membuat Aldo kesal. “Kemana seeh Riin..” rengek Aldo. “Gue mau balik, mau ke Salon bareng Sisi, bye..” Rina pergi, meninggalkan Aldo sendiri. “Riiiiiiin…. Come on….” Teriak Aldo kesal. Rina berlalu pergi tanpa menghiraukan Aldo. Menuju mobil Sisi yang sudah menunggu sejak 5 menit lalu. Rina membuka pintu mobil ternyata Sisi berada di bangku penumpang. Rina menuju bangku belakang, kaget dengan senyuman manisnya Irham. “Halooo….” Sapa Rina menghangatkan suasana. “Rin… Irham…” tanpa wajah berdosa Sisi mengenalkan Irham kepada Rina. Wajah Rina senyum sumringah, sambil tangan kirinya mencubit Sisi dari belakang. “Kita makan yah…” ajak Sisi manja. “Ya…” Irham melaju menuju daerah Dago. Turun dari mobil Rina berusaha berbisik ke telinga Sisi, “Gileee loe yah, urusan ama Aldo belum kelar lhoo.?” Rina merapatkan gigi dan membelalakkan kedua bola matanya yang indah. Sisi hanya tersenyum, sambil menggandeng tanga Irham. Rina cuma gemes lihat kelakuan Sisi. Sisi wanita yang cantik, pintar, lues dalam bergaul, selalu bodoh dalam menyelesaikan masalah. Sampai di meja Rina hanya senyum melihat Sisi dan Irham. Matanya takjub melihat pemandangan indah di sekitarnya, ‘begitu indah ciptaan Tuhan’ bisik Rina, pandangannya tertuju melihat wajah Aldo tiba – tiba ada di belakang Sisi. “Aldo…hmmm..” Sisi membelalakan matanya dengan kedua tangannya mengepal. Sisi berusaha menenangkan hatinya yang belum bisa menerima kehadiran Aldo kali ini. ‘waktu yang tidak pas’. “Rin…” Aldo memeluk Rina, dengan penuh kesal sambil berbisik… “ loe tinggalin gue yah.!” “Hmmmm…” Rina mulai gemes. “Sambil menunjuk Sisi dan Irham.” “Boleh gabung Rin…?” Aldo dengan santai duduk sebelah Rina, membuat Sisi menjadi tidak nyaman. “Tenang… gue yang traktir.” Lanjut Aldo. Wajah Sisi mulai memanas, gugup, merasa kenyamanannya terusik. “Oooh God.” Bisik Sisi dalam hati. Rina dengan tegas mengenalkan Aldo ke Irham…”Ham… kenalin Aldo, soulmatenya kita - kita,” dengan nada suara lembut. Irham yang dari tadi melihat gerak gerik kedua gadis ini, hanya tersenyum dengan kehadiran Aldo di sela - sela makan siang mreka. “Beeeng…” Ledek Aldo sambil menutup wajah dengan buku menu. “Aldo pacarnya Rina…?” Irham bertanya. “Ehmmmm…. Temen ham, temen, satu kampus, beda jurusan.” Jelas Rina dengan wajah sumringah sambil melihat Sisi yang dari tadi gelisah. “Oke…” Irham hanya ngangguk dengan wajah yang kurang yakin. “Gue temen deketnya Rina… Soulmatenya … aduuuuh…” mata Aldo tertuju pada tangan Rina yang mencubit paha Aldo dari bawah. Irham hanya senyum dan felingnya kali ini benar. Irham menjalani saat sebagai teman Sisi, karena perjodohan Irham dan Sisi harus di laksanakan demi keluarga dan bisnis mereka tetap stabil. “Riin, gue akan segera merit ama Irham.” Sisi merasa ini time yang tepat, agar Aldo tidak mengganggunya lagi. Aldo dan Rina tersedak….. kaget, saling bertatapan mata. Irham hanya tersenyum melihat Rina dan Aldo, sambil menyodorkan tisyu yang ada di sebelahnya. “What…!” Rina kaget. “seriously…” sambung Rina. Aldo menghentikan makan, yang dari tadi emang nggak berasa apa – apa di tenggorokannya. Secara Aldo nggak begitu suka makanan di café ini dari dulu. “Hmmmmm…. Yeah…” Sisi menjawab tersenyum. Sambil menggengam tangan Irham. “Kami akan segera menikah dalam bulan ini.” Jelas Sisi lagi. Aldo melihat Rina.’( ini yang loe sembunyiin dari gue Rin…)’ gerutu Aldo dalam hati. “Thanks for all Si.” Wajah Aldo memerah, Aldo berdiri memanggil kasir dan membayar semua bill tagihan. Nggak tau berapa lembar Aldo mengeluarkan uang tunai 100 ribuan tanpa melihat Sisi dan Rina yang serba salah siang itu. Aldo merasa di permalukan, di permainkan oleh Sisi. Gadis yang iya cintai beberapa bulan kebelakang ini telah membuat perasaannya kecewa, sakit dan sulit untuk Aldo lupakan seumur hidupnya. Hubungan Aldo dan Sisi sangat singkat. Sesingkat kuliahnya sebagai arsitek terbaik. Tak banyak kenangan, tapi sangat berkesan. Semenjak kejadian itu Aldo tak pernah hadir di hadapan Rina, telfon, wa, walau hanya sekedar bertanya kabar. Aldo benar – benar marah dengan perlakuan Sisi, dan Rina terkena imbasnya. Hingga akhirnya Aldo lulus dengan nilai cumloude. Seorang Arsitek berprestasi. Rina mendengar dari teman temannya, Aldo melanjutkan kuliah ke Inggris. Yaaaah…. Jujur Rina lose contac dengan Aldo saat itu. *** “Selamat yah Si…” Rina memeluk erat sahabat kecilnya. “Makasih Rin..” Sisi membalas pelukan Rina. Irham yang tampan berbisik kepada Sisi. “Arjuna tadi dimana Si..?” Mata Irham tertuju dengan Pria tegap yang berada di bawah pelaminan mereka. Tamu yang silih berganti naik ke pelaminan untuk sekedar berselfie bahagia. Sisi dan Irham terlihat serasi, seperti tidak melalui proses perjodohan, sangat mesra. Irham dan Sisi turun dari pelaminan, sambil menarik tangan Rina yang dari tadi hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya sudah menikah saat ini. “Juna,” Sapa Irham. Arjuna menoleh, senyuman selalu menghiasi bibirnya. Mata Rina tertuju pada Pria gagah, bersih, kulit agak gelap, berdiri tegap di hadapan mereka. “Rina.” Senyum Rina. Arjuna menyambut tangan Rina dengan penuh kelembutan. Rina hanya tersenyum, merasa heran kalau Sisi dan Irham memiliki teman setampan Arjuna. “Stay dimana..?” Tanya Arjuna saat di tinggal oleh Sisi dan Irham yang kembali naik ke pelaminan. “Aku kerja di Jakarta saat ini.” Jawab Rina. Arjuna terkesima, melihat Rina yang baru di kenalkan Irham saat ini. ‘Woooow.’ Bisik hati Arjuna. “Kok nggak nanya aku,” Arjuna mulai menggoda Rina. Rina hanya tersipu malu, krna lebih banyak diam. Mungkin karena baru berkenalan. Keduanya mulai menjalin kedekatan dan sering menghabiskan waktu selama di Bandung setelah pernikahan Sisi dan Irham. Waktu berlalu, kedekatan Arjuna dan Rina tak terasa berlangsung hinnga setahun pernikahan Sisi dan Irham. Semenjak pernikahan Sisi dan Irham, tidak stay di Bandung, melainkan lebih memilih stay di Texas karena Irham meneruskan S2 di sana. Sisi lebih memilih menjadi wanita manis, menjalankan bisnis orang tuanya yang sudah go internasional di Texas. Arjuna memilih merintis kariernya sebagai Militer, Rina, memilih karier di Jakarta sebagai Desaign Interior dengan jam kerja yang sangat padat. “Rin… you wanna Maried me.?” Arjuna memberikan kalung berlian sangat indah yang menjadi impian wanita di muka bumi ini. Arjuna sangat baik memperlakukan Rina. Sangat memahami betapa sulit dunia kerja Rina, hingga jarang ada waktu untuk bersama. Rina terharu saat Arjuna menyematkan kalung indah itu di lehernya. Hubungan Rina dan Arjuna sudah sangat serius, tapi mereka lebih memilih focus pada karier dulu. Keluarga Rina sangat bahagia akan mendapatkan calon menantu seorang angkatan udara. “Ya…” Rina memeluk Arjuna. Hubungan mereka sudah berlangsung sekitar 1,5 tahun. Sisi sering bertanya, kapan mereka akan menikah. Rina hanya menjawab semaunya saja. Kadang membuat Sisi kesal. Sisi dan Irham belum di karuniai keturunan. Mereka sibuk dengan dunia mereka sebagai suami istri, sekaligus sahabat, mereka sangat harmonis. Walau kadang lebih sering ribut di karenakan kecemburuan Sisi terhadap Irham. Rina dan Arjuna berkarier di ibu kota Jakarta. Jarang ada time bersama. Terkadang juga jadwal pertemuan mereka di halangi oleh keadaan yang membuat Rina sulit membagi waktu. “Setelah aku pulang kita nikah yah han.?” Arjuna meminta kepada Rina yang biasa memanggil Rina dengan Honey. “Hmmmmm…. Oke… tapi jangan waktu dekat yah ..? please…” Raut wajah memohon. Arjuna mengeritkan keningnya, “tu kan…!! Kapan donk…??” “Aku akan kembali 6 bulan lagi. Apa kamu siap han…? Karena selesai menikah aku akan di tempatkan di …..” Arjuna tak melanjutkan. Rina hanya menatap Arjuna. Arjuna memeluk Rina, mengerti akan keadaan kariernya yang sedang berada di puncak. Rina tau, kalau dia tidak meneruskan kariernya di situ semua akan baik baik saja, berhubung keluarganya adalah Keluarga Brata yang memiliki kebun teh di daerah Lembang. Rina anak tunggal, pewaris semua harta kekayaan Pak Brata. Arjuna adalah putra bungsu tiga bersaudara.dari Keluarga Jendral Prayoga yang sangat terpandang di Kota Bandung. Jika Rina menikah sekarang juga nggak ada akan yang berubah. Melainkan mempercepat keduanya menjadi lebih sempurna. **** Semua berubah, menjadi kelam. Masa indah yang Rina rencanakan pada masa itu bersama pujaan hatinya Arjuna semua karam, kepergian Arjuna yang begitu cepat. Arjuna tertembak saat berada di Rusia. Dunia Rina terasa runtuh, tak dapat berkata - kata lagi mendengar kabar dari Papa Arjuna bahwa Putra bungsunya meninggal dunia dan akan di kirim ke Indonesia. Rina menjerit, di ruangannya. Ntah penyesalan apa yang ada dalam hati saat itu, Rina hancur seketika, keadaaan tak bisa bernegosiasi, bathin Rina menjerit menangis. Rina teringat masa indah bersama Arjuna, teringat janji mereka, teringat akan kebersamaan mereka yang bisa di hitung oleh jari kapan terakhir mereka menghabiskan waktu bersama sebelum Arjuna pergi. Lama bagi Rina, untuk bangkit dari bayang - bayang Arjuna. “Juna…. Tenang di sana yah..?” tangis Rina pecah memeluk batu Nisan Arjuna. Mata Rina tak pernah berhenti menangis, keluarga Arjuna sudah dekat dengan calon menantunya itu hanya bisa melihat kehancuran hati Putri Pak Brata, selama ini hubungan mereka sudah sangat dekat. Arjuna di makam kan di Makam Pahlawan Cikutra Bandung. Tak begitu jauh dari kediaman keluarga Arjuna. Rina sering menghabiskan waktu di sana, saat weekend. Menemui keluarga Arjuna, keluarga yang sangat menyayangi Rina. Dalam benak keluarga Arjuna bermaksud menjodohkan Rina dengan Putra kedua mereka yang saat ini sebagai Mayor Kopasus di AD Jakarta, akan pulang beberapa jam lagi. Rina tak pernah mengetahui niat Papa, ternyata sudah di atur oleh kedua keluarga ini dengan sempurna. “Kapan balik ke Jakarta Rin…?” Papa mengejutkan Rina yang dari tadi duduk bersama Mama Arjuna di meja makan. “Hmmmm…. Senin pagi kayaknya Pa.” “Sudah, besok di antar sopir Papa aja yah.?” Wajah Rina kaget, “Jangan pa, Rina bisa kok.” Rina menggaruk kepala yang tak terasa gatal. “Nggak apa - apa, besok berangkat jam berapa.?” “Biasa jam 6 subuh Pa.” Rina gugup. “Kamu langsung ke kantor yah.?” “Iii iya Pa.” Papa Arjuna tak pernah banyak cerita, selalu butuh jawaban yang spontan langsung tindakan exekusi. Pagi itu cuaca kota Bandung sangat dingin, Rina bergegas. Karena masuk kantor jam 9 pagi. Berharap pagi ini menjadi pagi yang indah. “Morning Pi…” Rina mencium pipi Papi, sejak subuh sudah memulai aktifitas seperti biasa, memperhatikan karyawan yang bekerja untuk keluarga mereka. “Morning darling..” Papi kembali ke meja makan menemani putri kesayangannya. “Kamu di jemput Abang Arjuna pagi ini…?” “Uhuuuugh.” Rina tersedak. ”Hmmmm apa Pi…?” seingat Rina, Papa Arjuna bilang bersama sopir. “Iya… tadi malam Papa Arjuna nelfon Papi, Abang antar kamu ke Jakarta, menurut Papi, nggak apa apa kan..?” Rina panik, nggak membayangkan Papi pasti menyembunyikan sesuatu darinya. “Mi… Papi ngomong apa seeh..?” Mami yang dari tadi sibuk lihat status teman - temannya hanya tersenyum sambil memakan kue bolu yang di buat oleh bi surti. “Mana mami tau… Punya anak semata wayang hiji repot amat.” Celetuk Mami. Rina kebingungan. Dengan santai Rina mencium Mami Papi, sambil memeluk kedua orang yang di cintainya itu. “Kapan Nikah… geuliiiis.?” “Pliiiis mi…” Rina mulai merengek sambil memeluk Mami. “Belum bisa melupakan Arjuna Mi.” Senyum Rina sambil, sambil memalingkan wajah. “Oke… Baik - baik di sana. Mobil nanti sopir yang bawa ke Jakarta yah.” Mami mulai dengan gaya cueknya, padahal dalam hati menangis melihat putrinya yang masih hancur atas tragedi yang menimpa calon menantunya itu. Ntiiin… Ntiiin…. ( klakson mobil jemputan Rina datang dari keluarga Arjuna ) Mata Rina tertuju pada sosok tampan yang turun dari mobil, Abang Almarhum yang cool abiiis. ‘( Gilaaaa…. Ganteng banget Abang Arjuna )’ bisik hati Rina. Seno Prayoga Pasukan Elite, baru pulang dari Rusia. Rina tak pernah bertemu Abang, karena jadwal Abang sangat padat. Kulit yang bersih, putih, wajah indo blesteran Padang lebih berwibawa di balut baju dinas, sangat berbeda dengan Arjuna. Membuat mata Rina tak bisa berkedip. Secara Rina sangat mengagumi Keluarga ini yang sangat supel dan tegas, sangat berprestasi. Rina tersenyum bahagia. “Haiii Seno… Masuk dulu.?” Papi menyambut hangat Seno. Seno biasa di panggil Abang oleh Arjuna. “Langsung aja Pak. Saya ada rapat jam 8.” Jawab Seno tegas. Sambil mengulurkan tangan kepada Rina memperkenalkan diri. “Seno.” “Rin.” “Rina anak manja Pak Brata.” Ledek Seno. Pipi Rina memerah, nggak nyangka Abang ternyata lebih supel, dari bayangan sebelumnya. Rina tersenyum berlalu pergi mengakhiri percakapan hangat dengan Mami Papi. Abang membukakakan pintu mobil, mempersilahkan wanita ini masuk dengan selamat. Rina hanya tersenyum sambil melambaikan tangan kepada Mami dan Papi. Sekali seminggu baru bisa bertemu. Terkadang Mami menghabiskan waktu di apartmen Rina dengan teman teman sosialitanya. Mami Rina adalah mantan Artis Bandung waktu Muda. Bertemu Papi semasa Kuliah, Papi memang dari keluarga darah biru. Banyak adat dan maunya. Sunda campur Jawa. Smentara Mami orang Betawi Sunda. Lahirlah Rina Prameswary Brata wanita berdarah Sunda yang cantik, lues, putih, wajah oriental yang sangat pintar dan tegas. Didikan Papi, harus jujur, tegas menentukan sikap, mandiri. Papi cinta pertama Rina. Di perjalanan Seno sangat sopan dan sangat menghibur Rina. “Abang kok nggak pernah kelihatan.?” Rina mulai nyaman dengan sosok Seno yang ramah. “Sibuk, gmana mau jumpa wanita cantik kayak sebelah.” Goda Seno. “Hmmmmm…. Mana oleh - oleh Rusia.?” Pinta Rina manja. “Ada tuh… gantungan kunci.” Seno tertawa. Rina hanya bisa nyengir, merasa senang dengan godaan Seno selama di perjalanan. Jengkel, kesel, tapi hati Rina terhibur di perjalanan balik ke Jakarta. “Byeee… thank you yah…” Rina turun di depan loby. “Oke… nanti saya jemput yah.?” “Hmmmm… Nggak usah… Rina tinggal deket sini kok.” Rina menunjuk Satu tower apartmen daerah Kuningan Jakarta. “Ya udah… nanti siang makan siang bareng yah. Oke bye… see you letter.” Seno berlalu pergi. Di dalam lift Rina bertemu Bram yang akan naik ke lantai 21 kantor mereka. Rina mulai sibuk dengan kegiatannya hari itu hingga lupa akan time lunch pada siang itu. Telpon beberapa kali bordering nggak sempat diangkat Rina, membuat Seno kesal, padahal dia berharap bisa bertemu Rina sesuai permintaan orang tua mereka. “Geulis Mami… Kunaon hp ntek di angkat geulis..” Wa Mami nggak di buka oleh Rina. Hari itu benar benar padat. Sopirnya yang mengantar mobil pun menitipkan kunci ke security apartmen. Rina baru sadar jam 5 sore time pulang kantor. Panggilan tidak terjawab 15 miscall, wa 100 mesage. “Oooh my God, Bram saya baru sadar ada janji makn siang, dengan Abang.” Rina mulai kebingungan karena nggak minta nomor hp Seno. “Abang siapa bu.?” Bram bingung. “Hmmmm… Abang… Abang anu… Hmmmm.” Rina kebingungan sambil melihat kebawah gedung. “Besok meeting pagi bu…” Rina tak menjawab sambil berlalu meninggalkan Bram dan Office Girl di ruangannya. Rina mencari - cari no Seno. “Hmmmmmm…. Mana yah…” Rina kebingungan. Kaget dengan kehadiran seorang pria berdiri di hadapannya adalah Seno, menggunakan baju bebas rapi dan wangi. “My God… I’m so sory bang…” Rina tanpa sadar memeluk Seno. “Nggak apa - apa. Saya tadi rapat daerah sini, makanya tau kamu pulang jam berapa, karena tadi sempat nanya sama secretaris kamu.” Seno nggak melanjutkan pembicaraannya. Rina hanya tersenyum menyimak ucapan abang barusan. “Yuuuk… jalan.” Lanjut Seno. “Hayuk atuh…” Rina tertegun, Seno membukakan pintu dan mempersilahkan gadis yang di kaguminya masuk ke mobil. “Karena kita tadi nggak makan siang, kita ganti dinner yah.?” “Hmmm… oke.” Mobil berhenti di daerah Kemang, tempat biasa Rina dan Arjuna dinner. Seno dengan sigap membukakan pintu mobil menjadikan Rina seperti ratu. Tanpa Rina sadari Seno sangat memperhatiakan Rina sepeninggalan Arjuna adiknya. Seorang adik yang Seno sayangi meninggal dengan cara yang tidak di sangka. Saat ini dalam proses penyelidikan kematian Arjuna. Rina merasa Seno tau semua tentang dia, tau jam berapa pulangnya, kenal sama semua teman kantornya, secretaris nya dan security Loby. Abang ini siapa..? Tanya Rina dalam hati. “Makan apa Rin..?” “Hmmm… Nasi Padang aja deh…” “Oke, sama aja.” Bathin Rina berbisik, ‘malam - malam makan nasi padang senyum Rina’. Ini adalah Café di mana Rina dan Arjuna menghabiskan waktu bersama jika sudah berjumpa. “Rina…. Rina Prameswary.” Suara yang nggak asing di telinganya, ada di hadapan Rina dan Seno. Rina mengusap matanya kembali seakan tak percaya. “Aldo…..” “Aldo Erlangga.” Sapa Rina tak percaya. Aldo menghampiri Rina, begitu juga sebaliknya. Mereka berpelukkan, karena sudah lama tak bertemu, hampir 6 tahun. “Very long time no see darl.” Lanjut Aldo. Seno berdiri sigap memperkenalkan diri kepada Aldo. “Seno… Calon suami Rina.” Rina mendengar kata – kata itu kaget, merasa tak percaya dengan ucapan Seno yang barusan di lontarkannya. “Oke… Gue ada meeting dulu yah… see you.” Aldo berlalu tanpa menghiraukan ucapan Seno barusan. “Oke do… bye…” Rina kembali ke kursi duduk semula. Menatap Seno dengan sejuta pertanyaan. “Hmmmm…” Rina bingung memulai dari mana, hatinya mulai nggak nyaman tentang pengakuan Seno . Ini penegasan, atau pengakuan. Rina benar benar bingung. ‘Baru beberapa bulan Arjuna pergi, apakah ini yang namanya turun ranjang.? Tapi Rina dan Arjuna belum menikah. Hmmmm….’ “Itu temen mu Rin.?” “Hmmmm… Iya Bang.” Rina melahap makanan yang ada di depannya. “Bisnis Man yah…?” “Kepo deh Abang…” Rina meledek membuat Seno mencari tau dengan caranya sendiri. “Calon Abang mana..?” Rina mulai bertanya dengan wajah serius. “Ada ni.” Seno membuka Iphone nya, “hmmmm…” sambil tersenyum. Melihatkan wajah seorang gadis yang ada di Iphone nya. Rina rasa tak percaya, karena di fhoto itu adalah fhoto dia. Rina diam melahap dengan cepat makanan yang ada di hadapannya. Masih tak percaya. Hatinya penuh tanda tanya tapi tak mampu untuk bertanya. “Serius atuh bang…” suara Rina terdengar manja. “Serius neng… mau nggak…?” Seno memulai jurus cara menaklukkan gadis. Seno bukanlah orang yang romantic. Beda dengan Arjuna. Seno punya cara sendiri, dan tau bagaimana menyikapi wanita. Rina mulai gelisah, ini nggak mungkin. Rina mengalihkan pembicaraan malam itu. Seno mengantarkan Rina ke Apartmen. “Good night neng… mimpiin abang yah.” Ledek Seno membuat wajah Rina memerah, tanpa Rina sadari Seno mencium pipi nya, kemudian berlalu pergi. Rina tertegun, hingga security menyapanya. “Neng… ini kunci mobil neng. Tadi sopir kasih ke saya.” Rina menepuk jidatnya sadar dari lamunannya. “oooh iya pak. Thanx yah pak.” Rina berlalu melangkah memasuki lift rumah keduanya. Rina menghela nafas panjang, bingung dengan perlakuan Seno terhaadapnya.‘Secepat inikah.? menggantikan posisi Arjuna dengan Abang keduanya. Imposible pikirnya.’ Rina membuka jadwal meetingnya besok pagi. ‘Meeting pagi jam 9 dengan Pak Aldo Erlangga.’ Pesan singkat dari Bram Rina mencoba memastikan partnernya dengan seksama. Apakah yang di maksud Aldo Erlangga ini Aldo yang satu kampus dengannya.? kok dari Thailand.? “Hmmmmm… Bram kmana seeeh…” Rina berbisik dalam hati sambil melihat jam di sampingnya menunjukkan jam 01.00 malam. Tanpa sadar Rina terlelap di ranjang tanpa mengganti pakaiannya, hingga pagi, jam 7 pagi. Bel apartmennya berbunyi. Tiiiing toooong…. “Wait…” Rina berlari kecil menggunakan handuk di kepala dan baju mandi. “Abang…” Rina membuka pintu. “Haaaiii geulis… Morning.” Seno masuk sebelum Rina mengizinkan masuk. “Hmmmm… Abang mau minum apa.?” Tanya Rina. “Nggak perlu… cepet siap siap. Kita sarapan di bawah.” Seno mulai perintah. Rina berlari, ini perintah apa ajakan.? Pikirnya. Maid akan datang jam 10.00 pagi untuk beberes dan mencuci. Apartmen Rina sudah di lengkapi, tanpa mngerjakan apa - apa lagi. “Yuuuk bang…” Ajakan Rina, membuat mata Seno tertegun melihat kecantikan Rina yang luar biasa menggunakan dres mini di tutupi blazer, kulit yang terawat sejak kecil, cantik, highills, smart, setiap pria melihat pasti terkesima, kaya lagi. Seno sengaja memeluk dan mencium kening Rina. Membuat perasaan Rina makin tak menentu. “Kamu cantik.” Seno memuji. Rina tersipu malu. “Kamu ada meeting kan jam 9, sarapan di kantor aja yah.? Abang ada petemuan.” Dengan tegas Seno melajukan langkah kaki, membuat Rina kelabakan mengikuti pria tegap yang ada di depannya. “Makasih bang.” Rina mengambil sarapan yang sudah di siapkan Seno. Khusus buat Rina. “Ya… hati hati meetingnya. Bye.” Mobil Seno melaju pergi. Rina tersenyum kecil melihat mobil Seno berlalu. Cara orang sangat berbeda dalam manyikapi seseorang. “Pagi mba…” Bram mulai menghampiri Rina dengan plan meeting mereka hari ini. “Pagi… tadi malam kamu saya telfon nggak di angkat.?” “Mba nelpon nya tengah malam, takut saya angkat.” Jelas Bram. “Iya… lupa saya.” Jawab Rina. “Ini bener kita meeting sama Aldo Erlangga.?” “Bener mba.” Rina hanya meyakinkan dirinya Aldo Erlangga yang di maksud adalah Aldo mantan Sisi.“Oke. Ruang meeting seperti biasa.” Bram dengan sigap melakukan pekerjaannya. Banyak yang mau Rina tanyakan pada Bram tentang Seno. Ada hubungan apa Bram dan Seno,? hingga tau semua tentang Rina. Rina menggenggam kalung pemberian Arjuna yang tak pernah lepas semenjak di sematkan di lehernya, kalung berlian yang melambangakan kesetiaan. Rina mengalihkan pikirannya. Agar tetap fokus pada meetingnya dengan Aldo hari ini. Rina tak menyangka Aldo sahabat yang hilang dulu, saat ini akan ada di hadapannya. Menjadi partner dalam bisnis. Rina keluar dari lift, menuju ruang meeting, menatap pria tegap putih, dulu suka di panggil oppa, ada di hadapannya. “Pak Aldo.” Sapa Rina propesional. Aldo membalikkan badannya. “Haaaaiii… Rina… I miiiz you.” Aldo memeluk Rina di depan Bram. Bram tertegun sambil mengambil hpnya. “Mariii…” Bram menggiring Aldo dan Rina ke ruangan meting mereka. Ruang meeting yang mewah dengan fasilitas persentasi yang lengkap. Benar - benar manakjubkan wanita ini. Bisik Aldo sambil tersenyum. “Silahkan…” Rina begitu lembut dan ramah, pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi Rina untuk dekat kembali dengan Aldo, teman lama, teman tertawa dulu, tapi menghilang karena Sisi. Hari ini adalah hari bersejarah bagi Rina dan Aldo untuk dapat bmenjadi partner. Persentasi berjalan dengan lancar, perasaan lega, Aldo adalah pria terpintar masa di kampus, pria yang di kaguminya. Rina terkesima. “Mba… ada telfon dari abang.” Bram berbisik kepada Rina. Rina bergegas menjauhi Aldo, menerima panggilan telfon dari Seno. “Ya bang…” Rina berbisik. “Abang di bawah yah. Time lunch.” Abang menutup telfon. Rina melihat Bram, kenapa Seno menelfonnya melalui hp Bram. “Pak Aldo… Kita lunch dimana.?” Tanya Rina. “Ooooh… udah siang yah… Hmmm.. kayaknya siang ini nggak bisa, tapi nanti malam gue di daerah Semanggi. Kalau bisa, kita lanjut nanti malam yah.” Pinta Aldo. “Ok… Nanti malam yah.” Rina berbisik ke Bram, “Ini jadwal pribadi, jangan masukkan ke agenda yah.” “Baik mba.” Bram mengambil hpnya. Dan kembali ke kursinya. “Oke Pak.. see you last night.” Rina merasakan sesuatu kenyamanan dengan kehadiran Aldo dalam bisnis kali ini. Spesial. Lebih baik menjadi pengagum rahasia, bisik Rina. Tiiiiiiiing…. Lift nya berhenti. Seno berada di Loby sambil menutup telfonnya. Mata Seno tertuju pada Aldo yang ada di samping Rina. “Okee Riin… See you.” Aldo memeluk dan mecium pipi Rina tanda perpisahan siang itu. Seno menatap wajah Rina dan Aldo sambil merangkul Rina yang nggak begitu jauh berdiri dari posisi mereka. Aldo berlalu pergi dari hadapan mereka. Rina sengaja melepaskan pelukan Seno membuat Rina nggak nyaman. Seno sengaja marangkul pinggang Rina di sela - sela lirikan Aldo. “Aldo udah married Rin.?” Rina kaget akan pertanyaan Seno. “Hmmmmm… Nggak tau bang… kenapa..?” Tanya Rina. “Naksir yaaaah…” ledek Rina. “Ya nggak lah.” Wajah Seno berubah. “Kita lunch di sini yah bang…?” pinta Rina manja. “Hayuuuk…” Seno merangkul Rina memasuki Restorant yang ada di areal loby gedung Rina bekerja. “Ntar malam Abang temanin yah…?” Rina mengerenyitkan keningnya. “Bram yah.?” Jawab Rina. Seno tertawa. “Nggak salah kan, melindungi calon istri..” Rina tersenyum sinis, mulai berfikir ada yang memata - matai langkahnya kali ini. “Rina nggak butuh bodyguard bang.” Rina mulai bete. “Ya udah… beda meja.” Seno memperhatikan Rina yang merasa risih. “Apaan seeeh… Abang istirahat aja… semua baik - baik aja kok.” Jelas Rina. “Hmmmm….” Seno hanya tersenyum menatap gadis keras kepala yang ada di hadapannya. Seno menyukai Rina dari awal, melihat fhoto Rina di hp Arjuna, orang tua juga memberikan peluang untuk mendekati Rina. Seno bertemu Rina waktu pemakaman Arjuna, tapi dia nggak berani berkenalan, hanya melihat dari kejauhan bersama Satria. Rina orang paling terpukul semenjak kepergian Arjuna selain Mama. Cara Seno sangat berbeda dalam menunjukkan rasa, perhatian kepada wanita yang iya sukai. Seno tidak begitu suka terlalu dekat dengan wanita. Itulah alasan sampai saat ini iya belum menikah. Hanya fokus dengan pendidikan, dan kariernya. Rina terlihat cantik malam ini ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Luna He Rejected

read
136.7K
bc

My Crush Is My Best Friend's Dad

read
11.3K
bc

The Vampire King's Human Mate

read
93.8K
bc

Just Got Lucky

read
142.2K
bc

The Lone Alpha

read
34.7K
bc

Sold to the Ruthless Alpha

read
5.2K
bc

Cruel Love

read
775.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook