Chapter 3

1443 Words
London. Keluarga Dornan sedang berduka sebulan sudah kepergian Zee anak bungsu Christian dan Sheva akibat kecelakaan bukan hanya anak bungsu nya meninggal dan menantunya pun ikut tewas dalam kecelakaan itu. Bukan hanya kematian anak bungsu dan menantunya yang mereka dapat dihari yang sama juga Christian dan Sheva mendapat kabar bahwa anaknya yang hilang diculik oleh ibu kandung Sheva juga tewas dalam kejadian pemboman di gedung Crown Group Company. Betapa hancur perasaan seorang Sheva yang langsung kehilangan dua anak sekaligus di hari yang sama . ingin menangis darah pun percuma karena semua nya sudah terjadi dan tidak bisa mengembalikan anak-anaknya lagi, hanya dengan belajar ikhlas lah ia berpikir positif bahwa kematian anak-anaknya sudah menjadi ketentuan takdir yang dipilih Tuhan untuk dirinya dan keluarga. Sheva yang masih duduk dipinggir ranjang sambil memegang bingkai fhoto pernikahan Zee, ia meratapi kepergian anak bungsunya itu setiap hari sejak kepergian anaknya itu ia tidak pernah absen masuk kekamar anak bungsunya itu. “ Mom, sudah jangan sedih lagi ikhlas kan kepergian Zee! Kalau mom sedih begini nanti Zee tidak tenang disana!” ungkap Alexa merangkul lembut bahu Sheva. “ Mommy tahu itu tapi mom tidak menyangka saja begitu cepat kepergian adik bungsu mu. Padahal sejak ia menikah dan dibawa pergi Kenzie, mom tidak pernah ketemu lagi dengan dia sekali dapat kabar dia sudah meninggal. Hati ibu mana yang tidak sedih nak!” lirih Sheva sambil memeluk bingkai Fhoto Zee. “ Sabar Mom, ikhlas kan Zee bukan mom saja kehilangan Zee. Daddy, aku, Lexa dan Zacky , grandpha serta opa kehilangan Zee!” Sela Caca menenangkan Sheva yang masih memegang erat bingkai fhoto Zee. Sedangkan diluar sana terjadi kericuhan dengan kedatangan Catherine Doughlas dan Leo ke kediaman Dornan. “ Maaf Nyonya anda tidak bisa masuk kedalam!” Ucap bodyguard mendorong Catherine hingga terjatuh “ Apa-apan kalian ini kami kesini hanya ingin bertemu dengan pemilik mansion itu saja, tidak ada sopan santun nya kalian semua dengan yang lebih tua!” ucap Leo murka sambil membantu Catherine berdiri “ Ada apa ini?” teriak seseorang dibelakang para bodyguard berdiri Para bodyguard pun membalikkan badannya mencari sumber suara yang diyakini adalah bosnya, melihat bosnya sedang berdiri pun bodyguard ini menunduk memberi hormat kepada bosnya. “ Maaf Tuan, ini ada Nyonya Catherine dan Tuan Leo datang ingin bertemu dengan Nyonya Sheva!” ucap bodyguard bertubuh tinggi besar itu menatap bosnya. Christian dengan bersedekap tangan nya didada pun melihat Catherine dan Leo berdiri di luar mansion mewahnya. “ Ada apa lagi anda datang kesini? Tidak puaskah anda sudah menculik dan membunuh anak saya?” ucap Christian dengan nada tinggi. “ Izinkan aku untuk bertemu dengan anakku Sheva! Christian, bukan hanya kalian yang kehilangan Alex. Aku oma nya juga kehilangan Alex! Ungkap Catherine memelas. Masih dengan tatapan tajam Christian menelisik ibu mertuanya dan Asistennya itu. “ Baik, masuk lah kebetulan didalam ada Daddy Billy dan yang lain jadi anda bisa menjelaskan alasan kedatangan kalian kesini.” “Izinkan mereka masuk, tapi sebelum masuk periksa mereka. Aku takut mereka bawa bom dan meledakkan kita!” perintah Christian kepada bodyguard nya dan pergi meninggalkan mereka masuk kedalam mansion nya. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan kerja. Disana Catherine dan Leo bertemu dengan Haikal, Haikal tampak menyentuh lemari buku disana dan secara mengejutkan lemari itu terbuka dan menampilkan sebuah tangga ke bawah yang gelap. Catherine mematung melihatnya apakah ini adalah sebuah ruangan rahasia? Lalu Haikal mengajak Catherine dan Leo ikut masuk kedalam sana. Mereka tiba disebuah lorong panjang yang gelap, terus berjalan sampai terlihat ujungnya berupa cahaya menyilaukan. Mereka berjalan sampai keujung. Dan betapa mengejutkannya karena diujung sana terlihat sebuah ruangan kaca yang sangat besar.Haikal yang tadi bersama Catherine dan Leo berjalan hingga sampai ke sebuah ruangan yang disana sudah berada mantan suaminya Billy David Johnson, Besannya Michael Steve Dornan, Anaknya Sheva Anastasia Johnson yang disampingnya terdapat Christian Dornan suaminya dengan Asistennya Donna Elizabeth dan beberapa orang yang dia yakini itu adalah cucu-cucunya melihat dirinya dengan tatapan penuh kemarahan. “ Duduklah..” ujar Haikal mempersilahkan Catherine dan Leo duduk disalah satu sofa disana. Catherine dan Leo pun menurut. “ Jadi ada apa kamu kemari? Sampai kau jauh-jauh kesini?” tanya Billy to the point. “ A—a—aaku ingin memberikan ini kepada Sheva!” jawab Catherine memberika amplop dan kotak beludru bewarna biru diatas meja didepan nya. Donna yang mengambil amplop dan kotak beludru itu dan diberikan kepada Sheva, Sheva menerima dan membuka amplopnya betapa terkejutnya ia ketika membuka isi amplop itu ternyata sebuah surat dari anaknya Alex yang hilang 22 tahun lalu. Dear Mom. My dear mom, longing, warm, longing from me, your unfilial son. somehow we haven't met for some time. But I always pray that mother will always be given health and happiness through day after day. Accompany Daddy to old age together.   I have long wanted to say this. Thank you for my beautiful life that you colored with a rainbow. Even though we have never been together, you must have poured all your affection on me.   I really miss you, miss being hugged, miss being bribed, miss seeing your smile and I always miss everything about you mom   even though I can't see you, believe me, that I love you more than anything.     from me your son who always miss you.   Akhirnya airmata Sheva jatuh juga saat membaca surat dari mendiang anaknya Alexander. Lalu dia membuka kotak beludru bewarna biru yang berisi Kalung bermata Safir biru dan ada surat didalam kotak beludru itu bertulis FOR YOU MOM, tambah Sheva terisak sambil memegang pemberian terakhir anaknya.   Christian yang melihat istrinya menangis pun mengambil surat yang dipegang istrinya ia ikut membaca surat itu, ingin menangis seperti istrinya. Ia tahan, karena ia tidak ingin menjadi lemah didepan istri dan anak-anaknya. Christian memeluk erat Sheva menenangkan istrinya, sudah cukup istrinya bersedih selama ini istrinya menderita dengan kehilangan anak mereka ditambah sekarang istrinya mendapat kabar anak yang dicari-cari sudah meninggal dan anak bungsu nya pun juga meninggal.   Christian memeluk Sheva dengan erat sambil menenangkan istrinya yang masih terisak menangisi pemberian putra sulungnya. “ush..ush jangan nangis lagi, biarkan Alex tenang disana kalau kamu nangis kayak gini dia tidak akan tenang disana!”ucap Christian menghapus air mata Sheva.   “Jadi, bisa jelaskan kemana anda selama ini membawa cucu saya?” ungkap Steve memandang Catherine dengan mata memerah.   Wajar Steve bertanya dengan Catherine dengan nada tinggi karena Catherine membawa cucu pertama laki-laki nya pergi selama dua puluh dua tahun menghilang dan tiba-tiba sekarang mendapat kabar cucu nya menjadi korban pemboman dan tewas. Tentu saja seluruh keluarga merasa sakit hati dengan perilaku Catherine.   Kini, Catherine merasa disidang oleh orang-orang dihadapannya. Mantan suami, besannya, anaknya dan menantu serta cucu-cucunya menunggu penjelasan dari Catherine.   “Aku dan Alex berada di New Zaeland.. aku merawat nya dengan penuh kasih sayang sama seperti aku mengasuh Shafana. Aku tahu aku salah sudah menculik Alex kecil karena aku ingin membalas dendam dengan Christian melalui Alex, mungkin karena hubungan darah antara mereka Alex tidak pernah mau sekalipun untuk membunuh atau curang terhadap Christian. Dan aku baru mengetahui ternyata Alex mengetahui mengapa alasan dia terpisah dari kalian Sheva dan Christian dan niat ku untuk balas dendam. Berulang kali dia ingin kabur dari ku untuk bertemu kalian tapi selalu gagal. Aku tahu pasti kalian marah padaku terutama kamu nak! Maaf kan mama..”   Sheva yang masih dalam pelukan Christian menoleh pada mamanya yang terlihat gugup dan menyesal dengan perbuatannya.   Sheva menggeleng pelan sambil menatap lekat ibunya Catherine.   “Kau pernah merasakan bagaimana kehilangan anak bukan? Sakit bukan? Dan rasa dendam mu itu pun tak pernah hilang untuk pembunuhnya kan? Itu juga lah yang kurasakan sekarang sampai kapan pun aku tidak akan bisa menghilangkan rasa sakit dan dendam untuk pembunuh anak ku!” ucap Sheva dengan berapi-api lalu berdiri pergi meninggalkan ruangan itu dengan kemarahan yang sudah dipuncak.   Christian yang melihat istrinya sudah meluapkan uneg-uneg dihatinya dan pergi dari ruangan itu memberi kode mata kepada Donna , Caca dan Lexa untuk pergi menyusul istrinya itu keluar. Donna,Caca dan Lexa yang mengerti kode Christian pun menganggukan kepala lalu pergi menyusul Sheva.   “Puas Kau membuat anak ku hancur Catherine?” ungkap Billy berdiri dan berjalan mendekat kearah Catherine dan mencengkeram lengan Catherine hingga memerah.   “Get out of here you bastard don't ever show your face again in front of me” sela Billy melepaskan cengekeraman nya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.   Tersisalah diruangan itu Christian, Steve , Haikal, Zacky masih menatap Catherine dan Leo.   “Aku tidak marah, aku hanya kecewa denganmu, aku mengerti kamu melakukan ini karena dendam kepadaku tapi berulang kali kejadian itu terjadi bukan karena aku yang membunuh Shafana. Seandainya aku tidak amnesia mungkin aku bisa menjelaskan semua kepada mu. Tapi kau tidak mau mendengar penjelasan ku. Sekarang kau lihat kau akibat dendam mu yang tak menentu kau menghilangkan satu nyawa yaitu anak ku. Sudahlah sekarang kau pergilah dari sini. Dan aku sebagai ayah dari alex ingin mengucapkan terima kasih untuk dua puluh dua tahun kau merawat anakku dengan tulus.” Ungkap Christian pun berlalu pergi meninggalkan ruangan itu. Catherine terdiam mendengar ucapan menantunya Christian. Ia menatap lekat kepergian menantunya itu dengan berlinang air mata. Kemudian berkata,   “Maafkan Mama Tian…”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD