Bab Satu

1845 Words
SMA PERSADA Pintu gerbang besar dengan tulisan SMA Persada adalah tempat Senja menuntut ilmu. Sudah tiga hari sejak masa orientasi itu akhirnya Senja mendapat kelas dan juga teman baru. Teman yang paling good looking satu sekolah tapi sayangnya dia tidak terlalu ramah. Wajahnya judes dan perangainya galak, macam macan betina jika didekati, dia adalah Rebecca Ferguson. Gadis blesteran Indonesia- Italia itu kini menjadi satu-satunya teman dekat Senja sejak masa orientasi siswa kemarin. "Nih," ucap Senja sembari meletakkan bucket camilan di atas meja kantin tempat Becky yang sedang asyik bermain game online. Cewek blesteran itu mendongak menatap heran ke arah Senja. "Apaan nih?" tanya Becky seraya menatap bucket bunga camilan dan juga satu kota cokelat Farrero Roche yang berbentuk hati. "Dari Kakel tu, fans lo," ucap Senja sembari mengambil dua bungkus Chiki dari bucket camilan itu. Becky nampak menatap kertas ucapan yang menempel di bucket camilan itu. "Huh.. dari Kak Boy,"keluh Becky sembari memanyunkan bibirnya. Senja melirikkan manik matanya ke arah Becky yang nampak lesu seraya membuka camilan pilihannya. "Kenapa emang sama Kak Boy?" tanya Senja heran. "Bad boy sekaligus Fakboi.. Bukan selera gue, buat lo aja nih," ucap Becky kemudian. Senja terkekeh menatap ekspresi Becky yang nampak pura-pura jijik tapi sedetik kemudian cewek blesteran itu mendekatkan bibirnya pada telinga Senja. "Gue ada berita bagus," bisik Becky. Senja menatap Becky dan melirikkan manik matanya ke arah Becky. "Berita baik apa nih? Berita kalau Lo Nemu cowok ganteng di sekolah atau udah berhasil deketin Kak Herlan? Atau Lo ditembak sama Kak Rendra anak kelas 11 IPA?Berita Lo nggak guna buat gue.." ucap Senja kesal. Mendengar itu Becky tertawa . "Bukan.. berita pentingnya adalah ada anak baru disekolah. Gue ketemu tadi pas di ruang guru." Ucap Becky sembari tersenyum. "Na kan.. nggak penting info Lo!" "Eehh denger dulu! Gue penasaran sama dia, Nja'... Yaa salah satu yang masuk kriteria wishing list branded man gue." Ucap Becky heboh. "Hah? Lo bikin wish list?? Gila!", Ucap Senja sembari tertawa. "Iyaaa lah.. wishlist cowok cowok berkualitas. Kayak kak Herlan anak 12 IPA 1 kelas impian tuh.. plus calon anak kedokteran UI, belum lagi Kak Rendra, postur tubuh tinggi dan wajah ganteng plus ketua tim Basket sekolah. keren kan?? Naah satu lagi Aksara si Anak baru!" Ucap Becky dengan mata berbinar seolah senang dengan mangsa barunya. Senja nampak memutar kedua bola matanya malas. "Lo tau nggak ni orang beda, Nja'. Dia adem ayem gitu. Diem banget deh. Tapi itu yang bikin penasaran. Dan yang jelas gue.. mungkin juga elo nggak bakal bisa nolak pesona dan kharismanya. Dia tipe orang yang gimana yaa.. berkharisma dari lahir kayaknya.." Senja terbahak. "Gue serius. Ibaratnya elo bakal membuang waktu Lo beberapa detik hanya untuk ngliatin dia jalan atau lewat. Gue yakin Lo juga bakal terpaku. Dia masuk kelas 10D. Dan gue yakin tu, cewek cewek di kelas 10 D termasuk si Sherena Genit itu bakalan pingsan liat Aksa." Ucap Becky mengakhiri pidatonya. Senja hanya menyeringai. "Pidato Lo ngabisin Chiki 2 bungkus, Bec.." ucap Senja sembari tersenyum. "Ahh.. nyebelin Lo emang! Nggak guna gue ngeringin air liur gue buat cerita sama Lo!" Ucap Becky ngambek. "Yang mana anaknya? Lo mau kenalan? Gue bantuin.." ucap Senja setelahnya. Becky memandang tajam ke arah senja. "Lo Ama Nino cowok g****k itu aja nggak brani ngomong eee lo mau bantuin gue kenalan sama si kulkas??" Tanya Becky heran. Senja mendengus tertawa. "Siapa tahu kalau sama Aksara gue berani buka mulut. Penasaran gue seganteng apa sih Aksara ini?" gumam Senja. "Yook.. ahh balik kelas daripada gila gue disini dengerin ocehan nggak guna Lo, Bec," ucap Senja. Dia beranjak dari tempat duduknya dan kemudian kembali terjatuh ditempatnya. Bruuk... Senja mamtung ditempatnya usai merasakan bahwa barusaja tubuhnya menabrak seseorang. Nampak seorang laki-laki berdiri tegap dihadapannya seraya menatap Senja penuh arti. Senja memindai tubuh cowok jangkung itu dari bawah dan berhenti saat Senja sudah menatap wajah cowok itu. "Kamu?" pekik Senja heran saat melihat Langit di hadapannya. Langit nampak tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya pada Senja. "Sekolah disini?" tanya Langit singkat. Senja hanya mengangguk. "Jadi kamu anak barunya?"tanya senja heran. Langit mengernyitkan dahinya bingung. Jika tidak terlewat dengan semua kekacauan ini sekarang Rebecca Ferguson alias Becky sedang membulatkan matanya dengan mulut terbuka lebar. Gila.. si kulkas buka suara? Hebat ni senja," ucap Becky dalam hati. Langit dengan tinggi diatas rata-rata itu memang cukup menarik perhatian. Cowok berambut tebal itu mempunyai wajah ganteng dan cara jslan yang khas dan rapih. Senja Baru menyadari satu hal tentang apa yang diucapkan Becky padanya barusan. Benar langit punya kharisma. Ucap Senja dalam hati. "Oya, kenalin, Ngit.. sahabat aku," ucap Senja sembari memperkenalkan Langit pada Becky yang seketika berdiri, tersenyum, mengelap tangannya, dan membenarkan pakaiannya. Salah tingkah. Lalu dengan cengiran kudanya Becky mengulurkan tangannya pada Langit bermaksud untuk memperkenalkan diri. "Rebecca.. ahh maksud gue nama gue Rebecca Ferguson tapi Lo bisa panggil gue Becky. " Ucap Becky sembari mengulurkan tangannya. "Aksa " jawab Langit singkat. Sekejap Senja mengernyitkan dahinya nampak bingung dengan nama yang diucapkan Langit. Pantas saja Senja tidak tahu jika Langit adalah mulit baru karena nama panggilan cowok itu berganti menjadi Aksara. "Kelas apa?" tanya Langit yang seketika mengalihkan perhatiannya pada Senja. "10 B" ucap senja sambil tersenyum. Langit nampak mengangguk sebelum akhirnya berjalan ke arah tempat duduk ekslusif milik Leonard Diptaanggalih anak kelas 10 A yang juga seorang trauble maker. Sering berantem dikelas dengan gengnya, belum lagi tawuran dan segala kekacauan yang lain. Play boy juga yang menjual tampang ganteng dan kulit putihnya. Leon nampak menyambut kedatangan teman baru sekaligus saudara sepupunya itu. Cowok dengan pakaian acak-acakan itu memeluk tubuh Langit dan memberikan tos tinju pada Langit sebelum Langit duduk. "Kenalan sama siapa lo?" tanya Leon sembari menyambar bakwan yang ada dihadapannya. "Nggak kenalan sih, itu temen lama gue,"jawab Langit yang sesekali masih mencuri pandang ke arah Senja yang masih bercengkrama ditempatnya. Senyum kamu nggak pernah berubah, Senja. Maish semanis dulu. Batin Langit yang tanpa sadar mengulas senyum tipis dibibirnya. "Sinting rupanya. Ngapain lo ketawa sendiri, Bro?Temen lama lo yang mana?" tanya Leon sembari melingkarkan tangan kanannya ke pundah Langit. "Senja." Leon nampak mengangguk paham sembari menatap ke arah tempat duduk Senja dan Becky, "Awas aja lo deketin yang bule!" bisik Leon membuat Langit melirik tipis-tipis kearah Leon. "Gebetan gue," lanjut Leon seraya menepuk d**a bidang Langit sebelum akhirnya mengajak Langit dan kelompok pembawa keributan itu meninggalkan kantin. " Bad boy bintang 5 ni..", gumam Becky. "Kok Lo bisa kenal Nja'?iri gue.." lanjut Becky saat mengikuti senja kembali ke kelas. "Temen lama." Jawab senja singkat. "Seriusan cuma temen? Bukan mantan pacar kecil Lo?" Tanya Becky iseng. Senja mendengus tertawa. "Serius temen.emang kenapa?", Tanya Senja. "Gue ngliatnya agak aneh aja. Aksa kliatan seneng liat lo gitu ." Ucap Becky. Senja kembali tertawa. "Dia anak temen bokap gue. Kita ketemu waktu umur 6 tahun. Trus pas pindah di Jakarta waktu kelas 1 SMP. Awalnya satu SMP sama gue, cuma mendadak pindah SMP. Baru beberapa bulan lalu sebelum kelulusan gue ketemu lagi. Itupun nggak sengaja gara-gara dia tawuran trus nganterin gue kerumah. Naa baru ketemu lagi sekarang. Nggak nyangka gue bisa satu sekolah sama dia " ucap Senja. "Yaah brarti sama kayak Leon donk? Tukang brantem?" tanya Becky. Senja mengerdikksn bahunya. "Dulu waktu SMP gue denger cerita dari bokap gue kalau dia pindah sekolah juga gara-gara berantem," ucap Senja. Becky kembali menghela nafas panjang. Mendengar penjelasan Senja barusan, Becky akhirnya mengeluarkan desahannya seraya menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. "Masa harus gue hapus dari wishlist gue?? Sayaaaaang," ucap Becky sedih. Senja tersenyum geli menatap wajah memelas Becky sebelum akhirnya Guru Bahasa Indonesia itu memasuki ruang kelas bersiap memberikan materinya. *** Bugh! Bugh! Bugh! "b******k lo! Cari gara gara sam anak anak SMA Persada! Jangan lari lo pengecut!" teriak Leon saat cowok itu sedang asyik bergelut dengan SMK Permata, musuh dari SMA Persada. Tawuran antar pelajar pun tak terelakkan lagi. Emosi Leon membuncah saat mengetahui jika salah satu ketua dari SMK Permata menyandera salah satu anak buah di dalam gengnya. "Lepasin temen juga, Pengecut!" teriak Leon saat tangan kekarnya mencengkeram krag kemeja seragam Welly anak SMK Permata yang mencari masalah dengan menyandera dan memukuli salah satu teman sekolah Leon. Perkelahian itu masih berjalan sengit, belum lagi Langit yang juga dengan membabibuta melancarkan pukulan dan tendangannya ke arah musuh. Nafasnya terengah-engah seiring dengan emosinya yang mulai membuncah. Langit mencoba mengejar salah seorang anak SMk Permata yang berniat menusukkan pisau lipat pada Leon. "Woy, Jangan lari!" teriak Langit seraya menarik tubuh lawanya hingga jatuh terjerembab diatas aspal. Langit dengan netra tajamnya tak segan menginjak perut dari musuhnya hingga musuhya tak berdaya. Langit lalu merebut pisau lipat dari tangan cowok itu dan segera membuangnya ke sembarang tempat. "Lo jangan jadi pengecut! Beraninya nyerang dari belakang!" bentak Langit sebelum satu bogem mentah mendarat di wajah cowok itu hingga tak sadarkan diri. Leon dan Langit kembali berlari meninggalkan lokasi tawuran saat mendengar suara sirine mobil polisi yang nampak kian mendekat. "Kabur! Mundur!" teriak Leon sembari berlari tunggang langgang bersama Langit. "Kabur, Yon! Jangan sampai kita ada urusan sama polisi! Bisa dihajar bokap gue!" teriak Langit yang sudah berlari meninggalkan Leon jauh dibelakang. Leon nampak berusaha mengejar ketertinggalannya dan kembali masuk ke area sekolah SMA Persada melalui pintu belakang. Nafas Leon dan Langit nampak terengah-engah, keduanya berjalan gontai menuju kantin sekolah dan segera mengambil minuman dingin yang tersedia di kantin sekolah sebelum telinga mereka nyaris putus di tarik oleh Ibu Yustina, salah satu guru BK paling killer di SMA Persada. Adegan tarik menarik telinga itu tidak lepas dari pengamatan Senja dan juga Becky dari dalam kelasnya. "Kenapa tu mereka?" tanya Senja lirih. "Apa lagi, kalau lihat dari bentuk mereka yang amburadul sih kayaknya taruwan," jawab Becky. Mendengar ucapan Becky, Senja kembali menatap lurus keluar jendela terlebih saat Langit lewat tepat di depan kelas Senja sembari melirikkan manik matanya ke arah Senja. Senja nampak tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali memfokuskan perhatiannya pada pelajaran yang tengah berlangsung. Bel pulang sekolah pun akhirnya berbunyi, kini Senja dan juga Becky berjalan ke arah kamar mandi khusus laki-laki dengan membawa dua buah minuman dingin. Di sana terlihat Leon dan Langit yang sedang berusaha keras membersihkan kamar mandi, hukuman dari membolosnya dan juga tawuran tadi. "Ngit," sapa Senja yang seketika membuat Langit menoleh seraya menyugar rambutnya dan menghapus keringat yang mengalir di pelipisnya kasar. "Senja ngapain ke ---" Belum Langit usai menyampaikan kalimatnya, Senja sudah lebih dahulu menyodorkan dua botol minuman dingin . "Untuk kamu sama Leon," ucap Senja kemudian. Langit mengangguk tipis sembari berkata, "Terimakasih." Langit kemudian melemparkan satu botol ke arah Leon dan dapat ditangkap dengan sempurna oleh cowok itu. Leon membuka botol minuman itu dan mengacungkannya ke arah Becky. Becky membuang mukanya seraya memutar kedua matanya malas. "Aku balik ya, Ngit," lanjut Senja. Langit menatap Senja dan mengangguk. Cowok itu lantas menatap punggung Senja dan Becky yang mulai menjauh. Leon yang tersenyum tengil di tempatnya segera melingkarkan tangannya ke leher Langit. "Naksir Senja kan, lo?" bisik Leon membuat tubuh Langit menegang seketika dan menatap horor ke arah Leon yang justru terkekeh di tempatnya. Leon segera mendekatkan bibirnya ke telinga Langit. " Mending sekarang lo kejar dia terus anterin balik, urusan hukuman biar gue yang kerjain." (*) _______________________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD