PART 2 - JODOH

1142 Words
Jodoh itu rahasia Allah. Allah temukan kita dengan orang yang salah pada awalnya dan menemukan jodoh yang sesuai pada akhirnya. Itulah tanda sayang Allah kepada hamba-Nya. -daarussa-adah.blogspot.com- *** Aamina tidak habis pikir dengan isi wasiat neneknya itu. Ya iya sih Fatih itu pria tampan yang mapan. Tapi ia belum pernah mengenalnya. Lagi pula Fatih itu laki-laki yang enggak sopan menurut Aamina, karena menolak bersalaman dengannya. Itu kan enggak sopan namanya! Batin Aamina. "Lagian kenapa nenek lo milih cowok lebih tua gitu untuk jadi suami lo sik?" teman Aamina, Risa namanya bertanya. "Mana gue tahu???" Aamina mendengus kesal sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya. "Yang lebih aneh lagi, tu cowok dapat semua harta nenek lo Mi" sambar Risa. "Itu dia! Gue juga heran, jadi mau enggak mau gue harus nikah kan sama dia?? Kalo enggak ya harta yang harusnya milik gue itu hilang!" Risa menelan ludahnya. "Ya ampun, terus lo enggak jadi cewek tajir yang suka traktir kita lagi donk Mi?!" ujar Risa dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat. "Hiissh!" Aamina menyapu wajah sahabatnya itu dengan telapak tangannya. Aamina harus mendapatkan harta itu! Karena itu adalah haknya. Memang siapa Fatih itu? Ck! Nenek enggak pernah cerita tentang cowok itu sedikitpun, tahu tahu harus menikah sama cowok itu! Pikir Aamina kesal. Saat ini Aamina juga masih sekolah di bangku SMA, kelas 12, mana mungkin menikah? Kalau menikahnya menunggu selesai sekolah, bagaimana nasib harta warisannya?? Aamina garuk-garuk kepala pusing sendiri. "Jadi sekarang lo mau ke kantor cowok itu? Terus lo ngajak gue ngapain?" Risa bertanya lagi. "Lo bawel banget sih! Lo itu temenin gue aja. Kan gue enggak kenal juga tu cowok siapa? Kalo gue diapa-apain gimana?" Risa mengangguk. "Ega tahu kalo lo dapet wasiat kayak begini dari nenek lo Mi?" Aamina menggeleng. Dan wajah Risa terlihat cemas. "Lo juga enggak usah ember! Biar nanti gue yang cerita" sergah Aamina seraya membuka alarm mobilnya. **** Sementara itu Fatih yang sedang berada di kantor juga merasa dipusingkan oleh masalah wasiat ini. Ia membolak-balik lembaran kertas surat bertanda tangan Nenek Zainy Kavanagh yang mengaku mengenalnya dan juga mengenal orang tuanya. Fatih baru saja membicarakan masalah ini via telepon dengan Ummu-nya yang tinggal di Philadelphia, Amerika. Dan ibunya itu mengakui bahwa mereka mengenal Nenek Zainy dan mendiang orang tua Aamina. Faktanya lagi ternyata kedua orang tua Fatih memang pernah berusaha mencari keberadaan Aamina dan Nenek Zainy selama ini, tapi mereka tidak berhasil ditemukan. Sebelumnya, kedua orang tua Aamina yang dalam perjalanan ke Philadelphia mengalami kecelakaan sebelum tiba di kediaman Fatih. Saat itu Aamina masih dalam kandungan. Alhamdulillah Aamina masih bisa diselamatkan, namun tidak kedua orang tuanya. Nenek Zainy sempat merasa shock dan mengalami kesedihan berlebihan dan terkesan menyalahkan Ibu dan Ayah Fatih sehingga memutuskan komunikasi dengannya. Cerita ibu Fatih ini membuat Fatih menghela napasnya panjang. Dan sekarang ia dibebankan harta yang begitu berlimpah dan juga seorang gadis cantik yang diwasiatkan untuk menjadi istrinya dalam surat khusus yang dibuat untuknya. Assamualaikum, Yang tercinta cucuku, Al Fatih. Mungkin saat ini Fatih tidak akan ingat sama Nenek, tapi Nenek selalu ingat dan rindu sama Fatih. Surat ini datang ketika nenek sudah tidak ada lagi di dunia ini. Mungkin Fatih juga sudah tahu kenapa Nenek menulis surat ini buat Fatih. Aamina, cucu Nenek satu-satunya pasti juga sudah mengenalkan dirinya pada Fatih dengan cara yang unik. Maklumlah Nenek mungkin tidak mendidik Aamina dengan baik. Karena itu Nenek menginginkan Fatih yang menjaga dan mendidik Aamina untuk menjadi istri yang soleha. Nenek selalu berdoa semoga kedatangan surat ini belum terlambat. Maksud Nenek semoga saja saat ini Fatih belum menikah atau berencana menikah. Sepengetahuan Nenek, Fatih belum menikah atau berencana menikah. Karena Nenek ingin sekali Aamina berjodoh dengan Fatih. Seperti yang dulu Ummu kamu dan anak Nenek, almarhumah Titi pernah bicarakan. Nenek bermaksud mau menitipkan Aamina pada keluarga Fatih. Aamina dan juga semua hartanya, karena Nenek tidak percaya pada orang lain. Nenek juga tidak mau Aamina diperalat orang lain demi mendapatkan hartanya. Kalau tidak ada pernikahan antara Fatih dan Aamina, cucu Nenek, maka semua harta yang nenek wariskan pada Aamina, jatuh ke yayasan yang nenek tunjuk. Nenek sangat berharap Fatih bisa menjadi imam yang baik untuk Aamina dan menuntunnya masuk syurga Allah SWT. Maafkan Nenek tidak sempat menyapa Fatih semasa Nenek masih hidup, karena Nenek merasa malu sudah memutuskan tali silaturrahim dengan keluarga kamu. Sampaikan maaf Nenek dari lubuk hati yang paling dalam untuk Ummu kamu, Nida dan Abi kamu, Ahmad. Tolong maafkan Nenek. Wassalamualaikum. Fatih melipat surat dari Nenek Zainy tersebut dan menyimpannya baik-baik dalam lacinya. Kemudian sekretarisnya mengetuk pintu dan memberitahu bahwa ada tamu ingin bertemu dengannya. Dua orang gadis berseragam SMA? Walau masih bertanya-tanya siapa mereka. Fatih memberitahu Lulu, sekretarisnya, agar membiarkan tamunya masuk. Tidak lama kemudian masuklah dua gadis SMA dengan seragam putih abu-abunya yang minim bahan. "Assalamualaikum" Risa mengucap salam ketika kakinya melangkah masuk ke dalam kantor Fatih. Dan hanya melihat seorang pria muda yang tampan. Bukan om om seperti yang diceritakan Aamina padanya. "Waalaikumsalam" Fatih menjawab dan mendapat jawabannya tentang siapa tamunya ini. Ternyata Aamina dan temannya. "Silakan duduk" Fatih mempersilakan tamunya untuk duduk di sofa yang memang disediakan untuk tamu tidak formilnya. Aamina langsung mengempaskan tubuhnya di sofa lembut itu, menyusul Risa ikut duduk di sebelah Aamina. Ia bersandar dengan santai dengan melipat kedua tangannya di dadanya. Kemudian memalingkan pandangannya ke arah Fatih. "Kamu pasti tahu aku datang mau apa kan?" tanya Aamina tanpa basa basi. Fatih menghela napasnya. "Baru saja saya mau bertanya" ujarnya. "Jadi kamu enggak tahu? Atau pura-pura enggak tahu?" tanya Aamina lagi. Tangan Risa menghampiri paha Aamina dan mencubit kecil paha temannya itu. "Yang sopan sedikit! Mas Fatiih gitu! Dia lebih tua dari kita tahu!" bisik Risa. "Awww!! Risa! Ngapain sih cubit-cubit? Sakit tahuuuu!" keluh Aamina. "Lagian dia itu lebih pantas jadi om-om dari pada mas-mas!" lanjut Aamina. Fatih tersenyum dan membuat Risa hampir pingsan melihat senyumnya. Ya ampun, kalau gue jadi Aamina, ngapain gue nolak-nolak dijodohin sama cowok model begini? Batin Risa. Cumi yang b**o kalau beneran nolak Mas Fatih, pikirnya lagi. "Kamu kelihatannya sudah cukup kaya raya, jadi sebetulnya kamu enggak perlu harta nenekku lagi kan?" Tukas Aamina sambil mengedarkan pandangannya pada seisi ruangan Fatih. Risa membesarkan matanya menatap sahabatnya yang asal bicara ini. "Maafin teman saya Mas Fatih, dia memang gitu orangnya! Agak-agak begini" jelas Risa sambil memiringkan telunjuknya di dahinya. "Heh!" Aamina menoyor kepala Risa, Fatih sempat tersentak kaget melihat kelakuan Aamina pada temannya. "Teman kamu benar Aamina" sela Fatih. "Ih, enggak usah sok-sok belain Risa deh!" Fatih menghela napasnya lagi. Ya beginilah kalau berurusan dengan anak remaja, batin Fatih memaklumi. "Kayaknya aku enggak bisa nikah sama kamu, soalnya aku sudah punya pacar!" ujar Aamina. "Lebih ganteng!" Lanjutnya lagi. Fatih mengangguk sambil tersenyum, "Sebetulnya saya pun masih mempertimbangkan untuk itu, kita akan cari jalan keluar untuk masalah ini. Kamu tidak perlu cemas karena saya juga punya kriteria untuk wanita yang akan menjadi istri saya" ujar Fatih tenang tapi membuat Aamina dan Risa tertegun. Mata mereka membesar menatap ke arah Fatih. Aamina merasakan dadanya sedikit sakit mendengar kata-kata Fatih yang terkesan menolaknya. Apa dia tidak tergiur dengan dirinya dan juga hartanya?? Cowok aneh! Batin Aamina. -------------------- Lanjut Part 2 yuk! Makasih Vomennya yah MAILAF!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD