2

742 Words
Lagu everything has changed berputar memenuhi seatero kamar Anna. Hari pertama yang sangat buruk. Biasanya hari pertama itu hari yang baik untuk melanjutkan di hari setelahnya, tetapi tidak dengan Anna. Dirinya ingin sekali kembali ke sekolah lamanya. Kalau saja di dunia ini bisa melawan orang tua, itu yang sudah ia lakukan. Tetapi, menurutnya pahala lebih berguna dari pada hidup di bumi. Kita tinggal di bumi hanya sekedar menumpang, sedangkan pahala menghormari orang tua yang notaben adalah wakil Tuhan di bumi adalah perbekalan untuk di alam sana. Matanya lelah, apalagi mulutnya, tetapi ketika rasa kantuk itu datang ponselnya bergetar minta di lihat. Dengan kesal ia membuka ponselnya. 99+ grup chat Line Resa : Woooyyyyy!!!! Naftali : Apaan sih Res... bersisik tau ngak! Resa : Berisik Naf... Resa : Eh, sider keluar lo! Anna : Et dah, apaan sih! Grup cuman 3 orang aja berisiknya minta ampun-_- Naftali : Hehehe, ampun Ann Resa : Akumah apa atuh... cuman segumpelan upil kuda... Anna : Itu panggilan gue untuk Andi, jangan di ambil-ambil! Naftali : Cieee... udah punya panggilan sayang aja nih... kita mah apa atuh Res, cuman bulu keteknya Captain America Resa : Gue baru tau Capt America punya bulu ketek :v Anna Andhine left the grup. Anna menggelengkan kepalanya. Sudah bertemu dengan Andi, punya teman gesrek pula. *** Anna berjalan di koridor sekolah. Menatap Andi yang ada tak jauh di depannya dengan kebencian. Menatapnya yang sedang tebar pesona ke murid-murid perempuan. Dasar, sadar pesona banget sih! Kakinya terus berjalan, sampai tak sadar ia telah menabrak sang pemilik tubuh jangkung itu. ''Heh, lo jalan jangan di tengah-tengah dong!'' Seru Anna dengan wajah memerah. Andi berbalik lalu menatap Anna binggung, ''Memang itu salah gue? Siapa suruh lo jalan di belakang gue? Ngikutin gue?'' Tanyanya dengan alis terangkat. Anna mengepalkan tangannya di sampingnya, tak sudi kalau dirinya dan Andi bertabrakan. Otomatis kan kulitnya dan kulit Andi sudah bersentuhan. ''Tapi, kok kayak ada kenyel-kenyel gitu ya?'' Andi memasang wajah jahilnya. Yang membuat wajah Anna semakin memerah. Dia melayangkan tangannya ke tubuh Andi. Melepaskan emosi yang ada di tubuhnya. Memukuli bahkan menampar Andi. Tetapi Andi hanya terdiam dan tertawa. Pukulan Anna sama sekali tak mempan di tubuhnya. ''Tapi, gue suka kok,'' bisiknya di telinga Anna. Memberikan senyuman terjahilnya lalu berlari pergi. Anna yang tak rela melihat Andi pergi begitu saja turut ikut mengejar Andi. Tak suka dengan perkatannya yang terlalu v****r. Memangnya dia wanita apa, diperlakukan seperti itu? Memangnya dia tidak tahu kalau wanita sangat sensitif kalau menyangkut masalah itu. Tapi, untuk spesies macam Andi, tidak ada ampun sekali pun. Dengan sekuat tenaga Anna mengejar Andi, berusaha menggapai tubuh jangkungnya tetapi nihil, padahal dulu ia juara 1 lomba lari maraton. Tetapi sulit sekali untuk mengejar lelaki jangkung itu. Ahasilnya, tubuhnya terjelembab mencium tanah. Ia menggerutu kesal. Dasar lelaki b******k! Anna memutar tubuhnya, membiarkan dirinya berbaring di atas rumput hijau itu. Memejamkan matanya, ia capek. Baju seragamnya kotor karena mengenai tanah basah. Dengkul dan telapak tangannya tergores. Ia mengatur nafasnya, sesekali menahan rasa sakitnya. ''Ann, lo gak pa-pa?'' Andi kembali. Berjongkok di hadapan Anna. Anna kembali membuka matanya, lalu mendengus kesal ketika ia harus melihat mahluk ciptaan Tuhan yang paling resek. ''Ngak pa-pa pala lo! Sakit nih dengkul gue!'' Decaknya. Andi hanya menggelengkan kepalanya. ''Bilang aja mau modus minta di gendong,'' Anna bergidik ngeri, ia mengepalkan tangannya lalu menepuknya di dahinya, ''Amit-amit deh gue. Di sentuh lo aja amit-amit.'' Tetapi beberapa detik kemudian, Anna merasakan dirinya melayang. Ketika ia mengadahkan kepalanya ia sudah melihat Andi yang tersenyum iblis. ''Kasian tuh tangan sama dengkul lo. Kalau ngak di obatin nanti infeksi. Udah nurut aja sama gue, lagian nanti juga kita sentuh-setuhan kok. Kalau udah halal,'' *** Anna menatap Andi ngeri. Pasalnya mereka hanya berdua di UKS, bisa saja kan, Andi melakukan hal yang ngak-ngak. Apalagi tampang-tampang Andi ini tampang-tampang kriminal. ''Aw...'' Anna mengaduh ketika telapak tangannya yang merah itu di usap oleh kapas kuning. ''Lemah,'' ''Heh! Ngomong tuh di jaga. Ini sakit tau! Lo kira ngak sakit. Mending lo cowok, ini kan gue cewek!'' Seru Anna dengan nada tidak suka. Cowok di hadapannya ini memang ngajak ribut. ''Diem aja deh lo, gue cium nih!'' Ancaman itu membuat Anna terdiam. Tak mau kalau ciuman pertamanya itu di rebut oleh cowok m***m di depannya. Bisa-bica cita-citanya rusak kembali. ''Dah. Lo di sini aja, gue pergi. Nanti lo bisa-bisa jantungan lagi kalau deket-deket terus sama gue. Kan bahaya,'' ucapnya sambil merapihkan kotak P3K. Lalu keluar dari ruang UKS, meninggalkan Anna dengan tatapan permusuhannya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD