Prolog

182 Words
Cinta itu ada namun tiada mau mengakuinya. “Kenapa? Lo marah karena gue cuma jadiin lo sebagai pelarian?!” Tangan gadis itu mengepal dengan kuat. Ia menahan amarahnya untuk tak menghantam pipi itu dengan tangan kanannya. “Bukannya, lo cuma jadiin gue taruhan sama sepupu lo itu?” ucapan itu terdengar begitu melecehkannya. Mulut gadis tadi menganga dan kaget seketika. Rahasianya terbongkar sudah! “Impas kan kita?” Meski terdengar mengejek, namun hatinya sangat perih. Ia juga sakit saat mengetahui fakta itu. Kenapa disaat ia ingin memulai segalanya dari awal lagi, namun detik itu pula hancur? Hanya karena kebohongan. Ya, sejak awal kedua-nya memulai dengan kebohongan. “Sekarang gue rasa semuanya udah berakhir.” Pelan namun pasti, lelaki itu berbalik dan berjalan meninggalkan gadis yang masih membeku di belakang punggungnya. Gadis yang sedang berusaha menahan isak tangisnya dan air matanya. Gadis yang tak mau terlihat rapuh karena disaat ia juga ingin memulai semuanya dari awal, dalam hitungan detik semuanya hancur. Jika laki-laki itu berjalan pelan dengan tenang, maka ia sebaliknya. Langkahnya sempoyongan sambil mengusap dengan kasar air mata yang jatuh dipipinya. Kini ia baru benar-benar merasakan betapa sakitnya jatuh cinta dan ditinggal pergi. ♥♥♥   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD