bc

My Husband is Gone

book_age18+
343
FOLLOW
1.0K
READ
billionaire
revenge
love-triangle
second chance
scandal
drama
tragedy
bxg
city
tricky
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah spin off dari novel Bunga, I Love You.

Jika kalian menyukai cerita ini, mohon sebelum membaca untuk mentap Love dan follow akunku ya ...! Terima kasih ^^

Harusnya Diandra dan Adam sedang bahagia-bahagianya merasakan bulan madu mereka. Namun sebuah kecelakaan tragis membuat Adam mengalami koma selama tiga bulan. Saat tersadar Adam mengalami hilang ingatan dan tidak mengenali Diandra. Memori Adam berhenti sebatas saat ia masih berumur 22 tahun.

Saat terbangun Adam justru mencari Rena, kekasih pertamanya. Lalu Adam pun justru mulai menyukai Lina, suster yang merawatnya. Hanya karena wajah Lina hampir mirip dengan Rena.

Di lain sisi ternyata Lina tidak sebaik yang dipikirkan Diandra. Dibalik senyum tulusnya Lina berniat ingin merebut Adam.

Yogi, kakak angkat Diandra yang selalu mendukung dan menemaninya suka dan duka, mulai kesal dengan sikap Adam yang menurutnya selalu membuat Diandra terluka. Yogi pun meminta Diandra untuk berpisah dengan Adam dan menikah dengannya.

Sanggupkah Diandra mempertahankan Adam dan pernikahannya? Atau Diandra justru akan lelah menanti Adam untuk mengingat kembali cinta mereka dan memillih bersama Yogi?

chap-preview
Free preview
Prolog
Diandra melirik arloji di tangannya. Tidak biasanya Adam datang terlambat seperti ini. Tadi sore, Adam yang kini sudah menjadi suaminya itu mengirimi pesan chat. Meminta Diandra untuk menunggunya di sebuah caffe yang ada di daerah Jalan Pandjajaran. Namun sudah lebih dari sepuluh menit dari waktu yang dijanjikan, Adam tidak kunjung datang. Diandra menghela nafas panjang. Bosan mulai merasukinya. Tangan kanannya mengaduk-ngaduk lemon tea di gelas kacanya dengan sedotan yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tapi Adam sama sekali tidak ingat. ‘Menyebalkan,’ gerutu Diandra di dalam hati. Tadinya saat Adam mengiriminya pesan chat, mengajak bertemu di caffe ini. Diandra berharap akan mendapatkan sebuah kejutan yang manis. − Setelah pulang kerja, aku ingin kita makan bersama di caffe dekat kantorku yang baru buka itu. Di jalan Padjajaran. Kita langsung janjian aja ya di sana, jam lima sore. – Adam mengirimi Diandra pesan seperti itu tadi siang. Dan saat Diandra sudah tiba tepat waktu, Adam malah belum muncul. Diandra sudah membayangkan sebuah kejutan manis yang sudah di atur oleh Adam untuknya. Apa lagi ia dan Adam baru saja menikah tiga bulan. Masa-masa romantis harusnya masih mengelilingi kehidupan mereka. Dan harusnya ia tidak menunggu sampai bosan seperti ini! Entah sudah beberapa kali Diandra menghela nafas panjang dan memainkan game diponselnya untuk menyingkirkan rasa jenuh menunggu. Menanti kehadiran suaminya itu. ‘Ah ... sudahlah, ternyata itu semua hanya sebuah harapan kosong.’ Diandra tidak ingin berharap lebih. Bisa menjadi istri dari Adam, pria tampan dan anak dari pemilik perusahan terbesar se-Asia saja sudah membuat Diandra bersyukur. Apa lagi latar belakang dirinya hanya dari masyrakat kelas bawah. “Diandra!” Suara Adam terdengar dari seberang jalan. Diandra yang memilih duduk di kursi out door Caffe langsung mendengar. Ia menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya Adam melambaikan tangannya dan sebelah tangannya yang lain memegang sebuket bunga mawar merah yang besar dan berpita. Di tambah sebuah boneka teddy bear berwarna biru muda berukuran delapan puluh sentimeter dijepitnya pada ketiak. Adam tersenyum. Membuat ketampanannya semakin jelas terpampang nyata. “Apa-apaan dia. Dikiranya aku anak kecil apa ... dikado boneka gitu,” guman Diandra sambil menahan tawanya. Ini adalah hal yang dinantikan Diandra sejak semalam. Mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari Adam dan juga serangkaian kejutan manis layaknya di film-film romantis. Tapi saat semuanya terealisasi, justru Diandra terlihat malu-malu dan menyembunyikan rasa bahagianya. Jalanan raya yang lebar membentang di antara mereka. Membuat Adam dan Diandra hanya bisa saling menatap dari jarak jauh. “Diandra, istriku! Happy brithday!” Teriakan Adam yang nyaring sontak membuat semua orang yang ada di sana melihat ke arahnya dan Diandra. “Aku mencintaimu! Dan akan selalu mencintaimu!” Diandra melihat ke kanan dan ke kiri. Beberapa orang yang juga duduk di bagian out door caffe menoleh ke arahnya. Membuat Diandra merasa malu dan kikuk. “Ih dasar norak,” desisnya pelan. Diandra meringis sambil melihat Adam yang berada di seberang jalan. Memang ia ingin sebuah kejutan manis. Tapi tidak begini. ‘Ini sih, malu-maluin,’ batinnya. “Lihat aku ingat ulang tahunmu kan?!” teriak Adam lagi. Ternyata pria itu masih kebal, tak tahu malu dengan semua mata yang kini memandang ke arahnya. Diandra semakin malu. Karena mereka kini sudah menjadi pusat perhatian di tempatnya duduk dan juga di tempat Adam berdiri. Diandra tersenyum pahit sambil menggerakkan telapak tangannya. Mengisyaratkan agar Adam segera menghampirinya saja. Adam menganggukkan kepalanya. “Oke. Oke! Aku akan ke sana! Tunggu aku Bep,” ucapnya dan baru saja hendak melangkahkan kaki untuk menyebrang. Bebarengan dengan langkah kaki Adam yang akan memijak jalanan aspal di depannya untuk menyebrang jalan, suara seseorang berteriak kencang. “Hai orang yang di sana! Cepat menyingkir!” Diandra terkejut mendengar suara teriakan seseorang yang berada tak jauh dari tempatnya duduk. Tatapan Diandra yang semula hanya terfokus pada Adam kini mulai melihat ke arah telunjuk pria yang tadi bersorak menegur Adam untuk segera menyingkir dari tempatnya berdiri. “Hai, awas!” teriak pria itu lagi memperingatkan Adam. Adam dan Diandra seakan bersamaan menoleh ke arah yang dimaksud. Sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilat, melaju kencang kehilangan kendali dan rem blong melaju bak angin ke arah Adam. Si pengemudi sedan hitam itu tak bisa menguasai kemudinya. Ia menginjakkan pedal rem sekuat tenaga. Namun nihil. Rem tidak berfungsi. “A ... Adam awaaaaaaas!” teriak Diandra dengan suara nyaring. Adam yang terkesiap seakan tidak bisa bergerak. Ia hanya memandang mobil sedan yang melaju kencang ke arahnya. Dan dalam sekejap menghantam tubuhnya. “Braaaak!” Tabrakan terjadi. Bunga-bunga mawar yang tadi tersusun rapi di buket dengan ikatan pita besar nan indah itu terbang ke atas dan jatuh bertaburan. Boneka teddy bear biru yang dibawa Adam pun ikut terpental bersamaan jatuhnya Adam yang tergeletak tak berdaya di atas jalanan aspal yang keras. Kedua mata Diandra mendelik. Ia tidak menyangka melihat kejadian menyeramkan seperti ini tepat di ulang tahunnya yang ke dua puluh dua tahun. “Tidaaaaaak!! Adaaaaaam!!” teriak Diandra yang kemudian berlarian menghampiri Adam yang sudah terkapar tak sadarkan diri di jalan raya. Semua orang terkejut. Mereka berkumpul mengerumuni tempat kejadian. Beberapa orang pria yang ada di lokasi, menggedor pintu mobil si penabrak itu, agar dia bisa mempertanggung jawabkan kelalaiannya. Dan sebagian orang lainnya mencoba menolong Adam. Tubuh Adam tergeletak bersimbah darah. Telinga dan lubang hidungnya mengeluarkan darah segar berwarna merah. Adam di ambang hidup dan mati. Suasana menjadi riuh, ramai dan tak terkendali. Tapi di indera pendengaran Diandra serasa tidak berkerja. Diandra tidak mendengar apa pun. Hanya suara ‘Ngiiiiing’ yang ia dengar. Telinganya berdengung. Dipikirannya hanya satu. Hanya Adam. Apa Adam mati?! “Adam ...,” panggil Diandra sambil menangis. “Adaaaaaam!”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook