Chapter 1

648 Words
Pagi Hari. Kringg... kringg... kringg.. Alarm sudah berkali-kali berbunyi tapi sosok gadis cantik yang masih bergelung di dalam selimut masih belum mau membuka matanya. Sepertinya mimpi gadis itu sangat indah. "Zahra bangun nak sudah subuh, sudah waktunya sholat sayang" Ucap seorang wanita paruh baya yang sedang membangunkan putri tercinta nya. Tidak lama mata gadis itu pun terbuka dengan mata yang bulat, bulu mata yg lentik. Gadis itu mengerjapkan matanya. "Bunda" Ucap Zahra dengan suara khas bangun tidur. "Bangun sayang, kita sholat yuuk." Lanjut bunda Zahra yang sangat sabar saat harus membangunkan putrinya. "Cuci muka, terus ambil air wudhu" "Iyah bunda." Zahra bangun dari tempat tidur nya melangkah menuju kamar mandi. Tapi belum sempat dia masuk kamar mandi dia berucap pada bundanya, "Bun, Ayah sama abang udah berangkat ke masjid??" Bunda Zahra yang sedang membereskan tempat tidur anak nya pun menengok kearah putrinya. "Udah sayang." Ucap bunda sambil tersenyum. "Hmmm" Gadis itu menjawab dengan anggukan tidak jelas. Bundanya Zahra hanya menggelengkan kepala melihat putrinya. dan bersiap untuk melakukan sholat subuh bersama putrinya. Yaah, memang para lelaki dirumah itu lebih memilih sholat di masjid. Karena mungkin lebih baik sholat berjamaah di masjid dari pada dirumah. Setelah mereka melaksanakan sholat. Mereka pun bersiap-siap untuk melakukan kegiatan masing-masing. Dan disinilah sekarang, dimeja makan. mereka akan mengisi perut mereke terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas diluar rumah. "Selamat Pagi" Teriakan Zahra yg menggelegar saat sampai di ruang makan. "Astagfirullah" Kaget Haikal. "Kaya kaleng kerupuk jatoh ke lantai kamu dek suaranya" Nyaring" -Lanjut haikal "Zahra, anak gadis nggak boleh gitu." Tegur Bunda Fatimah. Yang ditegur malah cengengesan tidak jelas "Maaf Bun" Ucap Zahra sambil tersenyum. Sedangkan pria paru baya yang sedang sarapan itupun hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah anak gadisnya. Yaah, sosok itu adalah kepala keluarga, Fawwaz Hamzah. Zahra mendekati Haikal. dan berucap "Bang, Zahra ke kampus ikut naik mobil Abang yah??" "Emang motor kamu kemana dek??" Tanya Haikal. "Motor Zahra dibengkel bang. Biasa, minta jajan dia" Ucap Zahra sambil tersenyum. "Yaudah nanti abang anterin, tapi nanti kamu pulangnya sama siapa??" Tanya Haikal. "Kalo pulangnya Zahra ikut temen, sekalian ambil motor" Ucap Zahraahra Haikal mengangguk lalu tersenyum "Yaudah." Ucap Haikal. Hening Tapi tak lama kemudian. "Bun, ayah kemarin ketemu sahabat lama ayah dirumah sakit... bunda masih inget kan dengan Keenan Qazzi" Ucap ayah Fawwaz. "Dia pindah dari Bandung ke Jakarta, dia akan menetap disini" Lanjut ayah Fawwaz. "Benarkah" Jawab bunda Fatimah dengan berbinar. "Bagus dong yah, kita jadi bisa berkumpul lagi dengan sahabat ayah" Lanjut bunda Fatimah. "Iyah... Tapii" ada rasa berat saat mengatakannya . Seketika semua orang yang berada di meja makan menoleh saat kepala keluarga mereka berucap dengan kata "Tapi" menunggu ayah Fawwaz mengatakan kalimat selanjutnya. Karena mereka tau arti dari kata itu. "Tapii mereka menagih janji, yang dulu kita sepakati" Lanjut ayah Fawwaz melanjutkan ucapan yang tadi sempat menggantung. Deg Seketika tubuh Bunda Fatimah berubah menjadi tegang. "Janji apa yah??" Tanya Haikal "Janji untuk berkunjung kerumah" Bohong bunda Fatimah. Yah dia tau dia berbohong karena belum waktunya Kakak beradik itu tau yang sebenarnya. Ayah Fawwaz pun pasrah dengan jawaban istrinya. dia tau, istrinya itu belum siap. Dan begitupun dengan dirinya. Setelah pembicaraan itu, mereka pun sarapan dengan hikmat. "Udah belum sarapan nya dek??" Tanya Haikal pada Zahra. "Udah" Jawab Zahra. "Yaudah yuuk berangkat" Ucap Haikal "Bun, Yah. kita berangkat yah" Ucap Haikal sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Diikuti Zahra yang berada di belakangnya mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Assalamualaikum" Ucap Haikal dan Zahra barengan. "Waalaikumussalam" Begitulah pagi hari di kediaman Az-Zahra Khairunnisa Hamzah, putri dari pasangan: "Fawwaz Hamzah dan Fatimah Hamzah" Dan Jangan lupakan anak pertama mereka yang bernama "Haikal Hanafi Hamzah" Fawwaz Hamzah, berprofesi sebagai dokter senior yang mungkin sebentar lagi akan di turunkan kepada anak nya Haikal Hanafi Hamzah. Yang sekarang berprofesi sebagai dokter ahli bedah yang terkenal dengan ketampanannya diusia yang terbilang cukup muda. Keluarga yang sangat sempurna bukan. !!! Keluarga yang harmonis, damai, dan bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD