Chapter 2

909 Words
Kampus. Mobil itu berhenti tepat pada pintu masuk gerbang kampus, dan tidak lama muncul lah sosok gadis cantik memakai hijab dan jangan lupakan tas yang dia bawa. Sangat cantik dan idaman. Sosok itu adalah "Az-Zahra Khairunnisa Hamzah" atau biasa disapa dengan Nama "Zahra".. Zahra saat ini berumur 21 tahun. Gadis itu Berdiri di depan pintu gerbang universitas yang terkenal. Yang dibangun oleh keluarga terkaya. Yaitu Qazzi corp. Entahlah, bahkan dia tidak mengenalnya. Tugas dia hanya mencari ilmu.. yahh itu saja. "Zahraa" Merasa ada yang memanggilnya gadis itu pun mencari asal suara itu.. Oh itu dia. Perempuan yang selama ini selalu menemaninya dari SMP sampe sekarang masuk kuliah, masih selalu setia bersama. Dia sahabat Zahra.  "Jihan Haffafah" "Hai jiji" Ucap Zahra tersenyum "Iihh apaan sih Raa.. udah aku bilang jangan panggil aku Jiji, Aku tuh nggak suka yah kamu manggil aku jiji, berasa kaya jijik najis gitu Raa" Ucap Jihan dengan kesal. Dia sangat tidak suka di panggil jiji. "Oke oke. Kalo kamu nggak mau aku panggil Jiji, yasudah aku panggil Han" Zahra tersenyum, dan selanjutnya "Handoko" "Hahahaha" Zahra tertawa sambil menghindar dari serangan Jihan. "Iiih Awas kamu yah Raa" dengan kesal Jihan mengejar Zahra sampe ke kelas. Setelah sampai kelas. Kelas begitu riuh, karena kelas dihebohkan dengan gosip baru. bahwa akan ada Dosen baru di kampus ini, dan yang lebih mengejutkan lagi, dosen itu adalah Anak dari pemilik kampus ini. Waahh. Zahra dan Jihan mendatangi teman mereka yang satu lagi. Yang tengah duduk di bangku. Lebih tepatnya nya tidur. Kebiasaan, padahal masih pagi. Dia "Arrumi Nassha" "Tumben kamu udah sampe kelas duluan Rum, biasanya telaat mulu" ejek Jihan pada Arrumi. "Elaahh salah mulu aku tuh, telaat salah datang awal juga salah. Sebenarnya dedeq tuh harus gimana sih" Ucap Arrumi yang omongan nya sengaja di buat drama. "Jijik Rum" sewot Jihan. "Bukan nya itu nama kamu yah"hahaha" "Iihh apaan sih, gak ya" "Udah udah jangan pada ribut bentar lagi kelas mulai" Ucap Zahra "Ehh bentar bentar emang bener yah, kampus kita kedatangan Dosen baru" Tanya Jihan. "Iyah katanya sih gitu, dan katanya juga yah dia itu anak dari pemilik kampus ini. Waah keren nggak tuh" Jawab Arrumi "Nggak, mungkin aja orang nya tua kan. Kan dia Dosen berarti dia itu tua dari kita, atau Jangan jangan udah bangkotan" iiih" Ucap Jihan ngeri. "Bisa jadi" Timpal Arrumi "Udah. Gak baik tau ngomong gitu, kita tuh gak boleh menilai fisik seseorang kaya gitu. Gak baik. Lagian kita juga belum tau kan orangnya kayak gimana" Ucap Zahra panjang lebar. Sama dengan Luaas. Ehh.. "Setuju" Ucap Jihan dan Arrumi. Setelah berdebat cukup panas dingin.. ehh.. sorry sorry.. Tidak lama setelahnya ada 2 orang lelaki masuk dan berjalan dihadapan mahasiswa/i. Yang satu mereka cukup mengenal laki-laki itu. yaahh kepala botak dan perut buncit. Tidak lain dan tidak bukan ialah "Pak Dekan". Tapi siapa yang bersama dengan dekan. Wajahnya... Tampan, Hidung mancung, rahang kokoh, tinggi, putih, dan badannya waa fiks Sempurna. Bak dewa Yunani. "Selamat pagi semua" Ucap pak dekan. "Pagiiii" Ucap semuanya serempak Dan seketika kelas menjadi hebohh. "Waah ganteng banget..." "Astagaa pangeran..." "Pngen gua bawa pulang.." "Sarangheoo... " Ehh "Gila ganteng banget..." "Boleh minta nomor hp nya nggak yahh..." Begitulah kurang lebih ocehan mereka sama makhluk yang ada di hadapannya itu. "Diam diam semuanya" Ucap pak dekan menginterupsi supaya bebek" nya diam. Ehh. Akhirnya mereka pun diam. "Mungkin kalian baru melihat laki laki yang ada di depan kalian ini. Dia adalah "Afnan Al-farizi Qazzi" beliau Anak dari pemilik kampus ini, sekaligus Dosen yang akan mengajar kalian, menggantikan ibu Susan yang dipindah tugaskan diluar kota" Ucap pak dekan. "Silahkan pak perkenalkan diri anda" Lanjut pak dekan. "Oke, perkenalkan nama saya Afnan Al-farizi Qazzi." Ucap seseorang yang disebut sebagai "Afnan" Singkat, padat, jelas. Oh jangan lupakan muka nya yg datar tanpa ekspresi. Dingin. "Udah punya pacar belum pak..." "Istri pak istri udah punya belum.. kalo belum saya siap pak.." "Pak boleh minta nomor hp pak.." Kelas kembali riuh dengan ocehan yang sangat tidak jelas. "Sudah sudah cukup sekian perkenalannya. Selamat belajar" Ucap pak dekan dan berlalu pergi meninggalkan Afnan yang masih berada didalam kelas. "Baik.. keluarkan buku kalian.." Ucap Afnan *** Setelah cukup lelah dengan pelajaran yang menguras otak, pikiran, dan energi. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba.. Waktu untuk pulang, karena kelas telah selesai. "Horee akhirnya bisa terbebas juga dalam sangkar kampus" Ucap Arrumi bersemangat. "Heh besok juga masih masuk sangkar lagi kali" Jawab Jihan "Ya setidaknya untuk beberapa jam kedepan aku bebas... Kalo besok mh yah beda lagi" Ucap Arrumi sambil nyengir. "Ehh ehh Btw tadi Dosen baru kita mukanya datar banget yah kaya triplek, lempeng." Lanjut Arrumi. "Iyah bener, berasa nggak ada nyawanya gitu, yang tadi tuh kayak cuma raganya doang"Hahaha" Ucap Jihan sambil ketawa. "Mungkin dia lagi ada masalah kali" ucap Zahra "Berat banget kali ya masalahnya sampe kek gitu" timpal Arrumi "Padahal tuh Dosen ganteng banget sumpah, Sempurna pokonya" Lanjut Arrumi "Hehhh inget jaga mata jaga hati, dosaa, zina mata itu namanya"  Jelas Jihan "Astagfirullah haladzim, khilaf dedeq" ucap Arrumi sambil mengusap d**a. Zahra tidak menjawab, gadis itu hanya menggelengkan kepala melihat sahabatnya. "Udah yuuk pulang" ajak Jihan "Oh iyah, Ji aku ikut nebeng kamu yah, aku gak bawa Motor, motorku dibengkel." Ucap Zahra. "Motor nya minta Jajan yah Raa, oke siapp" jawab Jihan "Tapi aku nebengnya sampe depan doang yah, di bengkel. Sekalian ambil motor nya." Jelas Zahra. "Iyah Iyah siap" jawab Jihan. "Makasih Cabatku" "Aku aku gak diajak." ucap Arrumi. Sambil memanyunkan bibirnya. "Bodooamatt" jawab Jihan dan Zahra barengan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD