bc

Kisah Anak Rantau by WinSheiMia

book_age12+
3
FOLLOW
1K
READ
K-pop
EXO
like
intro-logo
Blurb

Selangkah lagi ia bisa menjadi Idol terkenal, namun pupus karena ulah oknum mengatasnamakan agensi hingga harus banting tulang menjadi pelayan restoran dan ojek online.

Tanpa patah semangat ia lakoni pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, agar impiannya tercapai tanpa mengulang kejadian yang lalu.

Apakah pria bernama Geovano Daniel Rezkian atau Jovan ini mampu meraih impian menjadi Idol terkenal?

chap-preview
Free preview
Kisah Anak Rantau
BAB 1 Malam yang dingin karena hujan di kota disertai angin, seorang pria tampan terlihat sedang berlari tanpa menghiraukan air hujan yang mulai jatuh menimpa tubuh lelahnya. Setelah berlatih untuk persiapan debut perdananya dengan tim grup beranggotakan 4 orang. Hingga sampai di halte bis, Pria itu mulai kedinginan karena lupa membawa payung, akhirnya ia menggosokan kedua tangannya agar terasa hangat. Hingga hampir tertidur karena sangat lelah menunggu lama bis untuk datang. Sampai datanglah sebuah mobil menghampiri pria tersebut,dan keluarlah seorang Wanita sambil membawa payung agar terhindar dari tetesan air hujan. " Kak Jo, Apa yang sedang kau lakukan? " Tanya Vania pada Jovan yang tengah menunggu bis datang. Jovan menoleh pada pemilik suara dan ternyata teman 1 agensinya. Dia hanya jawab dengan senyum lelahnya, Dan kembali melihat kanan kiri menunggu bis datang. Vania tahu hanya dengan melihat senyum Jovan, bahwa pria tersebut sangat lelah menjalani aktivitas di ruang dance dan vocal. Tanpa meminta persetujuan Jovan, Vania menarik tangan pria itu hingga yang dirasa pemilik tangan yang ditarik itu terkejut. " Lebih baik ikut denganku, kak. Sepertinya sudah tak ada bis yang akan lewat saat hujan. " ucap wanita berambut pirang sebahu tersebut. " Aku tak mau nanti merepotkan " " Siapa yang bilang begitu, nyatanya aku baik-baik saja " lanjut Vania tak suka dengan penolakan yang dilakukan Jovan. " Disini hujan, dingin. kumohon " Ucapnya memohon hingga pria itu tak dapat menolak lagi. Selama di perjalanan menuju tempat tujuan, Jovan tak bersuara hingga Vania yang memulai pembicaraan. " Kenapa tadi tak ikut makan siang bersama, kak? kak Bima merasa kesepian tanpa kakak. " " Tadi aku sibuk berlatih, kebetulan pak direktur memanggilku. " jawab Jovan sambil melihat jalanan penuh hujan yang mulai sedikit reda, lebih tepatnya melihat titik-titik air di jendela mobil. Kebetulan tempat yang dituju Jivan tidak terlalu jauh, hingga tanpa sadar sudah sampai didepan apartemen sederhana. " Apa kau ingin mampir sebentar untuk minum kopi hangat? kebetulan ada persediaa kopi " Ucap Jovan menawarkan kepada Vania namun ditolak. " Tidak usah kak, Lagipula aku harus pulang karena Mama menunggu dirumah. " Sebenarnya ingin menikmati kopi hangat bersama Jovan, namun sudah ditunggu ibunya. Bukan maksud hati sengaja menolak. "Baiklah, Hati-hati dijalan. Dan Terima kasih atas tumpangan nya, Nia. " " Ya, lain kali kita minum. kopi bersama. Aku yang traktir " ucapnya berlalu menuju mobilnya dan pergi perlahan sampai tak terlihat oleh pandangan Jovan. Masuk ke Apartemen cepat karena ingin segera mandi, berganti pakaian hingga mempersiapkan alat tulis untuk menulis lagu. " Semoga yang ini berhasil, agar segera debut dengan laguku sendiri " Tanpa terasa jam dinding menunjukkan pukul 01.25 , Namun aktivitas menulis lagu belum juga siap. Sampai akhirnya tanpa sadar tertidur di meja. Pukul 09.45 Jivan sudah bersiap berangkat ke kantor agensi, untuk lanjutkan aktivitas bersama rekan grupnya. Disana telah datang Bima dan Roy, sedangkan Bayu belum nampak batang hidungnya. Dimana Bayu? Bukankah seharusnya kita kumpul pukul 10.00, sebentar lagi akan dimulai latihannya " Tanya Jivan pada Bima dan Roy, namun hanya dijawab dengan menggelengkan kepala. " Entahlah, tadi sempat kirim pesan bahwa ia sedang di perjalanan. " Jawab Roy sambil melihat jam tangan hitam yang ia kenakan. Tanpa menunggu Bayu mereka langsung pergi menuju ruang latihan, hingga staff Zero Agency melihat mereka dan memanggil Jovan untuk menghadap pak direktur. " Baik Pak Raditya " Pak Raditya pun pergi menuju ruangan lain, tanpa menunggu Jovan melangkah maju menuju ruangan Pak Sofian, Direktur Zero Agency. Hingga telah tiba di pintu ruangan, Jovan mengetuk pintu dan terdengar suara Pria 45thn itu menyuruhnya masuk. " Ada perlu apa Pak Sofian memanggil saya? " Tanpa menunggu lama Pak Sofian langsung memberikan sebuah amplop coklat, entah apa isinya. " Baca dan pahami " Ucap ketus Pak Sofian. Jivan membuka amplop tersebut, beberapa saat kemudian wajahnya terlihat berubah dari semangat menjadi murung. Entah apa yang terjadi. " Apa maksud bapak, kenapa saya di keluarkan dari SoyBean yang sebentar lagi debut. " Tanya Jovan terheran-heran sangat terkejut. " Kamu harus Terima keputusan saya ini, kamu tidak layak debut dengan SoyBean. " Jawabnya tanpa belas kasian. " Apa kesalahan saya Pak? " " Tak ada " jawab Pak Sofian singkat. " Ini impian saya Pak, anda mengapa tega kepada saya? " Dalam hati Jovan bertanya-tanya apa yang telah terjadi, apa salah dia sehingga harus merasakan hal ini secara mendadak. " Kamu tidak bisa diandalkan. " " Tapi Pak... " belum selesai ucapan Jovan, Pak Sofian memotong dengan kata yang sangat menusuk hatinya. " Intinya mulai hari ini, kamu jangan datang lagi ke tempat ini " " Silahkan tinggalkan ruangan saya " Tanpa ada rasa bersalah Pak Sofian mengusir Jovan dengan kejam. Jovan terkejut lalu pergi meninggalkan beliau, saat menuju loker tempat ia menyimpan barang bawaannya. Tiba-tiba Roy datang mengikut Jovan menuju ruang loker. " Apa yang terjadi, sampai Pak direktur memanggil kak Jovan pagi ini? " " Tak apa Roy, apa Bayu sudah datang? " Sebenarnya Roy sangat penasaran, apa yang terjadi pada Jovan sampai terlihat. " Sudah, kak Bayu sedang latihan. Ayo kita juga harus latihan untuk persiapan debut grup kita " Ingin rasanya Jovan ikut latihan, namun karena kejadian tadi membuatnya patah semangat. " Kau duluan saja, Roy. " " Tapi kak, kau mau kemana? " Tak mau membahas lebih lanjut atas ucapan Roy, ia pergi meninggalkan tanpa menjelaskan alasan yang jelas,membuat Roy penuh tanda tanya. Sesampainya di ruang latihan, Bima terkejut karena melihat Roy masuk tanpa sosok Leader yaitu Jovan. "Mana kak jo, mengapa tidak ikut masuk? " " Ia bilang tak bisa ikut latihan. " " apa alasannya? Padahal sebentar lagi kita akan debut " ujar Bayu. " Entahlah, sepertinya ada keadaan mendesak makanya tadi pergi buru-buru. " " Mengapa dia jadi seenak jidatnya, sih? padahal ini impian kita akan terwujud. Tapi dia seolah-olah tidak mau tau bahkan tak memberi alasan " ujar Bayu marah. " Padahal lagu kita sudah siap, bagaimana ini? " Bima mulai panik. "Biarlah, mungkin dia tak mau sukses bersama kita. " Tak Terima atas ucapan Bayu yang seperti menyudutkan Jovan, Roy berusaha membalas ucapan Bayu. Namun Bima berkata untuk lanjut latihan. ------------ Setelah turun dari bis, Jovan menuju minimarket untuk membeli kebutuhan rumah. Tiba-tiba handphone nya berdering, tertera nama penelpon dilayar. Lalu ia menekan tombol hijau. " Ya ayah, ada apa? " Suara di sebrang sana seperti terlihat cemas, Mulai mengatur nafas tenang lalu menjelaskan apa yang telah terjadi hingga harus menelpon sang anak. " Ibumu... " Tak kuasa melanjutkan kalimat lanjutan, sang ayah berusaha memberitahu kejadian tanpa membuat sang anak khawatir. " Ibu kenapa, ayah? Apa terjadi sesuatu pada ibu? " " Ibumu.... masuk rumah sakit, sepertinya kambuh. " Bagaikan disambar petir, Jovan mulai terlihat khawatir, tentu saja. Disaat sang ibu membutuhkannya, namun Jovan tak berada disampingnya karena ingin mengejar mimpinya. Malam semakin larut namun tak menemukan taksi menuju stasiun kereta api, ia mulai gelisah sambil terus memikirkan apa yang harus dia lakukan agar tetap berjalan dengan baik, ia mulai merogoh saku celana untuk mengambil ponsel miliknya lalu mencari nomor telpon sang ayah untuk menulis pesan. " Maafkan aku ayah, aku sedang sibuk berlatih " Ketik Jovan gemeteran dan mulai terasa kedinginan diluar karena angin malam. " Tak apa nak, semangat berlatih. Ayah disini bersama Bibi Ning jadi tak perlu khawatir " Balasan pesan sang ayah pada Jovan. Mulai terasa dingin menusuk kulitnya dan bergegas lari menuju apartemen sederhana miliknya. setelah sampai ia mulai membersihkan kaki dan segera tidur untuk melihat hari esok yang tak tentu arahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook