Ultimatum dari ayah

1141 Words
Jam sudah menunjuk hampir tengah malam, Dira baru sampai rumah, lelah sudah pasti karena seharian dikantor dengan berkas payroll, lalu temenin klien makan malam,belum lagi jalanan ibu kota yang ga kenal waktu selalu macet. "Baru pulang, neng," tanya si mamake asisten rumah tangga yang sudah merawatnya dari bayi makanya Dira panggil mamake "Iya,mak. Ayah sama bunda sudah tidur yah?" Tanyaku "Nyonya sama Tuan sudah pergi dari sore, neng. Katanya sudah info ke neng dira. Mau ke Korea katanya cek kantor tuan yang disana. Neng Dira mau makan?" mamake menawariku makan. Aku langsung ambil ponsel di tasku dan ku cek ternyata bener ada pesan dari nomer bunda, kasih tau kalau mereka terbang sore ini ke Korea. pesannya masuk setelah aku terima telpon dari om johny tadi sore makanya tidak kebaca samaku karena buru-buru langsung masukan ke tas hapenya dan baru lihat sekarang. "Yasudahlah, mak. Saya sudah makan tadi. Saya ke kamar dulu yah.capek banget hari ini. lelahhayati...",ucapku sambil melangkah naik tangga menuju kamarku di lantai dua Mamake melihat dira sambil geleng geleng kepala sambil menghela nafas berat "huufff ... Kasihan Neng Dira," batinnya Esok paginya ... Kriiiinnngggg ... kriiinnnggg ... bunyi alarm klasik dari ponsel Dira. Dengan mata yang masih tertutup dia mencari cari dimana hapenya sampai ketemu hanya dengan berdasarkan arah bunyi alarm. Setelah ketemu ponselnya langsung dimatikan bunyi alarmnya yang menunjukan pk.05.00 WIB mata Dira masih sepet banget dan lengket seperti ada lem nya karena masih mengantuk efek dari tidur hanya beberapa jam. Mau tidak mau dia harus bangun dan siap-siap ke kantor. Dira tidak mau menjadi contoh buruk untuk staff nya. Seorang boss itu harus dateng lebih awal dari pada anak buahnya. Biar para staff nya ikutan disiplin. Mandi Sarapan Cuss kekantor Pk.07.30 WIB Dira sudah tiba dikantor 30 menit lebih cepat dari jam masuk kantor yaitu pk.08.00 WIB Dira sengaja dateng lebih pagi guna memantau kinerja para staffnya kalau ada yang suka dateng telat atau bolos tanpa info itu akan menjadi alasan kuat Dira untuk tidak memberikan bonus akhir bulan untuk mereka. Iyalahhh mereka aja malas-malasan kerjanya masa mau dikasi bonus. Jangan harap! Masih ada waktu 30 menit Dira inget aplikasi yang di unduh Sultan kemarin belum dia cek.isengiseng berhadiah pikir Dira. Akhirnya dia masuk ke aplikasi cari jodoh itu, dan ternyata tanpa diduga ... sudah masuk banyak chat dari cowo cowo jomblowan yang ngajak kenalan, bahkan ada yang langsung ngajak kopdar. helllooowww emang Dira cewe apaan langsung mau kopdar tanpa adanya kenalan satu sama lain. Dari sekian banyak chat yang masuk akhirnya Dira ketemu dengan salah satu chat yang menarik perhatiannya. Dan akhirnya Dira bales chat itu. "Hai ... selamat malam, Dira. Salam kenal yah, kamu pasti sudah tau nama saya Arka Rayyanka. Kamu bisa panggil saya Arka.kalau kamu tidak sibuk dan bisa balas pesan saya,saya sangat senang," tulisnya "Selamat pagi dan salam kenal juga Arka, maaf baru balas pesan anda pagi ini karena semalam saya tidak sempat buka aplikasi ini. Terimakasih sudah mau menunggu balasan pesan dari saya," balasku singkat karena bingung juga mau ngomong apa lagi saat pertama kali kenalan dengan orang asing. Dira tidak terlalu pintar basa basi dan juga jam masuk kantor sudah mulai, Dira tidak mau membuang-buang waktu untuk hal yang tidak penting. Ditutupnya aplikasi cari jodoh itu dan mulai dengan membuka laptop kerjanya dan memulai aktifitas kantornya. Saking sibuknya Dira, dia sampai lupa dengan aplikasi cari jodohnya. Tiga hari sudah berlalu semenjak trakhir Dira chat dengan Arka di aplikasi cari jodoh itu. Sampai akhirnya Sultan menyinggung soal aplikasi itu. "Ra, gimana jodoh loe di aplikasi itu?" tanya Sultan iseng "Astagaaa gue lupa, Tan." jawab Dira sambil tepok jidat pasalnya sudah hampir 4 hari Dira tidak buka aplikasi tersebut. "Yaelaaahhh elo mah parah ach,gimana mau dapet pasangan kalau loe ajah ga kejar," "Ngapain gue ngejar-ngejar laki.laki dong yang ngejar gue." "Ya Tuhan ... Dira ..." kata Sultan sambil mengusap wajahnya "Sebentar deh, trakhir ada yang chat gue terus gue bales, setelah itu gue ga buka-buka lagi tuh aplikasi. gue sibukkk bro ... bapak loe tuh minta gue temenin melulu ketemu klien." "Klien yang jembatan layang itu?" "Iya, proyek gede tuh makanya om Jhony minta gue ikutan ngelobby kliennya itu biar goal katanya, kan gue bawa hoki," jawab Dira sambil angkat-angkat alis "Halaaahhh ..." jawab Sultan sambil ngeraup muka Dira. "Astagaaa Sultaaannn, make up gue luntur nih ... alis gue ilang separoh, gara-gara tangan loe," kata Dira sambil ambil kaca kecil dari meja kerjanya melihat takut make upnya luntur karena ga lama lagi dia mau ketemu klien untuk tanda tangan kontrak kerja proyek yang sudah deal. Seperti biasa Dira sampai dirumah pk.23.00 WIB Tapi kondisi rumah tidak seperti biasa karena saat Dira masuk diruang tamu sudah ada ayahnya yang menunggu dirinya. "Kemana aja kamu jam segini baru pulang,dira?" tanya ayahnya "Ayahhh ... tumben jam segini dirumah, nungguin Dira pulang lagi," kata Dira sambil peluk ayahnya karena kangen. "Nih anak ditanya bukan jawab malah tanya balik, ckckck." ayahnya geleng-geleng kepala sambil balas pelukan anak semata wayangnya. John sebenarnya sudah tau dari mana Dira sampai jam segini baru pulang, hanya saja john pura-pura tidak tau dan pengen tau jawaban dari Dira sendiri. "Hehehe ... Dira tuh tadi abis temenin om Jhony ketemu klien, yah. Ayah kenapa ga telpon Dira biar Dira pulang cepet. Oiaaa bunda mana?" jawab Dira sambil nyengir "Jam segini bunda udah tidur, sayang.ayah sengaja nungguin kamu karena ada yang mau ayah tanyain ke kamu," Deg ... hati dan pikiran Dira langsung tau arah omongan sang ayah, ga jauh-jauh dari pasangan hidup. "Ayah mau tanya apa? Jangan tanya soal pacar Dira yah, males banget jawabnya," jawab Dira sambil cemberut "Hahahaha ... kamu tuh yah ... sudah pinter nebak apa yang mau ayah tanya," "Iya tau lah ... tiap ketemu juga ga jauh-jauh dari itu pertanyaannya. Pokoknya nih yah, Dira itu belum mau nikah jadi belum mau pacaran," "Sampai kapan?" "Sampai Dira jadi pengacara," "Kan bisa setelah nikah kamu ambil study profesi pengacara,dira.kamu menikah,berhenti kerja dan fokus kuliah lagi, biar suami kamu yang cari nafkah.enak toh?" John memberi gambaran ke Dira untuk masa depannya "Kalau Dira hamil gimana? ga bisa kuliah dong," "Bisalahhh banyak koq mahasiswi yang kuliah dalam kondisi hamil. Nanti pas udah bulannya lahiran cuti kuliah sebentar trus lanjut lagi setelah lahiran," Dira memutar bola matanya males dengar omongan ayahnya. "Emangnya enak kuliah sambil bawa-bawa perut sebesar gentong," batin Dira saja tidak di ungkap kan agar tidak panjang lebar ngobrol dengan ayahnya. "Udah ach, Dira capek nih. Bisa kita bahas besok lagi ga yah?" jawab Dira sambil senyum manis agar ayahnya luluh. "Seminggu ayah kasih waktu kamu berfikir,dan bawa pasangan kamu kedepan ayah atau ayah jodohkan kamu sama anak klien ayah di Korea sana," ucap John sambil jalan pergi meninggalkan Dira yang diam terpaku mendengar kata-kata ayahnya bak ultimatum baginya. "Huffff mampusss gue,dapet lekong dimenong dalam waktu seminggu," Dira bermonolog dengan dirinya sendiri sambil tepok jidat ... "Ayah ... oh Ayah ..."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD