03. PERTEMUAN

1058 Words
Memang tidak salah jika Saka, Nolan, dan Miko menaruh kekesalan pada Elang. Ulahnya yang jail membuat mereka emosi. Dengan gamblangnya, Elang membohongi mereka semua. Awalnya Elang kira mereka tidak akan percaya, tapi sewaktu raut wajah mereka menunjukkan bahwa tidak ada rasa curiga sedikitpun, Elang langsung saja bersorak ria dalam hati. Elang menyuruh Saka menemui pak Sudirman, guru olahraga yang genitnya minta ampun. Dan untuk Nolan, Elang memberitahu bahwa ulangan yang diadakan Bu Jumiati, atau kerap disebut Bu Jum oleh para siswa, untuk datang ke ruang guru karena nilai Nolan mirip dengan telor ceplok. Sementara untuk Miko, Elang berbohong agar Miko segera pergi ke ruang BK karena nyokapnya datang. Elang k*****t! Tapi apa yang dilakukan Elang sudah mendapatkan ganjaran yang setimpal. Cowok itu sudah dieksekusi oleh para sohibnya. Diam-diam Elang menyesali perbuatannya itu karena kini kepalanya rasanya pusing akibat dijitak sana sini. Belum lagi kamus bahasa Inggris tujuh milyar juga turut mendarat dikepalanya. Jeweran telinga juga tidak tertinggal. Bahkan, rambutnya kini sudah serupa dengan sarang burung. "s****n!" Tanpa sadar Elang sudah mengumpat. Ia kini berjalan ditengah koridor setelah berhasil meloloskan diri dari temen-temen kampretnya. Namun, beberapa saat langkahnya terhenti dengan sorot mata yang terpaku ke satu titik. Di mana ia melihat seorang cewek dan cowok yang saling berhadapan. Elang diam di tempat, mulai menonton adegan drama alay tidak jauh darinya ini. "Aku mau kita putus sekarang!" ujar si cewek sambil mendorong d**a si cowok ke belakang. Melihat itu Elang membulatkan mulutnya. "Aku nggak mau kita putus, aku sayang kamu," ujar si cowok dengan pandangan memelas. Ia memegangi tangan ceweknya, tapi langsung ditepis seketika itu juga. "Aku udah nggak tahan, aku nggak tahan sama kamu. Buat apa pertahanin hubungan ini kalo kamu sering nyakitin aku!" "Aku janji, aku janji nggak bakal nyakitin kamu lagi. Berikan aku kesempatan sekali lagi, aku mohon." "Kamu dulu juga pernah ngomong gitu ke aku! Tapi nyatanya apa? Kamu tetep nggak berubah! Aku udah nggak mau sama kamu lagi!" Masih bertahan pada posisinya, Elang terkekeh kecil melihat itu. "Duh ... nggak ada popcorn lagi, kayaknya seru nih." Elang kembali menyimak adegan drama cinta abal-abal dihadapannya itu. "Aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Kunci kebahagiaan aku cuma kamu, plis ... Jangan tinggalin aku. Aku bakal mati kalo kamu pergi, aku bakal bunuh diri!" Elang membulatkan matanya lebar, bersamaan dengan itu ia bertepuk tangan. Hingga perhatian dua sepasang kekasih yang masih terjerat sebuah masalah langsung saja menoleh ke arah Elang. Mereka terkejut karena pembicara serius itu dapat didengar dan disaksikan oleh orang lain. "Lo ngapain di sini?" tanya si cowok sambil menatap Elang horor. Bukannya menjawab, Elang malah mulai menggoyangkan pinggulnya untuk berjoget. Bersamaan dengan itu pula suara yang sama sekali tidak merdu keluar dari bibirnya. Ia bernyanyi salah satu lagu Agnes Monica. "Cinta ini, kadang-kadang tak ada logika, Ilusi sebuah hasrat dalam hati, dan hanya ingin dapat memiliki, dirimu hanya untuk sesaat." Elang bernyanyi dengan tampang konyolnya. Berjoget sambil menunjukkan bokongnya yang meliuk-liuk kepada dua sejoli itu. Hingga amarah mereka nampak tersulut. "Lo jangan ikut campur, pergi sana!" omel si cowok sambil mengibaskan tangannya. Tawa Elang menggelar lagi. Ia berhenti menyayikan lagu tersebut, kemudian mengendikkan bahu tak acuh. "Oke gue bakal pergi, tapi gue peringatkan sama lo ya! Kalo pacaran nggak usah alay deh, sok-sokan mau bunuh diri. Kalo udah niat sekarang aja dong. Ini lantai dua, kan? Gampang banget kalo lo mau terjun." "Bacot lo!" "Yang penting ganteng," jawab Elang santai sambil nyengir, cowok itu memilih untuk berlalu, meninggal pasangan yang menurut Elang alaynya nggak ketulungan itu. "Eh gue kan ganteng, tapi kok masih jomlo? Apa gue lelang aja ya muka gue di pasar loak, siapa tahu ada yang angkut," gumam Elang ngasal, lalu ia menggeleng cepat. "Bodo amatlah, selagi atok dalang belum nembak opah, gue masih ada temannya. Gue percaya sama Allah bahwa jodoh nggak bakal ke mana. Asyiap slurrr." Elang berjalan tanpa tujuan. Ketika ia bertanya pada dirinya sendiri ke mana ia akan pergi, Elang sendiri tidak tahu jawabannya. Niatnya keluar dari kelas hanya ingin menghindar dari serangan sahabat-sahabatnya. Bingung dan kakinya juga agak pegal, Elang berhenti dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia seperti orang yang hilang arah, tidak tahu tujuan, dan tersesat di tempat asing. "Gue kok kayak gembel gini ya?" ujar Elang ngasal. Ia celingukan di tempat, masih ditengah koridor, hingga pendangannya tertuju kepada seorang cewek yang duduk di bangku yang berada di depan kelas. Sebuah buku berada di tangan cewek itu. Entah apa yang ada dipikiran Elang sekarang ini, kakinya tiba-tiba bergerak ke arah cewek tersebut. Detik berikutnya, ia sudah duduk di bangku yang sama dengan cewek yang sedang membaca buku tersebut. Menyerngitkan dahi bingung, Elang menolehkan wajahnya ke samping. Cewek yang berada satu meter disampingnya ini tidak bergerak, seolah keberadaan Elang tidak kasat mata. Cowok itu mendengus, lalu menggeser posisi duduknya agar lebih dekat. Elang masih belum mengetahui tanda-tanda cewek itu sadar akan keberadaannya. Elang jadi sedikit kesal, kepalanya melongok untuk melihat apa yang cewek itu baca. "Baca buku kayaknya lebih menarik ya daripada cogan yang lagi duduk di samping lo ini?" sindir Elang tiba-tiba, membuat cewek disampingnya ini terlonjak kaget dan langsung menoleh ke samping kanan, di mana Elang berada. Buku ditangannya bahkan sudah jatuh karena terlalu terkejut. Elang terkekeh melihat itu sebelum akhirnya tangannya terjulur dan mengambil buku milik cewek yang Elang belum tahu namanya. "Lo ... Lo siapa?" tanya cewek itu gugup seraya menggeser duduknya lebih jauh dari Elang. Tapi, Elang malah ikut menggeser posisinya juga. Membuat cewek itu nampak risi. Bagaimana tidak? Lagi fokus baca buku, tiba-tiba mendapati orang tidak dikenal yang duduk disebelahnya? Tangan Elang menjulur ke hadapan cewek cantik tersebut. "Kenalin gue, cogan paling memesona di sekolah ini. Gue mau kenalan sama lo boleh, kan? Siapa tahu jodoh gitu, cogan ketemu sama cecan hehe ... " Elang menyengir lagi. Tangan Elang masih menggantung di udara, belum dijabat oleh cewek disampingnya. Membuat Elang menyatukan alisnya sembari mengayunkan tangannya, seolah ia memberikan kode agar segera dijabat. "Ayo dong kita kenalan, btw tangan gue pegel nih. Menurut sumber buku yang gue baca, tak kenal maka tak sayang. Nama gue Elang, tapi elo jangan panggil gue Elang, ya? Panggil sayang aja, atau nggak panggil babe, baby, sweetheart. Gimana gimana? Setuju, kan?" "DASAR FUCKBOY!" Cewek itu bangkit dari duduknya dan menggeplak kepala Elang dengan buku tebal yang tadi ia baca. Ia kemudian pergi dan masuk ke dalam kelasnya. "Anjrit, fuckboy matamu hangat!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD