Please Love Me

'Saat dua orang manusia memutuskan untuk menikah, bukankah itu adalah komitmen yang sangat indah. Saat kedua hati yang saling mencintai bersatu dan saling memiliki. Tapi bagaimana jika semua yang terlihat indah adalah sebuah paksaan?' __ Vin Arexshion, pria kurus dengan wajah tampan itu bergegas turun dari mobil Audi berwarna hitam miliknya, pintu mobil ditutup dengan kasar hingga memperdengarkan suara gaduh. Ia kini berada di halaman besar sebuah mansion yang tentu saja dia bangun dengan kerja keras yang dia miliki, wajah tampan itu terlihat dingin, tatapan mata itu tajam, tak ubahnya seperti mata elang yang menatap mangsanya lapar. Tuxedo putih yang sedari tadi terlihat rapi menjadi acak-acakan karena Vin yang membuka paksa dasi sialan yang sedari tadi terus mencekik kerah kemeja miliknya. Dibelakang sana, seorang wanita baru saja keluar dari dalam mobil yang tadi juga tadi ada Vin didalamnya, gaun pengantin itu membuatnya agak sedikit tak bisa berjalan dengan bebas. Wanita itu berjalan perlahan, dia masih terlalu ketakutan dengan sikap Vin beberapa saat lalu.  Setelah resepsi pernikahan mereka berahir disebuah hotel berbintang. Pria dingin itu langsung memutuskan untuk pulang kemansion besar miliknya, saat dalam perjalan kearea parkir, Vin menarik kasar tangannya, tubuh mungil itu bagai terseret. Beberapa kali ia terjatuh, lutut wanita itu tergores dan tentu juga lecet. Vin membuka pintu dan mendorongnya masuk dengan kasar kedalam mobil. Pintu mobil juga beberapa kali dibanting kasar oleh pria itu, saat diperjalanan Vin mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan, sampai membuat dirinya menangis ketakutan. Yah ... itulah kemalangan yang didapatkannya dari pria kasar seperti Vin. Orang yang seharusnya menjaga dan menyayanginya, malah memperlakukannya seperti sampah. Hana Charvillia, tidak! Kini namanya adalah Hana Arexshion. Wanita itu menundukan kepalanya sambil berjalan tertatih. Kakinya masih terlalu sakit untuk berjalan dengan normal. "Apa kau tak bisa berjalan dengan benar? Kau pikir aku mempunyai banyak waktu untuk menunggumu masuk dan menjelaskan semua peraturan yang aku buat untuk dirimu? Kau masih saja terus menjadi orang bodoh dan tak kenal kata malu," cerca Vin pada wanita yang baru saja memasuki ruang tamu mansion besar nan mewah miliknya. "Ma-" perkataan Hana terpotong, Vin mengibaskan tangan, seakan tak ingin mendenngar alasan darinya. Pria itu benar-benar tak peduli, mengabaikannya, dan membuatnya menjadi wanita yang semakin dan semakin menyedihkan. "Maaf? Itu yang ingin kau katakan hah? Aku ingin kau memahami apa yang aku katakan padamu! Dengarkan dan jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini!" Vin menatap tajam Hana, suara bentakannya beberapa saat lalu jelas membuat Hana menunduk dalam, tubuh mungil wanita itu bergentar hebat. Menahan tangis dan juga rasa takut yang mendominasi dirinya. "HANA, TATAP MATAKU SAAT AKU BICARA PADAMU!" bentak Vin sambil mencengkram dagu Hana. Vin menyeringai saat Hana hanya bisa menatapnya, wanita itu ketakutan, dan ia suka. Tak akan ia biarkan Hana mendapat hidup yang layak, wanita sialan itu akan segera ia jadikan sebagai tahanan rumah. Hana yang mendapat perlakuan sedemikian rupa tentu saja takut, ia menangis dalam diam, ia berdoa di dalam hatinya. Hentikan ... hentikan ... hentikan .... "Bagus, kau ketakutan dan kau harus tunduk padaku! Dengar dan pahami ini. Hana, kau memang sah sebagai istriku dimata agama dan hukum. Tapi ingatlah, aku sebagai seorang Vin Arexshion, pemimpin perusahaan properti dan pertambangan terbesar di Korea Selatan tak akan pernah menganggap dirimu sebagai Istri, kau hanya seorang pajangan mahal yang dijodohkan oleh orang tuaku. Dan ingat, cinta tak akan pernah ada didalam hubungan kita. Kau hanya sebagai pemuas nafsuku, dan kau akan menjadi pelampiasan dalam segala hal yang bersangkutan dengan emosiku. Ahhhh ... ya perlu kau tahu! Aku memiliki kekasih, dan tempatmu adalah diruang bawah tanah mansion ini. Kau tak akan bisa keluar dari tempat ini, sampai pada kematianmu. Kau akan hidup dalam kemewahan tapi terpenjara sampai kematianmu. Ingat, didepan keluarga dan masyarakat kau memang istriku. Tapi tidak bagi diriku!" ucap Vin panjang lebar. Pria itu mendorong tubuh Hana, sampai tubuh lemah itu tersungkur dilantai dingin. Isak tangis tak akan pernah berarti dalam hal ini. Kini hidupnya akan terasa semakin berat, dan tentu saja kelam. Hana menarik napas, pernikahan macam apa yang ia jalani? Kenapa terasa sungguh memilukan. Tuhan ... apa Tuhan sedang menghukumnya? 'Saat kau mencintai seseorang, maka kau harus siap dengan sebuah rasa sakit. Kau harus siap menjalani hidup tersulit jika kau memang sangat ingin bersama dengan orang itu. Tapi... apa cinta yang ada dihati orang itu akan ada untukmu? Beralih pada dirimu? Tak akan pernah ada yang tahu, karena mencintai atau dicintai itu adalah hal yang berbeda.'