Tidak pernah terlintas dalam benak seorang Siti Maryam, menjadi wanita ke dua dalam pernikahan seseorang. Terlebih lagi usianya yang baru menginjak dua puluh satu tahun, masih sangat muda untuk dirinya berlabuh ke dalam rumah tangga.
Penyakit yang di derita oleh ibunya, menuntun dirinya bertemu dengan sosok Dea Anastasya. Dea adalah seorang wanita yang sering ia temui ketika berkunjung kerumah sakit. Dea bukanlah petugas medis namun dirinya juga adalah pasien yang selalu rutin melakukan chek up.
Kondisi Umi Aisyah yang tak lain ibunda Maryam saat ini cukup memprihatinkan. Di saat Maryam pontang panting mencari pekerjaan untuk bisa mendapatkan uang pelunasan operasi Ibunya, Dea datang mengulurkan tangan dengan tulus. Tentu saja Maryam sangat berterimakasih, karena bantuan Dea, ibunya bisa menjalani operasi yang sempat tertunda karena terbatasnya kehidupan ekonomi mereka. Penyakit yang di derita oleh Ibu Aisyah itu tidak bisa di cover oleh asuransi kesehatan yang ia miliki.
Maryam berjanji akan bekerja keras untuk melunasi utang-utangnya terhadap Dea. Namun, Dea tidak menginginkannya. Dea malah meminta Maryam menjadi istri suaminya dengan alasan dirinya yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan batin sang suami.
Bagaimana Maryam akan menerima permintaan Dea yang menututnya tidak biasa tersebut?
Haruskah ia mengembalikan uang yang sudah di keluarkan oleh Dea untuk biaya operasi Umminya? Tapi bagaimana mungkin bisa secepat itu? Uang tersebut sudah terpakai habis, sedang dirinya belum mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menggantinya dalam waktu secepatnya.
Apa dan bagaimana jalan hidup yang akan ia tempuh jika dirinya bersedia menjadi istri kedua untuk suami Dea?