BAB 3 PRIA b******k

640 Words
Larisa terbangun dengan tubuh lemas dan perasaan sangat tidak nyaman, bukan hanya kepalanya saja yang kali ini berdenyut-denyut tapi pinggulnya juga seperti kram dan berdenyut perih. Larisa masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang terjadi pada dirinya sampai pelan-pelan otaknya yang pudar mulai fokus kembali. Larisa segera melihat ke sekeliling tempat asing yang dia tahu bukan kamarnya. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di sofa tidak jauh dari ranjang dan sedang menatapnya atau lebih tepatnya sedang menunggunya bangun. Larisa coba mengingat wajahnya yang tidak asing, tampan tapi bukan sesuatu yang dia inginkan. Cuma itu yang terlintas di kepala Larisa yang belum sepenuhnya normal. Nick terlihat duduk di sofa dengan kancing kemeja yang masih terurai, karena dia juga hanya asal memakainya setelah ia merangkak turun dari ranjang. Tadinya dia pikir akan melakukannya dengan cepat dan bisa meninggalkan wanita itu di atas ranjang hotel begitu saja. Tapi ternyata Nick tidak bisa, terlebih setelah dia tahu jika ternyata Larisa masih utuh dan berdarah ketika tadi dia mengoyaknya. Bukannya berhenti, Nick malah ingin terus menyetubuhinya berulang kali sampai pagi. "Apa yang kau lakukan?" tanya Larisa yang baru memeriksa tubuhnya sendiri. "Apa yang kau lakukan padaku?" Larisa mulai panik begitu melihat bercak darah di atas seprai. "Sorry, aku tidak tahu jika kau masih belum pernah." Nick berhenti sebentar untuk menunggu reaksi Larisa karena dia pikir mungkin wanita itu akan segera menangis atau histeris mengingat keperawanannya yang telah dia renggut dengan brengs*k. "Oh, Brengs*k, kau!" Larisa benar-benar menyuarakan pikiran Nicola dan segera meremas selimut di dadanya. Larisa merapatkan pinggulnya yang benar-benar nyeri dan berdenyut tebal. "Jangan khawatir aku memakai pengaman." "Brengs*k terkutuk! apa yang kau lakukan padaku!" Larisa tidak menangis tapi dia mulai meraih apa saja untuk dia lemparkan ke pada Nicola yang tidak menghindar tapi pria itu berdiri mendekatinya dan menangkap tangan Larisa untuk dia tekan lagi ke atas kasur. Nick sendiri juga merasa agak nyeri karena terlalu banyak bercinta, tapi karena mereka sudah terlanjur seperti ini Nick tidak akan masalah. "Aku akan bertanggung jawab," kata Nicola ketika sudah kembali menaungi tubuh Larisa dan menekannya ke atas kasur. "Kau pikir siapa dirimu, kau membuatku jijik!" desis Larisa dengan tatapan keji penuh kebencian. "Singkirkan tangan kotormu dari tubuhku!" Larisa berusaha berontak tapi Nicola tetap menekannya dan malah menciumnya lagi, tapi kali ini Larisa balas menggigitnya, benar-benar mengigit sampai bibir bawah Nicola berdarah dan terasa anyir ketika dia hisap sendiri. "Kau pengecut, Brengs*k!" maki Larisa, "Beraninya kau menyentuhku!" Nick sedang menjerat wanita yang pernah menabraknya mengunakan ferrari, tentu wanita macam itu juga bukan jenis yang akan mengalah begitu saja. "Aku akan menemui Tara dan bertanggung jawab padamu." "Jangan pernah berani menyebut namanya!" kecam Larisa. "Jangan pikir aku tidak tahu tujuanmu, aku yakin kau sedang coba membalasnya, karena kakak laki-lakiku menikahi wanita yang kau cintai!" Nick seketika terdiam karena tuduhan wanita itu memang benar. "Lepaskan aku atau kau ingin aku melaporkanmu atas tindak pemerkosaan!" "Aku memang memperkosamu, tapi aku ingin bertanggung jawab." "Aku tidak butuh tanggung jawab dari pria pengecut sepertimu!" Larisa menyentak pergelangan tangannya yang akhirnya berhasil lolos dan segera mendorong dad*a Nicola. Larisa kembali meringis merasakan nyeri luar biasa hingga bibirnya berdesis lagi "Oh, brengs*k! apa saja yang kau perbuat padaku!" "Biarkan aku membantumu." Nick sungguh-sungguh ingin menolong karena memang tidak tega melihat kondisi Larisa. "Tidak! menyingkir lah!" Larisa kembali melempar bantal pada Nicola yang kembali mendekat. "Pergi dan jangan pernah coba membahas hal ini lagi denganku atau siapapun!" ancam Larisa dengan napas tersengal menahan nyeri. Nick masih berdiri kaku dan menggeleng. "Aku tidak akan meninggalkanmu seperti ini." "Aku tidak membutuhkanmu, Brengs*k!" Larisa meraih bantal lagi dan melempar Nicola. "Pergi atau aku yang akan pergi lebih dulu!" Larisa benar-benar tidak bakal mau mengalah. Nick memungut celana panjangnya, memakai kembali celananya di depan Larisa, bahkan sama sekali tidak bergeming menatap wanita itu ketika mengancingkan kembali kemejanya. Nick juga cuma menyaruk rambut kusutnya dengan jari sebelum kemudian dia pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD