BAB 4 PERTEMUAN PERTAMA

763 Words
BEBERAPA MINGGU SEBLUMNYA Hari ini adalah pernikahan Tara dan Erica, Larisa sudah sangat terlambat untuk menghadiri pernikahan kakak laki-lakinya karena masih harus mengambil hadiah yang akan dia berikan untuk Erica. Jalan menuju ke rumah Tara memang tidak terlalu lebar dan diapit sungai di masing- masing sisinya. Larisa sedang sangat terburu-buru ketika malah ada mobil yang berhenti di badan jalan dengan posisi agak melintang sehingga dirinya tidak bisa lewat. Larisa menekan klakson tapi pemilik mobil itu tidak mendengarnya dan cuma terlihat sibuk sendiri membuka kap mesin dan menendang bemper depan mobilnya. Larisa kembali menekan klakson beberapa kali dengan sangat nyaring karena mulai kesal tapi tidak juga dihiraukan sampai dia membuka kaca jendela dan berteriak. Nick juga sedang tidak perduli jika yang keluar dari mobil merah dengan logo kuda jingkrak itu adalah seorang wanita yang cantik. Nick sedang sangat kesal karena mobil buntut yang dia sewa dari bandara itu tidak mau berjalan. Dari tadi sudah coba dia benahi tapi mesinnya cuma seperti terbatuk-batuk. Nick kesal karena tidak tahu harus menghubungi siapa di tempat antah berantah seperti ini. "Apa kau tidak dengar suara klaksonku dari tadi!" teriak wanita itu ketika menghampirinya dengan langkah kesal. "Apa kau tidak lihat, mobil buntut ini yang tidak mau berjalan." "Aku tidak mau tahu, singkirkan benda itu dari jalan karena aku mau lewat!" "Aku tidak bisa, mesinnya mati. Sebaiknya kau cari saja jalan yang lain!" "Omong kosong!" Larisa semakin luar biasa kesal karena dirinya benar-benar sedang buru-buru dan tidak mau berdebat dengan pria yang kelihatanya bukan orang miskin tapi tidak beradab. Larisa meneliti pakaian Nicola dari ujung kepala sampai ujung kaki, bahkan sempat berpikir jika pria itu sedang tersesat karena berada di kampung seperti ini dengan mobil buntut. "Sudah cepat singkirkan mobil jelekmu itu aku tidak mau tahu!" "Sudah kubilang aku tidak bisa apa kau tidak dengar!" Larisa langsung kembali masuk ke dalam mobilnya dan menghidupkan mesin. Karena Larisa memundurkan mobilnya, Nick pikir wanita itu akhirnya mengalah dan akan pergi. Sampai tiba-tiba mobil merah itu digas maju. Larisa mencengkram Erat kemudinya dan mempersiapkan diri dengan benturan sebelum kemudian menabrak keras mobil di depannya dan mendorongnya sampai terjebur ke sungai. "Oh, Tuhan!" Nick masih syok dan tercengang melihat mobil yang dia sewa dimasukkan ke dalam sungai. "Apa yang kau lakukan!" Nick langsung menghampiri Larisa dan menyambar kunci mobilnya dari kaca pintu yang masih terbuka. Nick hendak balas melempar kunci mobil Larisa ke sungai dan Larisa berteriak. "Kemarikan kunci mobilku!" "Tidak!" tolak Nick dengan tegas. "Aku benar-benar sedang terburu-buru dan sudah sangat terlambat untuk datang ke acara pernikahan!" "Tunggu! apa pernikahan Erica dan Tara?" tebak Nick ketika mengerutkan alisnya. "Ya, memangnya kenapa?" tanya Larisa masih dengan nada luar biasa ketus. "Sepertinya kita memiliki tujuan yang sama." Nick tiba-tiba sudah nyelonong masuk ke dalam mobil Larisa. "Keluar kau dari mobilku!" teriak Larisa dengan histeris. "Kita akan pergi bersama atau kita sama-sama tidak akan ke mana-mana!" Nick kembali mengancam Larisa mengunakan kunci mobilnya tapi kali ini tidak dengan melemparnya ke sungai. Nick malah memasukkan kunci mobil tersebut ke kantong celananya dalam-dalam kemudian mengedikkan alis untuk menantang jika wanita itu berani mengambilnya sendiri dengan merogoh celananya. Tidak ada ruginya bagi Nicola jika celananya digerayangi tangan wanita cantik. Nick tersenyum licik menikmati kemenangannya dan sengaja duduk dengan santai mempersilahkan. Benar-benar pria bejatt. tapi Larisa tidak mau berkomentar dia hanya marah, sangat marah. "Minggir lah, biar aku yang menyetir." Larisa masih tidak bergeming dan kaku mencengkram kemudinya tidak mau mengalah. "Kita benar-benar tidak akan ke mana-mana jika kau keras kepala seperti itu." Nick tahu jika dirinya juga sudah sangat terlambat. Sungguh sebenarnya dia juga tidak akan mau pergi jauh-jauh ke kampung seperti ini jika bukan karena bibi Marisa nya. Nick diminta untuk mengantarkan hadiahnya untuk Erica dan Tara sekaligus mewakilinya karena tidak bisa datang. Karena semuanya serba mendadak, tadi Nick terbang mengunakan jet pribadi dan asal menyewa mobil di bandara. Nyonya Marisa memang tidak tahu jika dirinya dan Erica sedang perang dingin tapi Nick juga tidak bisa menolak permintaan sang bibi. Jadilah Nick pasrah jika nanti akan di usir Erica dan semakin pasrah karena hadiah yang seharusnya ia berikan kepada mereka malah sudah di ceburkan ke sungai oleh wanita bar-bar yang masih bersikeras tidak mau diajak bicara sama sekali di sepanjang jalan. Untung Nick masih ingat dengan baik jalan menuju rumah Tara walaupun dia baru sekali datang ke sana. Begitu mobilnya berhenti, Larisa langsung berlari keluar untuk mencari Tara. Tara juga langsung berdiri begitu melihat Larisa berlari sambil memangilnya. Semua orang ikut melihat kedatangan Larisa yang agak heboh karena kemudian menunjuk Nicola yang menyusul di belakangnya sebagai pria brengs*k. Tanpa bertanya Tara langsung menghampiri Nicola dan menghantam rahangnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD